Saat Anneke melihat semua itu, tiba-tiba dia merasakan kehangatan yang menjalar memasuki tubuhnya dan hatinya yang seketika merasa aman dan nyaman. Rasanya sudah lama sekali dia tidak merasakan kehangatan seperti ini.
Sebuah kehangatan keluarga yang dimilikinya sejak kecil. Semenjak Anneke memutuskan untuk mengejar Noah secara gila-gilaan, sebenarnya saat itu pula semua perasaan hangat di hatinya terkikis perlahan dari hari ke hari.
Anneke berubah menjadi sosok yang kesepian. Sangat kesepian! Benar-benar kesepian. Dia ibaratkan anak kucing yang tidak memiliki induk ataupun tuan. Dia kehilangan arah dan larut dalam imajinasi yang tercipta dari cerita dan khayalan yang disuguhkan oleh sepupu jahatnya Kaylee! Dan dengan bodohnya dia mengikuti semua alur cerita karangan sepupunya itu.
Kemudian Anneke meningat sebuah kenangan yang telah terekan di otaknya. Di kehidupannya yang dulu, Anneke tidak pernah pulang lagi kerumah itu selama sepuluh tahun! Dia begitu sibuk pulang pergi ke dua negara hanya untuk membuntuti pria brengsek itu!
Sungguh dia telah menjadi anak gila yang tidak berbakti kepada orang tua! Bagaimana bisa dia melupakan orang tuanya hanya karena lelaki brengsek?
Bodoh! Anneke merasa sangat bodoh! Tak sadar dia memukul kepalanya lalu meringis karena memukulna terlalu keras. Mengapa? Mengapa dia bisa sebodoh itu hanya demi seorang pria yang tak layak?
“Anneke? Mengapa kamu berdiri diam disitu saja? Apa kau baik-baik saja?” tanya kakek Liam seketika itu juga membuyarkan semua lamunan wanita cantik itu.
“Oh maaf kakek. Aku hanya….” sebelum Anneke selesai bicara, kakeknya telah menarik lengannya menuju ke ruang makan karena kakek Liam telah menyuruh bagian dapur untuk membuat semua makanan kesukaan Anneke.
Setelah mereka masuk keruang makan, Anneke melihat ke meja makan besar yang dipenuhi dengan berbagai macam makanan kesukaannya yang sangat menggiurkan.
Ada udang krispy, kepiting saus lada hitam, ayam bakar kemangi, sup kimlo dan beberapa macam makanan penutup serba manis yang juga favorit Anneke. Semuanya sungguh menggoda! Anneke bahkan meneguk air liurnya sendiri karena tidak sabar untuk memakan semuanya.
“Ayo duduklah.” kakek Liam mendorong lembut tubuh cucunya itu supaya mereka dapat seegra menyantap hidangan yang lezat itu.
“Terima kasih kakek.” kata Anneke sembari duduk di posisi yang biasa dia duduki dulu.
Sudah lama dia tidak menikmati makanan senikmat ini. Rasanya hatinya begitu sangat bahagia! Tapi tunggu!
Sebelum Anneke selesai mengabsen makanan yang ada dimeja, mata indahnya tanpa dia sadari bertemu pandang dengan tatapan tajam seorang pria paruh baya yang saat ini duduk di ujung meja.
Pria itu memiliki fitur wajah yang tegas, alis tebal, mata berwarna hitam kecoklatan dan hidung mancung yang menawan. Benar-benar tampan! Pria paruh baya itu tidak kalah jika dibandingkan dengan suami dinginnya itu! Perbedaan keduanya hanya pria paruh baya itu terlihat lebih dewasa dan memakai kacamata.
“Papa!” Anneke mengulas sebuah senyuman manis dan berlari menghampiri ayahnya yang terlihat seperti vampir tampan yang menunggu untuk menghukum bayinya yang nakal. Dia kemudian memeluk leher ayahnya dan bahkan mencium kedua pipi Alfred Runaki dengan kecupan manja.
“Papa, bagaimana kabarmu?” tanya Anneke kepada ayahnya yang hanya diam tidak meresponnya.
“…….”
Diam! Ayahnya hanya diam dan tidak ada satu kata pun yang terucap dari mulutnya. Dengan tatapan mata yang tajam lurus kedepan, Alfred Runako seakan tidak mendengar suara dari Anneke yang terus memanggil namanya.
“Papa….” Anneke kembali terdengar merajuk sembari menyandarkan dagunya pada pundak pria paruh baya itu. “Papa, bagaimana kabarmu?” Anneke mulai menguraikan pelukannya perlahan.
“Apa papa makan dengan baik?” dia melihat sekilas tubuh ayahnya yang sepertinya sedikit lebih kurusan. “Papa harus makan yang banyak biar tetap sehat dan bugar.”
“Tunggu….apa papa masih marah padaku?” Anneke terus saja bicara meskipun ayahnya tidak meresponnya. Alfred kali ini terlihat sangat marah pada putri tunggalnya itu. Dia benar-benar marah! Dia bersumpah tidak akan luluh semudah itu! Alfred mengeraskan hatinya sambil mengingat bahwa gadis kecilnya ini menikah tanpa seijinnya!
Pernikahannya pun tidak dirayakan bahkan Noah belum pernah sekalipun datang mengunjunginya di kediaman Runako untuk menunjukkan sikap hormatnya pada mertuanya! Namun gadis kecilnya ini masih saja bersikeras untuk meninggalkan rumah dan semua kemewahan, dan itupun tanpa seijinnya! Benar-benar anaknya yang cantik dan manis ini telah diracuni oleh Noah Killian Arsenio!
Berbeda dengan kakek Liam yang bertemperamen penyabar dan bijaksana, selalu memahami kesibukan Noah sebagai seorang pengusaha papan atas. Dan dia menganggapnya sepele tetapi tidak dengan Alfred yang bertemperamen melankolis itu! Alfred selalu lebih menggunakan perasaannya dalam menyikap segala hal.
“Papa…..” sekali lagi Anneke merajuk manja dan memperlihatkan kedua biji mata cantiknya yang berkedip-kedip bagaikan seekor anak anjing imut dihadapannya. “Papa….”
Awalnya Alfred berpikir bahwa dia akan bisa menggertak Anneke dengan memasang wajah garang dan mendiamkannya. Namun saat Anneke terus saja memanggilnya dengan suara manja itu tanpa henti!
Suara anak perempuannya itu benar-benar terasa manis seperti madu yang menghancurkan benteng pertahanannya. Setelah melihat anak perempuannya itu duduk disebelahnya, Alfred benar-benar merasa lega, seakan-akan sekarung batu telah terangkat dari bahunya yang lelah. Binar matanya pun berubah ceria dan sudut bibirnya terangkat.
Ia kemudian mengambil alat makannya dan memberikan beberapa lembar daging asap dan sayuran ke mangkuk Anneke yang masih kosong.
“Makanlah yang banyak….” Alfred berujar dengan penuh perhatian sambil terus menerus mengambilkan potongan demi potongan makanan sampai ia sendiri lupa mengisi piringnya sendiri.
Ya benar, Alfred Runako tidak pernah mampu memahami mengapa dia selalu kalah dengan anak gadisnya yang manja ini. Semarah apapun dia pada Anneke, dia selalu memaafkan putrinya itu begitu saja.
Dia berpikir apakah dia pria terlemah di dunia ini? Kenapa dia tidak pernah bisa bersikap tegas pada putrinya itu? Apakah karena dia terlalu menyayanginya?
Melihat Anneke yang terus saja lengket dengan Alfred membuat sang kakek rupanya sedikit cemburu. Semalam dia sudah menyuruh Alfred untuk menghubungi Anneke tapi anaknya itu menolaknya. Sekarang, saat Anneke sudah datang dengan seenaknya dia merebut perhatian dari cucu kesayangannya itu! Tidak terima!
Kakek Liam merasa tidak terima dengan semua ketidak adilan yang didapatkannya. “Ehem!” Kakek Liam berdeham untuk menarik perhatian Anneke padanya.
“Uhuk!” dia menambahkan lagi karena aksi pertama ternyata tidak berhasil. Melihat kakeknya yang saat ini tengah terbatuk-batuk, Anneke tidak bisa untuk tidak memperhatikannya.
Dengan cepat dia mengambil mangkuknya dan bergeser untuk duduk mendekat kearah kakek yang saat ini sepertinya tengah tersenyum penuh kemenangan. ‘Ha ha ha ha! Rasakan kau Alfred!’ batin kakek Liam sambil melirik putranya yang saat ini terlihat menyipitkan matanya karena bayi kecilnya telah dicuri begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussehst
2024-03-17
0