Cinta Yang Nyata

Cinta Yang Nyata

Bab 1

“Terima kasih “

Sisi menggenggam kedua tangannya dan tersenyum lebar memandang semua orang di sekelilingnya.

“Mulai hari ini kamu sudah bisa bekerja” Hana selaku manager perusahaan tersebut mengakhiri perkenalan Sisi dengan para rekan kerjanya.

“Baik, terima kasih Bu Hana” Sisi menuju mejanya.

Ekspresi Sisi sangat bersyukur dan tersemangati oleh sambutan semua rekan kerjanya yang terlihat ramah. Sisi mengamati meja kerjanya, komputer, mesin printer dan telepon di meja. Senyumnya begitu merekah saat mendapati dirinya telah bekerja di perusahaan retail yang cukup besar dan memiliki penghasilan yang lumayan untuk sosok pemula sepertinya.

“Hai gue Riana “seorang gadis cantik membuyarkan lamunanya, Sisi menoleh ke sebelah mejanya dan mengulurkan tangan “Hai gue Sisi”

“Selamat bergabung ya”.Riana tersenyum lebar sambil menjabat tangan Sisi

Tak lama setelah itu seseorang menghampiri mereka dengan membawa kopi di tangannya “haiii Semuaaaaa?” sapanya dengan penuh keceriaan.

“Gue Sisi anak baru dikantor ini” Sisi mengulurkan tangannya untuk berkenalan. .

Sosok itu mengulurkan tangan berjabatan “gue Luna meja gue di sini” kata Luna sambil menunjuk mejanya riang. Sisi dan Rianapun tersenyum hangat mengiyakan perkenalan mereka.

“Gue bawain kopi sebagai perkenalan, gue ga tau kesukaan lo, tapi cappucino is good taste lah ya” kata Luna dengan senyum yang tulus.

Sisi menerima kopinya dengan perasaan tersentuh “Thanks Luna”

“Yup, sepertinya setiap pagi gue harus bawa 4 kopi hehhehe” dia terkekeh

Mata elang Riana memandang Luna dengan cengengesan “eh masukin Sisi ke grup Whatsapp, eh tapi tunggu Ka Denny ya”

“Sebentar lagi dia datang, paling kena macet jam segini macet tuh jalanan depan” kata Riana menjelaskan kondisi.

“Iya gue sengaja lebih pagi biar ga kena macet” Luna angkat bicara menimpali

“Itu Ka Denny dateng” Luna menunjuk laki laki yang tengah berjalan menuju mereka bertiga.

“Selamat Pagi semua” senyumnya lebar penuh kharisma. “Saya Denny Leader divisi umum ini, kamu Sisi ya?” Denny langsung menebak anggota barunya.

Sisi berdiri dan menjabat tangan Denny dengan hormat “Iya pak saya Sisi, mohon bimbingannya”

Riana, Luna dan Denny memberikan anggukan dan senyuman tulus menyambut dengan hangat sebagai tanda IYA.

“Selamat bergabung diteam kita ya semoga KITA berkembang bersama, Cayooo!!” Denny tersenyum ramah menyemangati Sisi yang terlihat antusias. .

Setelah perkenalan itu Sisi semakin bersemangat didalam otaknya tersirat kalimat ‘aku sangat bersyukur dan bahagia di perusahaan baruku.’

*****

Waktu menunjukan 17.00 WIB, hari berlalu dengan lancar, sebagai karyawan baru di perusahaan Sisi tidak terburu-buru pulang dia mengamati sekitar kantornya dengan senyum merekah dia melihat pintu-pintu yang bertuliskan nama-nama divisi lain yang ada di perusahaan tersebut. Rekan seteamnya sudah pulang dan ruangan mereka sudah sepi tersisa Denny dan dirinya saja.

“Kamu belum pulang Si?” Denny membubarkan lamunan Sisi yang tengah asyik mengamati perusahaan barunya.

“Eh em belum pak” Sisi melemparkan senyum hormat pada Leadernya itu “pak Denny belum pulang?” Sisi balik bertanya padanya.

“Saya ada beberapa File yang perlu di koreksi dan besok di ajukan ke marketing” Denny menjelaskan.

“Kamu kesini deh Si” denny menyuruhnya duduk di hadapan mejanya agar mengobrol dengan leluasa.

“Baik, Pak” Sisi menggeser kursinya ke hadapan Denny dengan tersenyum dan sedikit rasa malu karena belum mengenal atasannya ini.

“Coba deh kamu kenalin diri, saya ingin lebih mengenal kamu secara pribadi” Denny membuka obrolan mereka. Senyuman dibibirnya dibiarkan merekah seperi bunga dimusim semi.

Sisi tersenyum dan mulai berbicara dengan malu malu “Sisi Maharani Adriana, Usia 23 tahun, ini adalah perusahaan pertama yang menerima saya untuk bekerja setelah beberapa perusahaan menolak saya” Sisi mengakui pengalamannya dengan miris namun tersenyum tulus.

Denny membuka tangannya di atas meja dan tersenyum tipis. ”Kuliah jurusan akuntansi, semester 5 hampir di DO karena bayaran kuliah yang madeg?’ senyumnya mengembang menatap wajah Sisi.

Sisi melongo “Bapak tau hal itu darimana?”

Denny tersenyum “Adik kamu Refan bekerja dipabrik sebagai buruh harian lepas”

Sisi melongo untuk kedua kalinya. ‘Kejutan informasi macam apa ini?’ pikirnya.

Denny lagi lagi tersenyum dan tak terduga dia berjalan membawa laptop lalu meraih kunci mobil kemudian mengusap kepala Sisi dengan lembut dan meninggalkannya dalam kondisi planga plongo tanpa di beri kesempatan untuk bertanya darimana Denny tahu tentang informasi pribadi yang tidak di tuliskan di CV nya.

Denny berhenti sejenak kemudian menoleh pada Sisi dengan tatapan ambigu “Mulai besok jangan panggil saya pak lagi, mengingat saya hanya beberapa tahun lebih tua dari kamu. Saya Denny Permana, kamu bisa panggil ‘Ka’ seperti lainnya “. Denny kembali berjalan meninggalkan Sisi yang masih bingung dan tidak ada manusia lain yang bisa dia tanyai.

*****

‘Krek.Ceklek’

Suara pintu di buka perlahan “Refan pulang, Ciii” sosok adik Sisi menaruh tas kerjanya di sofa dan merebahkan badannya disana

“Gimana kerjaan hari ini, Fan?” Sisi bertanya kepada adik laki-lakinya yang terlihat lelah dan rasa kantuk yang luar biasa.

Refan menoleh dan menatap wajah kakaknya dengan lesu “Bagus sih, ada perkembangan yang cukup baik, tapi sayang papah dan mamah ga tau kalo gue udah kerja keras selama ini” Refan manyun ada sedikit kesedihan dan kekecewaan yang tak terlukiskan.

Sisi mendekati adiknya dengan perlahan “Papah sama mamah sudah bahagia di sana, yang mereka pengin saksikan adalah kesuksesan kita” Sisi memberikan senyuman termanis yang dia punya. Semenjak kehilangan kedua orang tuanya Sisi dan Refan berjuang hidup dan bekerjasama untuk terus menyemangati satu samalain seberapa sulit mereka untuk menyelesaikan pendidikan mereka dan pada akhirnya keduanya lulus SMA. Memang tak luput dari bantuan keluarga lainnya seperti paman, bibi dan nenek mereka.

Tidak mudah menjalani kehidupan seperti ini, tapi mereka selalu berusaha untuk kuat dan menyembuhkan diri setelah kecelakaan mobil 5 tahun lalu. Mereka tak ingin terpuruk dalam kesedihan dan mereka juga tidak ingin membahas masa lalu yang menyakitkan.

Hari ini adalah hari ini.

‘Derrt Dertt’ ponsel Sisi bergetar menampilkan notifikasi dia telah ditambahkan dalam grup whatsapp.

“Hai Sisi, Selamat bergabung” tertulis Denny Permana di bar status

Sisi tersenyum riang seperti bocah 5 tahun mendapatkan mainan yang diimpikan.

”Hai Ka Denny, Haii Guys” tulisnya dengan masih berseri seri.

Refan menoleh memerhatikan Sisi yang tersenyum riang “Hari pertama bekerja, Ci?” Refan memanggil Sisi dengan panggilan kesayangan keluarga mereka yaitu Cici dari kata Sisi.

Sisi tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya “Luar biasa Fan, Cici di terima dan di sambut hangat di perusahaan” wajahnya berbinar memancarakan kecantikan alami.

Refan yang tadinya sedikit lesu mejadi bersemangat “It’s Great!! Apaan jobdesk lo Ci?”

“Yang jelas Gak jadi buruh kayak lo Hahahhaha” Sisi mengejek sambil mengacak-acak rambut Refan girang. Tawanya lepas begitu saja saat mendapati kondisi rambut Refan yang berantakan.

