Meskipun dengan agak lambat tanpa Eric bersama nya, arwah evelina terus bergerak menuju kediaman keluarga Jezen,mertua nya.
sampai di sana Evelina malah kembali mendengar perkataan yang tak mengenakkan telinga nya sama sekali.
"Harus nya Evelina tidak perlu sampai koma berlama-lama, kalau mau mati..ya mati saja. Biar putera ku bisa mendapatkan hak alih kuasa dan menikah dengan gadis yang di cintai nya lalu hidup berbahagia, perempuan itu ia bahkan tak bisa menjaga kandungan nya dengan men konsumsi obat berbahaya, menantu macam apa dia..tidak tahu aturan..! Apakah wanita itu begitu gila dengan kuasa hingga lupa kalau wanita harus nya mengurus anak" Nyonya Jezen mengoceh lalu berhenti sejenak guna mendengar orang di seberang telepon yang berbicara.
"apa susah nya semua kuasa ia serahkan pada putera ku..?" gerutu Nyonya Jezen menjawab di seberang sana. Lalu dengan mendengus kesal seraya menutup pesawat telepon. Entah dengan siapa tadi Nyonya Jezen berbicara, curhat barusan. Siapa lagi? Itu pasti Tuan Jezen suami nya. Nyonya Jezen ini tak akan sembarangan bicara mengenai rahasia isi di hati nya kecuali pada Tuan Jezen dan putera nya saja.
Nyonya Jezen ini masih saja menggunakan mulut nya untuk mengutuk orang di usia nya yang sudah sepuh seperti sekarang ini.
Baik Tuan Jezen mau pun Nyonya Jezen dua suami istri ini memang rakus, namun mereka sama sekali tidak tau kalau kecelakaan demi kecelakaan yang menimpa Evelina adalah ulah putera dan menantu idaman nya. Mereka hanya berkesimpulan kalau apa yang menimpa Evelina adalah karena wanita itu apes saja. Bahkan ia tak tau calon cucu nya meninggal adalah ulah putera nya dan menantu idaman nya sendiri.
Entah apa yang di bicarakan Nyonya Jezen sebelum ini, Evelina memejamkan mata nya sejenak. Mereka ini benar-benar jahat. Evelina tak menyangka selama ini hidup bersama para ular berbisa yang siap mematuk nya kapan saja. Sekali lagi Alisha benar. Lagi-lagi kebaikan selama ini nyata nya hanya lah pal-su !!! Palsu belaka ha ha
"Apa yang harus aku lakukan untuk masuk ke ruangan pribadi Alex?" Evelina terus berfikir mencari cara, arwah nya berdiri di tengah ruangan dengan kebingungan..
Evelina mulai mendekati beberapa orang pengurus rumah yang bisa memasuki ruangan Alex, mereka yang bertugas mengatur berbagai keperluan Alex dan yang lain nya, serta bertanggung jawab dalam kebersihan nya.
namun dari semua itu tak ada satu pun yang bisa Evelina pinjam tubuh nya.
lagi-lagi Evelina teringat dongeng kakek nya Eric..
"hhh apakah benar-benar tak ada yang tulus pada ku di sini? ternyata benar dugaan ku, benar-benar tidak ada yang tulus" batin Evelina miris
Evelina melihat sosok wanita paruh baya dan perempuan muda yang baru masuk. Mereka juga adalah termasuk pelayan rumah Jezen, dua orang ini biasa nya selalu ramah dan baik pada Evelina. Jadi nya saat melihat dua orang ini Evelina langsung berbinar dan bergerak mendekat...
Namun lagi-lagi Evelina harus kecewa, ia sama sekali tak bisa masuk ke raga dua orang ini. Evelina terkekeh lagi..
"benar-benar tak ada yang tulus" tawa Evelina dengan menyedihkan
dan jika ia tak bisa juga masuk ke raga dua orang yang selalu baik pada nya ini, itu artinya kebaikan dua orang ini selama ini juga hanyalah kepalsuan belaka.
Evelina tak ada lagi harapan, ia sudah mencoba semua penghuni keluarga Jezen.
yang tersisa hanya lah perempuan muda yang selalu menjadi pelayan setia Nyonya Jezen saja,Ismilia..
Evelina hanya menghela nafas berat saja, jika pelayan lain saja tak tulus pada nya lantas bagaimana bisa Ismilia pelayan pribadi Nyonya Jezen bisa tulus pada Evelina yang sangat di benci Nyonya Jezen?
pelayan rumah Jezen yang biasa nya ramah tamah pada nya pun ternyata hanya palsu, apalagi pelayan pribadi yang bernama Ismilia ini yang setiap kali terkesan kaku dan tak pernah tersenyum sedikit pun. Walau Evelina adalah menantu keluarga Jezen biasa nya saat Evelina datang Ismilia hanya mengangguk seada nya dengan raut datar.
"Jika yang ramah dan manis saja sebetul nya membenci ku, apalagi yang selalu terkesan dingin seperti Ismilia.." kata Evelina merasa kehabisan cara dan jalan untuk mengambil dokumen nya kembali.
namun entah kekuatan dari mana, Evelina yang hampir putus asa nekat mendekati Ismilia. Dan apa ini???
Evelina dengan mudah masuk ke tubuh Ismilia. Evelina benar-benar kaget bukan kepalang.
Beberapa detik Evelina terbengong, sampai akhir nya ia buru-buru menguasai tubuh Ismilia.
"apakah Ismilia tulus pada ku?? Ini bukan kebetulan kan?" entah kenapa Evelina jadi yakin dengan dongeng kakek Eric yang nyata nya sekarang ini bukan hanya dongeng sekedar dongeng saja.
Evelina membawa tubuh Ismilia bergerak cepat tanpa kecurigaan. Karena Ismilia adalah pelayan kepercayaan Nyonya Jezen orang yang bebas keluar masuk ke ruangan Alex.
dalam hati Evelina, jika Alex sampai menyimpan nya di brankas, habis lah ia. Karena diri nya mana lah mungkin tau menahu dengan kode brankas Alex apalagi yang ada di kediaman Jezen ini.
namun apakah sang penguasa sedang berpihak pada nya ? Karena saat ia mencari dokumen itu di beberapa laci, ia menemukan itu di laci ketiga.
kenapa Alex meletakkan sembarangan begini, di laci yang tidak terkunci? Seperti nya seluruh pelayan di rumah Jezen ini selama ini bisa di percaya hingga Alex tidak takut meletakkan barang penting di ruang kerja nya tanpa harus di kunci segala.
namun Evelina mulai kuatir dan bergidik, jangan-jangan di ruangan Alex ini ada kamera tersembunyi!? Maka jika benar begitu sangat membahayakan bagi Ismilia pelayan yang baik ini. Evelina merasa diri nya terlalu ceroboh.
sambil memikirkan nya, Evelina segera keluar membawa dokumen yang ia simpan di balik pakaian Ismilia.
untung nya ini adalah jam istirahat nya Nyonya Jezen, jadi para pelayan pun suda terlihat sibuk di belakang, tak ada lagi yang berada di depan.
Evelina yang memakai tubuh Ismilia pergi keluar dari pintu utama kediaman Jezen menuju ke arah samping sebuah gudang tak terpakai. ia masuk ke sana dan dalam beberapa menit entah apa yang di lakukan nya, kemudian keluar lagi dengan tergesa-gesa.
setelah selesai dengan tubuh Ismilia, Evelina kembali memposisikan Ismilia di tempat semula.
Evelina membiarkan Ismilia terduduk di kursi dapur dengan kepala rebahan di meja, hampir mirip dengan posisi Bu Inggrit saat itu.
setelah nya Evelina berbisik lirih..
"Ismilia..maaf melibatkan mu teman..namun tenang lah saat aku bangun aku tak akan membiarkan orang-orang jahat ini menyentuh mu. Mungkin di awal ini akan sulit untuk mu, tapi aku akan berusaha bangun, walau pun nanti nya aku tetap tidak bisa bangun lagi aku akan tetap membantu mu dengan cara apa pun. Walau aku sudah melibatkan mu tanpa persetujuan mu terlebih dahulu namun aku pastikan ke depan nya tak akan menyusahkan mu..." setelah berkata begitu Evelina keluar dan Ismilia pun tersadar..
Ismilia mengira ia tertidur di kursi..
"ah, kepala ku pusing.."lirih Ismilia.
"kenapa aku malah tidur di sini.." Ismilia segera bangkit dari sana..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments