Pertandingan antara Alex dan Jovi dimulai, semua orang bersorak memberi semangat, tetapi yang terus terdengar hanya nama Alex, sebaliknya yang mendukung Jovi hanya dapat dihitung dengan jari, itupun karena mereka melihat wajah Jovi yang sangat tampan.
Alex yang memulai pertandingan, dia memainkan bola dengan tatapan waspada kearah Jovi, Jovi mengamati setiap gerak gerik Alex untuk mencari celah merebut bola dari tangan Alex.
Alex tersenyum sinis menatap Jovi.
Untuk apa aku terlalu waspada dengan anak ini, bahkan cara memegang bola saja mungkin dia tidak tau. Batin Alex
Alex jadi lengah karena sibuk dengan pemikirannya yang meremehkan Jovi. Jovi tak menyia nyiakan kesempatan yang ada, dia merebut bola dari tangan Alex, dalam sekejap bola telah berada ditangan Jovi. Jovi memainkan bola dengan sangat mahir hingga dalam sekejap bola telah masuk kedalam ring.
penonton yang mendukung Jovi berteriak, tapi tetap saja teriakan mereka terdengar sangat sepi, karena pendukungnya hanya beberapa orang.
Alex melongo tak percaya. Sial, bisa bisanya aku kecolongan. Baiklah, anggap saja kau beruntung kali ini. Batinnya kesal
Pertandingan sudah berlalu delapan menit, tetapi Alex belum memasukkan bola ke ring walau hanya satu, sedangkan Jovi telah memasukkan bola selama empat kali.
Pendukung Alex malah berbalik mendukung Jovi. Ini membuat Alex merasa kesal, Jovi benar benar tak memberi Alex kesempatan untuk merebut bola darinya, permainan Jovi sangat menakjubkan, seakan telah dilatih selama belasan tahun.
sepuluh menit berlalu, pertandingan berakhir, dengan skor 5-0. Semua pendukung Jovi bersorak menantikan Alex untuk berlutut dihadapan Jovi
Bagi sebagian wanita menganggap permainan Jovi itu sangatlah keren, belum lagi badannya yang atletis, bentuk tubuh yang sangat diminati semua wanita.
"Cuma begini sajakah kemampuanmu bermain? Aku heran, kenapa kau bisa dijuluki sebagai Dewa Basket, bahkan anak kecil saja mungkin bisa mengalahkanmu. Kau lihat, bahkan skormu saja kosong" sindir Jovi sambil menepuk nepuk bola yang ada ditangannya
Raut wajah Alex seketika berubah menjadi merah padam, dia tidak menyangka bisa dikalahkan oleh orang yang baru saja dia remehkan
Anak ini. Sejak kapan dia bisa bermain basket, bahkan sangat mahir, aku saja bahkan bukan tandingannya. Tau begini, aku tak akan mau menantangnya, ini sama saja membuat jebakan untuk diri sendiri. Benaknya
"Kau masih ingat dengan taruhannya? Kurasa tak perlu untuk aku mengingatkanmu, karena kau sendiri yang mengajukan taruhan ini, tak mungkin kau pikun dalam usia yang masih muda" ledek Jovi
Alex mengepalkan tangannya sekuat mungkin, urat tangannya pun sampai terlihat. Melihat ini Jovi pun semakin melebarkan senyumnya merasa puas
"Kenapa? Tidak berani? Seorang lelaki itu harusnya menepati omongannya, tapi kau malah diam saja seperti patung" Jovi memperingati Alex untuk berlutut
"Atau jangan jangan kau itu memang bukan lelaki, apa perlu aku buka celanamu sekarang, untuk memastikan apa benar kau lelaki asli?" Jovi memajukan kepalanya, berbisik didepan Alex
Amarah Alex akhirnya meledak, ia langsung mendaratkan pukulannya kearah Jovi, tetapi dengan cepat ditepis oleh Jovi, ini membuat Alex semakin geram
Semua orang yang melihat seketika terkejut, dan bertanya tanya, apa yang dikatakan Jovi sehingga Alex langsung menyerangnya
Alex tak terima dengan sikap Jovi hingga ia memerintahkan semua teman temannya untuk menyerang Jovi secara bersamaan, ia tak perduli jika dia membuat keributan didalam kampus, sekalipun dia dilaporkan pada dekan, ia tetap tak akan peduli.
Saat mereka ingin menyerang ramai ramai, tiba tiba terdengar suara seorang pemuda berteriak ditepi lapangan
"Tunggu"
semua orang menoleh kearah sumber suara, begitu pula dengan Jovi
Pemuda yang berteriak itu pun keluar dari kerumunan orang, dan berjalan menghampiri Alex dan Jovi
"Adit. Sedang apa kau disini? tanya Jovi saat melihat Adit yang sudah berada dihadapannya
"Menurutmu?" Ujar Adit
Jovi mengangkat alisnya, Adit tak menghiraukan ekspresi Jovi, dan beralih memandang kearah Alex
"Kau berani mengganggu temanku?" ujar Adit dengan nada ancaman
Kini wajah Alex berubah menjadi semakin pucat, dia tau siapa Adit, dia pernah bertemu dengan Adit saat dia diajak oleh ayahnya ke acara Amal, saat itu Adit juga datang bersama dengan ayahnya
Alex diperingatkan oleh ayahnya, untuk tidak membuat masalah dengan Adit, kalau tidak, keluarganya akan kehilangan segalanya, tentu saja karena perusahaan ayahnya berada dibawah kendali Ayahnya Adit, karena keluarga Adit termasuk orang kaya generasi kelima di Indonesia ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Lhya Dian
in namax diatas langit masi ad langit hehe
2023-04-02
0
Ike Kartika
oh ternyt adit orkay jg ya..ak kira adit bkn orkay..ach ini mah bs jd patnr dalm bisnis nich.sesa2 jd pemegang perusahaan..mantep dech
2022-03-13
0
Trisnawati Ilyas
wah wah ternyata rumah kost Jovi dan Adit adalah tempat para anak konglomerat ngontrak yg berkedok sbg anak misquen....
betapa beruntungnya Ibu Dona....
2021-08-16
0