Saat Nao memberitahu tentang kondisi anak yang menjadi korban dimangsa oleh monster, seluruh ruangan langsung sunyi. Misbel masih belum percaya tentang yang dikatakan Nao. Tanpa pikir panjang, Nao mengeluarkan sesuatu dari tas kecilnya: sebuah ikat rambut dengan motif bunga berwarna orange. "Kamu kenal dengan pengguna ikat rambut seperti ini?" tanya Nao.
"Misbel langsung terkejut. " Kamu dapat itu dari mana?" serunya. Nao menjelaskan, "Dari tubuh anak kecil yang aku ceritakan. Tubuh dia sudah sangat mengenaskan, jadi aku tidak bisa mengidentifikasi dia." Misbel tak percaya, "Kamu bohong kan, ini semua bercanda kan! Itu semua tidak mungkin terjadi kan." Nao memberikan ikat rambut itu ke Misbel, "Maaf tapi itu terjadi, dia sudah tidak ada sekarang."
Melihat ikat rambut itu, Misbel langsung flashback mengingat sesuatu. Pengguna-nya adalah seorang gadis ras beast man berumur 7 tahun kelas rubah. Ikat rambut itu adalah hadiah ulang tahun dari Misbel. "Selamat ulang tahun Ayra!" ucap Misbel memberikan kado kepada Ayra. "Wah! Kakak Misbel ingat dengan ulang tahun aku, terima kasih kak Misbel," kata Ayra.
Misbel membuka kado itu dan Ayra melihat ikat rambut impian dia. "Ini! Ikat rambut yang aku inginkan, kok kak Misbel bisa tahu?"
"Hehe, karena kakak tahu kamu suka sekali dengan bunga makanya aku belikan ini buat kamu," jawab Misbel. Ayra bahagia dan memeluk Misbel. "Kak Misbel memang yang terbaik! Terima kasih kak Misbel." "Baiklah aku pasangin ke kamu sekarang!" kata Misbel sambil memasang ikat rambut tersebut.Ayra bersyukur, "Baiklah! Aku mohon bantuannya."
Ayra adalah salah satu anak panti asuhan yang sangat dekat dengan Misbel, layaknya adik sendiri. Dia disukai anak-anak panti lain karena sifat riang gembiranya. Namun, karena hal itu, dia jadi umpan bagi para the Skull untuk memancing keluar Misbel dari kota. Misbel menangis sambil menggenggam erat ikat rambut tersebut. Syilfie mencoba menenangkan Misbel dengan pelukan. Anna melihat tangan Nao gemetar lalu mengepalkan tangannya. "Maaf atas ketidaknyamanannya karena berita yang aku telat kasih tahu Syilfie," ucap Nao. Syilfie menjawab, "Ini semua bukan salahmu, tuan Nao, jadi jangan merasa terbebani sendiri."
Nao pamit keluar, "Kalau begitu aku pamit dulu keluar, aku ingin beli oleh-oleh sebelum pulang ke desa Spira." "Terima kasih telah membantu aku menyelamatkan teman aku, nanti aku akan membayar semua hutang budi kamu!" kata Syilfie.
"Sama-sama Syilfie, ayo Anna kita keluar," ucap Nao. Anna murung melihat Misbel. "Baiklah ayah," jawab Anna. Nao dan Anna keluar dari kamarnya Misbel. Nao masih menyimpan rasa penyesalan. Anna berhenti berjalan dan mulai berbicara. "Kenapa ayah tidak memberikan informasi yang sepenting itu kepada kita sebelumnya?" tanya Anna dengan serius. Nao memutar balik hadapannya ke Anna, "Aku hanya ingin kalian tidak terlalu memikirkan soal itu. Pasti kalo aku kasih tahu, kalian tidak akan fokus, dan proses penyelamatan terhambat. Jatuhnya aku harus menghargai pengorbanan mereka."
Anna menatap tajam ke Nao, "Kalo boleh jujur, aku tidak suka cara ayah seperti itu. Kamu menyimpan rahasia hanya untuk dirimu, apa ayah tidak memercayai kepada aku?"
Nao terdiam sejenak. "Huh.. Kau benar, kelihatannya aku belum bisa percaya denganmu. Maafkan aku, Anna." Anna masih menatap tajam, "Mulai saat ini aku ingin ayah selalu percayakan semua kepadaku, tanpa kecuali. Mengerti!"
"Iya, aku janji," ucap Nao. "Bagus, kalo begitu aku maafkan ayah," kata Anna. Nao berpikir, "Huh.. Aku tidak menyangka, Anna sudah bisa berpikir dewasa di umur 12 tahun. Kelihatannya beda sekali dengan ku dulu." "Ayo Anna, kita pergi beli oleh-oleh untuk para warga desa Spira," ajak Nao.
"Baiklah! Kita mau pergi kemana?" tanya Anna.
"Ke tempat tuan Snowy dan nona Sera," jawab Nao. "Ok, ayo kita kesana sekarang!" ucap Anna.
Nao mengangguk, "Ayo." Ajak Nao.
Nao dan Anna turun ke lantai 1. Mereka disambut oleh si kembar yang ingin mengajak main bersama Anna, tetapi Anna menolak dengan alasan ada tugas bersama dengan Nao.
"Ayolah Anna, kamu kan sudah janji buat bisa bermain dengan kita," pinta Lala. "Itu benar, kamu sudah janji," sambung Lulu. Anna menjelaskan, "Ya, aku juga tidak bisa meninggalkan tugas aku sekarang sebagai petualang, jadi..." Nao menyela, "Maafkan aku, tapi aku membutuhkan Anna untuk tugas kali ini, jadi, aku harap kalian mengerti." Ucap Nao. Lala menundukkan kepalanya, "Baiklah, aku mengerti." Lulu juga menundukkan kepalanya, "Lulu juga mengerti." Anna meminta maaf, "Maaf ya, Lala dan Lulu." Nao menoleh ke Rion, "Hey, Rion!" Rion baru selesai menyantap sarapan. "Apa?" tanyanya. "Nao meminta bantuan, "Tolong kamu untuk menjaga Misbel bersama dengan Syilfie di kamar Misbel. Kami akan keluar agak sedikit lama jadi kumohon." Rion setuju, "Tanpa kau menyuruh aku juga, aku bakal lakukan. Jadi kalian pergi aja gapapa." Nao berterima kasih, "Aku mohon bantuannya Rion." "Iya! Jeez.." Rion membawa piring kotornya ke dapur. Nao berkata, "Baiklah, Anna, ayo." "Ok ayah!" sahut Anna.
Nao dan Anna keluar dari penginapan Siren dan menuju ke toko Snowy dan Sera. Selama perjalanan, Nao membelikan makanan ringan untuk mereka berdua, dan melihat-lihat semua dagangan di jalan utama. Setelah itu, mereka tiba di toko Snowy dan Sera. "Selamat datang, wah! Akhirnya kamu datang juga tuan petualang. Aku kira kamu tidak akan datang kesini," sambut Snowy.
"Halo tuan Snowy, gimana keadaan kamu?" tanya Nao. "Sangat baik, berkat-mu toko ini berjalan dengan mulus," jawab Snowy. "Baguslah kalo begitu. Aku senang kalian baik-baik saja," ucap Nao. Sera bergabung, "Kita kedatangan tamu? Oh, ternyata kalian. Selamat datang."
"Halo nona Sera, senang bisa ketemu lagi," kata Anna. "Huhuhu, aku juga sama. Senang bisa bertemu denganmu lagi nona Anna," sahut Sera.
Nao memberikan tugas pada Anna, "Anna, aku memberikan mu tugas. Tolong kumpulkan semua yang ada di daftar ini ya." Anna menerima tugas tersebut, "Baiklah akan ku laksanakan." Sera menawarkan bantuan, "Boleh aku bantu, nona Anna?" "Tentu saja, sekalian aku ingin bisa berbicara banyak hal denganmu nona Sera," jawab Anna. "Baiklah, ayo aku bantu cariin semua yang ada di daftar itu," kata Sera. Anna berterima kasih, "Terima kasih banyak."
