Bab 9

Keesokan harinya.

Di siang hari yang terik, mentari begitu semangat menyinari sebagian bumi ini, hingga suhu udara terasa sangat panas, hingga tanah dan aspal pun terlihat sangat kering,bahkan debu-debu jalanan pun ikut berterbangan meramaikan jalanan kota ini, debu tersebut menmpel. kepada siapa saja yang berada di dekat nya bahkan kepada pepohonan yang ada di pinggiran jalan untuk membantu merindangkan sebagian pinggiran kota tersebut,namun karena akhir-akhir ini mentari sangat bersemangat maka panas pun menyiskan debu-debu jalanan kota tersebut.

Aletta sedang menunggu jemputan nya datang di halte bus sekolah nya.

Aletta yang sedang melamun tiba-tiba di hampiri oleh Fedrik dan kedua kawannya yang lain yaitu Carlos dan Bela.

"Le... masih nunggu jemputan? " tanya Bela.

"Iya tumben nih supir gue belum dateng" keluhan Aletta sambil mengipas-ngipasi wajahnya dengan telapak tangannya karena merasa kegerahan.

"Di jemput supir biasanya elu di jemput sama pacar elu? " tanya Fedrik tiba-tiba.

Aletta hanya tersenyum saja saat Fedrik bertanya seperti itu, dia tidak menceritakan tentang pacarnya kepada teman-teman nya kalau ternyata pacarnya itu Zaed.

Meski Zaed suka mengantar dan menjemput Aletta di sekolah tapi tak pernah ada satu pun kawannya yang pernah melihat wajah Zaed sebenarnya karena Zaed selalu menunggu Aletta di dalam mobilnya, dan Zaed tidak pernah menampakkan wujudnya di hadapan semua teman-teman Aletta , oleh karena itu tak ada yang tahu kalau setiap yang menjemput Aletta itu adalah Zaed guru magang saat ini di sekolah mereka.

Semua teman Aletta ikut menunggu Aletta di halte bus, mereka pun mengobrol dan bersenda gurau sesekali terdengar suara tawa dari mereka terlebih suara Bela yang tertawa terbahak-bahak karena ucapan-ucapan Fedrik yang sangat lucu menurut nya.

Dan karena siang ini benar-benar panas mereka pun membeli minuman di mesin minuman yang ada di halte bus tersebut untuk menghilangkan dahaga saat cuaca sedang panas seperti ini.

Aletta membeli jus jeruk dalam kemasan botol, Bela membeli soda, Carlos pun sama dengan Bela dia membeli soda sedangkan Fedrik membeli susu stoberi.

"Ck udah kaya adek gue ajah lu Fed minumnya susu stroberi" celetuk Bela dia berniat mengganggu Fedrik.

"Ck... susu ini sehat jadi mending minum susu deh buat saya tahan tubuh kita kuat" sahut Fedrik.

"Tapi se sehat-sehatnya itu susu sama ajah itu kan buatan pabrik, kalo susu murni baru sehat" ucap Bela.

"Wah susu murni mau dong... susu elu ya Bel hehehe" ledek Fedrik.

Bela langsung menutupi dadanya dengan kedua tangan nya saat Fedrik sudah berfikir kotor.

"Wahahaha" Fedrik tertawa lepas karena berhasil menggoda Bela.

"Sialan lu Fedrik?! " jerit Bela.

"Wahahaha siapa juga yang nafsu sama susu elu Bela... Bela isi ajah nggak adaan begitu hahaha" Fedrik tertawa lepas karena begitu senang meledek sahabatnya itu.

Carlos yang melihat itu hanya menggeleng kepalanya pelan saja, sedangkan Aletta hanya tertawa kecil saja.

Saat denah bersenda gurau dengan kawan-kawannya tiba-tiba ponsel Aletta berdering, di geser lah tombol hijau di layar ponsel tersebut.

"Ya kak ada apa? " tanya Aletta.

"Sedang apa kau di halte bus? kenapa tidak langsung pulang? " tanya Zaed dari jarak kejauhan dia melihat Aletta dan teman-temannya sedang bercanda di halte bus.

"Aku sedang menunggu supir tapi sepertinya dia tidak bisa menjemput aku kak" jelas Aletta pelan.

"Ya sudah kaka bareng aku saja, aku tunggu kamu di tempat biasa aku sudah berada di dalam mobil" ucap Zaed.

"Baiklah" Aletta pun menuruti Zaed.

Setelah mengatakan itu Zaed menutup telpon dan menunggu Aletta datang di dalam mobilnya dia memarkir mobil tak jauh dari sekolahan.

Aletta pamit pada kawan-kawannya dan tak lupa dia mengucapkan terimakasih kasih kepada mereka bertiga karena sudah mau menemaninya menunggu jemputan.

"Elu di jemput pacar elu Le? " tanya Bela.

"Iya dia nunggu gue di tempat biasa, thanks ya guys udah mau menemenin gue, ternyata supir gue nganterin ibu gye arisan huft tadi ajah gye naik tadi ya hehehe" ucap Aletta lemas.

"Kalo elu tadi naik taxi cowo elu kasihan udah jemput elu jauh-jauh eh.... elunya udah pulang" sahut Carlos.

"Eh... iya bener juga kata elu Los" ucap Aletta.

"Berarti itu yang namanya jodoh Le... Tuhan sengaja buat elu nunggu di halte bus ini yang nggak tahunya bukan supir elu yang dateng tapi pacar elu iiihhh so sweet banget sih... " ucap Bela gemas.

"Ck... sok tahu elu tahu apa tentang jodoh mau jadi mbah dukun lu" celetuk Fedrik dari arah samping kanan Bela.

"Ih... apaan sih lu... iri ajah... elu juga mau kan sebenarnya berjodoh sama gue ya... kan... ya.... kan... " gida Bela sambil mencolek-colek perut Fedrik dengan sikunya.

"Bela geli Bel ngaco lu" Fedrik kesal.

Aletta tersenyum melihat tingkah konyol teman-teman nya, dan dia pun segera pamit kepada mereka karena takut Zaed menunggu nya lama.

Aletta berjalan kearah mobil Zaed yang sudah terparkir tak jauh dari sekolahnya dan saat sudah sampai di depan pintu mobil dia pun segera masuk kedalam mobil bagian depan, Aletta duduk di sisi kemudi tak lupa dia memasang seat belt nya.

Zaed pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju tempat meeting yang kemarin sudah diberitahukan oleh Aslan.

"Kau ikut aku sebentar ya... tuan muda ada meeting sebenarnya hari ini, tapi aku harus mengajar di sekolah mu hingga siang hari, jadi aku harus menyusulnya kesana setelah selesai mengajar" jelas Zaed.

"Ooo begitu baiklah" Aletta hanya menurut saja kemana pun Zaed pergi membawanya.

Mobil putih yang digunakan Zaed saat ini adalah mobil presiden pribadi nya, bukan mobil perusahaan yang khusus dua bawa biasanya saat menjemput Aslan ketika mereka akan berangkat ke kantor.

Di perjalanan keduanya saling terdiam namun Zaed tahu Aletta sangat menyukai musik hingga dia pun memutar musik kesukaan Aletta untuk menemani perjalanan siang hari yang terik ini.

Aletta terlihat menikmati alunan musik tersebut, dia tersenyum saat mendengar lirik-lirik lagu yang menyentuh hati, katena yang Zaed putar adalah musik cinta, tepatnya musik untuk orang-orang yang sedang jatuh cinta.

"Apa kakak sedang jatuh cinta?" tanya Aletta tiba-tiba.

"Heh... kenapa kau bertanya seperti itu Aletta? " tanya Zaed yang tetap fokus menatap kedepan saat berkendara.

"Tidak apa-apa, ku fikir kakak sedang jatuh cinta karena kakak memutar lagu-lagu cinta" ucap Aletta sambil membentuk jari-jarinya dengan lambang love.

Zaed tersenyum saat melihat tingkah lucu dan menggemaskan Aletta.

"Apa kakak jatuh cinta pada ibu Thalita? " tanya Aletta tiba-tiba.

Zaed langsung menginjak remaja secara mendadak setelah mendengar perkataan Aletta tadi.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!