Bab 16

Dan Akhirnya Zaed pun nekat dia nekat memanjat gerbang besar tersebut, dan para satpam pun berusaha untuk mencegah Zaed dengan cara memukul kaki Zaed dengan tongkat pemukul yang selalu mereka bawa di pinggang namun itu tak menjadi penghalang untuk Zaed dia tetap memanjat gerbang hingga akhirnya dia bisa melewati gerbang tersebut dan tentunya dia tidak hanya tinggal diam saat kakinya tadi sempat di pukuli habis-habisan oleh kedua satpam ini, Zaed lalu membalas mereka dengan pukulan dan tendangan yang sangat keras hingga mereka jatuh tersungkur ketanah.

"Tak ada yang bisa menghalangi ku untuk bertemu dengan Aletta kalian mengerti?! " ucap Zaed dingin.

"Bila kalian masih berusaha menghentikan ku maka aku tak akan segan pada kalian" Zaed yang nekat lalu mengeluarkan samurai kecil dari balik tubuhnya samurai yang selalu dia bawa kemana-mana, samurai itu memang kecil namun ketajamannya bisa menebas kepala kerbau hanya sekali tebasan.

Mata Zaed bahkan sudah terlihat gelap saat ini hingga kedua satpam yang menghadang ketakutan saat melihat mata pembunuh dari Zaed, seolah Zaed bersiap untuk memeras darah mereka saat itu juga bila keinginan nya halangi.

Keributan di gerbang utama terdengar sampai kerumah utama, para pelayan yang ada disana melihat dan berkerumun di depan taman dekat gerbang.

Alice yang saat itu ada di rumah pun ikut nimbrung dan bertanya ada kejadian apa di gerbang kenapa sepertinya sangat berisik, begitu lah pertanyaan Alice kepada para pelayanan yang sedang menguntip kejadian tersebut.

"Eh... nona sepertinya ada seorang preman yang memaksa masuk kedalam rumah" jelas satu pelayanan.

"Hah preman? " Alice terkejut sekaligus ketakutan.

"Bagaimana bisa ada preman di perumahan ini? " Alice panik.

Tanpa Alice sadari yang di maksud preman oleh para pelayan tersebut adalah sahabat baik nya yang saat ini sedang berjalan tergesa-gesa menuju pintu rumah utama.

Zaed telah tiba di pintu rumah utama, dia menyembunyikan samurai kecilnya di balik bajunya bagian belakang tubuhnya.

"Alice mana Aletta? " tanya Zaed secara langsung tanpa basa basi lagi.

"Eh Zay katanya ada preman tadi yang maksa masuk rumah ini apa elu berhasil ngusir preman itu? " Alice malah bertanya saat Zaed bertanya tentang adiknya.

"Preman dimana? " tanya Zaed bingung.

"Di gerbang tadi kata mereka" jawab Alice.

Pasti mereka nggak tahu kalau yang ribut di depan itu gue.

Batin Zaed.

"Oh itu udah gue usir, sekarang mana Aletta, gue lihat status dia di medsos tangannya terluka karena kecipratan minyak panas" tanya Zaed khawatir.

"Eh... Leta ada di dalam barusan gue obatin dia" ucap Alice.

Zaed yang tidak sabaran pun menerobos masuk kedalam rumah untuk melihat keadaan gadis yang dicintainya itu.

 "Aletta.... Aletta... " panggil Zaed dia berharap Aletta keluar dari kamar nya.

Dan benar saja saat mendengar suara Zaed Aletta langsung keluar kamar nya, dan berlari menuruni tangga.

"Kakak bagaimana kakak bisa masuk? " tanya Aletta saat dirinya berlari kearah Zaed.

Kali ini yang Alice bingung dengan pertanyaan adiknya.

"Kok pertanyaan mu aneh begitu Aletta bukannya Zaed biasa masuk kesini? " tanya Alice bingung.

"Iya tapi tadi pagi ayah melarang kak Zay datang kesini lagi" jelas Aletta.

"Hah... " Alice bingung.

Dia akhirnya menghubungkan keributan di gerbang dengan larangan Zaed masuk kerumah dengan kondisi tangan Aletta.

"Katanya gue tahu nih siapa preman yang di maksud para pelayan" gumam Alice melihat kearah Zaed.

Zaed tak memperdulikan tatapan penuh pertanyaan dari Alice dia mengkhawatirkan Aletta dan memeriksa tangan Aletta.

"Tangan mu tidak apa-apa? Alice apa lukanya parah? " tanya Zaed.

"Lebay bener sih lu, dia cuma luka ringan kok sudah gue kasih obat dan beberapa hari juga lukanya kering dan sembuh" ucap Alice santai.

"Huft.... " Zaed mengehela nafasnya berat.

"Syukur lah lain kali kalau lagi praktek masak di sekolah hati-hati ya" ucap Zaed lembut.

"Iya tenang saja kak, ini sudah biasa terjadi bila kita di dapur" ucap Aletta lembut.

Zaed mengusap kepala gadis remaja itu dengan lembut, Alice melihat itu.

Zay benar-benar mencintai mu Aletta, hanya saja kau kenapa tidak pernah peka sih apa karena kau ini masih polos atau kau ini memang bodoh ya huft.... kasihan kau sobat karena adik ku tak pernah menyadari perasaan mu padanya.

Batin Alice.

Malam ini Alice memang sengaja datang ke rumah saat tahu ayah dan ibunya tidak dirumah dan saat tahu Aletta terluka dia juga awalnya mengkhawatirkan adiknya tapi ternyata luka di tangan Aletta tidak separah yang dia fikirkan hingga malam ini dia pun tidak akan bermalam dirumah orang tuanya ini dan akan memiliki pulang ke rumah suaminya.

Setelah tahu kondisi Aletta baik-baik saja Zaed pun pamit pulang, dan membiarkan gadis itu beristirahat, Zaed berjalan kearah gerbang utama karena motornya masih terparkir di depan gerbang, kedua satpam yang tadi di hajar oleh Zaed pun hanya mengangguk ketakutan saat melihat Zaed melewati pos keamanan mereka, tatapan membunuh itu tak bisa lepas dari fikiran mereka.

Hingga saat Zaed pergi meninggalkan kediaman Abraham kedua satpam tersebut pun membicarakan Zaed mereka tak menyala Zaed mempunyai sisi gelap yang sangat menakutkan.

"Saya nggak sangka mas Zay bisa sekejam itu" ucap salah satu satpam.

"Iya ternyata dia sangat nekat dan bahaya juga, tapi kenapa dia se nekat itu ya... cuma mau ketemu sama nona Aletta? " salah satu satpam berfikir.

Tidak biasanya Zaed itu keras kepala seperti itu, memaksakan kehendaknya, padahal biasa Zaed itu sangat lembut dan tak pernah berbuat nekat.

"Apa mas Zay suka sama non Aletta ya? " ucap salah satu satpam yang lain.

"Masa sih? tapi usia mereka kan beda jauh, masa mas Zay suka sama anak kecil kaya non Aletta kalau sama non Alice bisa jadi" fikir satpam yang satunya.

"Cinta kan buta lur... nggak mandang umur, gue ajah sama istri gue bedanya 10tahun, gue nungguin dia sampe lulus sekolah pas itu baru gue lamar dia ke ortunya" jelas satpam yang satunya.

"Elu sama istri lu beda jauh ya umurnya, jangan bilang elu suka sama bini lu sejak dia duduk di bangku SD lagi parah lu" ucap satpam yang satu.

"Hehe iya gue tadinya nggak sesuka itu sama dia tapi makin gede itu anak makin menarik. buat gue, jadi sebelum keduluan orang gue kamar ajah jadi bini gue hehe" cerita satpam yang satu.

"Wah beneran gila lu, tapi apa mas Zay juga begitu? " satpam yang satu berfikir lagi.

Dan satpam yang satu hanya menggidikan bahunya saja pertanda tidak tahu.

"Yang harus kita fikirin itu gimana kalau tuan besar tahu kalau mas Zay berhasil masuk kerumah dan ketemu sama nona Aletta, apa kita bakalan aman? " ucap satpam yang satunya.

"Betul juga apa kata lu posisi kita lagi nggak aman ini" ucap satpam yang satu lagi dengan lirih.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!