PBMM 4

Mellan terperangah mendengar titah Ellard Myles barusan. Dirinya dipaksa melucuti seluruh pakaiannya tanpa terkecuali.

"Kau kira aku akan memakai mu?" Ellard tertawa meremehkan seolah-olah tubuh Mellan takkan pernah membuatnya berliur.

"La-lalu?"

Mellan menoleh ke kanan. Di sana dua orang wanita mendekat, seragamnya sama hitam tapi berbeda model dengan yang anggota pria kenakan, jelas wanita lebih terbuka dan seksi.

"Kami harus memastikan bahwa kau bukan penyusup, Nona."

Wanita bertindik bibir itu menyekap kedua tangan Mellan. Dan wanita lainnya yang menggunting satu persatu pakaian compang camping milik Mellan.

Mellan bahkan sempat beranggapan, bahwa wanita itu ingin membunuhnya dengan benda tajam itu. Jantungnya bekerja keras semenjak berada di lingkungan ini.

Mellan tak menyangka jika kaburnya dari majikan mesumnya akan berakhir di sini, di kediaman rahasia ketua Ett-mörker yang keterkenalannya sering terdengar telinganya.

Mellan kira ketua Ett-mörker laki-laki tua bangka yang jelek dan gendut. Namun, ternyata sangat tampan meski begitu kejam.

Atasan Mellan tertanggal, tersisa bra yang juga segera dihempaskan. Mellan berharap tidak sampai ke CD, dan harapannya ditolak seketika karena Ellard harus memastikan tidak ada tato bunga tulip di kulit gadis itu.

Ellard mulai menelan ludah. Sedari awal gadis itu terlihat menggoda, tapi tak disangka jika milik pribadinya yang diklaim sangat setia pada Carolline, akan terbangun dari hibernasi panjangnya hanya karena melihat lekuk tubuh gadis sanderanya.

"Tidak ada Tuan Myles." Wanita bertindik di bibir itu bersuara setelah menyisir inci demi inci tubuh Mellan dengan seksama.

"Hmm!" Ellard berpaling setelah cukup lama menatap tubuh Mellan tanpa kedip. Tangan pria itu memberikan kode agar Mellan diberi handuk segera.

"Apa kalian tidak berniat memberikan ku pakaian?" tanya Mellan heran. Ini negara bersuhu rendah, dan dia hanya diberikan handuk saja.

Dua wanita itu keluar tanpa membalas pertanyaan Mellan. Di meja sofa sana Ellard menyodorkan paper bag yang agaknya berisi pakaian baru.

Mellan mendekat pelan, lalu meraih paper bag pemberian Ellard. "Terima kasih," ucapnya.

Entahlah, meski sangat angkuh dan terlihat berdarah dingin Mellan tak takut berdekatan dengan pria setampan Ellard.

"Pakai bajumu. Lalu... Kau harus bicara dengan Edgar. Dia akan beritahu apa tugas tugas mu di sini." Ellard bangkit dan Mellan berceletuk.

"Jadi kapan aku dibebaskan?" Hal yang cukup fatal bagi Ellard hingga pria itu menghunus moncong pistolnya pada dada berisi Mellan.

Mata Ellard melirik kecil ke arah dada padat gadis itu. Dia usap-usap bahkan diputar-putar dengan ujung pistolnya. "Di sini letak jantung mu bukan?"

"J-jangan marah a-aku hanya bertanya."

"Hanya ada dua tempat mu. Kau akan tetap di sini, atau di surga!"

Gerakan tak senonoh itu membuat Mellan reflek mempertahankan handuknya dengan kedua tangan. "Tapi aku juga punya keluarga. Mereka pasti mencemaskan aku, Tuan."

Klekkk...

Mellan menganga dan sontak mengangkat kedua tangannya mendengar suara tarikan pelatuk Ellard. Handuknya turun dan Mellan harus ikhlas tubuhnya di tatap pria itu dari atas hingga bawah.

"Pakai pakaian mu!" Lagi-lagi setelah cukup lama menatapnya tanpa berkedip Ellard pergi dengan dinginnya.

Mellan membuang napas, Ellard membuatnya kicep di bawah todongan pistol, mudah sekali pria itu keluar ruangan. "Ada apa dengannya? Dia pikir aku ini miliknya apa?"

Lagi, Mellan mendengus. "Tahu begini aku layani saja tua bangka kemarin daripada harus..." Mellan lantas menggeleng.

Tidak, Mellan pikir melayani tua bangka juga bukan ide yang bagus. "Justru tidur dengan pria seksi seperti Tuan Myles lebih baik daripada tua bangka kan?" gumamnya kembali.

Ah... Kenapa otak Mellan menjadi kacau sekarang. Hanya karena yang menyandera dirinya pria tampan dia berharap bernasib sama seperti Laura di film 365 days.

Mellan mengenakan pakaiannya. Kemudian dibawa ke suatu tempat, di mana Edgar yang sedang menangani trauma Casey duduk elegan.

Dari sini Mellan mulai tahu alasan kenapa Casey memanggil dirinya mommy. Casey mencium aroma yang sama dan mendengar suara yang sama dengan ibunya dari Mellan.

Edgar meminta bantuan Mellan agar mau bekerja sama untuk menyembuhkan trauma Casey, atau dalam dua bulan ke depan dirinya akan dieksekusi mati oleh Ellard.

Awalnya Mellan tentu menolak, namun ketika Edgar memberitahu kekejaman Ellard. Mellan sendiri merasa ciut untuk menolaknya.

Semua yang berurusan dengan Ellard Myles akan berakhir sama. Diberikan reward atau dikirim ke neraka dengan peluru.

Mellan sudah mengenakan gaun pilihan Ellard, cukup cantik karena kulit dan bentuk tubuh Mellan sama seperti istri Ellard yang entah di mana. Ellard seolah hapal pada tipe gaun dan warna yang cocok untuknya.

Gadis itu keluar untuk ikut makan malam bersama dengan Ellard dan Casey seperti keluarga yang bahagia.

Mellan tersenyum melihat Casey yang sangat lucu dan manis, tapi saat matanya terarah pada Ellard, gambaran malaikat pencabut nyawa seketika tampak di sana.

Saat Mellan ingin memilih duduk di ujung, Ellard menatapnya lebih tajam seolah kursi itu salah untuk diduduki. Mellan akhirnya memilih kursi yang dekat dengan Ellard dan Casey, di tengah kedua makhluk tampan itu.

Kembali, Ellard menempelkan bibirnya pada telinga Mellan. "Kau sudah tahu tugas mu di sini hmm?" bisiknya bersuara parau.

Di bawah hunusan pistol Mellan mengangguk dengan cepat. "Bagus, bertugas menjadi istri ku tanpa menggoda ku. Mengerti?"

Mellan kembali mengangguk. Jangan ditanya bagaimana kondisi jantung Mellan yang terus berolahraga.

Selain meremang pada sentuhan sentuhan tidak sopan Ellard, dia merasa ajalnya sudah sangat dekat karena terus ditodong senjata.

-Kenapa harus menggoda, kau bahkan sudah seenaknya menyentuh dan melucuti pakaian ku..

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***