Rein yang sudah rapi dengan seragam nya secara perlahan menuruni anak tangga rumah Kenan.Walau lutut nya masih terasa sedikit sakit,namun Rein tetap memaksakan diri nya.Ia tak mau terlalu lama merepotkan orang lain,terlebih lagi Kenan.
Rein lalu menghampiri meja makan dan langsung melahap sarapan nya.
"Rein?!"ucap Kenan tersentak melihat Rein yang sudah berada di meja makan.
"Kau mau ke sekolah?apa lutut mu sudah sembuh?"tanya Kenan sembari menarik kursi tempat duduk nya.
Rein hanya mengangguk sembari mengunyah roti nya.
"Oiya Rein,Papa mu semalam menghubungi ku.Kata nya hari ini ia tiba di Indonesia dan akan mengajak kita untuk dinner."
"Papa menghubungi Om?tapi kenapa tak menghubungiku?"tanya Rein kesal.
"Sudahlah Rein,bukan nya sama saja ia menghubungi ku atau pun kau?"
Rein hanya menghela nafas panjang mendengar ucapan Kenan dan juga karna ia kesal dengan Damian.Karna selama berada di luar negeri,Damian sama sekali tak pernah bertanya tentang kabar nya.
Selesai sarapan,Rein yang dituntun oleh Kenan pun langsung menuju mobil nya untuk segera berangkat ke sekolah.
Tak ada percakapan antara Kenan dan Rein saat dalam perjalanan.
Kenan yang biasa nya sering memprotes apa yang Rein lakukan,kini ia hanya diam dan fokus menyetir.
Hingga mobil nya sampai didepan sekolah Rein,Kenan masih enggan untuk berbicara dengan Rein,ia bahkan tak menyuruh Rein untuk turun dari mobil nya seperti yang biasa ia lakukan.Wajah datar nya hanya menatap lurus menatap jalanan didepan nya.
Rein yang merasa heran dengan sikap Kenan pun hanya turun dari mobil nya tanpa bertanya apapun kepada Kenan.Lalu mobil Kenan langsung melaju begitu saja meninggalkan Rein.
Noah yang kebetulan juga baru sampai di depan sekolah langsung menghampiri Rein dengan motor nya.
"Naiklah Rein."ajak Noah.
"Tapi ini kan sudah didepan sekolah Kak?!"seru Rein heran.
"Iya aku tau.Aku mau memarkirkan motor ku dulu,lalu setelah itu aku akan mengantarkan mu ke kelas."
Rein pun menurututi ajakan Noah dan langsung naik ke atas motor Noah.Setelah memarkirkan motor nya,Noah pun langsung merangkul bahu Rein dan menuntun nya berjalan menuju kelas nya.
"Kak,aku bisa berjalan sendiri."ujar Rein meras tak enak karna menjadi pusat perhatian.
"Sudahlah Rein,kau hanya merasa tak enak kan karna semua memperhatikan kita?abaikan saja Rein."suruh Noah.
Rein lalu membiarkan Noah tetap merangkul nya hingga tiba di kelas nya.Fara yang melihat Rein pun segera membantu Rein menuju ke tempat duduk nya.
"Thanks ya Kak".ucap Rein.
Noah pun hanya tersenyum membalas rasa terimakasih Rein.Lalu ia keluar dari kelas Rein dengan langkah tergesa.
Noah ingin menemui kepala sekolah kembali untuk memberitahukan tentang perbuatan Jasmin yang telah menyebarkan berita palsu tentang Rein.
**
Benar saja saat bel tanda jam pejaran telah usai,kepala sekolah mengutus Noah untuk memanggil Jasmin,Amel dan Monica.
Saat berjalan menuju ke ruang kepala sekolah,Jasmin yang kesal dengan sikap Noah pun memberanikan diri bertanya kepada nya.
"Noah,kenapa kau menyuruh ku untuk menemui kepala sekolah?".tanya Jasmin.
"Nanti kau juga akan tau sendiri."jawab Noah ketus lalu ia melangkah kan kaki nya lebih cepat dan meninggalkan Jasmin dibelakang nya.
Sesampai di ruangan kepala sekolah,Jasmin dan kedua teman nya yang sudah berdiri menghadap meja kerja kepala sekolah hanya diberi teģuran kecil.Ternyata kepala sekolah mengenal orang tua Jasmin sehingga ia mendapat dispensasi dari kepala sekolah.
Namun Noah tak tau jika Jasmin tak mendapat hukuman dari kepala sekolah,karna setelah mengantar kan Jasmin,ia langsung menuju ke ruang Osis.
Terlebih lagi Kenan,andai ia tau bahwa orang yang telah melakukan hal buruk terhadap Rein tak mendapat hukuman,ia pasti akan melakukan hal gila untuk memberi pelajaran kepada orang itu.
**
Sepulang sekolah Rein yang sudah menunggu Kenan, merasa heran saat bukan mobil Kenan lah yang datang menjemputnya.Mobil itu adalah mobil perusahaan Kenan yang pernah mengantar jemput nya saat Kenan berada di luar kota.
Dengan langkah gontai Rein masuk ke dalam mobil itu.
"Kenapa Bapak yang menjemput saya?"tanya Rein kepada supir pribadi Kenan.
"Tuan Kenan sedang ada meeting ,sehingga ia tidak bisa menjemput mbak Reina."jawab supir itu.
"Oiya,Tuan Kenan menitipkan ini kepada saya untuk mbak Reina."ujar supir itu lagi.
Rein pun langsung mengambil sebuah paper bag dari kursi kosong disamping supir itu.Ia lalu membuka dan melihat isi nya.
"Untuk apa Om Kenan memberikan gaun ini kepada ku?"gumam Rein dalam hati.
**
Setelah tiba dirumah Rein langsung menghubungi Kenan dan bertanya perihal gaun yang ia berikan.Kenan mengatakan bahwa gaun itu ia berikan untuk dikenakan saat dinner nanti bersama Damian.
Kenan juga menyuruh Rein bersiap - siap,karena setelah pekerjaan nya selesai,ia akan segera menjemput Rein.
Rein pun langsung membersihkan diri dan segera mengenakan gaun berwarna dusty pemberian Kenan.
Setelah satu jam berlalu,Kenan pun pulang dan bergegas menemui Rein.
"Rein,kau sudah siap?"tanya Kenan dari balik pintu.
"Sudah Om"jawab Rein sembari membuka pintu kamar nya.
Mata coklat Kenan seketika berbinar melihat Rein mengenakan gaun pemberian nya.Kulit Rein yang putih mulus sangat cocok dengan gaun sebatas lutut yang berwarna dusty itu.
"Om.."
"Om Kenan?!"panggil Rein lagi.
"Hmmm,...iya..Rein..ayo.."ucap Kenan menjadi gugup saat melihat pesona Rein.
Kenan seketika menggendong Rein menuruni anak tangga menuju mobil.Jemari nya kini bisa menyentuh kulit mulus nan bersih milik Rein.
**
Didalam mobil,lagi - lagi Kenan hanya diam dan fokus menyetir mobil.Rein yang merasa aneh dengan sikap Kenan hari ini pun hanya bisa sesekali menoleh ke arah Kenan.
Setelah 30 menitan mobil Kenan tiba di depan sebuah restoran mewah pilihan Damian.Rein dan Kenan lalu keluar dari mobil dan jalan beriringan.
Kenan yang biasa nya peduli dengan Rein,kini tampak dingin dan cuek.Bahkan ia membiarkan Rein yang tertinggal dibelakang nya karna Rein yang belum bisa berjalan dengan cepat.
Rein menatap Kenan kecewa,ia membatin mengapa hari ini Kenan begitu acuh dan berbeda dari biasa nya.
Kenan yang sudah berada di meja VIP langsung mengambil posisi sembari menunggu kedatangan Damian.Wajah datar nya menatap ke arah Rein yang masih tertatih menuju meja pesanan Damian.
Rein menghela nafas panjang saat tiba dihadapan Kenan.Ia tak protes dengan sikap Kenan yang tiba - tiba menjadi dingin seperti itu.Bagi Rein,mungkin Kenan sedang banyak pikiran karna pekerjaan nya,hingga ia enggan untuk berinteraksi dengan siapa pun termasuk diri nya.
Cukup lama Kenan dan Rein menunggu Damian.Mungkin sekitar hampir 2 jam,dan selama itu Kenan dan Rein hanya sibuk dengan ponsel mereka tanpa ada sedikit pun kata yang keluar dari mulut mereka.
Hampir 2 jam bersama Kenan yang seperti gundukan es yang dingin dan hanya membatu,membuat Rein merasa frustasi.Ia pun akhirnya membuka suara untuk mencairkan sikap Kenan yang membeku itu.
"Om lagi ada masalah?"tanya Rein pelan
Kenan hanya menggeleng dan masih tetap menatap layar ponsel nya.
"Atau aku ada berbuat salah kepada Om?"
"Tidak Rein."jawab Kenan singkat.
"Lalu kenapa sikap Om seperti itu?"
Belum sempat Kenan menjawab,Damian sudah menghampiri meja tempat Kenan dan Rein menunggu nya.
Kenan pun seketika berdiri dari tempat duduk nya dan langsung berjabatan tangan dengan Damian.
Sedangkan Rein hanya membelalakan mata dan ternganga tak percaya melihat Damian datang bersama wanita muda incaran nya.
"Silahkan Kak".ujar Kenan.
Damian pun langsung duduk disamping Kenan,di ikuti wanita muda yang datang bersama nya.Ia bernama Belinda,wanita berusia 25 tahun dan seorang model.
Rein tak pernah menyukai Belinda sejak awal Damian mempertemukan mereka.Menurut Rein,Belinda lebih cocok menjadi anak Damian dibandingkan menjadi istri nya karena usia mereka yang terpaut terlalu jauh.
Rein juga memiliki keyakinan bahwa Belinda mau menerima Damian karna harta dan kekayaan yang Damian miliki.Karena tidak mungkin seorang wanita berparas cantik,bertubuh elok dan masih belia mau mendekati pria tua jika bukan karna harta yang dimiliki nya.
"Oiya bagaimana kabar mu Nan?dan bagaimana sikap Reina selama berada dirumah mu?"tanya Damian.
"Aku baik Kak.Dan soal Rein,ia tak seperti yang Kak Damian katakan selama ini kepada ku."jawab Kenan membela Rein.
"Maksud mu?"tanya Damian bingung.
Belum sempat Kenan menjawab pertanyaan Damian,hidangan mewah yang di pesan oleh Damian pun datang.Lalu satu persatu hidangan itu diletakkan diatas meja oleh seorang waiters.Damian pun mempersilahkan mereka untuk menyantap setiap hidangan yang sudah tersedia.
Berbeda dengan Kenan dan Damian yang langsung mencicipi hidangan yang ada dihadapan mereka itu,Rein tak menyentuh hidangan itu sama sekali.Ia hanya hanya menatap ke arah Damian dengan tatapan tajam.
Sikap acuh tak acuh Damian terhadap Rein,membuat Damian menjadi orang asing dimata Rein.Bagaimana tidak, jangan kan melihat wajah Rein,bertanya kabar Rein pun tak Damian lakukan.
"Makanlah Reina..."suruh Belinda lembut sembari tersenyum ke arah Rein.
"Jangan sok peduli dengan ku."jawab Rein ketus.
Damian dan Kenan seketika menoleh ke arah Rein.
"Rein.."bentak Damian.
"Sudahlah sayang,tidak apa - apa"ucap Belinda menenangkan Damian.
Rein yang melihat sikap Belinda berpura - pura baik dihadapan Damian hanya meyunggingkan senyum sinis.
"Jaga sikap mu Rein."ujar Damian tegas.
"Makan lah Rein."suruh Kenan yang sedari melihat Rein dengan tatapan senduh.Ia iba melihat Rein yang diperlakukan seperti itu oleh Papa nya sendiri.
Kini Kenan tau alasan mengapa Rein adalah sosok gadis yang keras kepala dan kadang membangkang.Ternyata ia tak mendapat kasih sayang dan perhatian dari satu - satu nya orang tua yang dimiliki nya.
Rein tersentak saat mendengar suara Kenan dan langsung menatap Kenan yang berada dihadapan nya.Karna sedari tadi bersama,ia hanya memilih diam dan tak peduli dengan Rein.
Kenan kemudian memberi isyarat melalui tatapan nya kepada Rein bahwa apapun yang terjadi ia akan tetap membela Rein.
Rein pun mengerti dengan isyarat mata dari Kenan.Ia lalu mulai mengambil garpu dihadapan nya dan langsung mencicipi hidangan dihadapan nya itu.
"Kau hebat juga ya Nan,walau masih muda begini kau sudah bisa menjaga anak keras kepala seperti Rein."celetuk Damian.
