Anneke menyantap makan malamnya di dalam kamar hotel. Setelah dia diseret kasar dan ditendang dari restoran, Anneke kembali ke hotel dan memesan makanan. Tatapan matanya kosong, kesedihan dan terluka atas perlakukan yang dia terima tadi membuatnya meremas dadanya yang terasa sakit. Kenapa bisa sesakit ini? Aku rela melakukan apapun untuknya, pria yang kucintai sepenuh hati.
Malam itu Anneke tidak bisa tidur, setelah menyelesaikan makan malamnya dengan tak berselera dia memutuskan untuk berendam. Namun tak berhasil membuatnya nyaman, dia mencoba memejamkan matanya namun semua perkataan asisten Noah sangat menyayat hatinya. Bahkan dia sempat mendengar suara Noah yang memaki dan mengumpatnya.
“Katakan pada perempuan tidak tahu malu itu! Sekali lagi dia muncul dan membawa-bawa namaku, aku pastikan seluruh keluarganya hancur dan dia akan merasakan penderitaan tanpa henti!”
“Levi! Suruh pihak hotel mengusir perempuan gila itu dari sana!”
Satu persatu ucapan Noah yang sempat didengarnya saat Levi menghubunginya setelah dia tiba dihotel kembali tergiang-giang.
Dia sengaja datang ke negara itu untuk menemui Noah karena dia tidak bisa menelepon suaminya. Sejak mereka menikah Noah memblokir nomor teleponnya dan memasukkannya ke daftar hitam begitu juga dengan Levi asistennya.
Sehingga sulit bagi Anneke untuk menghubungi Noah selama sepuluh tahun belakangan. Mereka menikah tapi tidak bicara dan tidak pernah bertemu sampai sekarang Noah bahkan tidak tahu wajah asli Anneke.
Pernikahan ini adalah keinginan kedua kakek mereka yang menginginkan kedua cucunya menikah untuk mempererat jalinan kekeluargaan. Anneke yang sudah menyukai dan jatuh cinta pada Noah sejak lama pun tak menolak perjodohan itu. Berbeda dengan Noah yang menolak dengan keras, yang membuatnya tidak datang di hari pernikahan mereka.
Sehingga pernikahan mereka hanya didaftarkan di catatan sipil saja, tidak ada pesta pernikahan namun bagi Anneke yang sudah terlanjur mencintai Noah, bisa menerima semua itu dengan ikhlas. Toh seiring dengan berjalannya waktu Noah perlahan pasti akan mencintainya. Namun sepertinya mimpi dan harapan Anneke tak pernah tercapai.
Sepuluh tahun sudah berlalu, hingga tiba hari ini demi menyelamatkan pernikahan mereka, Anneke rela terbang ke negara S untuk menemui suaminya dan memintanya meredam berita yang beredar. Dia melakukan itu karena tidak mau melukai hati kakek dan nenek Noah. Selama sepuluh tahun ini Anneke menutupi semuanya dari mereka.
Keluarga mereka menganggap bahwa kedua cucunya hidup rukun dan bahagia karena tidak pernah terdengar kabar mereka bertengkar. Sedikit yang mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi, Anneke selalu berbohong setiap kali nenek Noah menanyakan keberadaan cucunya. Anneke selalu beralasan jika Noah sedang sibuk mengurus bisnis di luar negeri.
Meskipun orang suruhan Nenek dikirim untuk mencari tahu tentang mereka namun Anneke mengancam untuk menutup mulut dan tidak menyampaikan apapun pada nenek Noah. Karena kondisi kesehatan nenek Noah yang memburuk dan Anneke tidak mau jika nenek mertuanya itu kenapa-napa jika mengetahui yang sebenarnya.
Anneke sangat menyayangi Mariam, nenek mertuanya hingga dia rela berbohong demi kebahagiaan nenek mertaunya. Tanpa memikirkan kebahagiaannya sendiri, apakah dia terlalu naif? Tapi begitulah Anneke, dia selalu mengutamakan perasaan orang lain apalagi orang itu adalah keluarga dan orang-orang yang disayanginya.
...*******...
BRUUKKKKK
“Nyonya Besar…..!” pekik Vinus kepala pelayan yang baru saja memasuki ruang tamu. Dia bergegas berlari menghampiri Marian Arsenio yang terbaring di lantai. Beberapa pelayan berhamburan membantu mengangkat tubuh majikannya.
“Cepat bawa ke kamar dan panggil dokter.” teriak Vinus panik. Dia segera memungut ponsel majikannya yang tergeletak di lantai dan matanya membulat saat melihat tampilan layar ponsel itu.
“Ya Tuhan! Nyonya Besar sudah melihat berita ini! Pantas saja dia pingsan. Ya ampun…...bagaimana ini?” ujarnya semakin panik.
Seseorang mengirimi pesan ke ponsel Mariam yang berisikan berita serta foto-foto dan juga video Noah bersama seorang wanita. Bukan hanya itu saja bahkan ada satu foto yang menampakkan Noah sedang berada disebuah ruangan bersama rekan bisnisnya dan beberapa wanita. Vinus yang panik pun segera menghubungi Noah namun nomornya tidak bisa dihubungi, Vinus pun mencoba kembali.
Setelah mencoba beberapa kali namun ponsel Noah masih tidak aktif. Akhirnya dia pun menghubungi Anneke namun ponsel wanita itu juga tidak aktif. Vinus semakin panik, dia tidak bisa menghubungi kedua majikannya itu. Dengan panik dia bergegas menyambut dokter keluarga yang baru saja memasuki rumah dan membawanya menuju ke kamar Mariam.
Dua hari berlalu setelah pemakaman Mariam Arsenio. Dan selama itu pula Anneke tak pernah muncul karena dia memang sengaja tidak mengatifkan ponselnya sejak kejadian di restoran.
Bukan itu saja, Anneke yang kecewa pun memutuskan untuk menghabiskan waktunya liburan berkeliling dari satu negara ke negara lainnya untuk mengobati luka hati dan menenangkan diri.
“Dimana perempuan gila itu?” tanya Noah dengan wajah menegang, tampak dia mengeratkan rahangnya karena amarah.
“Sampai sekarang belum bisa diketahui dimana keberadaan Nyonya. Dia sudah check out dari hotel malam itu juga dan tidak ada namanya terdaftar di hotel lain. Kami juga sudah memeriksa daftar penumpang di semua maskapai, namun namanya juga tidak ada disana.” jawab Levi.
“Hubungi pengacara dan minta segera siapkan surat cerai! Ada atau tidaknya dia disini, aku mau surat cerai segera dibuat secepatnya!” perintah Noah yang sangat marah.
Neneknya sangat menyayangi Anneke tapi wanita itu malah tidak peduli dan tak menampakkan wajah di pemakaman Mariam Arsenio sehingga membuat Noah marah besar.
“Baik Tuan.” jawab Levi lalu bergegas menghubungi Juan, pengacara keluarga Arsenio. Setelah berbicara beberapa menit, Levi memasukkan kembali ponsel kedalam sakunya.
“Tuan Juan mengatakan kalau surat cerai anda akan selesai besok pagi Tuan.”
“Suruh dia menyelesaikan secepatnya! Katakan padanya harus hari ini juga! Aku tidak bisa menunggu hingga besok pagi!” ujar Noah lagi.
Dia pun bangkit dari duduknya dan melangkah menaiki tangga menuju ke kamarnya dilantai atas. Kini rumah mewah keluarga Arsenio tampak sepi dan muram sejak kepergian Mariam Arsenio. Didalam kamarnya nampak Noah berdiri didekat jendela sambil memandang keluar. Hamparan bunga-bunga di taman bunga itu membuat Noah meneteskan airmata.
Itu adalah taman bunga milik neneknya, setiap hari wanita tua itu menghabiskan waktunya mengurusi semua bunga-bunga yang ditanamnya. Noah menghela napas panjang seraya menghapus airmatanya, satu-satunya keluarga yang dia miliki telah pergi dan itu semua salah Anneke.
“Kemana perginya wanita gila itu? Disaat nenek sakit sampai dia meninggal wanita itu menghilang.”
Kedua tangan Noah mengepal dan rahangnya mengeras. Saat dia sedang hanyut dalam lamunannya terdengar suara ketukan dipintu kamar. “Masuk.” ucapnya.
Nampak kepala pelayan bernama Vinus itu menundukkan kepala memberi hormat lalu masuk. Dia menyodorkan ponsel milik Mariam Arsenio yang selama ini disimpannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trusssbar
2024-03-17
0
vio~~~~
lahh malah nyalahin si aneke, kan kamu yang salah..g sadar diri ckckck
2023-11-07
1