Anna dan Sera pergi meninggalkan Snowy dan Nao sendiri. Nao mendekati Snowy di depan meja kasir. "Tuan Snowy, aku ingin berbicara sesuatu," ucap Nao. "Tentang kejadian kemarin bukan?" tanya Snowy. "Iya, aku ingin tahu kronologinya saja," jawab Nao. Snowy menjelaskan, "Sangat baik, berkatmu toko ini berjalan dengan mulus."
"Baguslah kalo begitu. Aku senang kalian baik-baik saja," ucap Nao. Sera bergabung, "Kita kedatangan tamu? Oh, ternyata kalian. Selamat datang." Salam Sera. "Halo nona Sera, senang bisa ketemu lagi," kata Anna. "Huhuhu, aku juga sama. Senang bisa bertemu denganmu lagi nona Anna," sahut Sera. Nao memberikan tugas pada Anna, "Anna, aku memberikan mu tugas. Tolong kumpulkan semua yang ada di daftar ini ya."
Anna menerima tugas tersebut, "Baiklah akan ku laksanakan." Sera menawarkan bantuan, "Boleh aku bantu, nona Anna?" Ucap Sera. "Tentu saja, sekalian aku ingin bisa berbicara banyak hal denganmu nona Sera," jawab Anna. "Baiklah, ayo aku bantu cariin semua yang ada di daftar itu," kata Sera. Anna berterima kasih, "Terima kasih banyak." Anna dan Sera pergi meninggalkan Snowy dan Nao sendiri. Nao mendekati Snowy di depan meja kasir. "Tuan Snowy, aku ingin berbicara sesuatu," ucap Nao. "Tentang kejadian kemarin bukan?" tanya Snowy. "Iya, aku ingin tahu kronologinya saja," jawab Nao.
Snowy menjelaskan, "Baiklah ini cerita agak panjang jadi aku hanya ingin memperjelas aja. Kamu sudah tahu bahwa sang birawati terkenal itu menghilang berserta dengan anak-anak panti ya kan?" "Kalo soal itu aku diberitahu oleh teman-nya yang memberikan aku quest untuk membantu dia," kata Nao. "Begitu ya, ok aku lanjut. Setelah sang birawati itu menghilang, seluruh penduduk kota Elana merasa sangat panik, lalu mereka meminta kepada gubernur kota untuk mencari sang birawati itu, tetapi sang gubernur tidak bisa menanggapi itu," jelas Snowy. "Kenapa emang?" tanya Nao. "Aku kurang paham tapi menurutku mungkin dia tidak mau ikut campur urusan seperti itu jadi dia tidak ingin terjerumus hal yang menurut dia tidak penting," jawab Snowy. Nao bertanya lagi, "Lalu tentang orang-orang yang menghilang?"
"Kalo soal itu, mereka semua dari orang-orang dari pedagang ternama untuk dijadikan tumbal persembahan yang aku dengar dari pengikut mereka," ucap Snowy. Nao menyimpulkan, "Persembahan? Ternyata masih ada orang yang membuat kultus aneh-aneh zaman sekarang."
"Yah, aku sendiri tidak mengerti ada saja orang yang mengikuti dan mempercayai orang stress seperti itu. Tapi untungnya aku dan istriku masih selamat berkat kamu tuan petualang," kata Snowy.
Nao bertanya lagi, "Kalo boleh tahu, apa kalian pernah mencoba memanggil petualang untuk menyelamatkan birawati dan orang-orang yang hilang?"
"Kalo memanggil petualang, aku yang memberikan saran itu ke pendeta, lalu pendeta itu setuju lalu dia menulis quest itu ke guild petualang," jelas Snowy. "Lalu ada yang mengambil quest tersebut?" tanya Nao.
"Iya, sekelompok petualang terdiri dari 1 warrior, 1 penyihir, 1 healer, 1 ranger. Tapi mereka tidak pernah balik-balik dari tempat tersebut, aku tidak tahu kondisi mereka sekarang," ucap Snowy.
Nao memberi informasi, "Soal itu aku menemukan mereka disana." Kata Nao. "Bagaimana keadaan mereka?" tanya Snowy.
Nao terdiam sejenak, "Oh, aku tahu maksudmu. Sungguh malang sekali mereka," ucap Snowy.
"Aku menemukan mereka di kandang Giant Rat bersamaan dengan tempat istrimu ditahan," ungkap Nao. "Ya ampun, benar-benar orang psikopat," kata Snowy. "Kalau kamu, tuan Snowy, gimana kamu dan istri bisa ditangkap oleh mereka?" tanya Nao. "Kalo soal kita, kita langsung didatengin langsung oleh kelompok mereka dan pemimpin mereka," jelas Snowy. "Didatengin langsung?" tanya Nao. "Iya, dia bilang karena kita yang memanggil para petualang, jadi kita langsung ditarik paksa oleh mereka," jawab Snowy. "Tidak ada warga sekitar yang membantu kalian?" tanya Nao.
"Tidak, mereka tidak berani untuk ikut campur karena takut mereka terluka oleh mereka kalo ada yang menolong kita," ujar Snowy. "Begitu ya. Sungguh kelompok itu sangat menyusahkan sekali," kata Nao. "Hey, daripada kita ngobrol hal yang tidak enak, mending kita ngobrol hal yang santai aja gimana?" usul Snowy. "Iya, maaf telah membawa hal yang tidak enak kepadamu," ucap Nao. "Tidak apa-apa. Ngomong-ngomong, aku lihat armor kamu beberapa sudah ada yang penyok. Keliatan-nya kamu harus pergi ke pandai besi buat betulin armor mu," saran Snowy.
"Tidak perlu, aku biasanya ke pandai besi di desa tempatku tinggal sekarang bersama dengan putriku," kata Nao. "Soal putrimu, apa dia benar keliatan beda sekali dengan mu?" tanya Snowy.
"Ah, iya, dia adalah gadis yang aku selamatkan dari Crazy Bear dan para bandit yang ingin menjual dia ke perbudakan," ungkap Nao.
"Malang sekali, tetapi dia beruntung bisa bersama mu layaknya sosok ayah sejati," kata Snowy.
"Aku masih jauh dari kata sejati, aku masih banyak belajar untuk mengurus anak," ungkap Nao.
"Hey, kalo anakku sudah lahir, boleh aku bagi tips untuk menjadi ayah yang hebat dari mu boleh tidak?" tanya Snowy. "Paling aku tidak banyak bisa memberikan saran, tapi yang aku tahu itu, menjadi lah yang terbaik buat keluargamu," jawab Nao.
"Iya, tentu saja aku melakukan sebaik mungkin untuk keluargaku," kata Snowy. "Anna!" seru Nao sambil melihat Anna yang berlari membawa barang yang disuruhnya. "Aku telah selesai melakukannya, ayah!" kata Anna. "Kerja bagus, Anna," puji Nao sambil mengelus kepala Anna.
"Huhuhu, kamu selalu bersemangat sekali, nona Anna. Kalo anak aku sudah lahir, tolong ajak bermain bersamanya ya," pinta Sera. "Tentu saja, semoga bisa lahir dengan sehat ya," ucap Anna.
"Terima kasih, nona Anna," ujar Sera.
Akhirnya, Nao dan Anna berpamitan dengan Snowy dan Sera. Mereka pulang membawa souvenir untuk warga desa Spira. Namun, masih ada misteri yang mengganjal pikiran Nao tentang motif kelompok the Skull dan apa itu Curse Magic. Tetapi apapun itu, Nao pasti akan menemukan jawaban selama dia bertekad untuk melindungi orang-orang terdekatnya.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments