Toxic Relationship

Toxic Relationship

1

Seorang cowok tinggi kurus sedang berjalan dengan hoodie yang menutupi seragam atas SMP-nya. Dia selalu menjadi pusat perhatian. Bukan hanya karena saat masa MOPD menjadi murid terfavorit sebab keaktifannya, namun juga karena wajahnya yang manis dengan warna kulit yang tidak putih, tidak juga hitam, terlihat pas. Manis, namun tidak membuat eneg apalagi diabetes.

Angga Pradtya namanya, siswa yang kini baru masuk kelas 2 SMP dan menjadi ketua tim sepak bola di ekstrakurikuler sekolah. Bukan hanya siswi seangkatan dan adik kelas saja yang terpikat oleh karismanya, tak sedikit kakak kelas yang juga pernah terang-terangan menyukai sampai menjadi pacarnya meskipun hubungan yang dijalaninya terpantau jarang lama. Hanya bertahan tiga sampai lima bulan saja dan tak lama kemudian, dipastikan Angga sudah mengganti pacarnya.

Itu yang membuat Rena saat ini merasakan bahagia, siswi yang sudah sejak kelas satu satu kelas dengan Angga itu merasa ketiban rezeki nomplok tatkala secara tiba-tiba Angga menyatakan rasa suka padanya. Rena merasa ini seperti mimpi, apa yang membuat Angga, cowok terkeren di sekolah menyukai Rena dan mengajaknya berpacaran?

Tak ingin kehilangan kesempatan, Rena menerimanya tanpa aba-aba, tanpa ada keraguan. Angga tersenyum lebar dengan ekspresi wajah penuh kemenangan. Suasana kelas semakin riuh karena dua sejoli baru saja mengikrarkan ikatan pacaran.

"Gue menang!" kata Angga berteriak. Matanya menoleh pada teman sebangkunya, Najril namanya. Pandangan mereka menyiratkan sesuatu dan kebingungan melanda pikiran Rena yang melihat itu.

Angga meninggalkannya. Benar-benar sosok playboy yang sebenarnya. Namun Rena tak peduli, dia sudah menjadi pacarnya sekarang dan akan menjadi pacar yang baik agar hubungannya dengan Angga bisa bertahan lama. Tak apa diperlakukan semena-mena seperti barusan, mungkin Angga masih malu untuk menunjukkan keakraban dengannya, pikir Rena.

"Angga! Tunggu!" seru Rena. Gadis itu menyusul pacarnya yang keluar dari ruang kelas begitu saja.

"Lihat si Rena kayaknya girang amat jadian sama Angga. Kecewa baru tahu rasa," ujar Najril pada Dina, pacarnya. Dina adalah teman sebangku Rena. Dina memicingkan matanya, merasa ada yang janggal atas semua yang telah terjadi baru saja.

"Kalian suka iseng, awas aja kalo Rena kalian jadiin korban keisengan kalian!" sahut Dina sementara Najril hanya geleng-geleng kepala seraya tersenyum lebar hingga barisan gigi rapinya kelihatan.

"Iseng dikit doang, nanti aku traktir seblak deh." Najril bangkit dari tempat duduknya meninggalkan Dina yang perasaannya tak karuan.

Dina tahu betul tabiat Angga karena cowok itu merupakan sahabat pacarnya. Playboy, sering gonta-ganti pacar dan ... nakal. Selain sudah merokok, Angga juga sering katahuan memiliki pacar lebih dari satu dan yang parahnya adalah, pernah terdengar rumor jika Angga adalah PK alias penjahat kelamin.

Sementara Rena di mata Dina hanya siswi biasa yang tidak begitu berprestasi, polos dan kecantikannya takkan mengalahkan mantan-mantan Angga sebelumnya. Ya, sekali lagi, Rena hanya siswi yang biasa-biasa saja sehingga hampir semua teman-teman kelas merasa tak percaya, bagaimana bisa Angga menyukai Rena.

Jam istirahat hampir berakhir, Rena datang dengan senyuman merekah. Dina menatapnya iba, namun pura-pura turut bahagia karena ingin menjaga perasaan sahabatnya.

"Cieee yang baru jadian, pajak jadiannya dong!" ucap Dina yang disambut teriakan usil dari teman-teman kelas lainnya.

"Apaan sih, malu tahu," jawab Rena yang merona.

Suasana kelas menjadi sedikit lebih ramai karena beberapa teman Rena mendekat untuk melakukan wawancara padanya. Rena kelabakan, tak mampu menjawab satu per satu pertanyaan mereka yang begitu beruntun dan terdengar heboh.

"Sejak kapan deket sama Angga, Ren?"

"Kok bisa sih nggak ada angin nggak ada hujan dia tiba-tiba nembak lo?"

"Jangan-jangan kalian emang udah deket sejak lama, ya?"

"Hati-hati sama si Angga, dia kan playboy, PK lagi!"

Telinga Rena hampir meledak karena menampung suara yang begitu banyak serta riuh di dalamnya. Beruntung bel masuk telah berbunyi membuat Rena tertawa karena merasa puas telah membuat teman-teman kelasnya penasaran.

Lagian, tak ada yang bisa Rena ceritakan mengingat selama ini dirinya memang tidak begitu dekat dengan Angga. Keduanya bahkan berbeda haluan dalam hal ekstrakurikuler dan organisasi. Angga ketua tim sepak bola sedangkan Rena sama sekali tak menyukai olahraga. Angga juga anggota OSIS, sedangkan Rena anggota Pramuka yang membuat keduanya tentu saja jarang bertemu.

Di kelas pun, Rena lebih banyak akrab dengan teman-teman perempuan. Berbeda dengan Angga yang bisa akrab dengan laki-laki dan perempuan sekaligus. Intinya, Angga dan Rena sangat bertolak belakang dalam banyak hal. Dan perihal Angga menembaknya secara tiba-tiba, anggap saja itu memang takdir yang bagi Rena cukup menguntungkan.

Bagaimana tidak? Menjadi pacar dari Angga Praditya pasti akan membuat Rena ketularan populer di sekolah. Belum lagi masalah jajan, Angga terkenal banyak uang dan sering mentraktir teman-temannya setiap hari. Apalagi pada pacarnya? Membayangkannya saja sudah membuat Rena senyum-senyum sendiri.

"Ren, kok main terima aja sih? Padahal pikir-pikir dulu sebelum terima, kasih waktu tiga hari atau nggak sampe besok kek!" ujar Dina setelah semua teman-temannya duduk di bangku masing-masing.

"Ah, nanti Angga berubah pikiran. Kamu kan tahu aku suka sama dia sejak kelas satu, masa pas dia nembak aku suruh dia tunggu?" sahut Rena tak terima.

"Iya sih, aku kan cuma mau kamu jaga-jaga aja. Seperti yang kita tahu, si Angga playboy." Rena berdecak sambil memalingkan wajahnya dari Dina.

"Tadi minta pajak jadian, sekarang malah kayak yang nggak seneng lihat temennya bahagia gini," kata Rena tanpa menatap lawan bicaranya.

Dina tak menjawab dan hanya geleng-geleng kepala. Cinta memang membutakan segalanya dan membuat orang menjadi buntu dalam berpikir. Seperti halnya Rena. Keduanya saling diam hingga akhirnya guru datang, namun Najril dan Angga belum juga menampakkan batang hidungnya.

Rena yang merasa khawatir pada pacar barunya itu terus saja menatap pintu kelas yang sudah tertutup rapat karena ditutup oleh guru yang tak tahu jika masih ada murid yang belum masuk.

"Angga sama Najril ke mana, ya?" Dina bertanya sedangkan Rena menjawab singkat.

"Gak tahu!"

"Ck!" Dina berdecak kesal. Buru-buru ia merogoh ponsel yang ada di saku bajunya dan ternyata Najril sudah mengiriminya pesan sejak lima belas menit yang lalu.

(Aku di kantin, harus traktir Angga yang udah berhasil jadiin Rena pacarnya.)

Bahu Dina melemas. Sudah ia duga. Pasti ada yang tak beres dengan aksi Angga yang tiba-tiba saja menyatakan perasaan suka pada Rena di depan kelas. Ternyata ini semua settingan, Angga dan Najril hanya taruhan dan entah akan seperti apa nasib Rena setelah ini.

Terpopuler

Comments

Mrs.Labil

Mrs.Labil

astaga.. baru SMP lohh 🤭

2023-09-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!