“Gaji gue yang biayain kuliah lo Ci Hahhaa” Refan tidak mau kalah. Memikirkan kakaknya yang sudah mulai bekerja ada kebahagiaan yang tidak bisa terlukiskan. “Akhirnya gue bisa menikmati gaji gue sendiri” Refan nyengir sambil menoyor kepala Sisi kemudian sedikit berlari ke kamarnya.

Sisi melemparkan sekuat tenaga tas kerja Refan “Ga akan pernah gue biarin gaji lo nganggur sedikitpun ya Fan, Gue harus habisin gaji lo Bhhahahha” tawanya lepas karena senjata tas yang di lemparnya mendarat persis dikepala Refan.

Refan menunjukan kedua jarinya ke arah mata yang artinya’Gue Mengawasi Lo’

Senyum Refan mengembang dan berhenti didepan pintu kamarnya

“Sebisa mungkin lo fokus dengan kuliah dan kerja, jangan mikirin hal lain yang tidak penting. Gue percaya lo nantinya bakal sukses Ci” Refan memandang Kakaknya dengan harapan besar.

Sisi kembali tersenyum dan tertawa riang, hidupnya perlahan membaik dan tidak ada kesedihan atau kekhawatiran yang berarti sekarang, karena mereka berdua sudah melewatinya dengan hebat hingga hari ini.

‘Alhamdulillahirrobbilalamiin’ batinnya bersyukur.

Sisi memeriksa ponselnya dengan riang disana dia mulai menyimpan nomor anggota grup Whatsapp nya tersebut.

Tak lama setelah itu Sisi mengetuk pintu kamar Refan “Makan malam ga Fan?”

“Gue udah makan diluar” teriak Refan dari dalam kamarnya.

“Mulai besok gue ga akan pernah masak lagi” Sisi cemberut kesal karena dia sudah bersusah payah menyiapkan makan malam namun Refan malah melewatkannya.

“Jangan harap lo bisa makan masakan gue lagi ya Fan!” geram Sisi menampol pintu kamar Refan sambil berlalu meninggalkan karena tak mendapatkan respon apapun dari adiknya.

‘Derrtt Dert’ ponselnya bergetar di raihnya ponsel yang tadi tergeletak di ruang tamu dan melihat notifikasi yang tampil ‘Pengumuman penggantian jadwal kuliah di hari sabtu minggu untuk kelas karyawan’

“Oke baik, jadi gue ga akan pernah punya jadwal libur di semester ini hingga lulus” gerutunya dengan pasrah. Kemudian Sisi mengambil air minum dan makan malam sambil memantau obrolan di grup Whatsapp nya.

*****

“Kopiiii Cappucinno“

Luna menaruh gelas berisi kopi di meja Sisi dengan ramah, dan sudah berlangsung hingga hari jumat ini artinya sudah 5 hari Sisi mulai bekerja di perusahaan barunya.

“Thanks Luna“

Sisi langsung menyeruput kopinya.

“Senin depan giliran lo Si sampai seminggu kedepan” Luna menjelaskan

“Uhukk!” Sisi terbatuk “jadi hari ini kopi gratis terakhir gue?” Sisi meledek Luna

“Hmmm” Luna tersenyum dan mengangguk menang.

‘Duit dari mana gue seminggu mendonasi kopi gratis untuk empat orang haha’ pikir Sisi keras ‘Ahaaa, Refan’ Nama indah itu tiba tiba menjadi lampu senter di otaknya. ‘Refan memang selalu bisa di andalkan soal uang Bbhahahaahha’ otak kecil liciknya berpikir dengan sangat bagus pagi ini.

Mungkin karena kopi hangat dengan rasa kapucino dan taburan granola di atasnya.

“Si tolong dong antar ke ruangan ka Denny” kata Luna meninggalkan kopi di meja Sisi

“Eeh emang ka Denny ga ke meja kita?’ Tanya Sisi sambil celingukan mencari denny yang biasanya duduk tak jauh dari meja kerjanya.

“Hari ini gak. Dia di ruangan sebelah deket divisi Marketing” kata Luna sambil mulai menghidupkan komputernya.

“Ok. Gue kesana” Sisi beranjak dari duduknya membawa kopi menuju ke ruangan sebelah.

Ruangan lain Denny berada tak jauh dari sana hanya berjarak 1 pintu dan persis berada disebelah ruangan kaca kantornya.

“Tok Tok Tok!” Sisi mengetuk perlahan ruangan Denny

“Masuk” terdengar suara dari dalam

‘Ceklek’

Sisi membuka dan masuk dengan hati hati “Ka Denny ini kopinya” Sisi meletakan kopi dengan malu malu di meja Denny.

“Hmm, thanks” gumam Denny sambil menoleh sedikit ke arah Sisi “Tolong bawain berkas ini ke Divisi Marketing, Si” Denny menatap sejenak wajah Sisi “Kasih ke Lukas atau Aldo ya disana” Denny menjelaskan “

“Baik ka” Sisi meraih setumpuk berkas

“BTW Thanks Sisi” senyuman Denny merekah dan hanya sebentar.

Sisi berlalu membawan berkasya ke Divisi Marketing. Disana Sisi bertemu dengan Lukas dan Aldo yang kebetulan sedang minum kopi membicarakan perencanaan marketing.

Sisi memperkenalkan diri dan menyerahkan berkas yang di amanatkan Denny kepadanya dengan sopan kepada rekan team marketing. Setelah perkenalan dan saling bincang sebentar mereka menunjukan sikap hangat dan menyambut Sisi sebagai anggota baru di perusahaan ini.

“Main mainlah kesini” Aldo menebarkan senyum yang sangat menawan

“Biar tambah akrab dan solid kapan-kapan kita main keujung Kantor ini, Si” Lukas melipat tangannya di dada. “Ada tempat karaoke, musik dan biliar disana”

Sisi lagi lagi merasa disambut dengan hangat oleh rekan-rekan perusahaannya dan mengangguk malu serta bahagia. Bahkan mereka mengajaknya berkumpul ketempat bagus yang ada dikantor barunya. Dia bahakan tidak tahu menahu adanya fasilitas nongkrong seseru itu diperusahaannya. Sepertinya dia perlu berkeliling sekitar perusahaan juga nantinya.

“Siap ka Aldo, ka Lukas” wajah Sisi merona menampilkan wajah polosnya yang anggun dan sederhana. Tak heran jika rekan-rekannya menyambut dengan hangat, wajahnya yang tenang dan selalu ceria membuat semua orang menyukainya. Sisi terlihat cantik hari ini. Namun dia tidak pernah menyadarinya.

Ternayata benar pepatah mengatakan bahwa perempuan cenderung lebih cantik saat mereka merasa bahagia.

“Masih kuliah lo, Si?” Aldo menelisik

Sisi mengangguk “Masih ka, semester 5”

“Waah semangat, Si” Lukas menyemangati.

Sisi tersenyum hangat mempesona “Makasih ka”

“Ya udah lo balik ke meja kerjasama, nanti dicariin Denny lo bisa di bunuh kita dikira menyandera anak baru” Lukas melirik Aldo dan kemudian tertawa bersama.

Sisi juga ikut tertawa ternyata laki-laki dewasa disini asik dan tidak kaku. Inilah tempat yang asik dan nyaman untuk membangun relasi kerja yang diinginkannya agar bisa lebih berkembang dan maju.

Sisi bersyukur dalam hatinya untuk kemudahan yang dia dapat hari ini.

Kemudian Sisi kembali ke meja kerjanya setelah menyelesaikan tugas yang di berikan Denny.

Rianapun meletakan setumpuk berkas di meja Sisi “Gue udah kerjain semua, nanti lo tinggal periksa cetak tebal biru yang udah gue tandain ya, Si”

Sisi nyengir “Oke Ri, gue langsung kerjain”

“Senin ada meeting team kita dengan semua Divisi lain nanti lo konfirmasi ke Ka denny ya mengenai pembahasan keuangan dan budgeting yang kemarin udah Luna kerjain” Riana menjelaskan

“Ok, nanti gue konfirmasi Ka Denny mengenai Divisi lain gue kabarin secepatnya digrup nanti malam” Sisi sudah mulai mempelajari tugas tugasnya yang ternayata lumayan banyak, tak heran nilai gaji yang di tawarkan cukup besar untuk pemula sepertinya, kemungkinan orang lain sebelumnya yang ada di bagian ini tidak sanggup kemudian hengkang tanpa dosa karena beberapa hari bekerja sudah mendapatkan tugas yang lumayan rumit untuk seseorang yang baru pertama bekerja.

