Pagi menjelang siang.
Fedrik memakan bekal yang dibuatkan oleh Aletta, isi bekal yang terdiri dari nasi ayam kecap pedas dan tumis capcay sungguh sangat nikmat di lidah Fedrik.
ehm... boleh juga kemampuannya dalam memasak, semua tingkat kematangannya sempurna dan rasanya semua pas dilidah, rasa gurih, manis dan pedas berpadu menjadi satu di setiap gigitan ehm... ini enak akun jadi ketagihan hehe.
Batin Fedrik.
Aletta yang masuk sebelum bel masuk tiba melihat Fedrik telah menghabiskan makanan yang dia buat, dirinya tiba-tiba tersenyum saat melihat tidak sisa di dalam lunch box yang dia bawa tadi.
Saat Aletta memperhatikan Fedrik yang sudah selesai makan, Fedrik melihat kearahnya.
"Hei... Le... Terima kasih ya masakan lu enak" puji Fedrik.
"Ah... benarkah? " Aletta seolah tak. percaya karena di puji oleh adiknya chef populer.
"Iya serius gue jadi ketagihan hehehe" Fedrik malah cengar cengir.
"Huh... dasar" Aletta kesal.
"Bisa elu buatin lagi besok? " tanya Fedrik.
Dan saat Fedrik mengatakan itu tak sengaja beberapa siswi yang mengagguminya mendengar itu dan dia pun langsung diserbu oleh semua penggemarnya itu.
"Apa kau mau bila besok aku buatkan bekal Fedrik? " tanya mereka.
Fedrik yang terkejut langsung melangkah mundur saat di serang oleh lima orang siswi. penggemarnya.
"Ah... bukan kalian tapi dia" Tolak Fedrik pada mereka.
"Kita juga bisa membuat kan kamu bekal bahkan lebih enak dari Aletta" cibir salah satu siswi yang tidak Terima kalau ditolak oleh Fedrik dan Fedrik lebih memilih Aletta.
"Ah... nggak deh... makasih hehe gue cabut dulu ya... dah" Fedrik ingin pergi meninggalkan kelas.
"Hei... kamu mau kemana sebentar lagi bel masuk" ucap para gadis penggemar Fedrik.
Fedrik yang awalnya ingin melangkah keluar kelas langsung menghentikan langkah nya karena memang sebentar lagi bel masuk kelas berdering.
Aletta tersenyum melihat kebingungan Fedrik yang bingung bagaimana harus menghindar dari kerumunan para penggemar nya.
Tak lama bel masuk kelas pun berdering, Fedrik kembali ke mejanya karena semua penggemar nya pun sudah bubar dan kembali ke meja mereka Masing-masing.
"Seneng banget lu kelihatannya ngeliat gue susah Le? " singgung Fedrik.
"Hihi maaf tapi itu emang lucu, tapi bukannya elu merasa beruntung di sukai banyak cewe begitu? " tanya Aletta.
"Nggak gue risih kalau di kejar-kejar kaya begitu Le... gue lebih suka mengejar dari pada dikejar you know? " Fedrik berbicara dengan suara pelan.
Aletta hanya tersenyum mengejek saja saat mendengar perkataan Fedrik dia benar-benar tidak menyangka kalau Fedrik itu ternyata anak laki-laki yang tidak memanfaatkan ketampanan nya untuk populer di sekolah, ternyata dia sama saja seperti kebanyakan teman laki-laki nya.
...***...
Di kantor sebuah perusahaan otomotif lebih tepatnya di ruangan CEO, terdapat dua orang yang sedang berdiskusi tentang bisnis produk terbaru yang kemarin telah lulus penasaran karena bantuan dari tuan Tariq.
Keduanya sedang serius membahas tentang iklan yang akan mereka buat nanti.
"Kita harus meeting dengan tim periklanan dan juga tim marketing tuan muda" ucap Zaed.
"Iya kamu benar kita adakan meeting hari ini kumpulkan semua tim divisi periklanan dan juga tim divisi marketing kita adakan meeting di ruang meeting kantor" ucap Aslan pada Zaed.
"Baik tuan muda" Zaed pun berdiri dari sofa tempat mereka berdiskusi tadi.
Saat Zaed melangkah ingin keluar ruangan langkah nya terhenti ketika Aslan berbicara padanya.
"Zay apa elu nggak ada niat buat perusahaan sendiri, dan elu buktiin sama paman gue kalo elu bisa" ucap Aslan tiba-tiba.
Zaed hanya tersenyum saja mendengar perkataan bosnya ini, dia tahu Aslan sangat mendukungnya dalam hal apa pun, namun kondisinya saat ini dirinya belum cukup dalam segi materi untuk memulai bisnis sendiri, karena mendirikan perusahaan itu bukan perkara mudah dan juga tidak membutuhkan uang yang sedikit dan semua itu belum bisa Zaed dapatkan.
"Suatu saat nanti tuan, saya yakin yang maha kuasa tidak buta, karena bila kita berusah dan terus berdoa usaha tak akan menghianati hasil bukan? " ucap Zaed dengan sopan.
Aslan tersenyum mendengar perkataan sahabatnya ini, dia sangat bangga dengan Zaed karena bisa selalu mengontrol emosi dan kesabarannya dalam menghadapi segala hal, bahkan Aslan sendiri tak tahu bagaimana dirinya tanpa Zaed bila Zaed tiba-tiba pergi meninggalkan nya dan memilih membuka bisnis nya sendiri, karena selama ini Zaed lah yang selalu mengingatkan dirinya untuk tidak terpancing emosi bila ada kliennya yang memprovokasi agar kerja sama dibatalkan tapi Zaed selalu berhasil menenagkannya dan mengingat kannya agar jangan terpancing dengan orang yang memang sengaja memprovokasi dirinya agar dirinya gagal dalam menjalankan project yang telah di berikan oleh tuan besar, dan al hasil semua itu di turuti oleh Aslan dia menuruti nasehat Zaed dan hasilnya kerja sema selalu sukes, project yang di kerjakan oleh mereka berdua selalu berhasil, semua karena Zaed dapat membaca situasi dengan fikiran yang tenang dan tidak menuruti emosi.
"Dia pasti menjadi pemimpin yang baik bila dia punya perusahaan sendiri, tapi sayang rezekinya belum sampai kesana" gumam Aslan saat melihat Zaed telah meninggalkan ruangannya.
"Aku berharap semesta mendukung nya kali ini hingga pria tua itu tidak memandang nya rendah terus" Aslan kesal sendiri bila mengingat kelakuan oamannya yang selalu memandang Zaed seperti seorang budak saja.
"Lagi pula kenapa elu harus jatuh cinta sama anak Si tua bangka itu sih Zay... Zay... " keluh Aslan.
Zaed memberitahu kepada divisi periklanan dan divisi marketing kalau siang ini segera diadakan meeting diruang meeting saat ini untuk membahas masalah promosi produk terbaru perusahaan mereka.
Para anggota divisi yang telah di beritahu Zaed pun langsung Bersiap-siap untuk meeting dadakan di ruang meeting saat ini, semuanya berjalan dan membawa dokumen yang dibila mana di perluka nanti saat meeting berlangsung, karena dalam meeting nanti yang mereka hadapi adalah CEO Aslan yang sangat tidak ramah bila sedang bekerja lain dengan asistennya yang sangat pengertian, bila ada sedikit masalah namun bisa di perbaiki Zaed tidak akan marah-marah tidak jelas seperti Aslan. oleh karena itu Zaed sangat seimbang bila berdampingan dengan Aslan karena Zaed selalu dapat menekan amarah Aslan saat Aslan merasa pekerjaan bawahan nya tidak beres.
Semua telah bekumpul di ruang meeting untuk membahas promo iklan barang baru yang akan launcing bulan depan.
Sementara itu karena hari menjelang siang, dan diadakannya meeting dadakan, orang dapur alias orang katering kantor pun tiba-tiba kebanjiran pesanan mendadak makan siang untuk lima belas orang di ruang meeting tersebut.
Pihak katering yang mendapatkan pesanan dadakan dari perusahaan yang berlangganan dengan mereka pun akhirnya terpaksa meminta bantuan kesekolah tata boga yang memang menjalin kerja sama dengan pihak katering bila ada pesanan mendadak seperti itu.
Pihak sekolah pun yang selalu menetapkan jadwal memasak dadakan seperti ini kepada para murid di sekolah pun akhirnya sudah memberitahu satu kelas yang bertugas membantu katering besar ini, dan itu ternyata adalah kelas Aletta, oleh karena itu Aletta beserta teman-teman sekelasnya yang berjumlah 15orang siswa pun bersiap. kedapur besar sekolah untuk memasak menu yang telah ditentukan oleh pihak katering.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments