Cinta Dari Jauh
Riin membuka matanya dan memandangi ruangan yang paling dibencinya ada di depannya.
Ia kembali ke neraka masa lalunya yang sudah ditinggalkannya selama 5 tahun. Tempat dimana ia tidak dianggap dan hanya dianggap benalu.
Selama 18 tahun hidupnya terperangkap di neraka jahanam yang berpagar tinggi dan tak bisa dilaluinya.
Riin tersenyum kecut beranjak keluar dari kamar menuruni tangga yang membawanya ke ruang keluarga.
"Ikut denganku." Harlan berkata dengan nada dingin.
Tanpa menunda lebih lama Riin mengikuti Ayahnya dibelakang dan tiba di ruangan yang ia kenali, ruang kerja sekaligus perpustakaan besar di rumahnya.
Ini adalah ruangan yang menjadi tempat paling sering ia kunjungi selama berada di rumah. Hanya masa lalu! Tapi itu berlangsung selama belasan tahun.
"Baca dan pelajari semua itu." Harlan meletakkan tumpukan dokumen di atas meja sambil memandang dingin ke arah Riin.
"Kau menculikku?" Riin berkata acuh tanpa memandang Harlan dan hanya fokus memperhatikan semua buku di ruangan besar itu. Tidak ada yang berubah, dan semua buku disana sudah habis dibacanya.
"Kau! Anak kurang ajar! Ini yang kau pelajari di luar negeri? Menghabiskan begitu banyak uang dan pulang tanpa sopan santun!" Harlan memaki penuh rasa kesal, tidak pernah ia membayangkan akan memiliki putri yang begitu bodoh dan...
Ia segera menghela nafas dan meredam amarahnya kemudian berbicara dengan tenang. "Kakakmu mengalami kecelakaan dan harus berada di luar negeri mendapatkan perawatan, kau akan menggantikannya di muka umum sampai ia kembali pulih."
Riin tersenyum kecut sebelum berbalik dengan kasar menatap Harlan "Apa hubungannya denganku? Aku akan kembali ke luar negeri sekarang!"
Harlan mengertakkan giginya menahan kemarahannya "Baik, kau boleh pergi dan lihat bagaimana adik kesayanganmu itu menderita karena perbuatanmu."
Riin terkejut dan perasaan marah melingkupinya "Apa kau menganggap dirimu seorang ayah? Kau membuang semua anakmu yang kau anggap tidak berguna dan hanya menyayangi yang menurutmu menguntungkan bagimu, fakta bahwa aku dan Rean adalah anakmu merupakan sebuah kutukan bagi kami!" Riin tanpa peduli reaksi ayahnya meninggalkan tempat itu.
...
Di kamar Rean
"Kak, jangan membantah ayah, akan berakibat buruk nanti!" Rean menatap penuh rasa bersalah pada kakak perempuannya, karena dirinya kakaknya harus menjadi korban setiap kali ayahnya menginginkan sesuatu.
"Kemas barangmu dan ikutlah denganku malam ini." Riin segera meninggalkan kamar Rean dan bergegas kembali ke kamarnya.
Ia meraih telepon rumah dan menelpon ke ponsel ayahnya " Aku akan menuruti kemauanmu, bawa dokumennya padaku." Segera ia menutup telpon dan berbaring memejamkan matanya.
Malam harinya ketika ia terbangun setumpuk dokumen sudah berada diatas meja. Ia meraih ransel lamanya di lemari dan memasukkan semuanya kedalam ranselnya lalu bergegas ke kamar Rean.
Dengan mengendap-endap mereka berhasil keluar dari rumah besar itu.
"Kak, apa kau yakin dengan ini?" Rean merasa cemas mereka akan ketahuan dan ia masih terlalu muda untuk melindungi kakak perempuannya.
"Jangan berpikir macam- macam, kita akan segera ke bandara."
...
"Tuan, Nona muda dan Tuan ketiga tidak ada di kamarnya." Seorang pelayan berdiri gemetaran menghadap Harlan.
"Beraninya dia!" Harlan duduk di kursinya sambil memerintahkan asistennya untuk bergerak.
Ia pikir anak itu masih tetap sama seperti dulu, mudah dikendalikan dan tidak memiliki keberanian untuk membantah, tapi ia telah salah sangkah dan butuh perjuangan lebih untuk menggenggamnya.
Jika bukan karena putrinya yang mengalami kecelakaan hingga harus memulihkan diri diluar negeri maka ia tidak akan bersusah payah membawa kembali putri bodohnya itu.
Tiin sudah bertunangan dengan Morgan dan hanya hitungan minggu saja mereka bisa menikah. Tapi karena kecerobohannya sendiri hingga anaknya mengalami kejadian mengerikan yang memaksanya harus berada di luar negeri menjalani pengobatan yang entah berapa lama hingga ia kembali pulih.
Ia tidak memiliki pilihan lain, demi mengamankan kedudukannya di perusahaan dan mempertahankan kerja sama dengan keluarga Maranto maka ia harus menempuh cara berbahaya dan penuh resiko.
Kalau perlu ia akan mengorbankan kedua anaknya demi jembatannya, tapi nasib masih sedikit memberinya kelegaan hingga ia memiliki putri bodoh itu dan lebih lagi mereka adalah saudara kembar. Orang-orang akan sulit membedakannya jika sudah di beri sentuhan make up.
2 buah mobil serba hitam bergerak cepat menuju bandara. Tentu saja mereka tahu dimana keberadaan kedua kakak adik itu karena alat pelacak di dokumen yang dibawa Riin. Mereka sudah mengantisipasi kejadian ini jadi mereka bertindak siaga.
...
"Apa katamu? Semua penerbangan dibatalkan?" Riin bertanya penuh rasa kecewa dan segera menyeret adiknya keluar dari bandara.
Sial! Mereka ketahuan begitu cepat!
Keluarganya adalah orang terpandang di kota ini hingga dengan mudah mereka melakukan apa pun yang diinginkannya. Riin tahu pasti bahwa penerbangan tidaklah dibatalkan, hanya mereka berdua yang dicegah untuk keluar.
Sebelum mereka keluar dari lift beberapa pengawal sudah menunggu mereka dan tanpa pilihan Riin hanya pasrah mengikuti keinginan mereka.
Ia tidak mungkin membuat keributan di tempat umum seperti itu jadi pilihan lain ialah mengharapkan adanya waktu yang tepat agar bisa melarikan diri dari para pengawal.
Ketika Rean sudah masuk kedalam mobil, Riin akan menyusul namun ia tidak diijinkan dan ditempatkan di mobil lain.
Riin mengertakkan giginya penuh amarah. Berakhir sudah harapannya! Ia tidak akan diloloskan dengan mudah!
Mobil itu berjalan terpisah dan Riin dibawah kembali ke rumah besar.
"Ini adalah peringatan terakhir untukmu! Jika kau berani berbuat macam-macam, maka adik kesayanganmu itu akan berakhir dengan segera!" Harlan meninggalkan kamar Riin.
Sialan! Ia sudah bersusah payah menjauh dari neraka ini, tapi akhirnya ia harus kembali juga!
Ia tidak memiliki ponsel dan hanya ada telpon rumah di kamarnya. Ia tidak akan bertindak bodoh dan jatuh ke perangkap ayahnya lagi.
Seperti hidupnya di 5 tahun yang lalu, Riin berada di rumah itu tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya, ia makan setelah semua orang meninggalkan meja makan dan terus berada dikamar membaca semua tumpukan dokumen yang harus dihapalkannya.
Kehidupannya yang dulu di rumah besar itu masih lebih baik, karena ada adiknya dan juga kakeknya yang bisa ia ajak berbicara, tapi saat ini adiknya entah dimana, dan kakeknya sedang berlibur di suatu tempat.
Selama di luar negeri ia sudah terbiasa menjadi pribadi yang terbuka dan memiliki banyak teman, ia sangat jarang berada di rumah dan selalu menghabiskan waktunya diluar bersama dengan Gang yang mengajarinya banyak kejahilan baru hingga ia harus terperangkap di dunia hitam selama bertahun-tahun.
Belum seminggu ia bebas dari dunia hitam itu hingga ia kembali lagi ke neraka jahanam ini, menjadi tawanan ayahnya sendiri! Bahkan menjadi tawanan Gang masih lebih baik dari pada tawanan ayah sendiri!
...Jika kalian penasaran bagaimana Riin mengubrak-abrik keluarga yang telah membuangnya, maka ikuti langkah ini;...
...Favorite❤️...
...Like👍...
...Komen...
...Vote...
...Rate⭐⭐⭐⭐⭐...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Esye Batmanlusi
novelmu sangat bgus thor
2020-12-11
1
el_shiraz
hai kak,,aku mampir nih,,,😁
2020-12-03
0
APRILIANIANO
Help Me Please mampir nih kak start untuk memulai baca ya 🥰
2020-11-02
0