Tapi bagi Sisi ini adalah tantangan yang harus dia taklukan untuk melanjutkan hidup dan membiayai kuliahnya. Senyumnya merekah pilu. ‘Yap aku butuh duit’

“Ada tujuh berkas yang butuh tanda tangan ka Denny ya Si, habis ini gue ada kegiatan di luar terkait pengembangan dengan divisi keuangan, periksa dan pelajari sembelum menyerahkan ke ka Denny” Luna datang menambah beban pekerjaan Sisi di menit berikutnya dengan senyum yang sangat indah saat menaruh berkasnya di salah satu sudut meja Sisi.

“Berkas ini harus sekarang atau bisa nanti sore Lun?” Sisi bertanya diawal agar tidak ada kesalahan yang dia buat jika nantinya tidak langsung di serahkan kepada atasannya.

Luna menempelkan jari telunjuk di mulutnya dan berfikir “Keknya sih ga buru-buru banget Cuma lebih cepat lebih baik, Si’ Luna menoleh ke arlojinya “Ada yang mau lo tanyain lagi gak?’

“Gak ada. Oke, Lun nanti sorean gue ke ruangan ka Denny setelah kelar yang lain ya” Sisi masih mengetik keyboard saat menjawab Luna.

“Ya udah Si gue buru-buru, telat sedikit bisa dapet masalah besar” Luna meoleh ke arlojinya sekali lagi dan bergegas pergi meninggalkan Sisi.

“Bye Lun, hati-hati” Sisi melambaikan tangan ke Luna yang terburu-buru pergi karena pekerjaan yang mendesaknya.

‘Hemmmpt Huffft’

Sisi menarik dan menghembuskan nafas perlahan, dan melakukannya berulang kali. Hari ini pekerjaannya lumayan menguras tenaga dan pikirannya, untungnya Sisi memiliki otak yang tidak terlalu bodoh untuk melakukan semua pekerjaan ini. ‘Masih untung’dia tersenyum lagi ‘darimana otak kecil ini berasal? OH TUHAN’.

Tak lama selang Sisi mengerjakan pekerjaannya Riana menghampiinya untuk menanyaklan keberadaan Luna. ”Luna udah pergi ya, Si?’

“Udah. Kelihatan buru-buru dia” jawabnya dengan masih terus mengetik dan menganalisa data yang ada di mornitornya.

Rianapun berjalan kembali ke meja kerjanya dan sepertinya ada berkas yang tertinggal atau ada berkas yang berkaitan dengan Luna, tapi Sisi tidak ambil pusing karena pekerjaannya juga menumpuk dan kemungkinan melewatkan makan siangnya.

Hingga sore hari berlalu meja Sisi masih bertumpuk berkas dan belum terselesaiakan.

Kemudian Sisi menyempatkan menengok Rianapun ke mejanya “Sudah beres Ri?’ tanyanya meledek

Riana menoleh dengan cemberut “Habislah gue kalo harus lembur malam ini” dia menunjuk setumpuk pekerjaannya yang ada disudut meja kerjanya. “Gue udah janji sama nyokap gue buat makan malem, Sisi” rengeknya dengan mata berkaca-kaca seperti anak anjing yang memohon belas kasihan.

“Artinya?’ tanya Sisi tanpa basa basi

“Lo gantiin gue lembur dong ya, pliiis kali ini aja” rengeknya dengan lebih berani

“Gak bisa, gue besok ada kelas pagi jam 7” tolak Sisi dengan tidak enak

“Wah lo tega banget Sisi, huuuuuu” Rianapun menunjukkan ekspresi sedih yang di buat buat.

Sisi sedikit tergiur dengan tawaran lembur karena upah lemburnya juga lumayan untuk tambahan biaya hidup, tapi memikirkan besok dia harus bangun pagi karena kuliah dan tidak ada libur sama sekali di hidupnya kedepan membuatnya frustasi dan ingin menggigit jari siapapun yang lewat dihadapannya saat ini juga.

“Sisi, lo yakin ga mau gantiin gue lembur?’ Riana segera menyadarkannya

“Gak!’ Sisi menyilangkan kedua tangannya di bawah dada seolah acuh tak acuh, sejujurnya dia mempertimbangkan.

Riana berdiri dan menaruh tangannya di pundak Sisi. ”Gadis cantik nan imut, ini kunci laci meja gue dan ini pass token gue” Riana mendadak menyerahkan dompet kecil miliknya yang berisi peralatan kerjanya. Melepas dan menenteng sepatu hak tingginya dan berlari kecil meninggalkan Sisi seorang diri disana. Sisi ternganga menatap kepergian Riana dan pada menit berikutnya dia tersadar, Namun terlambat.

“Kapan gue setuju buat lembur Riana?!” teriak Sisi kepada Riana yang sudah berlari jauh dibalik pintu.

Hanya angin ac yang dia dengar dan bunyi printer yang sedang bergerak mencetak berkas di mejanya. ‘apa-apaan ini?’ gumamnya.

Tanpa persetujuan, justru tanpa merasa berdosa Riana meninggalkan kantor menyuruh paksa Sisi menggantikan lemburnya ‘what the fuck’

Kalimat apakah yang bisa Sisi gunakan untuk menggambarkan perasaan kesalnya, karena pekerjaannya di meja juga masih menggunung di tambah dengan berkas yang ada di meja Riana yang juga harus dia selesaiakan. Sisi menggelengkan kepalanya sejenak berfikir keras. Tapi Sisi tak ingin ambil pusing ‘Hikmahnya gue dapet Duit tambahan’

Petang hari Sisi memeriksa ponselnya setelah dia kembali kemejanya dan melanjutkan pekerjaannya sedari kepergian Riana sore tadi dia melewatkannya.

“Gue ga balik kekantor” Luna terlihat baru saja mengirim pesan untuk memberitahukannya

Sisi bergegas membalas”Ok, istirahat. Lo pasti lelah bepergian dari siang” tulisnya dengan tulus sebagai rekan baru.

Di bar kedua telihat Riana mengirim foto bersama keluarganya ada wanita cantik yang mirip dengan Luna disana, menikmati makan malam disebuah hotel yang terlihat mewah.

“Thanks, Si berkat lo momen ulang tahun nyokap gue ga terlewatkan lagi seperti tahun lalu” tulisnya setalah melihat centang biru di pesan pertama berupa foto yang dia kirim.

“Hm” Sisi membalas sesingkat mungkin tapi setelah memikirkannya itu adalah momen orang tuanya jadi Sisi kembali mengirim pesar berupa “Happy birthday ya buat nyokap lo”

Telihat emotikon tawa mengangguk sebagai balasan IYA Riana pada Sisi.

Sisi menyimpan kembali ponselnya dan melanjutkan pekerjaannya dengan amat serius hingga dia tidak menyadari ada sosok yang memperhatikannya dari balik dinding kaca ruangan kerjanya.

*****

21.00 WIB

“Wah gila gue ga sadar udah larut banget” gumam Sisi setelah melihat jam digital di ruang kerjanya.

Dia meregangkan badan dan kedua tangannya, sesekali menguap karena kelelelahan sekali malam ini. Sisi beranjak dari kursi dan mematikan komputernya sambil memeriksa apakah ada berkas yang belum dia selesaikan. Dan ternyata benar ada berkas yang harusnya dia serahkan ke Leadernya untuk di tanda tangani tapi karena banyaknya berkas dimeja dia melupakan hal itu.

“Gimana nih?” Sisi berbicara sendiri “Oke Sisi jangan panik, besok sore pulang kuliah ketemu dengan ka Denny atau kalo perlu kerumahnya minta alamatnya” Sisi terus mengobrol dengan dirinya agar tidak panik.

Berulang kali dia menguap dan rasa kantuk yang tak tertahankan akhirnya dia memutuskan pulang ‘gue harus tidur’

Sisi meninggalkan kantornya dan pulang. Sesampainya di rumah sudah jam 22.07 WIB dia membuka pintu kamar adiknya dan memastikan adiknya sudah tertidur dalam kondisi kenyang.

”Lo udah makan Fan?” Sisi mengguncangkan tangan Refan hingga membuat Refan terbangun.

“Hem udah Ci, lo lembur?” Refan bertanya sambil beranjak duduk.

“Iya Fan, ada makanan ga?” Sisi mengumbar senyuman penuh harap.

“Ada, udah gue taro di meja makan” Refan kembali menarik selimutnya.

Sisi beranjak dan menutup kembali pintu kamar adiknya menuju ke ruang makan dan disantapnya makan malam yang di sediakan adiknya dengan lahap kemudian bergegas untuk tidur.

Pagi hari Sisi terbangun dan melaksanankan ibadah sholat shubuh kemudian bergegas mandi dan setelah rapih dia menuju meja makan untuk menuangkan Susu dan roti sebagai sarapan tercepatnya.

Karena perjalanan untuk ke kampusnya butuh waktu sekitar 45 menit jadi dia sedikit tergesa untuk membangunkan adiknya agar mengantarnya ke kampus. “Fan, gue ada kuliah pagi, bangun!” teriak Sisi dari balik pintu kamar Refan.

Refan keluar dan mendapati kakaknya sudah bersiap untuk berangkat. “Hmm, gue anter doang ya Ci, ga bisa jemput gue ada urusan” kata Refan yang ternyata sudah siap untuk mengantar Sisi pergi kekampus.

Sisi mengangguk”Ok. Gak masalah gue juga mau ke rumah atasan gue soalnya ada berkas yang harus di tanda tangani”

Sisi mengunyah rotinya dengan rakus dan sengaja memamerkannya di depan wajah Refan.

Refan merebut sisa potongan roti dan buru-buru memasukkan ke mulutnya agar Sisi tidak memiliki kesempatan untuk protes atau merebutnya kembali.

Sisi memukul kepala Refan sekuat tenaga”Refaaaaan!!!”

Refan berlari kecil ke parkiran untuk menyalakan motornya.

Sesampainya di kampus Sisi menyerahkan helmnya kepada Refan dan berlari meninggalkan adiknya terburu-buru masuk kelas.Di kelas Sisi langsung menhampiri Indah, Mutia dan Reni rekan kuliah yang di kenalnya saat peratama masuk kuliah. Mereka selalu kompak dari maba hingga semester ini. Mereka mengambil jurusan dan jumlah mata kuliah yang sama. Kelas terdengar riuh karena setiap mahasiswa berbincang dengan teman kelas lainnya.

“Sisi, sini” Mutia melambaikan tangan pada Sisi yang sedang berjalan menuju mereka.

Kemudian mereka saling menepuk satu tangan sebagai tanda akrab mereka.

Sisi tersenyum lebar melihat ketiga temannya itu “Mata kuliah apa ini Guys kita?”

“Mata kuliah Perilaku Organisasi pak Doni” jawab Reni.

“Ada tugas meringkas, weeeh” Indah menimpali dan menunjukan bukunya

“Yang mana?” Sisi celingukan dan kebingungan karena tidak ada persiapan apapun “Eh halaman berapa?” Sisi mencari cari buku cetaknya tapi tidak menemukan buku mata kuliah tersebut.

Mutia, Indah dan Reni membantunya mencari cari didalam tasnya namun Sisi memang tidak membawanya, kemungkinan Sisi lupa jadwal hari ini dan malah membawa buku lain yang tidak berkaitan dengan mata kuliah hari ini, Yap buku kecil catatan perusahaan yang dia bawa.

“Mampus lo Si” Mutia menakuti Sisi

“Gue ga tau lagi deh” Indah menimpali dengan cekakakan “Udah lah pusing gue tiap lo masuk pagi pasti ada aja lo Si” Indah menggelengkan kepalanya heran.

Reni mengeluarkan buku dan penanya untuk Sisi “Buruan copas tugas gue, buruan ga ada waktu lagi kalo lo sibuk cenga cengo kek gini Si”

Sisi kelabakan bukan main karena seminggu ini dia fokus bekerja dan tidak menyentuh bukunya samasekali bahkan tidak melihat grup kelas di whatsapp nya. Dia hanya fokus pada pekerjaannya dan melupakan salah satu bagian tugas penting dari hidupnya yaitu kuliah.

Sisi segera menyalin tugas ke bukunya yang dia contek dari tugas Reni, dengan segera dia menyalin tulisan tersebut, namun percuma belum menyelesaikan satu baris, dosen mereka sudah memasuki kelas.

Kelas yang tadinya ricuh menjadi senyap seketika, Pak Doni selaku dosen mata kuliah Perilaku Organisasi memasuki ruangan dengan tampang seperti biasa yaitu penuh senyum ramah namun siapa sangka dosen yang ramah tamah nan indah tampilannya itu terkenal dengan tidak toleransinya terhadap mahasiswa yang tidak mengikuti aturan ajarnya. KILLER

“Selamat pagi class” Pak Doni menyapa dengan ramah dan senyum lebar

“Pagiii… Paak” Balas seisi kelas memyambut pak Doni.

“Minggu lalu tugas meringkas segera kumpulkan, setelah itu silahkan isi kehadiran dan tugas di aplikasi kampus”. Pak Doni tanpa basa basi langsung memulai kelasnya

Semua mahasiswa mengumpulkan buku tugas mereka hanya Sisi yang tidak maju karena tugas mana yang dia kumpulkan? Sisi bahkan tidak menulis apapun di buku tugasnya.

Seperti biasa pak Doni memperhatikan setiap mahasiswanya dan mengarahkan tatapan pada salah seorang mahasiswinya yang diam saja.

‘Mati lah gue’ gumam Sisi sambil menutupi wajahnya dengan buku.

“Siapa itu yang tidak mengumpulkan tugas?” Pak Doni menunjuk Sisi yang terlihat ketakutan “Sini maju ke depan“. Perintah pak Doni dengan ucapan ramah.

Sisi yang masih menutupi wajahnya dengan buku perlahan menurunkan bukunya dengan takut takut, “Saya pak?” tanyanya dengan gugup

“Iya kamu yang berbaju broken white itu” pak Doni memperjelas sosok yang di tunjuknya.

Sisi akhirnya maju kedepan samping dosennya “Baik pak”

Pak Doni berdiri dan mendekati Sisi yang malu setangah mati karena berdiri didepan seisi kelas. Satu kesalahannya adalah tidak mengerjakan tugas. Hanya satu kesalalahannya yaitu LALAI.

“Ini adalah contoh yang kurang baik” Pak Doni menatapnya dengan masih ramah namun kata kata yang keluar dari mulutnya menjadi peluru yang menembus tepat di kening Sisi.

Kepala Sisi terasa sedikit pening memikirkan nasibnya.

“Kalian semua masih muda dan pasti sering bermalas malasan atau menunda mengerjakan tugas” pak Doni tersenyum menatap semua mahasiswanya dengan ramah.

“Saya memberikan tugas meringkas supaya kalian lebih sering membaca” pak Doni diam sejenak lalu melanjutkan ”Dengan membaca, mungkin kalian akan lebih berpengetahuan, mungkin juga tidak akan berpengetahuan, tapiii,,, ketika kalian tidak membaca sudah pasti pengetahuan kalian tidak akan pernah bertambah” senyumannya lagi lagi merekah.

Pak Doni menghadap Sisi. ”Kamu sepertinya kelelahan? Lalai?” tanyanya pada Sisi

Sisi menggeleng “Ti.tidak pak” ketakutannya memuncak

Pak Doni tersenyum lebih tulus lagi, jika senyuman bisa membunuh, mungkin Sisi sudah mati berulang kali karena senyuman dosennya itu “Kamu tidak perlu mengikuti kelas saya sampai semester ini berakhir”

Sisi kaget bukan main, maksud yang dia tangkap adalah Sisi TIDAK LULUS dimata kuliah ini dan harus mengulang disemester depan. ‘Mati lah gue’ desisnya kacau

“Pak saya mau dihukum apa saja asal tidak mengulang disemester depan” spontan Sisi mengajukan permohonan kasasi.

“Saya tidak menawarkan pilihan untuk kamu Sisi” Pak Doni membuka kedua tangannya dengan tatapan hangat

Senyum membunuh itu beredar dan menacap tepat di jantung Sisi hingga detak jantungnya berdetak sangat cepat, TAKUT. Tak ada yang bisa mewakili perasaannya yang membuncah dan ingin sekali menangis, dia merasa seminggu ini hidupnya lancar dan siapa sangka hari ini dia medapat kado terindah yang memecah belah pikirannya.

Hidup memang tidak selalu mudah apalagi lancar. Pointnya adalah Jangan pernah terlalu berharap dengan kehidupan ini.

“Oke Sisi, silahkan keluar dari kelas saya, pertemuan kita akan berlangsung di semester berikutnya” pak Doni mempersilahkan Sisi untuk pergi.

Bukan!! Dia mengusir Sisi lebih tepatnya.

Sisi tak mampu lagi menahan detak jantungnya yang amat cepat dan ingin sekali menumpahkan sesuatu yang menggenang dipelupuk matanya. Dia meraih tasnya dan pergi dengan sopan dari kelasnya. Emosi nya seakan segera meledak dan tumpah ruah tak tersisa apapun.

Harapannya pupus. Sisi tidak tau apakah yang harus dia lakukan? Apakah yang telah terjadi pada dirinya hari ini?

Terpopuler

Comments

Aries Girl

Aries Girl

bagus thor .
baru bab 1 udah mulai kerasa vibenya

2024-01-08

4

Mom_amor

Mom_amor

Hai Thor, salken👋
Jika berkenan mampir di karyaku ya "Simpanan Ayah Dari Anakku"🙏

2024-01-07

3

bundha novita

bundha novita

aq mampir KK semangat nulisnya

2023-10-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!