Mustahil jika seseorang akan baik-baik saja jika hatinya patah, semangat nya hilang, keyakinan nya akan cinta pun goyah, butuh waktu untuk kembali bangkit dan memulihkan hati yang telah patah, kau butuh seseorang untuk menyembuhkan atau butuh waktu lama untuk menyembuhkan nya.Dan sekarang berdamai lah dengan keadaan, karena kita tidak bisa menuntut siapa-siapa disaat sakit hati.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, selama tiga bulan lamanya Nara dan Bobby tidak pernah bertemu, bahkan kontak lewat telpon pun tak pernah atau pun saling sapa pun tidak.
Ada kesedihan dan ada patah hati yang hebat yang tak bisa dijelaskan, sejak kejadian itu Nara banyak murung dan tidak seperti biasanya yang selalu ceria, teman-teman nya pun selalu menghiburnya, mengajak dia jalan,liburan ,segala upaya mereka lakukan untuk mengembalikan senyum Nara seperti sedia kala, namun usaha mereka tampak sia-sia, tetap saja hatinya belum bisa pulih.
Suatu ketika di kampus , Nara yang tidak sengaja bertemu dengan kak Bobby dan kak Ribka.
''Nara?"sapa ka Ribka.
''Iya ka, apa kabar ?" tanya Nara.
"Aku baik aj kamu gimana kabar nya,Ra? oiya kamu lama enggak keliatan jarang masuk kampus, ya?"tanya lagi ka Ribka sambil mendekati Nara.
'Alhamdulillah kabar aku sangat baik kak." Jawab Nara sambil melirik ke arah kak Bobby, yang sejak tadi memandang ke arah Nara, kak Bobby pun menundukkan kepalanya, sepertinya ada perasaan yang tidak enak kepada Nara.
Dan kak Bobby pun memberanikan diri untuk mengajak Nara bicara berdua.
"Nara, bisa kita ngobrol sebentar ?"tanya kak Bobby.
"Boleh,, mau ngobrol dimana ,ka?" tanya Nara kembali.
"Diruang 15 aja bagaimana ? kebetulan ruangan nya kosong baru selesai jam perkuliahan ."sahut Bobby.
Nara hanya mengangguk, yang berarti setuju untuk bicara dengan kak Bobby.
"'Rib,,, aku masuk keruangan dulu ya , nanti kamu tunggu aku di parkiran." kata Bobby kepada Ribka.
"Iya Bob," sahut Ribka yang penasaran apa yang mau mereka bicarakan, dan Ribka pun menunggu didepan ruangan 15.
setelah masuk ruangan dan mereka duduk , kak Bobby memulai membuka obrolan dengan menanyakan sesuatu ke Nara.
''Ra kamu marah sama kakak? kaka mohon Ra jangan seperti ini, kakak merasa bersalah ,kakak bingung harus melakukan apa ke kamu biar kamu bisa memaafkan kakak?"tanya Bobby sambil memegang erat tangan Nara.
"Kak mengapa kakak minta maaf? kak Bobby sama sekali enggak ada salah seharusnya aku yang minta maaf ke kakak karena sudah mengganggu hubungan adik kakak kita semakin jauh, dan gak se akrab dulu, seandainya dulu aku gak mengungkapkan perasaan aku mungkin sampai saat ini hubungan kita baik-baik saja. Mata Nara mulai berkaca kaca dadanya terasa sesak menahan tangis agar air matanya gak jatuh di hadapan kak Bobby.
Tanpa berpamitan Nara langsung berlari keluar .
'Ra,,Nara,,, tunggu sebentar kita belum selesai bicara!" teriak kak Bobby agar menahan Nara tidak keluar, namun Nara tidak menghiraukan kak Bobby , dan terus saja berlari keluar ruangan dan Nara pun tidak bisa menahan air matanya dan tangisnya pun pecah, dia merasa sangat sakit hati.
Ribka yang menunggu Bobby didepan ruangan 15 melihat Nara yang keluar dengan menangis.
'Ra, ,,kenapa?" tanya Ribka sambil menahan Nara agar tidak pergi.
"Nara pun terus berlari tanpa menghiraukan pertanyaan Ribka.
" Ada apa, Bob?" tanya Ribka kepada Bobby.
" seperti nya dia masih marah sama aku Rib, aku mencoba untuk minta maaf tapi dia bilang tidak perlu meminta maaf , aku jadi serba salah, apa aku kejar dia aja ya Rib?" tanya Bobby kepada Ribka yang sedang menenangkan Bobby yang sangat gelisah.
" Gak usah Bob, mungkin dia mau sendiri dulu sekarang suasana hatinya juga lagi kacau, biar dia tenang dulu Bob."
Bukannya semakin hilang rasa sakit itu, tapi malah semakin dalam, selama tiga bulan Nara belajar melupakan dan rasa sakit itu semakin besar dengan kejadian hari ini, dan sekarang Nara mulai blokir nomer telpon kak Bobby agar dia tidak pernah berhubungan lagi dengan kak Bobby, dan sebisa mungkin menghindar bila bertemu kak Bobby di kampus, Bobby pun menghubungi Rangga lewat telpon, dia terus- terusan menanyakan kabar Nara , bahkan kak Bobby meminta ke Rangga untuk dipertemukan dengan Nara. tapi semua tak digubris Rangga dia tidak mau sahabatnya lebih sakit lagi. Karena selama mereka berteman Rangga tidak pernah melihat Nara sesedih ini.
''Maaf kak kalo aku ikut campur dalam masalah kalian, aku hanya ingin melindungi sahabat aku Nara, aku enggak tega kalau kakak perlakukan dia seperti ini, walaupun Nara tidak pernah cerita detail tentang perasaan nya ke kak Bobby, tapi aku bisa merasakannnya dari matanya,dari ekspresi wajahnya ketika dia melihat kakak aku liat dia sangat tulus sayang dengan kakak, dia memberanikan diri untuk menyatakan perasaan nya tidak mudah kak seorang wanita yang duluan menyatakan cinta nya ke seorang laki-laki, butuh keberaniaan yang besar. Aku tau hati dan perasaan kakak gak bisa dipaksakan untuk balas suka atau balas sayang ke dia, tapi jawaban kakak ke Nara waktu dia menyatakan perasaannnya itu sangat salah besar, kenapa aku katakan demikian karena seolah-olah kakak sperti menggantung kan hububgan kakak sama Nara, kakak pengen ada hubungan tapi tanpa status, itu tidak mudah buat Nara, karena pada dasarnya wanita ingin ada kepastian yang jelas, enggak seperti ini, abu-abu banget kak. Seandainya aja kakak tolak dia mungkin dia lebih puas dengan jawaban itu, ketimbang kakak kasih jawaban yang mengambang sperti ini mungkin rasa sakit hatinya tidak sedalam dan tidak separah ini ,"ucap Rangga kepada Bobby.
Dan Bobby pun tidak bisa berkata-kata lagi , dia sangat sungguh menyesal atas perlakuan nya kepada Nara.
Bobby pun mulai berpikir apa yang harus dia lakukan sekarang.segala upaya telah ia lakukan untuk meminta maaf ke Nara, dan dia pun mulai pasrah,menunggu waktu agar Nara bisa memafkan nya kembali dan bisa menjalin hubungan seperti dulu.
Mungkin yang dirasakan oleh Bobby saat ini adalah , antara bingung, entah belum siap menerima, ataupun belum siap membuka hati.
Rangga pun mendatangi rumah Nara untuk mengetahui keadaan Nara. Rangga pun menelpon Nara untuk menyuruh nya keluar , karena Rangga sudah ad didepan rumah nya.
" Ra, kamu bisa keluar sebentar, boleh aku bicara sama kamu,"ucap Rangga di telpon sambil memencet bel rumah Nara.
" Maaf Ga, aku enggak mau ketemu siapa-siapa dulu untuk saat ini. Aku butuh sendiri dulu,sekali lagi maaf Ga, semoga kamu bisa mengerti perasaan aku saat ini," sahut Nara suara gemetar sambil menangis.
Dan Rangga pun pulang, dia memberikan waktu kepada Nara untuk sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Little Peony
Like like like
2021-05-10
0
Bagus Effendik
next terus kak
2021-02-05
1
ARSY ALFAZZA
semangat thor 😇👌
2021-01-24
1