Emosi, benci dan perasaan direndahkan seakan telah mengambil alih pikirannya kali ini. Sambil melepaskan dasinya, sorot mata itu tertuju kedepan dengan sangat tajam bagai mata seekor elang yang hendak mencari mangsanya. Ya benar! Mencari mangsa untuk dihukumnya! Dia harus menghukum wanita jelek dan gila itu karena sudah menginjak-injak harga dirinya!
Sesekali dia tersandung bahkan hampir jatuh. Tapi semua itu sama sekali tidak menyurutkan api membara dimatanya yang terlihat sangat merah. Setelah beberapa langkah yang cukup berat, pria beraroma alkohol itu memicingkan matanya untuk melihat sebuah pintu kamar berwarna hitam yang dulu sempat ditempatinya.
Lalu dia memegang hadle pintu dan memutarnya lalu mendorong begitu saja sampai pintu itu terbuka dengan sangat lebar. Brak!! terdengar suara yang tidak begitu keras saat dia menutup pintu, menampilkan sebuah ruangan yang dihiasi sinar rembulan yang terpancar dari sela-sela jendela. Pandangan matanya kembali mengedari ruangan yang kosong tanpa ada seorang pun disana.
Dia menegakkan tubuhnya, kedua mata elangnya menyipit memandang ke arah tempat tidur tapi tidak ada seorang pun diatas ranjang. Dengan senyum mengejek, pria itu perlahan melepas jasnya, membuka kancingnya dan terus berjalan ke arah tempat tidur. Kepalanya mulai berputar-putar dan merasakan pusing akibat kebanyakan minum alkohol.
Didalam kamar utama The Bright Condominium aroma mawar yang sebelumnya semerbak bekas dari Anneke, saat ini telah bercampur dengan aroma alkohol yang sangat dominan. Pria itu membaringkan tubuhnya diatas ranjang. Dia berpikir, bukankah wanita jelek itu tinggal disini? Tapi kenapa dia tidak melihatnya dan suasana apartemen itu juga sangat sepi.
Tapi karena kesadarannya sudah hilang! Pria itupun memejamkan matanya dan tertidur tanpa mengingat apapun lagi. Aroma mawar yang segar telah membuatnya terlelap hingga pagi hari. Suhu malam yang sebelumnya dingin kini telah berganti dengan suasana pagi yang cerah. Tetesan-tetesan embun pagi terlihat mengaburkan pemandangan yang ada didalam.
Bahkan burung-burung yang sedang terbang diudarapun tidak akan sanggup untuk hanya sedikit mengintip karena ketebalan embun pagi yang menutupi jendela kaca itu. Didalam kamar itu suasana terasa begitu sunyi, bahkan tidak ada sedikitpun suara yang terdengar kecuali bunyi denting jarum jam dan deru napas seorang pria yang terdengar sangat halus itu.
Tidak berapa lama kemudian, udara dingin diluar berubah sedikit lebih hangat karena pancaran matahari yang keluar, naik lebih tinggi dari sebelumnya yang berhasil menelisik masuk melalui jendela kaca dan memperlihatkan sosok pria disana yang terbaring diatas ranjang. Pagi menyongsong dan sinar matahari membuat suasana hangat.
Fitur wajahnya yang tegas, hidungnya yang mancung, bibirnya yang berwarna kemerah-merahan membuat pria itu terlihat sangat rupawan. Dibalik selimut tebal yang saat ini menyelimutinya, pria itu terlihat tidur dengan lelapnya tanpa ada gangguan dari sekitarnya. Seakan dia sedang berada ditengah kedamaian yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Ya, ini adalah pertama kalinya Noah Arsenio dapat tidur dengan pulas semenjak dia mengambil alih tampuk kepemimpinan Keluarga Arsenio yang memaksanya untuk hidup seperti seorang robot, mesin yang tidak berperaaan selama bertahun-tahun. Sejak semalam Noah pun tertidur lelap di ranjang mewahnya tanpa merasa terganggu sedikitpun.
“Ehm….” terdengar suara lenguhan pria itu yang merasa sedikit terganggu dengan cahaya matahari yang semakin menyilaukan. Noah perlahan membuka matanya dan kedua matanya mengedari seluruh ruangan dan mengamati sekitarnya. Tunggu….ruangan dihadapannya ini sangatlah dikenalnya. Dia masih setengah sadar dan membuka matanya lebih lebar untuk melihat sekitarnya.
Bukankah ini adalah kamar pribadinya di The Bright Condominium yang sudah lama ditinggalkannya? Noah mengeryitkan kedua alisnya sambil berjuang untuk mengumpulkan seluruh kesadarannya kembali. Saat bersamaan sekelebat rasa pusing sedikit menyergap karena efek dari minuman beralkohol yang dikonsumsinya tadk malam.
Tetapi itu tidak berlangsung lama saat dia mulai membangunkan dirinya dan bersandar pada sandaran tempat tidur dibelakangnya. Setelah semua aliran darahnya kembali normal, mata elangnya mulai kembali meneliti ruangan yang sangat tidak asing itu lagi! Tak lama kemudian kepingan demi kepingan rekaman kejadian tadi malam mulai berputar memenuhi otaknya.
Dia teringat jika Anneke tinggal di apartemen ini tapi sejak tadi malam dia sepertinya tidak melihat ada orang lain disana. Ah, mungkin dia menempati kamar lain pikirnya.
Noah yang enggan nelihat wanita jelek dan gila yang sudah menjadi istrinya yang tidak pernah dia lihat selama dua tahun itupun menggeser tubuhnya.
Jika wanita gila itu melihatnya di apartemen ini, mungkin dia akan selalu mengganggunya. “Ha ha ha ha ha!” sembari menahan emosinya yang muncul setiap mengingat wanita itu.
Noah tertawa sinis membayangkan bagaimana pria tampan dan sukses sepertinya bisa menikahi wanita sangat jelak dan gila seperti itu. Kakek dan neneknya bahkan selalu bilang kalau wanita itu sangat cantik. Cih!
Sambil memukul bantal dipangkuannya, dia terlihat mendengus frustasi sambil mengacak rambut pendeknya yang berwarna kecoklatan berkilau dan lebat itu.
Saat ini Noah sangat yakin jika Anneke melihatnya maka wanita itu tidak akan mau melepaskan dirinya begitu saja. Dan itu akan membuat mereka semakin sulit untuk bercerai dikemudian hari.
Tetapi….mengenai perceraian….Noah kembali teringat dengan surat perceraian yang sudah dirobeknya. Dia kini kembali serius memikirkannya.
Oh, jangan-jangan perubahan surat perceraian itu hanyalah trik licik yang Anneke lakukan untuk menarik perhatiannya! Cih! Toh selama ini wanita gila itu selalu melakukan berbagai cara untuk mendapatkan perhatiaanya?
Bahkan sibuk mengejarnya ke luar negeri dan menguntit kemanapun dia pergi? Noah merasa bahwa dia sangat bodoh karena telah mengikuti perangkap yang telah dirancang oleh Anneke.
Kalau begitu Noah tentu saja tidak akan tinggal diam. Persetan dengan surat wasiat dari kakeknya Galen Arsenio! Bagaimanapun, ia akan tetap menceraikan wanita jelek yang licik itu.
Dia sama sekali tidak mencintai wanita itu dan tidak akan pernah mencintainya! Sambil mencoba menyadarkan dirinya, Noah sekarang memikirkan hal yang paling penting baginya saat ini. Adalah memikirkan cara supaya si penguntit itu tidak menjerat hidupnya lagi.
Dia harus segera menyelesaikan semuanya hari ini! Setelah sebuah pergumulan batin kemudian Noah pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Ketika dia memasuki kamar mandi seketika itu dibuat terkejut. Kamar mandi yang telah ditinggalkannya saat ini terasa berbeda dari sebelum dia pergi. Didalam kamar mandi itu dipenuhi rangkaian produk perawatan wanita dan hal-hal yang berbau feminim. Dengan melihatnya saja Noah sudah merasa enggan.
Itu berarti bahwa wanita jelek itu memang tinggal di apartemen ini dan menempati kamar tidurnya. Tapi, mengingat bahwa dia harus segera mandi Noah pun mengabaikan semua yang berhubungan dengan wanita itu. Dia membuka pakaiannya dan berjalan ke arah shower dan didepannya pun dia hanya melihat shower cream milik wanita itu.
Dia mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin hanya untuk meredam hawa panas yang saat ini menguar di otaknya. Saat Noah keluar dari kamar mandi, sekilas diamelihat kertas berwarna pink yang terletak diatas nakas disamping tempat tidurnya. Ungkapan cinta! Pasti itu ungkapan cinta si wanita jelek itu! Batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trysceris
2024-03-17
0
ibue aldo
ceritanya bagus aku suka...tapi kenapa satu bab isinya hampir cuma narasi saja.
2024-01-07
2
vio~~~~
cih percaya diri sekali anda ini..🤪
2023-11-08
2