BAB SEPULUH

Sore ini King dan Aisha pulang ke rumah sederhana milik Paman Aisha yang ditempati Ummi Zivanna.

Sejak kemarin Ummi harus tidur sendiri di rumah sepi ini, maka malam ini Aisha dan King berniat bergantian menginap di sini.

Pertama kalinya King masuk ke dalam kamar Aisha. Mata King berpencar, melihat-lihat ke sekeliling yang cukup kontemporer. Tak ada pernak pernik lucu layaknya kamar remaja.

Malah terkesan hampa karena hanya ada satu dua kaligrafi saja yang tertempel di dinding putih polos kamar Aisha.

Sementara King mengorek ngorek isi kamar istrinya, Aisha membantu ibunya mencucikan wajan dan peralatan bekas mereka memasak bersama barusan.

Di rumah mertuanya, Aisha tak diizinkan menyentuh satupun pekerjaan. Tak ayal, rumah besar King didominasi banyaknya pelayan dan penjaga.

Aisha melirik kecil ke arah Ummi Zivanna. Ada tatapan lain Ummi yang seolah-olah sedang memberondong pertanyaan secara tersirat pada Aisha.

"Kenapa sih Ummi?"

Ummi tersenyum lalu mengusap pelan pucuk kepala gadis itu. "Kamu tidak menolak King kan, Aish?"

Aisha menatap Ummi dengan bibir yang mencebik. Apa pantas jika dibicarakan pada ibunya kalau King sudah modus dan dia terus menolaknya.

"Ummi bilang nggak boleh bicara soal yang terjadi di kamar kepada siapa pun, termasuk Ummi." Aisha memiliki alasan untuk tidak menjawabnya.

"Ummi cuma mau memastikan. Kamu tahu kewajiban kamu setelah menikah," kata Ummi.

Mendengar itu, Aisha menjadi teringat kisah Ibunya yang juga menikah muda. Inilah yang juga menjadi bahan pertimbangan bagi Aisha untuk tidak mengikuti jejak Ummi Zivanna.

Yaitu, diam saja saat suaminya berselingkuh, diam saja saat suaminya menyakiti, dan diam saja saat ketidak adilan didapati.

Aisha tak mau dipermainkan laki-laki, apa lagi kalau sampai hamil diusia muda. "Apa Ummi juga begitu? Langsung memenuhi kewajiban Ummi sebagai istri?" tanyanya.

"Tentu saja."

Aisha meletakkan piring terakhir yang dicucinya, lantas memeluk hangat sang ibunda yang hebat. "Maafin Aisha Ummi."

Ummi tersenyum. "Kenapa minta maaf?"

"Gara-gara Aisha yang tumbuh diperutnya Ummi. Ummi jadi nggak bisa minta cerai dari Abi dulu. Ummi pasti tertekan saat hamil Aish kan?"

Ummi Zivanna membenarkan. Benar memang jika dia sangat tertekan saat hamil Aisha.

Perjodohan dini dari Abah Zainy dia turuti, dan saat dia mulai jatuh cinta pada Abi Lukman, pria itu justru asyik berhubungan dengan wanita lain.

"Jodoh, mati, rezeki, siapa yang tahu? Apa pun masa lalu Ummi, Ummi bersyukur karena dari Abi mu, Ummi memiliki putri shalihah seperti Aisha Humaira."

Aisha tersenyum lalu mengelap air mata yang meluncur di pipi ibunya. Air mata seorang ibu yang juga sedang terharu karena putrinya sudah menikah.

"Sekarang kamu bikinin minum buat suami kamu sana," titah Ummi. "Masha Allah, udah punya ladang pahala anak Ummi."

Aisha terkikik, ladang pahala tapi yang punya ladang malah tukang modus. Satu hari ini saja King kabur saat diajak Aisha shalat.

Meski begitu Aisha tetap membuatkan secangkir teh panas seperti yang Ummi usulkan. Kemudian segera mendatangi kamar, di mana suaminya masih melihat-lihat koleksi kitab yang entah apa namanya.

Aisha meletakkan teh di atas meja belajar, lalu mengamati leher King yang dipenuhi buliran-buliran keringat. "Buka dulu."

Sontak, King mengalihkan atensinya kepada gadis yang membuka satu persatu kancing seragam sekolahnya. "Aisha!"

"Buka..." Aisha menarik baju putih suaminya, dan dia sempat terpaku pada dada bersih King yang menatapnya serius. "Kamu yakin ngajakin aku main di sini hmm?"

"Apa sih, King?" Aisha menepuk dada bidang nan jernih pemuda itu. "Aku suruh kamu buka baju biar nggak keringetan. Kamu panas kan? AC-nya mati," lanjutnya.

"O." King kecewa. "Udah-udah kalo itu aku bisa sendiri!" King melepas total baju putihnya dengan kesal.

"Kenapa manyun begitu?" Aisha duduk di sisi King yang bergeser menjauh. "Kok geser? Emang aku kuman?"

King menatap Aisha kembali. "Emang mau dipangku?"

"Mau."

King menyengir sambil menepuk-nepuk sebelah pahanya. "Sini duduk!" ajaknya.

Aisha berpaling dengan tangan yang bersidekap cuek. "Bisa shalat dulu baru minta itu, minta ini, minta anu!" ketusnya.

King menghela napas. Tapi kemudian menyengir setelah teringat sesuatu. "Jadi kalo bisa shalat, kamu beneran mau?"

"Tergantung," jawab Aisha.

"Terus gimana masukin nya kalo posisinya tergantung?" tanya King ambigu.

Aisha mencubit hidung mancung suaminya yang bertulang tegas. King selalu bercanda dengan hal yang dia anggap serius.

"Shalat yang ikhlas karena Allah, bukan karena pengen anu!"

-Gue paksa keenakan Lu...

Aisha menatap tajam bahkan menyipit cukup rumit pada King. "Barusan kamu membatin?"

King tertawa. "Nggak salah kalo kita jodoh, ternyata telepatinya sampe."

"Nggak lucu!" Aisha memukul lengan King yang tak berasa apa pun selain hanya gemas yang berefek pada mata King.

"Makanya polos bulat-bulat dulu biar lucu."

"Kiiiing!" Aisha geregetan. Dia sampai menggeram sambil mengepal kuat kedua tangannya yang hampir keluar asap.

"Arah bicara kamu tuh kenapa menjurus ke situ terus sih! Kamu tahu nggak sih tujuan Allah menciptakan manusia itu biar kamu beribadah!"

"Jangan lupa Humaira." King memainkan jari di depan wajah Aisha yang sontak mengernyit dan mundur. "Selain untuk beribadah, Allah juga menciptakan manusia untuk menjadikannya khalifah."

"Dih, tau tau an khalifah segala!" sindir Aisha.

"Tau lah. Tetangganya pak Taka yang Janda baru lima belas hari."

"Aku serius, Kiiiing!" Aisha menggertak giginya geram.

"Iya serius. Khalifah anak Pak ustadz."

Aisha berpaling dengan raut ngambek.

King menggeser duduknya lebih dekat lagi. Lalu mengusap lembut kepala istrinya yang mengambek. "Kata Mas Emyr, harus gini kalo istri lagi marah."

Aisha semakin tak mau menatap King, bukan apa-apa, dia masih marah tapi sikap manis King seketika meluluhlantakan kemarahannya

"Khalifah setahuku berarti pengurus bumi, iya kan? Ini aku serius loh. Udah jangan marah lagi...," bujuk King.

Aisha baru mau menatap suaminya sambil tersenyum. Akhirnya King bisa serius juga dalam urusan ini.

"Maka dari itu, karena disuruh jadi khalifah, jadi salah satu bentuk usaha kita sebagai pengurus bumi ya dengan berkembang biak!"

"Hah?" Aisha terperangah tersentak. Sungguh mencengangkan pemikiran King ini.

"Dengan artian, kita para suami harus memiliki kiat-kiat mesum, sebelum manusia di dunia ini akan punah!" tegas King.

Aisha hampir khilaf memakan telinga suaminya yang mengesalkan. "Kamu tahu itu semua cuma buat ngeles!"

"Ya daripada nggak tahu sama sekali," enteng King.

Aisha bangkit. "Udah ah Bete lama lama ngomong sama kamu!"

"Nggak usah ngomong. Bergerak naik turun di atas lebih enak dari pada ngomong!" King selalu punya sahutan ambigu untuk meledek Aisha.

"Kiiiiing!" Aisha berteriak.

"Aisha, King!" Ummi Zivanna datang ke kamar yang sangat berisik itu. "Kalian apa-apaan sih?" tegurnya.

"King tuh Ummi!" adu Aisha.

"Aisha yang durhaka sama suami, Ummi!" adu balik King.

Ummi Zivanna menghela napas. "Kalian masih pada kayak bocah. Kemarin ngapain pada cium ciuman minta nikah?"

"Kalo itu enak, Ummi." King menyengir dan Aisha mengepal kuat tangannya kembali.

"Hiihhhh!" Aisha lebih memilih keluar dari kamar dari pada meladeni ledekan suaminya.

Terpopuler

Comments

Moms Kembar

Moms Kembar

hahaha...ngakak woy,bisa ae jwb nya king🤣🤣🤣

2024-05-03

0

Mrs. Labil

Mrs. Labil

1 kalimat doang bijaknya 🤦

2024-03-24

0

Mrs. Labil

Mrs. Labil

gimana ya 🤔🤔 ku bantu mikir dlu ya King 🤣🤣🤣

2024-03-24

0

lihat semua
Episodes
1 BAB SATU
2 BAB DUA
3 BAB TIGA
4 BAB EMPAT
5 BAB LIMA
6 BAB ENAM
7 BAB TUJUH
8 BAB DELAPAN
9 BAB SEMBILAN
10 BAB SEPULUH
11 BAB SEBELAS
12 BAB DUA BELAS
13 BAB TIGA BELAS
14 BAB EMPAT BELAS
15 BAB LIMA BELAS
16 BAB ENAM BELAS
17 BAB TUJUH BELAS
18 BAB DELAPAN BELAS
19 BAB SEMBILAN BELAS
20 PASHA AYU
21 BAB DUA-PULUH
22 BAB DUA-SATU
23 BAB DUA-DUA
24 BAB DUA-TIGA
25 BAB DUA-EMPAT
26 BAB DUA-LIMA
27 BAB DUA-ENAM
28 BAB DUA-TUJUH
29 BAB DUA-DELAPAN
30 BAB DUA SEMBILAN
31 BAB TIGA PULUH
32 BAB TIGA SATU (Revisi)
33 BAB TIGA DUA
34 BAB TIGA TIGA
35 BAB TIGA EMPAT
36 BAB TIGA LIMA
37 BAB TIGA ENAM
38 BAB TIGA TUJUH
39 BAB TIGA DELAPAN
40 BAB TIGA SEMBILAN
41 BAB EMPAT PULUH
42 BAB EMPAT SATU
43 BAB EMPAT DUA
44 KATA PASHA
45 BAB EMPAT TIGA
46 BAB EMPAT EMPAT
47 BAB EMPAT LIMA
48 BAB EMPAT ENAM
49 BAB EMPAT TUJUH
50 BAB EMPAT DELAPAN
51 BAB EMPAT SEMBILAN
52 BAB LIMA PULUH
53 BAB LIMA SATU
54 BAB LIMA DUA
55 BAB LIMA TIGA
56 BAB LIMA EMPAT
57 BAB LIMA LIMA.
58 BONUS CHAPTER 1
59 BONUS CHAPTER 2
60 BONUS CHAPTER 3
61 BONUS CHAPTER 4
62 BONUS CHAPTER 5
63 BONUS CHAPTER 6
64 BONUS CHAPTER 7
65 BONUS CHAPTER 8
66 BONUS CHAPTER 9
67 BONUS CHAPTER 10
68 BONUS CHAPTER 11
69 BONUS CHAPTER 12
70 BONUS CHAPTER 13
71 The final session: 1
72 The final session 2
73 BONUS CHAPTER LAGI
74 CHAPTER CHAPTER
75 BONUS CHAPTER LAGI
76 BONUS CHAPTER LAGI
77 BONUS CHAPTER LAGI
78 BONUS CHAPTER LAGI
79 BONUS CHAPTER LAGI
80 PROMOSI KARYA BARU
Episodes

Updated 80 Episodes

1
BAB SATU
2
BAB DUA
3
BAB TIGA
4
BAB EMPAT
5
BAB LIMA
6
BAB ENAM
7
BAB TUJUH
8
BAB DELAPAN
9
BAB SEMBILAN
10
BAB SEPULUH
11
BAB SEBELAS
12
BAB DUA BELAS
13
BAB TIGA BELAS
14
BAB EMPAT BELAS
15
BAB LIMA BELAS
16
BAB ENAM BELAS
17
BAB TUJUH BELAS
18
BAB DELAPAN BELAS
19
BAB SEMBILAN BELAS
20
PASHA AYU
21
BAB DUA-PULUH
22
BAB DUA-SATU
23
BAB DUA-DUA
24
BAB DUA-TIGA
25
BAB DUA-EMPAT
26
BAB DUA-LIMA
27
BAB DUA-ENAM
28
BAB DUA-TUJUH
29
BAB DUA-DELAPAN
30
BAB DUA SEMBILAN
31
BAB TIGA PULUH
32
BAB TIGA SATU (Revisi)
33
BAB TIGA DUA
34
BAB TIGA TIGA
35
BAB TIGA EMPAT
36
BAB TIGA LIMA
37
BAB TIGA ENAM
38
BAB TIGA TUJUH
39
BAB TIGA DELAPAN
40
BAB TIGA SEMBILAN
41
BAB EMPAT PULUH
42
BAB EMPAT SATU
43
BAB EMPAT DUA
44
KATA PASHA
45
BAB EMPAT TIGA
46
BAB EMPAT EMPAT
47
BAB EMPAT LIMA
48
BAB EMPAT ENAM
49
BAB EMPAT TUJUH
50
BAB EMPAT DELAPAN
51
BAB EMPAT SEMBILAN
52
BAB LIMA PULUH
53
BAB LIMA SATU
54
BAB LIMA DUA
55
BAB LIMA TIGA
56
BAB LIMA EMPAT
57
BAB LIMA LIMA.
58
BONUS CHAPTER 1
59
BONUS CHAPTER 2
60
BONUS CHAPTER 3
61
BONUS CHAPTER 4
62
BONUS CHAPTER 5
63
BONUS CHAPTER 6
64
BONUS CHAPTER 7
65
BONUS CHAPTER 8
66
BONUS CHAPTER 9
67
BONUS CHAPTER 10
68
BONUS CHAPTER 11
69
BONUS CHAPTER 12
70
BONUS CHAPTER 13
71
The final session: 1
72
The final session 2
73
BONUS CHAPTER LAGI
74
CHAPTER CHAPTER
75
BONUS CHAPTER LAGI
76
BONUS CHAPTER LAGI
77
BONUS CHAPTER LAGI
78
BONUS CHAPTER LAGI
79
BONUS CHAPTER LAGI
80
PROMOSI KARYA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!