4

Kedekatan Rena dan Hamzah mengalir begitu saja dan hampir seantero sekolah tahu sebab Hamzah kini sudah terang-terangan menunjukkan kedekatan itu dengan sering mendatangi kelas Rena setiap jam istirahat untuk mengajak cewek itu makan atau sekedar jajan di kantin.

Rena senang saja, selain dapat menghemat uang jajan dan ongkos pulangnya karena Hamzah selalu siap siaga untuk dua hal tersebut, Rena juga bisa melihat kejengkelan Angga yang kini sering terlihat marah-marah tak jelas di kelas, bahkan sudah dua minggu ini cowok yang digadang-gadang akan menjadi ketua OSIS itu tak masuk kumpulan organisasinya.

Entah kenapa, Najril pun tak tahu alasan Angga menjadi malas kumpul organisasi bahkan malas belajar di kelas padahal sebelumnya cowok itu adalah murid yang sangat aktif dan sangat menjaga nilainya.

"Jril, si Angga ke mana? Tumben istirahat kamu malah nyamperin aku, biasanya juga kamu lebih milih bareng Angga daripada aku," Dina berseloroh.

"Gak tahu kenapa tuh anak, akhir-akhir ini di kelas banyak tidur, kumpul OSIS juga nggak ikut. Terus hari ini dia lebih milih nongkrong sama si Rian dan si Ahok (nama panggilan) di belakang sekolah." Najril berdecak setelah menjelaskan semua keluhan tentang sahabatnya.

"Orang-orang juga pada heran, kok Angga berubah ya. Menurut kamu kenapa? Sebagai sahabat pasti sedikitnya tahu lah, kali aja dia lagi ada masalah."

Najril berpikir sejenak, ingatannya melanglang buana ke waktu pertama kali mendapati Angga menunjukkan perubahan yakni saat cowok itu menendang tong sampah tatkala istirahat rapat gabungan organisasi OSIS dan Pramuka, namun saat ditanya kenapa, Angga hanya diam saja.

"Ah, nggak mungkin deh!" guman Najril membuat Dina mengerutkan dahinya.

"Nggak mungkin apa? Jangan bikin penasaran deh!" Dina merajuk.

"Takut salah, tapi cuma ini yang paling masuk akal. Si Angga berubah semenjak Rena jalan sama Bang Hamzah, kamu ingat 'kan waktu Angga nendang tong sampah? Momentnya pas Bang Hamzah ngajak Rena pulang bareng, 'kan?"

Dina mengangguk dan setuju dengan spekulasi tersebut. Tapi, seandainya mereka menyimpulkan jika Angga cemburu, kenapa? Bukankah cowok playboy itu tak punya ketertarikan pada Rena bahkan berani menjadikan cewek itu sebagai barang taruhan?

Najril dan Dina sama-sama berpikir keras hal yang tak seharusnya mereka pikirkan. Namun, masalah ini cukup pelik sehingga membuat jiwa kepo keduanya meronta-ronta. Apalagi perubahan yang ditunjukkan oleh Angga juga sangat signifikan di mana cowok itu terlihat frustasi dan kini lebih suka bergaul dengan anak-anak badung.

"Jril, gue mau pindah bangku, ya!" suara Angga mengiterupsi Najril dan Dina yang sedang sama-sama termenung di jam istirahat ini.

"Loh, kenapa?" tanya Najril semakin heran.

"Nggak papa, bosan aja sebangku sama lo," balasnya singkat seakan tak peduli pada kekhawatiran yang ditunjukkan Najril.

"Oke, silahkan kalo emang lo bosan. Tapi please, cerita sama gue kenapa lo jadi berubah gini?"

"Lebay banget sih lo, Jril! Lo nggak jatuh cinta sama gue 'kan, gue mau pindah bangku aja lo sampe segitunya?!" Angga mengejek.

Brakkk

Dina yang merasa jika Angga telah mengejek pacarnya lantas marah dan menggebrak meja hingga atensi para penghuni kelas tertuju padanya. Angga terpaku, matanya menatap Dina dengan tatapan jijik padahal sebelumnya mereka juga tak kalah akrabnya.

"Lo kenapa sih, Ga? Kalo ada masalah ngomong, bukan menghindari Najril kayak gini. Selama ini kalian dekat, sahabatan, jadi wajar kalo dia ngerasa aneh dengan perubahan sikap lo yang jadi pemalas dan lebih milih nongkrong sama orang lain tanpa ajak Najril apalagi sekarang sekonyong-konyong lo mau pindah bangku dengan alasan bosan? Wajar banget kalo Najril tanya kenapa!"

Angga tak menjawab, dia menoleh pada Rian dan Ahok yang mengedikkan bahunya dan akhirnya tanpa menghiraukan perkataan Dina, Angga benar-benar pindah bangku ke barisan paling belakang di mana tempat itu sering dijuluki sarang setan karena yang duduk di bangku belakang rata-rata adalah murid badung dan bodoh di kelas tersebut.

Najril sendiri geleng-geleng kepala dan merasa kehabisan kata, seberapa banyak pun ia introspeksi diri sebab takut telah tak sengaja melakukan kesalahan yang membuat Angga marah padanya, Najril tetap tak menemukan kesalahannya karena memang ia tak memiliki salah apa pun.

Yang Najril yakini adalah jika Angga berubah begitu saja, sejak Rena didekati Ketua Pratama yang dikenal tampan, santun dan baik hati juga tegas saat memimpin organisasinya.

Tak lama, Rena datang diantar Hamzah karena keduanya baru pulang dari perpustakaan setelah membaca buku bersama. Kelas yang masih hening karena baru saja terjadi percekcokan antara Najril, Dina dan Angga mendadak kembali berisik setelah penghuninya melihat Rena diantar ke kelas oleh cowok pentolan sekolah yang bahkan lebih tampan dan keren dari Angga.

"Duh, yang ditaksir pentolan sekolah. Kapan nih jadiannya?"

"Hati-hati jangan sampe ditipu lagi, Ren!"

"Duh, kok gue iri banget sama lo ya, Ren?"

Riuh suara penghuni kelas membuat Rena merona dan tak mampu menjawab apa-apa. Dia hanya bisa memberi isyarat pada Hamzah yang masih berada di ambang pintu untuk segera meninggalkan kelasnya agar cowok itu tak mendengar kekonyolan teman-temannya yang sangat memalukan.

Hamzah akhirnya pergi setelah memberi lengkungan bibir yang membuat siapa saja mabuk kepayang melihatnya. Sementara Dina, dia yang penasaran dengan alasan Angga uring-uringan akhir-akhir ini sengaja memancing keributan dengan memberi sindiran.

"Ren, kalo Kak Hamzah nembak lo terima aja. Dia kayaknya serius deh sama lo, nggak kayak si itu tuh..." Dina menarik sebelah bibirnya untuk menunjuk ke arah Angga, "bisanya cuma mainin cewek aja. Giliran udah diembat orang uring-uringan gak jelas!" jelas Dina sarkatis.

Dan benar saja, Angga langsung bereaksi dan kini Dina tahu jika cowok itu sungguh-sungguh telah jatuh cinta pada teman sebangkunya.

"Anj1ng lo, Din! Masalah hati gue bukan urusan lo!" gertak Angga hampir menampar Dina yang tersenyum sinis ke arahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!