Wush......
Suara mobil sport merah tersebut memecah angin sore itu, sang pengemudi entah membawanya kemana, yang jelas pengemudi mobil tersebut sangat kesal saat ini karena mendengar perkataan wanita gila yang baru saja bersamanya.
Hingga akhirnya mobil sport merah itu berhenti di sisi jalan yang sepi, tepatnya di sebuah jalan flyover.
Lampu jalanan yang sudah menyala dan menghiasi jalanan malam ini ikut menemaninya di jalan yang sepi ini.
"Kenapa aku harus berhubungan dengan wanita itu sih ck menyebalkan" gerutunya saat dirinya turun dari dalam mobil dan bersandar di pagar sisi jalan tersebut.
Saat dirinya sedang melamun dan menikmati kesendirian nya, Tiba-tiba dia melihat sepasang muda mudi yang sedang mendorong sebuah motor matic.
Frans tersenyum melihat kesederhanaan itu, bagaimana tidak saat menuju jembatan flyover ini motor itu mogok, sang wanita yang ingin turun dan membantu sang pria untuk mendorong motornya, tak dibiarkan turun hingga si pria kesulitan sendiri saat mendorong motornya karena jalanan yang menanjak.
Hingga akhirnya si wanita pun turun dan sang pria membiarkannya turun namun tak membiarkan ikut mendorong motornya dan akhirnya si wanita tersebut pun berjalan beringan dengan pria yang mendorong motor matic yang mogok tersebut.
Frans tersenyum.
"Andai cinta ku bisa sesederhana itu huft... " keluh nya sambil menatap langit malam yang sudah berhiaskan bulan dan bintang di langit, menghiasi langit malam ini.
Frans itu bukan dari keluarga biasa saja, hingga dirinya juga tak bisa sembarangan untuk bisa menjalin kasih dengan seseorang, keluarga sangat setuju ketika tahu Frans dekat dengan Thalita tapi hati Frans tak bisa berbohong dia tidak bisa mencintai wanita itu meski dia itu sangat cantik, begitu pun dengan Thalita dia pun tidak menyukai Frans melebihi tekan bisnis saja.
Dan saat Frans merasa angin malam itu sudah dapat menyejukan hatinya sejenak, Tiba-tiba dirinya melihat pemandangan yang membuat hatinya seperti teremas.
Gadis yang di sukainya kini sedang berboncengan di motor sport dengan seorang pria dan gadis itu tanpa segan memeluk tubuh si pria yang memakai helm fullface.
"Aletta" gumamnya.
Mobil sport merah melaju kencang dan tiba-tiba menyalip pengendara motor sport yang tengah berboncengan dengan gadis yang disukainya.
Pengendara motor sport hitam tersebut langsung menekan rem di kemudi nya dan terjdilah rem mendadak.
Sang pengendara motor nampak kesal dan marah pada pengendara mobil sport merah ini hingga dia membuka helm yang di gunakan nya dan terlihat lah wajah tampan dari pengendara motor ini, wajah yang tidak asing bagi Frans karena sebelumnya Aletta telah menunjukan fotonya padanya.
"Hei.... apa kau gila?! " sentak Zaed.
Frans pun turun dari dalam mobilnya dan Zaed pun langsung menurunkan standarnya dan bersiap turun dari atas motor nya.
"Kau tunggu disini ya" ucap Zaed lembut pada Aletta.
Tapi saat Aletta melihat siapa yang baru saja turun dari mobil sport merah itu tanpa sengaja mulutnya bergumam.
"Chef Frans... " gumamnya yang masih dapat di dengar oleh Zaed.
Zaed langsung menoleh ke arah Frans dan menatap pria itu dengan nyalang, dia marah dan kesal karena dirinya dan Aletta hampir saja celaka karena ulahnya di tambah lagi Zaed tahu Frans lah orang yang menyukai Aletta di tempat dia sekolah memasak.
"Apa dia orang nya? yang mengganggu mu di sekolah? " tanya Zaed dingin.
"Dia tidak mengganggu ku kak, dia hanya menyatakan cinta pada ku" ucap Aletta polos.
"Itu sama saja sebab karena hal itu kau jadi merasa tidak nyaman" Zaed geram.
Frans bersandar di pintu mobilnya memperhatikan interaksi keduanya.
"Hei... kau berani benar kau mengganggu kekasih ku saat di sekolah?! " sentak Zaed pada Frans.
Frans memiringkan kepalanya dan tertawa sinis.
"Heuh kekasih" ucap Frans ketus.
"Apa kau tidak bercermin kau itu terlalu tua untuk Aletta dia gadis manis yang sama sekali tidak cocok dengan mu" ucapnya asal.
"Apa kau bilang? apa kau sendiri tidak sadar kau juga sudah dewasa dan menyukai murid mu sendiri?! " Zaed kesal.
Srek.
Aletta menarik jaket kulit yang dikenakan Zaed agar Zaed tidak bertengkar dengan gurunya di tengah jalan seperti ini.
"Kak... kita pulang saja yuk... jangan berkelahi di jalan malu" ucap Aletta polos.
Frans tertawa sinis melihat itu sebenarnya hatinya kesal dan sakit melihat Aletta bermanja dengan pria lain di depannya, tapi dirinya juga masih punya harga diri untuk tidak mengemis cinta gadis remaja itu.
"Baiklah kamu takut ya? " Zaed membelai lembut pipi Aletta, Zaed pun tak mau ambil resiko bila bertengkar di jalanan saat dirinya sedang membawa Aletta, dirinya tak ingin Aletta ketakutan dan menjadi trauma karena melihatnya berkelahi, meski berkelahi bukalah hal yang asing bagi Zaed tapi bagi Aletta pasti sangat ketakutan bila melihat perkelahian secara langsung.
Zaed pun akhirnya menaiki motor sport nya lagi dan membawa Aletta pergi dari sana meninggalkan Frans yang masih terlihat kesal dengan pemandangan itu, pemandangan saat Aletta memeluk erat tubuh Zaed dari belakang.
"Sial... kenapa aku harus melihat kenyataan yang seharusnya tidak aku lihat sih menyebalkan" gumamnya kesal saat melihat motor sport itu mulai menjauh dari pandangannya.
Di perjalanan Aletta hanya terdiam saja memeluk tubuh Zaed dari arah belakang, Saat mereka melewati alun-alun kota Aletta meminta Zaed untuk berhenti disana dan mereka pun duduk di kursi taman alun-alun kota, saat sedang duduk disana tiba-tiba Aletta membuka tasnya yang dia bawa tadi, dirinya sengaja meminta Zaed untuk keluar bersama nya malam ini karena ada sesuatu yang ingin dia tunjukkan kepad Zaed.
"Kak... ini" Aletta memberikan secarik kertas kepada Zaed.
Zaed pun menerima kertas tersebut dan membacanya.
"Apa ini Aletta? " tanya Zaed sedikit kesal.
"Itu surat perjanjian kontrak kita kak" ucap Aletta polos.
Zaed langsung meremas kertas tersebut karena kesal.
"Aaaa kenapa kaka rusak kertas nya? seharusnya kakak tanda tangani karena kita kan sudah sepakat waktu tadi siang kalau kita akan menjadi kekasih kontrak kak" tanya Aletta.
Zaed semakin kesal dibuat nya Aletta benar-benar polos atau bodoh fikirnya, karena dia sama sekali tidak pernah menyadari perasaan Zaed yang sebenarnya pada Aletta.
"Kak kenapa kakak diam saja, apa kakak sudah punya pacar hingga tidak mau terikat kontrak oleh ku? atau tawaran bayaran di kontrak tersebut tidak cocok dengan kakak? " tanya Aletta lagi tanpa dosa.
"Aletta kau tahu ini benar-benar sangat tidak menguntungkan untuk ku" ucap Zaed ketus.
"Lalu berapa bayaran kakak hingga kakak mau menjadi kekasih kontrak ku?" Aletta semakin menjadi.
"Aku tidak bisa di beli Aletta, apa lagi hanya sebatas kekasih kontrak, aku masih punya harga diri" ucap Zaed tegas untuk pertama kalinya Zaed berkata setegas itu pada Aletta hingga membuat gadis itu terkejut dan terpana kepada seorang Zaed.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments