bab 19

Albert yang baru saja menutup telepon Rey melihat sekelilingnya kosong, salsa perempuan yang membuatnya merasakan puber kedua hilang tanpa jejak, bahkan Albert tidak menyadarinya sama sekali.

"sial.. ini gara-gara si Rey" kesal Ansel dalam hati mengumpati Rey yang di anggap sebagai akar dari hilangnya Salsa dari ruangannya.

.

Di bandara Rey dan Andre masih setia menunggu pesawat yang akan membawa mereka ke Thailand dan Singapura.

"Dre, kok perasaan gue gak enak ya?"keluh Rey memegang tengkuknya yang rasanya seperti ketindihan.

Andre dengan santainya menikmati alunan musik di earphonenya yang terdengar di telinga kanan dan kiri secara berirama, tidak mendengar keluh kesah dari Rey.

Rey yang merasa tidak di perhatikan Andrew memicingkan matanya kesal karena Andre sibuk dengan dunianya sendiri tanpa ingin di ganggu gugat.

kurang lebih 15 menit akhirnya Rey dan Andre berangkat ke Thailand dan Singapore.

"Rey, kok Lo main tinggal aja sih" Andre berlari kecil karena tiba-tiba melihat Rey pergi tanpa mengajaknya Alias memberitahunya kalau pesawat sudah ready untuk terbang.

Rey yang masih ngambek hanya diam dan membawa barang bawaannya pergi menghiraukan Andre.

.

.

.

Di tempatnya yang berbeda setelah kepergian salsa, ruangan Albert menjadi sunyi kembali. Albert merasa kalau adanya salsa sangat mengubah diri dan sekitarnya.

Albert yang masih berkutat dengan dokumen, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB.

Albert ingat kalau kedua putranya di ruangan Rey. Albert pergi keruangan Rey untuk melihat apakah kedua putranya masih disana atau sudah pulang.

Saat perjalanan menuju keruangan Rey di tengah jalan Albert berpapasan dengan Ria sekretaris nya selain Andre dan Rey.

"eh pak Al mau kemana?" tanya Tia dengan senyum manis.

"mau keruang Rey" jawab Albert

"ohh.. Tapi pak Rey tadi katanya mau ke Singapura pak" Ria mencoba memulai obrolan dengan Albert.

"iya saya tahu, cuma pengen keruangan nya aja" Albert masih menjawab dengan mode sekenanya.

Ria yang mendengar jawaban dari boss calon suaminya itu (harapan Ria) masih memasang muka kemanisan, kesenyuman dan kesencatikan yang terkesan di buat-buat.

"mau saya temenin apa gimana pak?" salsa sedikit berani mengatakan pertanyaan itu.

"gak usah ,mending beresin meja depan dan atur jadwal saya selama Andre dan Rey Dinas di luar, saya pergi dulu" Albert tanpa berbasa basi meninggalkan Ria yang sangat bete karena lagi dan lagi Ria harus di cuekin Albert.

.

Tiba di ruangan Rey , Albert membuka pintu secara perlahan, saat Albert merasa pintu tidak terkunci membuat Albert yakin kalau kedua putranya masih di dalam.

perlahan Albert memasuki ruangan Rey,dan Albert melihat 2 orang remaja tidur di dua sofa yang berbeda, dengan badan meringkuk menyesuaikan bentuk sofa. Albert yang melihat hal itu tersenyum senang.

Saat Albert ingin membangunkan Alvin dan Ansel tak sengaja Albert melihat tulisan rapi di nakas dan di tindih dengan gelas air minum.

Karena penasaran Albert mengambil kertas itu dan membaca isinya.....

"assalamualaikum Abang Alvin sama Adek Ansel...

Abang sama adek maafin bunda ya.. Bunda ijin pulang dulu soalnya udah kesorean... Bunda takut nanti di cariin orang Rumah... Oh ya biasanya kan habis tidur pengen minum, bunda udah siapin dua air putih untuk kalian, tadi bunda ada sedikit cemilan di makan ya, soalnya kalau bangun tidur bawaannya pengen makan , terus bunda juga ada 2 susu UHT putih kesukaan kalian.. Bunda taruh di plastik merah kecil di bawah meja ya.... Bunda pamit pulang dulu.. Bye anak - Anak bunda... Besok jangan lupa sekolah.. jangan telat masuk, jangan telat makan dan jangan sering-sering adu argumen alias bertengkar satu Sama lain maupun sama papah kalian...

okehhhh

bunda pulang duluuuuuuu

wassalamu'alaikum 😍😍

.........

Albert membaca kata demi kata merasa lucu dengan tingkah salsa, Albert kaget ternyata kedua putranya memanggil salsa dengan kata "bunda", ada sedikit rasa cemburu Andre karena merasa tertinggal satu langkah dari kedua putranya.

.

Albert yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri, tak tahu kalau Ansel dan Alvin sudah bangun dan heran melihat papahnya senyum-senyum sendiri dengan kertas di tangannya. Karena Ansel kepo dengan kerta itu , Ansel menghampiri Albert tanpa Albert ketahui.

Ansel di belakang Albert tak sengaja membaca kata demi kata yang tertulis di kertas tersebut.

Melihat tulisa itu Ansel langsung merebut kertas itu dan membuat Albert kaget karena kertas yang berisi tulisan salsa di bawa Ansel

"Ansel kembalikan kertas itu" Albert memandang Ansel dengan tajam.

"gak ini kan surat buat adek sama Abang, papah gak sopan" ujar Ansel.

Mendengar suara berisik dua orang beda generasi membuat Alvin yang nyawanya belum terkumpul hanya melihat dua orang itu dengan tatapan malas.

"ansellll" suara keras Albert memanggil ansel

"gak" kekeh Ansel menyimpan surat dari salsa.

Alvin melihat perdebatan mereka membuatnya juga ikut ingin tahu mengenai kertas apa yang di membuat mereka berdua menjadi adu argumen.

"apa sih dek?kertas apa? " tanya Alvin dengan malas.

"itu bang, Bund eh maksudnya dokter salsa ngasih surat ke kita berdua eh malah mau di ambil papah," adu Ansel kepada Alvin.

"surat?"

"iya bang, nanti Ansel kasih tahu isi suratnya sama Abang, tapi Abang buat papah pergi dulu, nanti di rumah kita baca bareng-bareng "ujar ansel.

Mendengar usulan Ansel , Alvin langsung mengusir Albert dan berjalan keluar kantor Albert menuju kerumahnya, sebenarnya mereka ingin cepat-cepat pulang dan melihat isi dari surat dari bundanya itu.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***