Saat paginya Dimas terbangun karena ada cahaya yang tembus dari celah kaca yang terbuka.
"Sekarang udah pagi nya, aku sama sekali tidak tau harus aku lakukan. Aku memang seorang pecundang sekarang tidak bisa melakukan apa apa bahkan aku hampir aja membuat susah keluarga aku".
Dimas mengusap wajahnya karena frustasi memikirkan apa yang harus di lakukan nya. saat Dimas memikirkan nasib nya disini tiba tiba saja pintu kamarnya di ketuk oleh pak kepala desa yang memberikan tempat tinggal untuk nya.
"Nak Stevan apa kamu sudah bangun?"
Dimas yang mendengarkan suara pak kepala desa itu langsung membuka pintu.
"Sudah pak, apa bapak butuh sesuatu?".
"tidak kok, saya hanya mau membangunkan dirimu, ternyata udah bangun nya".
"iya pak,saya tiap hari sudah terbiasa bangun pagi".
"baguslah, ngomong ngomong kamu mau makan?".
"mau sih pak, tapi saya tidak ada uang untuk membeli makanan".
"ayok makan dengan saya dan istri saya,kami sedang sarapan di ruang makan".
"tidak usah pak,saya takut menyusahkan bapak".
"tidak apa apa kok, lagi pula kamu itu baik jadi seharusnya saya dan istri saya juga menyambut kamu dengan baik".
"tapi saya kan baru disini pak".
"gak apa apa, ayok ikut saya sarapan".
"baik pak, terimakasih nya pak".
"sama sama Stevan anggap dirumah sendiri ".
"baik pak".
Sekarang mereka sudah tiba di ruang makan dan disana sudah ada istri bapak kepala desa itu.
"Ayok sini makan sayang dan kamu juga silahkan makan".
"baik buk".
Akhirnya Dimas dan keluarga pak kepala desa itu makan dengan khidmat.
Setelah makan istri bapak kepala desa membersihkan ruangan tersebut dan Dimas dan kepala desa. Mereka berbicara diruang tamu.
"kamu ada pekerjaan kah Stevan?".
"tidak ada pak, saya sekarang pengangguran , saya tidak pernah bekerja dan tidak pernah mencoba bekerja selama ini".
" oh begitu, kalau begitu,kamu mau bekerja di sawah saya tidak? nanti saya kasih kamu gaji".
"benarkah pak?, apakah saya tidak menyusahkan bapak lagi?".
"tidak kok nak,malah bapak senang karena ada yang membantu bapak karena selama ini bapak hanya bekerja sendirian di sawah dan bapak sering mengalami kelelahan bekerja disawah ".
"benar sekali nak Stevan suami aku selalu mengeluh begitu,tapi bagaimana lagi tidak ada orang yang mau diminta tolong. Tapi karena ada kamu disini, jadi saya harap kamu bisa membantu suami saya ini".
"baik ibuk dan pak kepala desa, saya terima pekerjaan itu".
ibuk dan bapak kepala desa sangat senang dan bahagia karena Dimas mau menerima saran mereka untuk bekerja disawah untuk membantu pak kepala desa .
"kapan kamu mau bekerja disawah bersama saya sevan?".
"hari ini saya siap untuk bekerja di sawah pak".
"baiklah kalau gitu,ayok ikut saya ke sawah untuk bertani".
"baik pak".
Sebelum berangkat bapak kepala desa pergi ke ruang makan dan disana bapak melihat istrinya yang sudah selesai membersihkan peralatan makan dan peralatan makan. Bapak kepala desa itu menghampiri istrinya dan berbicara.
"sayang kamu tinggal dirumah saja nya,biar Stevan dan saya yang akan pergi ke sawah. Saya tidak tega melihat kamu yang bekerja di sawah dan dirumah. jadi kamu di rumah saja nya".
"baik sayang , terimakasih kamu sudah memperhatikan saya seperti itu sayang".
"tentu sayang kan kamu adalah istri aku, jadi aku harus menjaga dirimu dengan baik. Kalau begitu aku dan Stevan pergi dulu ke sawah, kamu disini aja . Jaga rumah nanti kalau ada orang asing masuk jangan kamu bolehkan nya. Kalau begitu aku pergi dulu sayang".
"baik sayang, hati hati nya bekerja di sawah".
Bapak kepala desa mencium kening istrinya dan istrinya mencium punggung tangan suaminya. Setelah berpamitan akhirnya Dimas dan pak kepala desa memutuskan untuk pergi ke sawah.
"ayok stevan kita ke sawah , ayok kita bertani".
"baik pak". Dimas menjawab perintah bapak kepala desa dengan semangat.
Episode selanjutnya apakah Dimas bisa membantu pekerjaan di sawah atau tidak? Kalau penasaran ayok baca kisah selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
WAKANDA NO MORE
Semangat
2024-02-14
0