Calon Adik Ipar Ku Menjadi Suami Ku
Siang itu, seorang wanita yang berparas cantik dengan perawakan mungil tengah duduk sambil memegang handphone nya. sedari tadi ia sedang menunggu telepon dari seseorang yang merupakan tunangan nya yang akan pulang hari ini dari luar negeri setelah selesai melakukan pekerjaan nya.
"Mana sih mas Taufik, kok belum nelpon juga?, apa gak jadi pulang ya?", gumamnya sambil sesekali melihat jam yang ada di pergelangan tangannya .Setelah menunggu selama lebih dari satu jam ia pun memutuskan kembali kerumahnya.
Setelah sampai di rumah, sang wanita pun merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya. sambil menatap langit langit kamar ia pun memegang dadanya sambil berkata
"kenapa perasaanku gak enak ya?, semoga mas Taufik baik baik saja", lirihnya
Setelah berkata demikian, tidak lama handphone nya pun berbunyi drtttt drttttr
"siapa sih yang telpon?", tanyanya sambil mengambil handphone dan melihat siapa yang menelpon.
"Mama Nisa", gumamnya .mama Nisa adalah calon ibu mertua nya. setelah mengetahui siapa yang menelpon, ia pun mengangkat nya
"halo ma", jawab ku
"Halo Arumi, kamu ada di mana nak?", tanya nya serak ,seperti sedang menangis. yahhhh wanita yang sedari tadi menunggu kepulangan sang tunangan adalah Arumi
"Arumi ada di rumah ma, baru aja pulang. ma, apa mas Taufik gak jadi pulang ya ma?", Tanyaku pada mama Nisa.
"Nak, Ta-taufik Taufik dia mengalami kecelakaan saat perjalan pulang, sekarang dia sedang ada di rumah sakit", ucap nya sambil terbata dan menahan tangis
"Apa????," ucapku sambil setengah berteriak karena terlalu shock
"ma ,mama gak bercanda kan ma?, mama gak serius kan, ini gak lucu ma," ucapku karena masih mengira mama Nisa tidak serius dengan ucapannya
"mama bahkan berharap ini hanya mimpi nak. Tapi itulah yang terjadi, pihak rumah sakit baru saja mengabari dan sekarang mama sedang menuju ke rumah sakit bersama papa", jawab nya sambil terus terisak.
"Baiklah ma, Arumi akan segera menyusul. mama tolong kirimkan alamat rumah sakitnya ya ma," kataku sambil menahan tangis
"aku masih berharap semua ini hanya mimpi. dua tahun kami bertunangan, dan sekarang hanya menunggu beberapa hari lagi tiba hari pernikahan kami, kenapa keadaan nya jadi seperti ini", tanpa bisa ku cegah air mata ku terus mengalir
" aku hanya bisa berharap, semoga mas Taufik baik baik saja, setidaknya keadaannya tidak terlalu parah," doaku dalam hati.
Setelah sampai di rumah sakit, aku melihat mama Nisa sedang duduk sambil menangis di pelukan suaminya, calon papa mertua ku. dengan tergesa Lalu ku hampiri keduanya . setelah melihat kedatangan ku, papa Candra pun melepas pelukannya pada sang istri.
"Ma, pa, bagaimana keadaan mas Taufik?", Tanyaku sambil menangis. lalu ku peluk mama Nisa agar kami bisa saling menguatkan.
"Kami belum tahu nak, dokter yang menangani belum keluar sedari tadi," jawab mama Nisa
"Kita doakan saja semoga Taufik baik baik saja," ucap papa Candra.
Setelah hening beberapa saat, hingga mama Nisa pun berkata
"pa apa papa sudah mengabari Hisyam tentang keadaan kakak nya?", tanya mama Nisa
"Sudah ma , dia sedang dalam perjalanan menuju kemari", jawab papa Candra .
Ya, calon mertua ku mempunyai dua putra, tetapi putra bungsu mereka tinggal di luar negeri, sedangkan calon suami ku tinggal bersama orang tua nya.
tidak lama kemudian sang dokter pun keluar, lalu kami pun menghampirinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments