Bab 12

Keesokan harinya.

Di pagi hari yang cerah ini, mentari telah membagikan cahaya dan kehangatan nya ke sebagian penghuni bumi, begitu pun cahaya yang cerah ceria bak mentari pagi ini terpancar dari wajah seorang gadis berusia 17tahun yang sedang mempersiapkan sarapan pagi nya untuk seseorang yang selalu ada untuknya, karena tadi malam dirinya mendapatkan kabar dari Zaed kalau pagi ini Zaed akan mengantar dan menjemputnya seperti biasa lagi.

Tapi senyum ceria itu berubah menjadi awan mendung ketika Aletta melihat mobil Zaed telah sampai di depan gerbang dan tidak di ijinkan masuk oleh petugas keamanan rumahnya.

"Kenapa kakak tidak jadi masuk? " gumamnya .

Aletta melangkah dan berlari kecil kearah gerbang dia lalu bertanya pada petugas keamanan.

"Kenapa kak Zay tidak jadi masuk dia mau mengantar ku kesekolah pak" tanya Aletta penasaran pada petugas keamanan tersebut.

"Maaf nona tapi tuan kemarin memerintahkan kalau ada tuan Zay kemari jangan di bukakan pintu" jelas perusahaan keamanan tersebut.

"Apa?! ayah mengatakan itu sama bapak? " Aletta terkejut.

"Iya nona" jawab petugas keamanan singkat.

Aletta langsung berlari kedalam rumahnya dan ingin bertemu dengan ayahnya tapi sayang nya ayahnya tak tahunya sudah tidak ada dirumah karena ada urusan bisnis di luar negeri dan sejak pagi-pagi buta tadi beliau telah berangkat bersama sang istri tanpa Aletta tahu.

Sedih Aletta sedih saat tahu ayahnya melarang Zaed untuk dekat dengannya lagi, hingga akhirnya Aletta menelpon kakaknya Alice dan menceritakan semuanya pada Alice.

"Tunggu Aletta sudah jangan sedih,mungkin ayah tidak ingin merepotkan Zay terus bila dia harus mengantar dan menjemput mu setiap hari dan mengantarkan kamu kemana pun saat kau butuh" jelas Alice.

"Tapi kenapa ayah tidak menjelaskan nya pada ku kak, kenapa seolah ayah melarang aku dekat dengan kak Zaed" ucap Aletta lirih.

Alice yang tahu Aletta sangat bergantung pada Zaed akhirnya mencoba menenangkan adiknya.

"Aletta coba kau fikir apa selama ini kau itu tidak merepotkan Zay? karena selama ini Zay selalu mengantar dan menjemput mu setiap hari? dan mengantar mu, menemani mu kemana pun kamu pergi? sedangkan kalian tidak punya hubungan apa-apa? " jelas Alice mencoba menjelaskan secara logika kebenaran kepada Adiknya.

iya kak Alice benar aku memang selalu merepotkan kak Zay, padahal kita tidak punya hubungan apa-apa kita hanya kekasih kontrak.

Batin Aletta menyadari semua perkataan kakaknya memang benar.

"Baiklah kak maaf aku ganggu kakak pagi-pagi seperti ini, aku akan berangkat sekolah dengan supir saja" ucap Aletta lemas dia sudah tidak bersemangat pagi ini karena mendapatkan kenyataan yang sangat menyedihkan di hidupnya.

Aletta pun berjalan kearah mobil yang telah menunggu nya di depan pintu utama rumah tersebut, wajah tak bersemangat nya kembali lagi seperti kemarin, dia memeluk tasnya yang berisi sarapan pagi yang dia buat untuk Zaed, dia berharap pagi ini bisa memberikan nya pada Zaed di sekolah walau mereka tidak bisa bertemu di rumah, tapi pagi ini saat Sampai di sekolah dirinya baru mengetahui kalau hari Zaed tidak mengajar kekecewaan nya bertambah pagi ini.

"Siapa yang akan makanan ini nantinya" gumamnya sedih bahkan air matanya hampir saja menetes karena sedih makanan yang di masaknya tidak bisa di nikmati oleh orang yang seharusnya memakannya.

Aletta berjalan lemas dan tak bersemangat, sambil memeluk tas bekalnya dia berjalan ke arah kelasnya.

Tapi saat dia berjalan dengan tidak semangat dirinya di kejutkan oleh teguran Fedrik dari arah belakang nya.

"Dor.... " tegur nya.

Aletta hanya menoleh dan menunjukkan wajah lesunya.

"Lemes amat kenapa sih lu pagi-pagi? " tanya Fedrik bingung.

Aletta melihat kearah Fedrik menatapnya dengan tatapan sulit di artikan, tiba-tiba Aletta memberikan tas bekalnya kepada Fedrik.

"Nih buat lu ajah" ucap Aletta yang menyodorkan tas bekal tersebut kepada Fedrik.

Fedrik bingung dengan prilaku Aletta pagi ini yang tiba-tiba memberikan nya bekal makanan.

"Ini buat gue? " tanya Fedrik bingung.

"Iya makan ajah mubajir kalau nggak di makan" ucap Aletta malas.

"Ooo begitu ya dah Terima kasih ya, tapi sebenarnya ini buat siapa kok tiba-tiba elu kasih ke gue, elu nggak sengaja bikin sarapan buat gue kan? " goda Fedrik.

"Nggak Fedrik tadinya itu buat pacar gue tapi dia nggak jadi jemput jadi nggak ada yang makan tuh makanan kan mubajir mending elu habisin ajah ya" ucap Aletta masih tidak bersemangat.

Fedrik pun dengan senang hati menerima bekal sarapan pagi dari Aletta.

...***...

Disisi lain.

Di dalam sebuah mobil seorang pria dewasa sedang mengendarai mobil mewah hitam dengan kecepatan tinggi, bahkan sesekali dia memukul stir kemudinya karena kesal pagi ini tidak di ijinkan menjemput gadis yang di cintanya.

"Sial... sial... andaikan saja aku punya kuasa akan ku buktikan pada tuan Abraham dan akan aku ambil anak gadis nya dari tangannya dan langsung ku jadikan dia istri ku" gerutunya sepanjang jalan.

Tapi Zaed pun sadar diri kalau itu semua mustahil karena dirinya masih menjadi bawahan dari seorang CEO, bawahan yang belum mapan benar, bahkan semua fasilitas yang dia miliki saat ini adalah inventaris dari perusahaan, yang sewaktu-waktu bisa di ambil oleh perusahaan bila dia mendapatkan masalah di perusahaan atau dirinya mengundurkan diri dari perusahaan tersebut.

Zaed hanya dapat berdoa kepada yang maha kuasa agar derajatnya di tingkatkan oleh sang Pencipta hingga dia bisa membuktikan kepada orang-orang yang selalu meremehkan nya kalau dirinya itu mampu dan bisa berdiri diatas kakinya sendiri, kalau selama ini dirinya hanya di anggap bayangan dari Asing tanpa Aslan Zaed tidak ada apa-apa nya itulah pemikiran orang tentang Zaed.

Mobil mewah hitam tersebut pun tiba di depan gerbang pabrik dan melaju menuju area parkir kantor, Zaed memarkirkan mobil disana dan turun dari dalam mobilnya setelah melepaskan seatbelt nya, dia berjalan ke arah pintu kantor dan tanpa sengaja berpapasan dengan tuan besar Herald sang presedir perusahaan ini, Zaed pun menundukan pandangan dan kepala nya dengan sopan saat berpapasan dengan tuan besar Herald dan membiarkan tuan besar beserta asistennya yang tak lain adalah ayahnya sendiri untuk berjalan memasuki kantor.

"Andaikan ayahnya seperti tuan Besar yang tidak memandang kasta" gumamnya sendirian.

"Kalo semua orang sama kaya papah gue dunia ini nggak seru Zay" celtuk Aslan yang entah sejak kapan sudah berada di belakang tubuh Zaed.

"Eh tuan muda hehe" Zaed hanya menggaruk belakang kepala nya saja saat melihat bosnya berada di belakang tubuhnya.

"Kayanya cobaan elu berat juga kawan, tapi jangan menyerah oke" Aslan menepuk pundak sahabat nya dan mengajaknya masuk kedalam lift untuk menuju ruangan mereka masing-masing.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!