Amarah pun muncul dan mulai memenuhi ruang hati Rein akibat perkataan - perkataan Damian yang selalu menyudutkan nya.Namun Rein masih bisa menahan amarah nya dan tetap mengunyah makanan dimulut nya yang terasa hambar itu.
"Sebenarnya aku tidak berbuat banyak untuk menjaga Rein.Rein lah yang hebat,karena ia bisa menjaga diri nya sendiri dengan baik walau ia jauh dari orang tua nya bahkan ia bisa menyelesaikan masalah nya sendiri tanpa mau menyusahkan siapa pun."jelas Kenan sembari memberi sindiran untuk Damian.
Damian pun terdiam seketika sembari melirik ke arah Rein yang hanya menunduk menatap hidangan di piring nya.
"Oiya Nan,bagaimana dengan foto wanita yang ku kirimkan kepada mu?kau suka?"tanya Damian mengalihkan topik pembicaraan.
Seketika Rein tersedak karna mendengar perkataan Damian.Kenan yang sigap pun langsung bangkit dari tempat duduk nya dan memberikan air putih untuk Rein.
Setelah meredah,Rein kembali menatap Kenan dengan kecewa.Kenan pun tak bisa menjawab pertanyaan dari Damian itu.
Ternyata tanpa sepengetahuan Rein,Damian ingin menjodohkan Kenan dengan anak dari rekan bisnis nya.
"Bagaimana Nan?kau suka tidak?"tanya Damian lagi mendesak Kenan.
"Hhmm,bagaimana ya Kak!?.Aku...sudah ...menyukai wanita lain.Jadi aku sudah tidak tertarik lagi untuk mengenal wanita mana pun."jawab Kenan.
Jantung Rein pun terasa seperti ada yang menikam saat ia mendengar dari mulut Kenan bahwa ia sudah menyukai wanita lain.Dalam hati nya Rein mengutuk diri nya sendiri yang begitu sial itu.Selain ia harus berhadapan dengan Damian yang sudah terasa asing baginya,ia juga harus berhadapan dengan kenyataan bahwa lelaki yang membuat nya jatuh hati kini sudah memiliki pujaan hati nya sendiri.
"Jadi alasan Papa jauh - jauh pulang dari Tokyo hanya untuk menjodohkan Om Kenan dengan wanita pilihan Papa?"tanya Rein ketus.
"Sebenarnya aku atau om Kenan sih yang anak Papa?jangankan menanyakan kabar ku,melirik ke arah ku pun Papa gak mau!"ucap Rein lagi dengan nada marah.
"Bukan begitu Rein..."
Belum sempat Damian menyelesaikan ucapan nya,Rein sudah beranjak dari tempat duduk nya dan pergi berlalu dari hadapan nya.
"Rein..."
"Reina.."
"Kau mau kemana Rein?"ucap Damian tegas sembari berdiri dari tempat duduk nya dan ingin mengejar Rein.
"Biar aku saja Kak yang mengejar Rein"seru Kenan yang menahan Damian.
Kenan pun langsung berlari menyusul Rein.Ia pun melemparkan pandangan nya ke setiap sudut ruangan restoran itu karna tak melihat keberadaan Rein.
"Kemana sih anak itu,cepat sekali pergi nya"gumam Kenan.
Dalam keputus asaan nya mencari Rein,Kenan pun keluar dari restoran itu.Ia seketika menghela nafas lega saat melihat Rein berada di sisi jalan restoran.Kenan pun kembali berlari menghampiri Rein.
"Reina..."panggil Kenan.
Rein yang mendengar Kenan memanggil nya pun semakin mempercepat langkah nya.Kenan yang tak mau kehilangan Rein lagi, juga semakin kencang berlari ke arah Rein.
"Tunggu Rein.."cegah Kenan yang berhasil memegang lengan Rein.Rein seketika menghentikan langkah nyaa.
"Kau tak perlu menjauh seperti ini Rein."
"Lalu aku harus membiarkan diri ku terus disudutkan seperti itu Om?"
"Bukan begitu maksud ku Rein"
"Om dan Papa ternyata sama saja ya.Yang ada dipikiran kalian hanya perihal jabatan dan wanita.Kalian tidak pernah sedikit pun memikirkan perasaan orang lain yang masih membutuhkan kasih sayang kalian."ucap Rein marah dengan mata yang mulai berkaca - kaca.
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments