BAB ENAM BELAS

"Kiiiiing bangun!" Aisha menarik hidung bangir pemuda itu. King yang biasanya malas malasan, pagi ini mendadak tersenyum.

Semalam, King sempat berpikir takkan mendengar omelan Aisha pagi ini. Rupanya, Aisha masih sama pedulinya.

Bibir King mesem secara lebar sambil dia raih punggung Aisha. Dia sungkur wajahnya pada perut Aisha yang menenangkan. "Udah nggak marah kan?"

"Emang aku marah soal apa?" Aisha memutar bola matanya secara malas. Bibirnya meleyot leyot dengan rutukan batinnya.

King mengangkat kembali wajah, menatap lekat Aisha sambil tersenyum. "Kamu cantik, Ning." Tangannya mulai membelai rambut gadis itu pelan.

"Cepetan shalat! Bangun!" Aisha tak mau basa-basi.

King mendadak lemah dan pura-pura terbatuk-batuk. "Boleh libur dulu nggak shalatnya?" rengeknya.

Aisha mengedik bahu. "Boleh... Tapi jangan napas selama libur shalat. Bisa?" tanyanya.

"Sadis amat!" King menghela napas dengan manik yang berputar malas. King geliatkan tubuhnya berharap bisa lebih semangat lagi menjalani hari ini. "Ah, Ning..."

King kembali meringis saat beranjak dari sofa hitamnya. "Leher Gue, jadi bantalan gara-gara tidur di sofa!" keluhnya.

"Kenapa nggak sofa-an sekalian biar lebih berat!" ketus Aisha. Alasan selalu, dan selalu alasan, begitu lah King Miller saat disuruh shalat.

"Sadis amat sama suami!" King bangkit, lalu memeluk Aisha yang tengah membereskan buku di tasnya. "Kangen... Nggak tidur sama kamu, rasanya kayak LDR Sabang Merauke!"

Bibir Aisha meleyot leyot kembali dan kali ini King bisa melihat betapa menggemaskan istrinya saat ngambek begini.

"Cup cup, jangan ngambek lagi ya. Aku tahu kamu cantik kalo ngambek, tapi lebih cantik kalo senyum."

"Udah dibilangin aku nggak ngambek."

Aisha berkata jutek demi tak terlihat meleleh. Harusnya tak segampang itu membuat dirinya memaafkan, walau jujur, King tak pernah gagal membuatnya salah tingkah.

"Coba bilang kalo kamu cemburu. Kamu nggak suka aku nonton sama Glo?"

Aisha mendengus malas. Ingin rasanya bertanya dengan logat Dylan, soal kamu nannnyyya, kamu bertannnyya-tannnyyya?

"Aku nanya Ning." King menegur karena Aisha hanya diam sedari tadi. "Kamu nggak suka aku nonton sama Glo?"

"Suka, malah pengen ngasih bunga!"

King tersenyum karena Aisha memberikan senyuman manisnya. "Sekalian pot-nya juga Aisha lemparin... Baikkan Aisha?"

Sesaat, King menegangkan mukanya. Aisha Humaira istrinya, hanya memiliki tampang cupu, tapi dalamnya sumbu kompor meleduk.

"Cepetan shalat!" Aisha berteriak.

"Iya-iya!" Dalam hidup King, baru Aisha yang dia ladeni kemarahannya. "Bawel!"

King lantas mandi, wudhu. King berkain sarung hitam, berpeci hitam, berkemeja putih OSIS. Jika urusan tampan, King tak ada obatnya meski mencari ke ujung dunia.

Selesai dengan shalatnya, King berdoa, berharap istrinya mendapat hidayah agar tidak lagi menolaknya bercinta.

King juga tak lupa bersyukur karena Allah sudah berikan kesempatan hidup sebagai crazy rich. Ini adalah nikmat hidup yang tak boleh didustakan.

Benar, termasuk nikmat saat Aisha keluar dari kamar mandi hanya berbalut dengan handuk saja. Ini nikmat, ter-pantang untuk dipungkiri.

King sampai mengakhiri doanya, buru-buru melipat sajadah, membuka peci dan meletakkan di tempat semula. "Kamu ngapain cuma pake handuk sayaaaaang?"

"Mau ganti baju lah!" Aisha sengaja membuka handuk agar bisa mengenakan bra.

King terpana hingga terdiam beberapa saat untuk menghitung dan mengklaim, ukuran bra Aisha bisa dikatakan big untuk seusianya.

Melihat nikmat Tuhan yang satu ini, tentu saja King tak mungkin membiarkan istrinya tanpa sentuhan. King peluk Aisha, menghirup udara yang terisi wewangian Aisha.

"Kamu lagi dateng bulan...," lirihnya ditekan.

"Terus?" Aisha bukan tidak tahu, tapi memang sengaja menyiksa batin dan Jojo suaminya.

"Ngapain mancing-mancing gini?"

"Dih, GeEr! Siapa yang mancing!" Aisha mengelak tangan King yang celamitan.

"Kalo aku khilaf gimana? Kamu terlalu menggoda." King terkekeh kecil, sambil terus berusaha memeluk gemas raga Aisha dari belakang.

"Kamu tahu Ning. Di luar sana banyak yang mau berada di posisi mu," bisiknya.

"Ya udah obral sana! Sekalian buka tiket, biar aku kaya!" jutek Aisha. "Kemarin, sama Glo juga begitu kan?"

"Kamu marah aku pangkuan sama Glo?"

Aisha menghela napas. Kemudian berbalik dan membetulkan kerah baju OSIS King.

"Bukan cuma aku, tapi Allah juga."

Pelan-pelan Aisha memberitahu apa yang mungkin tidak King tahu. Bukankah tugasnya di sini juga untuk itu?

"Glo adikku, Sayang. Kamu pasti tahu!" sanggah King.

"Dia tetap bukan mahram kamu!" tukas Aisha.

King mulai mendingin. "Whatever pandangan kamu. She's my sister!" kekeuh nya.

"Ok Ok!" Aisha menyela ketus. Lalu meraih seragam SMA miliknya untuk dikenakannya secara tergesa-gesa bahkan merutuk.

"Sakarep mu wae kono! Arep karo kae kana kono, wes karep mu, Mas Bul! Opo pinake awak mu wae! Senadyan diambyar awak mu, aku gak nesu! Percuma misu misu. Koe dewe wegah nandangi!"

"Kamu ngomong apa?"

"Aku sayang kamu!"

King terpaku bingung. Meski terdengar menyenangkan, karena akhirnya Aisha menyatakan rasa. Di saat yang sama, King juga tahu kesalnya Aisha masih begitu membara.

Andai dia punya rekaman ucapan Aisha barusan, King ingin meng-translate apa arti dari kata-kata marah istrinya.

Aisha keluar setelah lengkap dengan seragam dan Khimar putihnya. King ikut menyusul dan mereka sarapan bersama keluarga besar termasuk kedua anak kembar Om Alex.

Sore ini, King harus datang ke area balap untuk memenuhi tantangan Liam. Jadi, King mengiringi mobil Aisha dengan motor Harley Davidson miliknya.

Di mobil, Aisha masih diam, masih kesal, apa lagi barusan Glory merangkul rangkul kembali di depan matanya lagi. Terlihat King sudah sedikit membatasi, tapi tetap tidak menepis perilaku intens Glory.

Lampu merah membuat King harus berhenti di tengah jalan. Seketika itu juga, motor sport hitam list putih gede mensejajarkan diri di sisi mobil yang ditunggangi Aisha.

Serentak, keduanya menoleh pada pengendara yang tiba-tiba mengetuk kaca mobil dan menyodorkan sebuah dasi abu-abu pada Aisha.

Kaca helm full face itu terbuka, dan wajah Liam tampak di baliknya. "Dasi Lo ketinggalan di toilet kemarin!"

"Oh..." Aisha kikuk saat meraih dasi dari tangan Liam Bagaskara. "Makasih."

King meremas setang motornya kuat-kuat, sejak kapan Liam menjadi ramah pada Aisha? Dan Aisha tak takut pada Liam?

Terpopuler

Comments

Yuyu sri Rahayu

Yuyu sri Rahayu

aisha juga bisa bikin babang king cemburu sampai kebakaran jenggot /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-01-25

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

kamu buat panas hati Aisha dgn kelakuan sepupumu Glory, King...Aisha ada Liem yg juga bisa buat hati dan otakmu langsung mendidih...

2025-01-09

0

Hafsah Hafas

Hafsah Hafas

king gimana kalau aisha di pangku liam kamu senang ngak gitu juga sebaliknya 😀

2025-02-23

0

lihat semua
Episodes
1 BAB SATU
2 BAB DUA
3 BAB TIGA
4 BAB EMPAT
5 BAB LIMA
6 BAB ENAM
7 BAB TUJUH
8 BAB DELAPAN
9 BAB SEMBILAN
10 BAB SEPULUH
11 BAB SEBELAS
12 BAB DUA BELAS
13 BAB TIGA BELAS
14 BAB EMPAT BELAS
15 BAB LIMA BELAS
16 BAB ENAM BELAS
17 BAB TUJUH BELAS
18 BAB DELAPAN BELAS
19 BAB SEMBILAN BELAS
20 BAB DUA-PULUH
21 BAB DUA-SATU
22 BAB DUA-DUA
23 BAB DUA-TIGA
24 BAB DUA-EMPAT
25 BAB DUA-LIMA
26 BAB DUA-ENAM
27 BAB DUA-TUJUH
28 BAB DUA-DELAPAN
29 BAB DUA SEMBILAN
30 BAB TIGA PULUH
31 BAB TIGA SATU (Revisi)
32 BAB TIGA DUA
33 BAB TIGA TIGA
34 BAB TIGA EMPAT
35 BAB TIGA LIMA
36 BAB TIGA ENAM
37 BAB TIGA TUJUH
38 BAB TIGA DELAPAN
39 BAB TIGA SEMBILAN
40 BAB EMPAT PULUH
41 BAB EMPAT SATU
42 BAB EMPAT DUA
43 KATA PASHA
44 BAB EMPAT TIGA
45 BAB EMPAT EMPAT
46 BAB EMPAT LIMA
47 BAB EMPAT ENAM
48 BAB EMPAT TUJUH
49 BAB EMPAT DELAPAN
50 BAB EMPAT SEMBILAN
51 BAB LIMA PULUH
52 BAB LIMA SATU
53 BAB LIMA DUA
54 BAB LIMA TIGA
55 BAB LIMA EMPAT
56 BAB LIMA LIMA.
57 BONUS CHAPTER 1
58 BONUS CHAPTER 2
59 BONUS CHAPTER 3
60 BONUS CHAPTER 4
61 BONUS CHAPTER 5
62 BONUS CHAPTER 6
63 BONUS CHAPTER 7
64 BONUS CHAPTER 8
65 BONUS CHAPTER 9
66 BONUS CHAPTER 10
67 BONUS CHAPTER 11
68 BONUS CHAPTER 12
69 BONUS CHAPTER 13
70 The final session: 1
71 The final session 2
72 BONUS CHAPTER LAGI
73 CHAPTER CHAPTER
74 BONUS CHAPTER LAGI
75 BONUS CHAPTER LAGI
76 BONUS CHAPTER LAGI
77 BONUS CHAPTER LAGI
78 BONUS CHAPTER LAGI
79 PROMOSI KARYA BARU
Episodes

Updated 79 Episodes

1
BAB SATU
2
BAB DUA
3
BAB TIGA
4
BAB EMPAT
5
BAB LIMA
6
BAB ENAM
7
BAB TUJUH
8
BAB DELAPAN
9
BAB SEMBILAN
10
BAB SEPULUH
11
BAB SEBELAS
12
BAB DUA BELAS
13
BAB TIGA BELAS
14
BAB EMPAT BELAS
15
BAB LIMA BELAS
16
BAB ENAM BELAS
17
BAB TUJUH BELAS
18
BAB DELAPAN BELAS
19
BAB SEMBILAN BELAS
20
BAB DUA-PULUH
21
BAB DUA-SATU
22
BAB DUA-DUA
23
BAB DUA-TIGA
24
BAB DUA-EMPAT
25
BAB DUA-LIMA
26
BAB DUA-ENAM
27
BAB DUA-TUJUH
28
BAB DUA-DELAPAN
29
BAB DUA SEMBILAN
30
BAB TIGA PULUH
31
BAB TIGA SATU (Revisi)
32
BAB TIGA DUA
33
BAB TIGA TIGA
34
BAB TIGA EMPAT
35
BAB TIGA LIMA
36
BAB TIGA ENAM
37
BAB TIGA TUJUH
38
BAB TIGA DELAPAN
39
BAB TIGA SEMBILAN
40
BAB EMPAT PULUH
41
BAB EMPAT SATU
42
BAB EMPAT DUA
43
KATA PASHA
44
BAB EMPAT TIGA
45
BAB EMPAT EMPAT
46
BAB EMPAT LIMA
47
BAB EMPAT ENAM
48
BAB EMPAT TUJUH
49
BAB EMPAT DELAPAN
50
BAB EMPAT SEMBILAN
51
BAB LIMA PULUH
52
BAB LIMA SATU
53
BAB LIMA DUA
54
BAB LIMA TIGA
55
BAB LIMA EMPAT
56
BAB LIMA LIMA.
57
BONUS CHAPTER 1
58
BONUS CHAPTER 2
59
BONUS CHAPTER 3
60
BONUS CHAPTER 4
61
BONUS CHAPTER 5
62
BONUS CHAPTER 6
63
BONUS CHAPTER 7
64
BONUS CHAPTER 8
65
BONUS CHAPTER 9
66
BONUS CHAPTER 10
67
BONUS CHAPTER 11
68
BONUS CHAPTER 12
69
BONUS CHAPTER 13
70
The final session: 1
71
The final session 2
72
BONUS CHAPTER LAGI
73
CHAPTER CHAPTER
74
BONUS CHAPTER LAGI
75
BONUS CHAPTER LAGI
76
BONUS CHAPTER LAGI
77
BONUS CHAPTER LAGI
78
BONUS CHAPTER LAGI
79
PROMOSI KARYA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!