2. Obat penawar racun

Suara Azreanna menarik tabib Suni dari lamunannya "Ah maaf Nona, apakah hari ini Nona ada memasuki hutan?" akhirnya Suni menanyakan juga apa yang sedari tadi ada di pikirannya.

"Tidak ada" jawab Azreanna dengan cepat.Azreanna melirik ke arah tabib Suni yang terlihat terkejut dengan jawaban Azreanna.

' Berarti benar dugaan ku jika ada yang sengaja menaruh racun di wajah Nona Azreanna.

"Tabib Suni?" panggil pelayan Deria membuat tabib Suni melihat ke arah pelayan Deria.

"Maaf Nona,itu artinya ada seseorang yang sengaja menaruh racun di wajah Nona Azreanna, atau di bedak yang Nona pakai sebelum tidur " ucap Suni dengan kepala menunduk.

"Apa!" kaget Deria, Pelayan Deria benar benar merasa syok mendengar ucapan tabib Suni, karena setelah Ayahanda Azreanna meninggal memang banyak yang ingin menghancurkan hidup Azreanna, tidak terkecuali Ibu kandung Azreanna sendiri.

' Aku sudah menduganya, ini semua pasti atas perintah Ibunda ' gumam Azreanna.

Azreanna benar benar merasa geram dengan ulah Duchess Areta, Azreanna mengepalkan tangannya sambil memejamkan matanya menahan amarah yang ada di dalam dirinya.

"Apakah racun ini bisa di sembuhkan tabib Suni?" ucap Azreanna setelah lama hening.

"Ada Nona, obatnya sejenis ramuan dari daun langka yang terdapat di dalam hutan,di bawah kaki gunung Walujo" ucap tabib Suni.

Azreanna terdiam mendengar ucapan tabib Suni, sama halnya dengan pelayanan pribadi Azreanna (Deria), mereka terdiam dengan pikiran masing-masing.

•••~•••

Duchess Areta tidak bisa tidur karena teringat akan perintah nya yang di jalan kan oleh Reya, Duchess Areta berjalan kesana-kemari, kemudian duduk dan berdiri lagi,hal itu sudah dilakukan oleh Duchess Areta semenjak dua jam belakang, setelah Duchess Areta memerintahkan Reya untuk membuat kulit wajah Azreanna memburuk.

"Apa yang sedang terjadi sekarang, apakah Reya berhasil menjalankan misinya kali ini, atau dia malah ketahuan, jika saja Reya ketahuan kemudian di tangkap, lalu Reya di paksa mengaku,ahh_ , tidak tidak,aku harus temui Reya sekarang, tapi bagaimana jika apa yang aku pikirkan benar adanya" ucap Duchess Areta di dalam kamarnya, jantung Duchess Areta berdetak tidak karuan, seperti sedang melakukan lari yang berjarak ratusan kilo meter.

Setelah berpikir sejenak akhirnya Duchess Areta memutuskan untuk segera menemui Reya di kamar nya yang tidak terlalu jauh dari kamar Duchess Areta berada.

Ceklek..

"Salam hormat kami kepada Duchess Areta" ucap dua orang prajurit penjaga pintu masuk kamar Duchess Areta secara serentak, sambil membungkuk kan badan nya.

"Hmm" dehem Duchess Areta, kemudian melangkah kan kaki nya menyusuri lorong kediaman Lergo Zaten untuk menuju kamar Reya pelayan pribadi Duchess Areta.

Beruntung nya lorong untuk menuju kamar Reya tidak ada prajurit yang sedang berjaga,hal itu dapat memudahkan Duchess Areta untuk menemui Reya.

Tok..

Tok..

Ceklek..

"Salam h_"

Duchess Areta segera menarik tangan Reya untuk masuk kedalam, membuat ucapan Reya terpotong,dan Duchess Areta mengunci pintu kamar Reya setelah sampai di dalam kamarnya .

Duchess Areta menatap mata Reya, Reya yang di tatap seperti itu langsung menundukkan kepalanya ke bawah.

"Bagaimana pekerjaan yang aku berikan kali ini, apakah berhasil?" ucap Duchess Areta dengan nafas yang naik turun.

"E_ ,itu Duchess, hamba belum lama ini keluar dari kamar Nona Azreanna Duchess Areta" ucap Reya terbata,"Besok pagi akan hamba periksa kembali ke sana Duchess Areta " lanjut Reya, Reya tidak berani menegakkan kepala nya menatap kearah Duchess Areta.

"Baiklah aku akan tunggu informasi dari mu, jika kau gagal lagi kali ini aku tidak akan memberikan kau kesempatan untuk kesekian kalinya!" tegas Duchess Areta, dengan suara amarah yang tertahan.

"Ba _ baik Duchess Areta hamba akan pastikan itu" jawab Reya dengan senyuman paksanya, Reya tetap menunduk , tubuhnya gemetar karena ancaman dari Duchess Areta yang tidak pernah main-main.

Setelah mengucapkan itu,dan memastikan apa yang sedari tadi membuat Duchess Areta tidak tenang, Duchess Areta segera melangkah ke luar dari kamar Reya dan kembali ke kamarnya.

Setelah sampai di depan pintu kamarnya Duchess Areta mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam kamar, Duchess Areta membalikkan badannya dan melangkah menuju paviliun Zaten.

"Hormat hamba kepada Duchess Areta, semoga pemilik Dewi keberkahan menyertai Duchess Areta" ucap prajurit yang berjaga di sepanjang jalan menuju arah paviliun Zaten sambil membungkuk kan badan nya.

"Semoga keberkahan itu melimpah kepada mu" balas Duchess Areta kemudian melanjutkan perjalanan nya.

Duchess Areta melewati kamar Azreanna sebelum sampai di paviliun Zaten, Duchess Areta berhenti sejenak di depan pintu kamar Azreanna, demi tidak mengundang kecurigaan dari prajurit yang berjaga di depan pintu kamar Azreanna Duchess Areta kembali melangkahkan kakinya.

 "Hormat kami kepada Duchess Areta, semoga pemilik Dewi keberkahan menyertai Duchess Areta" ucap prajurit yang berjaga di depan pintu kamar Azreanna.

"Semoga keberkahan itu melimpah kepada kalian" balas Duchess Areta kemudian melanjutkan perjalanan nya yang sempat terhenti di depan pintu kamar Azreanna.

Duchess Areta masuk ke dalam paviliun Zaten,dan berkeliling di sekitar paviliun Zaten.

~•~••~••~

°°Kembali ke kamar Azreanna°°

"Benarkah demikian tabib Suni, kalau begitu izinkan hamba untuk mencari obat penawar racun nya Nona Azreanna" ucap Deria dengan mengatupkan kedua tangan di depan dada.

"Kamu tidak perlu melakukan itu Deria, jika kamu pergi siapa yang akan menjaga Nona Azreanna,biar aku saja yang akan pergi mencari kan obat penawar racun nya untuk Nona Azreanna" ucap tabib Suni dengan suara formal.

Apa yang di katakan oleh tabib Suni ada benarnya juga, kalau Deria yang pergi mencari obat penawar racun itu lalu siapa yang akan mengurus Nona Azreanna di sini.

"Maaf kan aku tabib Suni dan Deria, karena aku kalian yang menerima dampaknya" lirih Azreanna dengan suara lembut nya.

Tabib Suni dan Deria saling tatap sebelum menjawab ucapan Azreanna.

"Ini sudah menjadi tugas kami untuk melindungi mu Nona Azreanna" ucap tabib Suni, sambil menghadap ke arah Azreanna berada dengan menundukkan kepalanya.

"Benar Nona Azreanna,ini adalah tanggung jawab kami, sebagai pelayan anda Nona Azreanna" ucap Deria , dengan melakukan hal yang sama dengan tabib Suni.

"Apakah gunung Walujo itu jauh tabib Suni?" tanya Azreanna, Azreanna melirik pelayan pribadi nya Deria kemudian tabib Suni secara bergantian.

"Tidak terlalu jauh Nona, hamba akan sampai kembali di sini besok sore hari nya Nona" ucap tabib Suni, yang menggenggam kedua tangan Azreanna.

"Kalau begitu boleh kah aku ikut bersama dengan mu tabib Suni?" ucap Azreanna.

Tabib Suni menggelengkan kepalanya, " Tidak bisa Nona perjalanan menuju kaki gunung Walujo itu sangat lah berbahaya, apa lagi Nona sedang tidak baik baik saja " balas tabib Suni, dengan suara lembut nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!