Bab 7

Zaed tudak mungkin berkata jujur pada Thalita alasannya mengajar di sekolah ini hingga akhirnya dia berkata pada Thalita kalau ini adalah perintah Aslan, karena memang benar adanya kalau Aslan pula lah yang memintanya untuk menggantikan dirinya disini.

Dan akhirnya Thalita pun melepaskan tangan Zaed, dan memberikan tahu Zaed dimana dirinya harus mengajar saat ini.

Zaed berjalan di lorong kelas dia mencari kelas bisnis tata boga 11-1 dan akhirnya dia pun menemukan plang yang bertuliskan TB 11-1

Zaed pun melangkah memasuki pintu tersebut saat dirinya ingin masuk kelas tersebut terdengar suara sedikit gaduh dari luar kelas, ada yang berteriak menyerukan.

gurunya sudah datang...

ucap salah satu siswa mungkin itu ketua kelas dikelas ini.

Zaed pun menggeser pintu dan melangkah santai memasuki kelas tersebut,Zaed melangkah mendekati meja guru yang berada di tengah kelas, dan dia pun melihat keseluruh kelas menyapu kelas dengan pandangan nya dan tiba-tiba matanya terpaku saat melihat sosok gadis yang duduk di bangku paling belakang di pojok dekat jendela.

manisnya dia bila di kelas.

Batin Zaed yang tak sengaja dirinya akhirnya terus menatap ke arah Aletta.

Aletta yang merasa di perhatikan terus oleh Zaed hanya menunduk saja.

kenapa kak Zay melihati ku seperti itu.

Batin Aletta saat di tatap oleh Zaed.

"Pak... maaf apa bisa kita memulai pelajaran nya? " tanya Carlos sang ketua kelas.

"Ah.... maaf baik pertama-tama saya akan meng absen kalian agar kita bisa saling mengenal oke" ucap Zaed yang mengambil map yang sudah berada di atas meja guru dan mengabsen satu persatu murid yang ada di kelas ini.

huft hampir saja aku kehilangan akal. karena melihat keindahan ciptaan sang Maha Kuasa.

Batin Zaed saat telah tersadar dari lamunannya yang saat itu melihat kearah Aletta terus.

Zaed mengajar dengan baik dan bergaya asik dia berbaur dengan cepat dengan kalangan anak remaja tersebut, gaya bahasa yang dia sampai kan saat mengajar sangatlah enak didengar hingga para siswa dan juga siswi yang di belajar mata pelajaran tersebut pun senang belajar dan cepat tanggap dengan apa yang di sampaikan oleh Zaed.

Hingga jam pelajaran yang diberikan Zaed selesai para murid yang sedang belajar tersebut tak. merasakan waktu yang tak terasa sudah satu jam berlalu Zaed mengajar kelas ini.

Tapi saat Zaed ingin meninggalkan kelas tersebut salah satu siswi berteriak kepadanya.

"Pak guru anda the best banget sih aku jadi inhin terus di ajari sama bapak deh" ucap Bela salah satu sahabat Aletta.

Aletta yang mendengar itu langsung terbelalak tapi dia tertawa karena dia senang, dia senang Zaed mendapatkan respon positif dari teman-teman sekelasnya, walau sebenarnya dia mengakui kalau cara mengajar Zaed itu memang sangat asik dan sangat menyenangkan.

Zaed melihat tawa gadis yang dicintainya itu hingga dia pun ikut tersenyum saat meninggalkan kelas tersebut.

"Oke sampe jumpa di pelajaran berikutnya oke, dan jangan lupa kerjaan tugas yang telah saya berikan pada kalian" ucap Zaed sebelum meninggalkan kelas.

"Ya bapak cepet amat sih ngajarnya.... kita kan masih pengen diajari sama bapak" keluh Bela.

"Wuh... dasar Bela matanya Bener-bener dah elu kalo betah di ajarin pak Zaed ikutin ajah sana beliau sampe ke kelas lain" sahut Fedrik kesal bahkan dia sampai melempar bola kertas pada Bela karena kesal.

"Ye.... iri ajah lu bilang napa ganteng elu nggak rela ya... kawan cantik elu naksir sama guru baru" sahut Bela dengan gaya manja.

"Kawan cantik elu mah kaya cangkul bukan cantik yang cantik mah... ya cuma Aletta ku sayang ya kan Le... " ucap Fedrik yang malah menggoda Aletta.

Zaed yang akan meninggalkan kelas saat mendengar Fedrik berkata seperti itu langsung melotot dan menatap kearah Aletta, Aletta yang merasa di plototin oleh Zaed pun langsung menepui dahinya pasalnya dia takut Zaed akan salah faham karena hal ini.

Hingga siang menjelang, Zaed pun kembali ke kantor karena jam dia mengajar telah selesai, walau sempat dia tadi bertemu dengan Aletta dan berbicara dengan gadis itu disekolah, sesekali senyuman muncul di wajahnya karena mengingat bagaimana Aletta di sekolah saat berbicara dengannya.

Aletta mengajak Zaed berbagai bagai mengajak ingin maling saja dia mengajak Zaed berbicara secara sembunyi-sembunyi di sebuah balkon gedung sekolah, Aletta menjelaskan tentang apa yang di kataka Fedrik saat di kelas dia tak ingin Zaed salah faham dan akhirnya memutuskan hubungan kontrak mereka, itu yang membuat Zaed selalu tersenyum saat ini, meski dia sendiri pun sebenarnya merasa sedih karena Aletta hanya menganggap hubungan ini main-main saja, tapi dia sedikit senang meski Aletta hanya mmain-in dengannya tapi Aletta masih mau meralat omongan teman sekelasnya agar Zaed tidak salah faham.

Entahlah Aletta juga bingung kenapa dia sangat takut kalau Zaed salah faham dan takut seolah Zaed meminta putus darinya padahal hubungan ini hanya hubungan main-main saja, tapi sepertinya Aletta takut Zaed marah padanya.

Zaed berharap ini adalah satu kesempatan baginya dia berharap dengan Aletta yang mau menjaga hatinya Zaed agar tidak salah faham, suatu saat nanti Aletta bisa benar-benar jatuh cinta padanya.

...***...

Mobil mewah hitam itu pun menembus angin di siang hari yang terik ini hingga debu jalanan pun ikut menyertai roda mobil yang melaju dengan kecepatan sedang itu, debu-debu tersebut menempel di roda tebal itu bahkan body mobil pun tak luput menjadi bagian debu-debu jalanan tersebut.

Mobil mewah hitam tersebut pun akhirnya tiba di depan pintu pabrik dan sang pengemudi pun masuk dengan lenggang kedalam pabrik sekaligus kantor di daerah perindustrian tersebut.

Mobil itu pun terparkir di area parkir khusus petinggi perusahaan, saat telah memarkirkan mobil tersebut Zaed pun turun dari dalam mobilnya, dan saat dia berjalan menuju pintu kantor dia melihat seseorang yang tidak asing baginya, dia adalah teman sejawat nya dulu saat masih bekerja di pabrik, sebelum dirinya diangkat menjadi seorang asisten CEO.

Seorang gadis yang dia kenal sangat cuek kali ini sedang berjalan menuju pintu pabrik, seperti nya dia habis dari dapur karyawan dan telah selesai makan siang disana bersama karyawan yang lain.

"Woi... ngelamun ajah lu" tegur Zaed pada gadis tersebut.

Gadis tersebut yang merasa kenal dengan suara Zaed pun menoleh kearah asal suara tersebut.

"Ck apaan sih lu, udah sana balik lu ke kantor ditunggu tuan muda tuh" ucapnya ketus, tapi Zaed hanya tersenyum saat mendengar sahabat lamanya itu berbicara dengan nada seperti itu.

"Kenapa sih lu sensi amat lagi datang bulan ya? " ledek Zaed.

"Arrrghhh Zaed nyebelin lu, gue bukan lagi dateng bulan tapi lagi kesel sama si Ujang dan ortu gue" Wiwid kesal.

"Ujang? ortu? kenapa? " Zaed bingung.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!