Tabib Suni menggelengkan kepalanya, " Tidak bisa Nona, perjalanan menuju kaki gunung Walujo itu sangat lah berbahaya, apa lagi Nona sedang tidak baik baik saja " balas tabib Suni, dengan suara lembut nya.
"Yang di katakan oleh tabib Suni itu benar adanya Nona Azreanna, sebaiknya Nona Azreanna menunggu saja di kediaman Lergo Zaten" ucap Deria dengan lembut.
"Hmm, baiklah, berhati hati lah jika tabib Suni berangkat " ucap Azreanna.
Setelah itu tidak ada lagi percakapan antara Azreanna,Deria dan tabib Suni, karena dirasa tidak ada yang harus di lakukan lagi oleh tabib Suni, kemudian tabib Suni undur diri,dan kembali ke paviliun Zaten untuk mengambil bingkisan yang akan di bawa untuk mencari obat penawar racun di kaki gunung Walujo.
Deria kembali ke kamarnya yang berada di sebelah kamar Azreanna, setelah menunggu beberapa jam akhirnya Azreanna bisa tertidur juga,dan Setelah Azreanna tertidur barulah Deria meninggalkan kamar Azreanna.
Keesokan paginya Azreanna terbangun dari tidurnya, Azreanna berharap apa yang di terjadi semalam itu hanyalah sebuah mimpi, namun saat Azreanna mencoba meraba pipinya terasa basah dan lengket.
"Apa aku sebaik itu selama ini, yang hanya tetap diam di saat orang lain menganggap rendah diriku aku hanya membalasnya dengan senyuman?" Azreanna terkekeh pelan.
"Ternyata apa yang Ayah sampai kan selama ini itu benar adanya,"Jika kita terlihat lemah di saat ada yang menindas,maka orang itu akan semakin gencar melakukan hal yang sama, tapi jika kita bisa lebih kuat dari pada orang yang berusaha menjatuhkan diri kita mereka akan berhenti sendiri karena merasa capek dan sia sia" jadi sekarang apa yang harus aku lakukan, apakah aku harus balas kejahatan dengan kejahatan dan kebaikan dengan kebaikan" Azreanna masih menimang isi pikiran nya saat ini.
"Tapi Ibunda sudah benar benar di luar nalar,aku tidak boleh mengalah terus" Azreanna berdiri dari duduknya dan melangkah menuju kamar mandi.
Deria masuk kedalam kamar Azreanna,Deria bisa masuk kedalam kamar Azreanna karena Deria mempunyai kunci cadangan yang hanya Deria dan Azreanna yang tau.
Tidak lama kemudian Azreanna keluar dari dalam kamar mandi, matanya langsung melihat ke arah kursi yang di duduki oleh Deria.
Deria berdiri dan melakukan hormat kepada Azreanna dengan membungkuk kan badan nya.
"Salam hormat hamba kepada Nona Azreanna, selamat pagi Nona semoga Dewi Cahaya memberikan keberkahan kepada Nona Azreanna " ucap Deria.
"Semoga keberkahan itu melimpah kepada mu Deria, sebaiknya untuk kedepannya kamu tidak perlu melakukan itu kepada ku Deria, kamu hanya perlu melakukan itu jika di saat berada di luar kamar saja" ucap Azreanna, setelah itu Azreanna duduk di kursi depan cermin meja rias nya .
"Maaf Nona Azreanna tetapi hamba belum bisa mengabulkan keinginan Nona Azreanna untuk yang satu ini" jawab Deria dengan menundukkan kepalanya.
"Terserah kamu saja Deria aku hanya mengatakan nya saja tanpa memaksamu untuk ikut semua perkataan ku" Azreanna menatap wajah nya yang terlihat sangat jelek dari pantulan cermin.
"Deria apa aku sebaik itu, sehingga mereka selalu menindas ku?" lirih Azreanna, Azreanna duduk membalikkan tubuhku ke arah Deria, karena Deria akan membersihkan air bercampur nanah di muka Azreanna.
"Nona Azreanna memang sebaik itu, tetapi entah mengapa orang orang selalu saja ingin menyakiti Nona Azreanna" jawab Deria,ada sorot kesedihan di mata Deria, saat membahas tentang masalah Azreanna.
"Sepertinya aku harus berubah menjadi jahat dan kejam dulu sehingga mereka akan berhenti untuk menyakiti ku Deria" lirih Azreanna.
Deria menatap iba Nona nya,"Hamba selalu mendukung apapun keputusan dari Nona Azreanna " tangan Deria masih berada di pipi Azreanna yang sebelumnya begitu cantik sekarang berubah menjadi jelek dan menakutkan.
"Deria siapkan baju untuk ku, hari ini aku akan keluar dari kediaman Duke Lergo Zaten,aku ingin mencari sebuah barang yang berharga" ucap Azreanna, setelah Deria selesai membersihkan luka di wajah nya.
"Baik Nona hamba akan menyiapkan nya segera" Setelah mengucapkan itu Deria membungkuk kan badan nya dan berjalan menuju lemari.
"Aku membutuhkan jubah bertudung berwarna hitam dan cadar yang senada dengan jubahnya" ucap Azreanna lagi setelah mengambil gaun yang di siapkan oleh Deria .
Azreanna mengganti bajunya dengan gaun berwarna abu-abu tua,dan kembali menghadap cermin untuk menghias sedikit rambutnya dengan permata perak yang senada dengan gaun nya,dan memakai cadar yang juga senada dengan gaun nya.
Pagi pagi sekali Deria keluar dari kediaman Duke Lergo Zaten untuk membelikan gaun baru untuk Nona nya, yang langsung satu set dengan cadarnya.
Setelah selesai Azreanna segera melangkah keluar dari kamar nya.
Ceklek..
"Hormat kami kepada Nona Azreanna, Semoga Dewi Cahaya memberikan keberkahan kepada Nona Azreanna" ucap dua orang prajurit yang berjaga di depan pintu kamar Azreanna, kedua prajurit itu membungkuk kan badan nya untuk memberi salam hormat kepada Azreanna.
"Semoga keberkahan itu melimpah kepada kalian" Balas Azreanna dengan senyuman yang terukir di bibirnya, namun kali ini tidak terlihat karena Azreanna menggunakan cadar untuk menutupi wajah nya.
Saat Azreanna sampai di ruang penjamuan Azreanna berpapasan dengan Ibunda nya.
"Hormat Hamba kepada Ibunda Duchess Areta" ucap Azreanna dengan menundukkan kepalanya.
"Hormat saya kepada putri pertama, Nona Azreanna" ucap Duchess Areta dengan senyuman yang terbit di wajah nya yang cantik, namun itu adalah senyum kemenangan karena dia berhasil membuat wajah Nona Azreanna menjadi jelek.
"Kalau boleh Ibunda tau, hendak pergi kemana Nona Azreanna?" ucap Duchess Areta basa başı.
Duchess Areta dan Azreanna memang tidak lah dekat, itulah kenapa mereka setiap bertemu akan merasa canggung, walaupun kamar Duchess Areta dan Azreanna tidak terlalu jauh tapi Duchess Areta tidak sering masuk kedalamnya.
Karena Duchess Areta sebegitu bencinya dengan yang berhubungan dengan mantan suaminya Duke Lergo Zaten begitu juga dengan putri nya yang berasal dari benih Duke Lergo Zaten.
"Ah itu Ibunda Duchess Areta, hamba mau keluar untuk berjalan jalan sebentar, karena merasa jenuh berada di dalam kamar terus terusan" Azreanna masih membalas ucapan Duchess Areta dengan suara lembutnya.
Azreanna bukan lah seseorang yang jika ingin membalaskan dendam nya ,maka di perlihatkan secara terang terangan, Azreanna akan membalas itu semua dengan senyuman yang menghiasi wajah cantiknya yang sekarang sudah berubah menjadi jelek tersebut.
"Kalau begitu hamba pamit duluan Ibunda Duchess Areta" Azreanna pamit untuk segera pergi setelah beberapa menit terdiam dengan pikiran masing-masing.
"Ah, baiklah Nona Azreanna, silahkan melanjutkan perjalanan mu" balas Duchess Areta dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari bibir nya.
Setelah itu Azreanna segera keluar dari kediaman Duke Lergo Zaten,dengan kereta kuda hingga sampai di sebuah rumah kosong.
Azreanna segera turun dari kereta kuda dan melangkah masuk kedalam rumah kosong itu, sebelum masuk Azreanna memerintahkan kusir pengantar pribadinya untuk menunggu di luar rumah tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments