Arwah Evelina masih terus melangkah, kali ini tujuan nya adalah rumah lama nya..rumah yang membesarkan nya, rumah peninggalan kedua orangtua nya.
setelah kedua orangtua nya meninggal, paman Poi dan bibi Mony tinggal menetap di sana dengan embel-embel dan alasan untuk menjadi wali Evelina dan Alisha.., mereka bahkan rela meninggalkan rumah asal mereka demi untuk menetap di kediaman kedua orangtua Evelina dan Alisha yang megah tersebut.
saat Evelina masuk ke pintu utama ia kaget seseorang tau-tau sudah berdiri di belakang nya..
"Eric, sejak kapan kau mengikuti ku?" tanya Evelina kaget mendapati Eric yang jangkung di belakang nya
"sejak tadi..kau yang tak sadar" jawab Eric santai
"ck.." Evelina menyikut Eric dengan kesal
"dasar, kenapa kau tidak menyapa ku" protes Evelina kesal karena ia cukup kaget juga.
Eric ini menghilang tiba-tiba, nongol pun tiba-tiba juga, bikin orang jantungan saja di buat nya.
"kau yang asik melamun sambil berjalan.." kata Eric apa ada nya karena sedari tadi ia melihat Evelina yang melangkah seraya terus melamun
"berat sekali hidup mu..sudah jadi arwah saja masih terus melamun" komentar Eric polos
Evelina meninju lengan Eric sebal, lalu melengos pergi mendahului Eric begitu saja.Eric hanya bisa terkekeh kemudian mengikuti lagi...
Terlihat paman Poi dan Bibi Mony pasangan suami istri itu sedang bersantai di ruang keluarga..
"hah kenapa sekarang anak itu menyusahkan?" kesal bibi Mony
"keponakan mu itu menyebalkan"bibi Mony menekan kan lagi pada paman Poi
paman Poi terlihat malas menanggapi
"apa itu salah ku, harus nya aku juga ingin lebih bagus dia langsung mati saja..kenapa kecelakaan itu malah membuat nya mati tidak,hidup pun tidak..bukan kah itu makin membuat kita terkatung-katung!?" paman Poi malah lebih kesal lagi..
Evelina tau perbincangan ini pasti di tujukan untuk nya.memang nya siapa sekarang yg sedang mati tidak, hidup pun tidak??? Sudah pasti diri nya kan.
"Evelina ini harus nya jika dia langsung mati bukan kah kita lebih cepat mendapatkan pencairan asuransi yang besar juga pembagian harta peninggalan kakak mu ini" kata bibi Mony yang makin memperkuat kalau mereka memang sedang membicarakan Evelina
dari awal Evelina dan Alisha tau dua orang ini memang hanya mengharap harta saudara nya alih-alih tulus menjadi wali anak saudara nya namun Evelina selalu menutup mata untuk semua itu walau Alisha tidak bisa berdiam diri seperti Evelina yang selalu menerima saja.
Evelina sekarang makin merasa benar-benar tak ada yang tulus di keluarga nya sendiri, padahal paman Poi dan Bibi Mony adalah kerabat terdekat mereka yang terakhir. Apa lagi sih yang di harapkan paman dan Bibi ini, padahal mereka selama tinggal disini menggantikan wali orangtua Evelina kerjaan mereka hanyalah foya-foya dan senang-senang saja tanpa bekerja.
"walau pun mereka masih anak kakak mu tapi kalau mereka bukan anak yatim yang kaya, aku sih juga ogah jadi wali mereka" kesal Bibi Mony dengan kejam, lebih tepat nya tak tau diri.
arwah Evelina yang mendengar nya hanya tertawa miris.
Ingatan Evelina mulai flashback ke masa di mana kecelakaan yang merenggut kedua orangtua nya beberapa tahun silam.
saat itu jika secara usia Evelina yang sudah akan selesai sekolah menengah pertama ia sudah cukup remaja dan harus nya ia tetap bisa merawat Alisha yang masih duduk di sekolah dasar. Namun di usia itu mereka masih sangat muda dan membutuh kan wali dalam kehidupan mereka selanjut nya. Yang untung nya mereka masih punya paman Poi dan Bibi Mony..namun siapa sangka kalau paman dan Bibi nya juga malah aji mumpung seperti ini.
"Harus nya sejak dulu saat kedua orangtua mereka mati, mereka berdua juga ikut mati" kesal bibi Mony yang selalu manis di depan tapi busuk di belakang ini, ia tak sabar ingin cepat-cepat menguasai seluruh kekayaan ipar nya yang tak akan habis tujuh turunan ini.
"tidak bisa begitu, kalau saat itu mereka semua mati sudah pasti warisan keluarga mereka akan jatuh ke yayasan amal.., tidak ada alasan untuk kita menguasai nya" kata paman Poi
"kalau sekarang bukan kah kita sudah ada alasan, menjadi wali dari dua orang anak mereka dan nanti kalau Evelina dan Alisha mati sudah pasti semua akan jatuh kepada kita" papar paman poi lagi memberi pengertian pada sang istri untuk kesekian kali nya
"iya..iya aku tahu.." sahut bibi Mony malas,seperti nya bibi Mony sudah seringkali mendengar hal ini dari paman poi, kelihatan dari cara nya yang menyikapi barusan sudah bosan.
"apakah jika Evelina mati selanjut nya kau akan mengincar Alisha?" tanya Bibi Mony
"bukan kah itu memang rencana ku sejak awal tapi mereka yang makin dewasa makin susah untuk di jadikan target,begitu banyak orang di sekeliling nya yang akan ikut terlibat juga, aku takut itu akan menyusahkan ku. Tapi aku sangat bersyukur dengan kecelakaan ini artinya ada orang lain juga yang berharap mereka mati, jadi aku tak perlu susah-susah melakukan nya" papar paman Poi dengan seringai licik dan menakutkan.
Evelina benar-benar merasa ini tak masuk akal, jahat sekali paman nya ini, jika sebelum nya yang Evelina tau mereka hanya ajimumpung dengan harta warisan kedua orangtua Evelina dan Alisha, kini Evelina tak menyangka juga jika mereka mengincar nyawa Evelina dan Alisha juga.
"orang bayaran mu dulu pakar juga ,sampai bisa membuat Zakly dan istri nya saja yang mati, tapi puteri-puteri bodoh nya itu tetap hidup" kata Bibi Mony..
"tentu saja, aku mana mungkin pakai yang abal-abal, untuk hal se ekstrim itu harus pakai yang pakar lah.." kata paman Poi
Bagai mendengar petir di siang bolong, lagi dan lagi jadi...kematian kedua orangtua nya adalah ulah paman nya sendiri.
"siapa suruh Zakly selalu pelit" kata paman Poi.
padahal sebetul nya pelit dari mana nya? Zakly sebagai kakak selalu menopang Poi, memberikan rumah di apartemen yang bagus, memberikan usaha, dasar si Poi sendiri yang tidak bisa mengatur keuangan. Di suruh bekerja di perusahaan Zakly malah dia nya malas-malasan dan selalu sok berkuasa memakai nama Zakly, dia selalu bersikap curang dan tercela dengan memakai nama nya yang sebagai adik Zakly.
berjudi dan berhutang di mana-mana, di kejar-kejar penagih hutang, siapa yang membayar hutang ratusan miliaran nya kalau bukan Zakly?
memesan barang-barang mahal dengan menjual nama Zakly, kemudian berulang kali tidak membayar nya, dan Zakly kakak nya lah yang selalu melunasi.
Satu kali saja Zakly membiarkan nya intropeksi diri jangan terlalu menganggap enteng semua nya, maka si Poi ini akan menganggap Zakly pelit dan jahat pada nya. Jadi di sini sebenar nya siapa yang tidak tau malu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Ari Peny
bagus ceritanya moga peran utama jd wanita kuat dan tegas gk lembek bkn mls hhh
2024-03-12
0