Teratai 2
Di sisi Lain Yangmi yang sedang mendaki untuk sampai di tempat upacara pengorbanan.
“kenapa kau lama sekali.” Ucap LongJiang menyerahkan baju kepada Yangmi.
“maaf tadi ada kendala sedikit.” Ucap Yangmi menerima pakaian yang dia bawakan Longjiang.
“hati hati, saya mengambil di tempat cucian jangan kau merusaknya.” Longjiang memperingatkan Yangmi untuk hati – hati.
“iya iya saya tau.” Yangmi kemudian menganti pakaiannya dan ikut dalam barisan.
“upacara ini kita adakan setiap lima tahun sekali untuk menghormati leluhur kita dan juga sebagai pelatihan terhadap apa yang kalian pelajari selama ini.” Ucap kepala Perguruan kepada para muridnya. “dan juga kita akan melakukan perburuan untuk ritual pengorbanan yang selalu kita adakan setiap lima tahunnya.”
“semoga perguruan Ming selalu makmur dan di berkati.” Ucap semuanya bersama berdoa untuk kemakmuran negeri Ming.
Di sisi lain di tingkat terbawah perguruan Ming ada pelayan yang tugasnya melakukan pekerjaan kasar untuk melayani para tingkat di atasnya.
“kamu harus melakukannya dengan baik.” Ucap Yuhen kepala dari Tingkat bawah. “ingat kita di sini sebagai pekerja yang tinggal di perguruan Ming. Jadi kalian jangan sampai melakukan kesalahan.”
“di mana Yangmi?” tanya paman Yuhen.
“tidak tau paman.” Jawab beberapa orang.
“apa dia kabur lagi?” tanya Yuhen. Mencari Yangmi.
Di tempat upacara pengorbanan, kepala perguruan mulai melakukan ritual pengorbanan bersama Huang ming. Sambil membacakan matra kemudian tungku naga mengeluarkan bara api yang besar menandakan bahwa persembahan telah di mulai.
“persembahan telah di terima, kalian sekarang adalah tiang dari negri ini dan perguruan Ming hanyalah wadah belajar untuk kalian. Tidak memandang siapa, dan dari mana kalian berada. Kita akan memberi hak yang sama kepada kalian entah kalian dari negri Hua, negri Li negri wang , negri Re dan juga negri Leng kita semua sama tidak ada perbedaan diantara kita sama sama akan membuat negri ini lebih baik menghindari perang dan memakmurkan rakyat.” Ucap kepala Perguruan Ming.
“apa yang sama rata, mereka tetap memandang rendah kita. Tingkat bawah perguruan Ming.” Gerutu Yangmi yang mendengar kutbah kepala perguruan Ming.
“suuuust.” Longjiang menenagkan Yangmi yang sepertinya sedikit marah dengan ucapan bohong ketua perguruan Ming.
“kalian. Ayo ayo pergi ayo.” Paman Yuhen menangkap Yangmi dan Longjing yang berada di tempat upacara pengorbanan. Sambil menjewek telinga keduanya membawa kembali ke rumah.
“sakit sakit sakit.” Keluah Yangmi memegangi telinganya.
“ha sudah tau sakit.” Ucap paman Yuhen.
“kamu turun,” ucap paman Yuhen meminta Yangmi segera turun dari pohon. Namun Yangmi tidak menghiraukan dan hanya duduk di dahan pohon. “cepat turun aku akan mematahkan kakimu? Apa kau di izinkan pergi ke upacara itu ha? Bagaiaman bisa kau kesana?” paman yuhen marah kepada Yangmi. “kalau kau tidak segera turun aku akan menghukum Longjiang.”
“baik baik saya turun, jangan hukum dia.” Yangmi kemudian turun dari pohon sambil menundukkan kepalanya berjalan mendekai paman yuhen. Paman Yuhen kemudian memukul Yangmi dengan tongkatnya.
Yang mi kemudian berlari.
“kemari aku berikan kamu tugas untuk pergi ke pasar.” Uacap paman yuhen merayu Yangmi yang menjauh.
Yangmi kemudian mendekat kembali untuk mendengar perintah paman yuhen.
“awas saja, lain kali aku tidak akan mengampunimu. Lain kali aku akan benar benar memukul bokongmu.” Ucap paman yuhen sambil menyerahkan plat untuk pergi ke pasar mengambil angur.
Di sis lain kepala perguruan Ming dan putranya berjalan bersama di kegelapan malam yang di sinari cahaya rembulan redup menuju ruangan kepala perguruan Ming.
“Huang, apa dalam perjalan kamu tidak mendengar berita?” tanya kepala perguruan kepada Huangming.
“berita apa ayah? di perjalanan saya tidak mendengarkan apapun?” jawab Huangming tidak tau apa yang di maksdu oleh ayahnya.
“negri Li sedang terjadi pemberontakan.” Ucap ketua perguruan ming.
“apa?”
Di negri Li negri diantara lima negri sodara. Raja Li yang sedang berada di atas ranjang karena sakit memangil putranya untuk datang ke kamarnya.
“apa kau sudah melakukan apa yang aku perintah?” tanya Raja Li kepada pangeran Liang putra pertama dari raja Li.
“sudah ayah handa bakkan jika mentri Qin hendak kabur dan memberontak dia tidak akan bisa.” Ucap Liang yakin kepada persiapannya.
Di sisi Lain mentri Qin mendengar percakapan raja Li dan putra makhota melewati cela cela yang sudah di pasang dengan kekuatan pendengar jarak jauh oleh menteri Qin.
Sedang mentri Qin yang sudah sipa dengan prajuridnya yang hendak melakukan pemberontakan kepada kerajan Li sudah menurunkan perintah untuk segera menyerang istana negri Li.
“setelah ini negri Li akan menjadi milikku seutuhnya.” Ucap Mentri Qin kepada bawahannya. Para prajuridnya sudah dia kerahkan untuk menyerang kerajaan Li.
“ayah ini?” tanya Huangming melihat isi surat dari kerajaan putra makhkota negri Li. “apa yang harus kita lakukan? Apa kita hanya diam saja melihat pemberontakan ini?”
“kita hanya perguruan pesilatan kita tidak ikut serta dalam perebutan kekuasaan wilayah,.” Jawab kepala perguruan ming. “kita juga tidak tau siapa yang akan menang. Lebih baik kita menunggu dan mengikuti arusnya.”
“tapi?”
“kau lebih baik focus ke perburuan dan menjadi juara pertama agar perguruan kita tidak di pandang rendah oleh perguruan lain.” Ucap kepala perguruan menasehati putranya.
“baik ayah.” Huangming menuruti perkataan ayahnya.
Di negri kerajaan Li dalam semalam semuanya berada di dalam genggaman mentri Qin dalam semalam mentri Qin sudah berada di depan raja Li yang sudah tidak berdaya.
“ha ha ha. Lihat tidak ada yang bisa mengalahkanku.” Ucap Mentri Qin dengan kesmobongannya.
“ha ha ha. Kau mungkin mudah membunuhku namun ketika keturuan Li habis maka negri Li juga akan ikut hilang bersama hilangnya keturuan Li.” Ucap Raja Li.
“apa maksudmu?” tanya mentri Qin.
“kau mungkin hanya tau keluarga Li mampu mengendalikan air, namun kau tidak tau sejarah mengapa negri Li hanya bisa di pimpin oleh keluarga Li. Karena ayah handa telah membagi wilayah ini untuk kami. Dan jika pengendali air kami musnah maka negri Li juga akan musnah.” Jelas Raja Li sambil tertawa menertawakan kebodohan mentri Li.
“tidak mungkin?” ucap mentri Qin. “kenapa kau baru mengatakan itu?”
“karena itu adalah rahasia kerajaan Li.” Ucap raja Li sambil batuk karena tubuhnya sudah mulai lemah.
Di siang hari Yangmi yang sedang memacu kereta kuda yang berisi angur dari pasar untuk membawa kembali ke perguruan. Dia menabrak seorang pemuda hinga pigsan dan membuat kereta kudanya jatuh sehingga anggur yang dia muat tumpah pecah semuanya.
“kamu tidak apa apa?” tanya Yangmi berusaha membangunkan pemuda yang dia tambraknya.
“tolong ada yang mau membunuhku tolong.” Ucap pemuda itu meminta tolong kepada Yangmi.
Benar tak lama ada segerombolan orang berkuda yang mengejar pria tersebut. Yangmi menarik pemuda tersebut ke semak – semak dan menutupinya dengan kain penutup kereta milikanya.
Setelah dia rasa cukup aman, dia membantu pemuda itu dan membopongnya untuk berjalan bersamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments