"Jadi, Apa yang harus kita lakukan kedepannya?" tanya Chika yang sudah berada di balkon menghampiri Gilang.
Walau berada di luar ruangan, masih tercium pekat aroma rokok yang di habiskan oleh Gilang.
"Jalani hidup masing-masing, Jangan ganggu hubungan Gua dengan Deby" ucap Gilang tak menoleh sedikit pun pada Chika.
"Jangan sampai Deby tahu masalah pernikahan ini, Gua gak mau Dia sakit hati dan membenci Gua" ucap Gilang tetap menghisap rokoknya.
"Sampai kapan?" tanya Chika membuat Gilang menatap tajam ke arahnya.
"Jadi Lo berniat buat ngasih tau Deby masalah ini?!!" sentak Gilang membuat Chika terkejut.
"Enggak! Gua juga gak mau Deby benci Gua" jawab Chika dengan pasti.
Keduanya saling diam menatap satu sama lain, baju pengantin yang masih mereka kenakan. Membuat mereka sadar kalau sekarang mereka sudah menjadi suami istri yang sah.
"Kita cerai saja" ucap Chika tanpa sedikit pun rasa enggan.
"Gua gak mau, Gua sudah berkomitmen sejak dulu. Gua gak akan lakuin perceraian yang sangat di benci Tuhan" ucap Gilang yang kini menatap kosong ke arah langit sore.
"Jadi maksud Lo, Lo tetep mau ngejalanin pernikahan ini tetapi Lo juga bakal tetep pacarin Deby?" tanya Chika yang mulai merasa sedih.
Memang tidak ada cinta ketika mereka menikah, tetapi Chika tidak akan mau jika Ia harus merelakan suaminya mencintai orang lain. Lebih baik Chika melakukan perceraian daripada hidup dalam penderitaan.
"Gua akan beritahu Deby kalau Gua udah siap" ucap Gilang terus menatap keluar sana.
"Lo mau putusin Deby? Gila ya Lo!! Deby sayang banget sama Lo!" sentak Chika yang sangat takut jika Deby akan sakit hati nanti nya.
"Enggak, Gua gak akan putusin Deby. Biar Deby jadi istri kedua ku" ucap Gilang yang kini menatap lekat ke arah mata Chika yang entah sejak kapan sudah basah karena air mata.
"Istri kedua mu? Jika istri kedua mu seorang Deby lantas apa posisiku di dalam rumah tangga ini nantinya? Pelengkap pernikahan bahagia kalian? atau cuma bayangan di hubungan kalian? Gua gak mau jadi orang ketiga di antara kalian! Lo jangan egois!! Lo mau bahagia dengan Deby! Gua juga pengen bahagia dengan kehidupan Gua!" Chika tak lagi dapat menahan emosinya.
Air mata yang sudah membasahi wajahnya, membuktikan seberapa sakitnya perasaannya. Ia berjalan keluar dari kamar itu, dan memesan taksi untuk pulang ke rumahnya.
Gilang terdiam sendiri di ruangan itu, ruangan yang sudah di hias dengan beraneka ragam bunga. Namun hanya keheningan yang ada saat ini.
"Jika pengantin hari ini adalah Kamu, mungkin Aku akan sangat bahagia" gumam Gilang yang terus membayangkan pacar nya itu.
...****************...
Brakkk!!!
Chika membuka pintu rumah nya tanpa mengucapkan salam. Ia masuk ke dalam rumah, terlihat rumahnya yang sepi. Ia baru ingat jika kedua orang tuanya hari ini bilang akan melakukan bisnis di luar kota, Karena itu tadi dirinya di minta menginap satu malam saja di hotel.
"Sendiri juga lebih baik" ucap Chika yang langsung masuk ke dalam kamarnya.
Betapa terkejutnya Chika ketika melihat kamarnya yang sudah kosong. Bajunya di dalam lemari tidak tersisa satu pun juga, jejeran buku kesayangan nya pun tak terlihat sama sekali di rak bukunya.
"Ma!" pekik Chika ketika orang di balik telepon sudah mengangkat panggilan nya.
"Aduh sayang kamu kenapa sih, untung gak copot jantung Mama"
"Ini kenapa kamarku kosong? Kemana barang-barangku?" tanya Chika yang sudah terdengar sangat kesal.
"Loh kok kamu pulang sayang, Semua barang mu udah Mama kirim ke rumah baru kamu. Mulai besok Kamu akan tinggal berdua sama suami Kamu ya. Alamatnya nanti Mama kirim"
"Gak mau!! Aku mau tinggal sama Mama" rengek Chika yang sudah merasa kesal.
"Gak ada penolakan! Dah Mama lagi sibuk, kamu pulang ke hotel aja lagi sana"
Mama Sindi mematikan panggilan mereka, membuat Chika semakin kesal di buat nya.
"Hepm!! Gak ada baju, baju Mama yang ku pakai!" teriak Chika pada ponselnya yang sudah mati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments