Riin memandang kecut pada semua perlengkapan yang tersedia di kamarnya. Sangat lengkap dan tentu saja barang-barang itu semuanya berkualitas.
Ia ingin menangis melihat betapa bedanya perlakuan yang ia terima dibanding saudara kembarnya.
5 tahun yang lalu ia hanya mendapat semua barang bekas Tiin dan ketika ia keluar negeri ia tidak mendapat uang saku sedikit pun hingga ia harus bekerja keras untuk biaya hidupnya sendiri.
Sekarang ia berharap bahwa semua pemberian yang ada didepannya ialah pemberian yang tulus dari orang tua pada anaknya.
Tapi kenyataannya bahwa semua barang itu ialah milik Tiin yang diberikan padanya untuk dijaga. Ia tidak dipandang sebagai dirinya sendiri, sebagai Riin, tapi ia dianggap sebagai cerminan Tiin.
Sebelum ia meneteskan air mata untuk semua kepedihan yang ia alami sebuah suara memberi peringatan.
"Jangan berpikir bahwa kami memanjakan putri bodoh sepertimu! Ini semua demi reputasi Tiin! Kau harus menjaganya hingga ketika Tiin kembali dari luar negeri, ia tidak perlu merasa malu karena semua yang terjadi."
Erin memperhatikan Riin sejenak, ia merasa bingung karena Riin sama sekali tidak memberi ekspresi sedih, marah atau kecewa. Wajahnya hanya datar saja tanpa ekspresi.
Ini bukanlah wajah yang ditunjukkan Riin dulu ketika ia diperlakukan buruk, ia akan menghindar lalu menangis dan kembali memohon ampun. "Kenakan semua itu dan tutupi tahi lalat di matamu itu! sebentar lagi asisten Hermin akan menjemputmu!" Erin segera meninggalkan kamar gadis itu.
Di bantu seorang penata rias, akhirnya Riin mulai di make up dengan hati-hati
meski mereka adalah saudara kembar, tapi mereka tidka mirip. Hal ini karena mereka adalah anak kembar "fraternal".
Tapi, dengan bantuan make up dari sang profesional akhirnya mereka terlihat persis. Riin memandang wajahnya dalam cermin dan merasa jijik untuk wajah barunya itu.
"Hari ini pertemuan penting dengan Lois Maharam direktur Agensi Samudra. Kau akan menjadi sala satu aktris perwakilan untuk iklan perusahaan Maharam.
"Aku sebenarnya cukup kaget ketika mendengar kau akan mengantikan Tiin tapi aku tidak akan membantah dan karena ini adalah hal yang penting maka kau harus melakukannya dengan baik.
"Sikap, kebiasaan dan semua yang ada pada dirimu itu harus kau tinggalkan dan mulai seperti Tiin.
"Aku tahu kau sudah membaca naskahnya tapi ini hanya untuk mengingatkanmu, aku tidak mau reputasi Tiin menjadi buruk karena kau!" Hermin melihat keluar jendela dan kembali menatap wajah Riin yang terlihat begitu datar. "Jangan menampilkan wajah datar seperti itu Tiin selalu tersenyum ramah dan penuh dengan kehangatan, kau harus bisa mengikutinya! Kita akan sampai sebentar lagi."
Riin melihat bangunan tinggi di depannya, Agensi Samudra dibawah naungan Grup Maharam. Ia tersenyum kecut sebelum mengulurkan kakinya keluar dari mobil.
Banyak fans sudah menunggunya hingga ekspresinya langsung berubah manis dan hangat. Teriakan histeris para remaja yang memekikkan telinga membuatnya merasa pilu, ia pernah berada di posisi mereka dan melakukan hal bodoh hingga akhirnya mendapat hukuman ketika pulang ke rumah.
"Tiin aku mencintaimu!"
Riin tersenyum sambil melambaikan tangan dan berlalu meninggalkan kerumuman itu.
"Kau melakukannya dengan baik, aku harap selanjutnya akan berjalan lancar pula." Hermin menatap catatannya kembali dan mengacuhkan Riin.
Semua orang memandang ke arah pintu ketika mereka tiba, baru 4 orang di ruangan itu dan mereka semua duduk dengan tenang masing-masing fokus pada ponselnya.
Riin segera duduk di kursi yang telah disediakan dan menatap semua orang sambil mengingat semua wajah itu. Memang benar mereka terlihat lebih tampan di foto karena beberapa efek.
Beberapa saat semua orang telah tiba.
"Perkenalkan aku Misa, menejer Agensi Samudra, karena beberapa hal Tuan muda akan sedikit terlambat. Nikmati waktu kalian sebentar, dan aku akan menghubunginya dulu." Misa meninggalkan ke 8 orang itu di ruangan.
Riin sudah mempersiapkan diri dengan segala kemungkinan karena ia tahu sala satu aktor di ruangan itu menyukai Tiin.
Irang tersenyum memandang Riin "Tiin, kita bertemu lagi, aku rasa kita benar-benar cocok untuk bersama, kau tahu..."
"Rang, kau jangan mengganggunya terus, ia akan menikah sebentar lagi!" Oren memotong pembicaraan Irang.
"Hei! Aku adalah laki-laki! Laki-laki harus mempertahankan cintanya, bahkan ketika Tiinku menikah lagi aku masih akan setia menunggunya, tidak ada yang pasti di masa depan!" Irang tersenyum bangga pada dirinya sendiri.
Riin menghela nafas, ia sangat terkesan bagaimana Tiin bisa meluluhkan hati para lelaki. Selama mereka sekolah, Tiin adalah primadona sedangkan ia adalah kutu buku yang culun.
Semua orang menghinanya karena selalu menghabiskan waktunya untuk membaca buku namun tetap menjadi siswa terbodoh satu sekolah.
Sementara ia larut dalam pikirannya pintu terbuka menampilkan sosok pria yang hangat dan santai.
Semua orang berdiri menyambutnya.
"Tidak usah terlalu formal, kita semua anak muda, dan aku sangat menyukai suasana yang santai, duduklah."
Lois memperhatikan semua orang disana dan ia tersenyum puas dengan pilihan menejer Misa.
Rapat itu berjalan lancar hingga mereka semua berpamitan dan meninggalkan ruangan satu persatu. Riin adalah yang terakhir berdiri, tapi ia kemudian ditahan oleh Lois.
"Kau aktris yang bernama Tiin?"
"Ya, ada yang bisa saya bantu?"
"Ah, tidak, kau terlihat berbeda, bukankah kita pernah bertemu sebelumnya?" Lois bertanya sambil mengingat kembali dimana ia bertemu Tiin.
Riin kaget, tapi segera menahan rasa kejutnya "Kita pernah bertemu tahun lalu di acara penghargaan.."
"Ah, ya saya ingat sekarang, tapi apa aku boleh memastikan sesuatu?"
Memastikan sesuatu? Riin menjadi sedikit gugup, penyamarannya akan terbongkar dalam satu hari! "Apa itu Tuan?"
"Ini sedikit aneh, tapi aku rasa kau terlihat berbeda, apa kau baru saja melakukan operasi plastik?" Lois melihat ekspresi kaget dan bingung Riin "Bukan, maksudku, aku ingin tahu dimana kau melakukannya, maksudku, kau terlihat lebih mudah dan segar dari sebelumnya... bukan untukku! Ini untuk seseorang."
Riin menghela nafas lega, "Ah, saya hanya melakukan beberapa perawatan belakangan ini, saya tidak tahu bahwa Tuan tertarik, akan saya berikan resepnya nanti." Riin tersenyum hangat.
"Baik, aku hanya ingin tahu." Lois memperhatikan punggung Riin yang telah menjauh. Ia sepertinya pernah bertemu gadis itu di suatu tempat, matanya tidak mungkin salah, tapi terlalu mustahil mereka adalah orang yang sama.
"Apa dia pernah berada di Lanska?" Lois bertanya pada menejernya.
"Tuan Muda, apa Anda tertarik dengannya?" Misa merasa takut kalau Tuan mudanya akan jatuh hati pada orang yang akan menikah. Ini akan menjadi berita menggemparkan dan akan menimbulkan konflik besar.
"Hei, jangan berpikir terlalu jauh, hanya saja ia sangat mirip seseorang yang pernah kutemui. Tidak, maksudku mereka adalah orang yang sama. Bagaimana menjelaskannya, tapi ia tidak seperti yang sebelumnya! Ini sangat aneh!" Lois tidak dapat mengatakan dengan baik apa yang ia pikirkan, ini telalu aneh.
Misa sangat bingung dan tidak mengerti dengan yang dipikirkan Lois, ini kali pertama Tuan Mudanya tertarik secara berlebihan pada seorang gadis. "Apakah saya perlu mencari tahu?"
"Kau mau melakukannya?" Lois tersenyum senang, ini akan meringankan sedikit bebannya.
Catatan Author:
Tiin dan Riin adalah saudara kembar, dimana Riin harus menggantikan Tiin menjadi seorang aktris, tapi dendam berada di antara mereka.
Apakah Riin benar-benar mau membantu atau malah menciptakan masalah untuk Tiin?
Yuk,, lanjut ajah!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Esye Batmanlusi
lanjut thor
2020-12-11
0
Syavira Vira
lanjut
2020-11-02
0
zhafa
zhafira datang kembali
2020-11-02
0