BAB 13

Dibawah shower Kenan membiarkan diri nya dihujani oleh butir - butir air yang berlomba membasahi tubuh atletis nya.Gairah Kenan yang sempat muncul karena melihat Rein tadi belum juga menghilang.Kenan mencoba memejamkan mata berharap ia bisa melupakan lekuk tubuh Rein yang indah.

"Ah..sial."gerutu Kenan kesal sembari membuka mata.Nyata nya saat Kenan memejamkan mata, justru gambaran wajah Rein terlihat begitu jelas hingga membuat nya merasa frustasi.

Kenan pun lalu mematikan shower nya dan mengambil handuk yang sudah tersedia di toilet nya.Setelah mengeringkan tubuh nya,Kenan lalu mengenakan bathrobe dan langsung keluar dari toilet.

"Rein,kau mau kemana?"tanya Kenan yang melihat Rein berjalan tertatih menuju keluar pintu.

"Aku mau ke toilet kamar ku Om."jawab Rein.

Kenan pun seketika menghampiri Rein dan langsung menggendong Rein menuju toilet yang berada dikamar nya.Rein hanya tersentak kaget dengan perlakuan Kenan.

Dada bidang Kenan pun kini terlihat oleh Rein bahkan bersentuhan dengan kulit nya.Degupan jantung Rein semakin kencang saat melihat butiran air dari rambut basah Kenan menetes di wajah tampan nya.

Saat berada di toilet,Kenan langsung menurunkan Rein diatas closet duduk dan kemudian berlalu meninggalkan Rein.

Tak berapa lama,Rein yang sudah selesai membuang sisa - sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh nya pun langsung memanggil Kenan yang sudah menunggu nya didepan pintu toilet.

Kenan lalu menggendong Rein kembali menuju kasur.

Rein awal nya canggung meminta bantuan Kenan,namun mau bagaimana lagi karena ia pun benar - benar kesulitan untuk berjalan.

"Istirahat lah Rein.Dan besok kau tak usah kesekolah dulu ya."ucap Kenan sembari menurunkan Rein diatas kasur.

"Tapi Om aku...."

"Kau mau berjumpa dengan kakak kelas mu itu kan?"

"Tidak...Besok aku ada praktek voli Om,kalau aku tak datang pasti nilai ku akan dibawah rata - rata."

"Persetan dengan nilai Rein.Kau pikirkan saja dulu diri mu.Lagi pula kalau pun kau datang ke sekolah,apa menurut mu kau bisa mengikuti praktek voli dengan lutut yang seperti itu?"

"Tapi setidaknya aku hadir Om,jadi Guru Olahraga ku bisa mempertimbangkan memberi nilai kepada ku".

"Rein..!"Kenan membentak.

"Kau ini benar - benar keras kepala ya.Kalau kau memang mau bersikap seperti itu silahkan!.Tapi jangan pernah kau repotkan orang lain karena sikap keras kepala mu itu."ucap Kenan lagi.

"Jadi Om merasa aku ini merepotkan?yasudah!berhenti lah bersikap peduli kepada ku Om!"celetuk Rein ketus sembari bangkit dari kasur Kenan.

"Kau mau kemana?"tanya Kenan datar.

"Bukan urusan Om."jawab Rein masih ketus.

Kenan yang kesal dengan sikap Rein hanya bisa menghela nafas panjang.Ia sengaja membiarkan Rein bersusah payah berjalan keluar dari kamar nya.Agar Rein menyadari bahwa ia masih memerlukan bantuan dari orang lain.

Hati Kenan sebenarnya iba melihat Rein yang terlalu memaksa kan diri nya untuk berjalan.Namun sikap keras kepala Rein memang harus diberi pelajaran agar ia tidak semena - mena terhadap pemilik nya.

Dengan langkah perlahan dan tertatih akhirnya Rein sampai juga di kamar nya.Ia lalu duduk di atas sofa yang berada dikamar nya sambil meringis kesakitan karena lutut nya kembali mengeluarkan darah.

Rein yang merasa hati nya terluka karena perkataan dan perbuatan Kenan,tiba - tiba merasakan panas pada kedua mata nya.Dan secara perlahan air mata Rein mulai menetes satu persatu dari ujung mata nya.

Ia tidak menyangka jika Kenan benar - benar tidak peduli kepada nya.Rein kira Kenan sudah mulai berubah dengan sikap hangat nya selama beberapa hari ini.Namun ternyata Kenan masih sama seperti pertama kali ia mengenal nya.

**

Dikamar nya Kenan mulai gelisah memikirkan keadaan Rein.Ia ingin menemuni Rein,namun ia urungkan.Hingga makan malam tiba dan Kenan yang masih terus memikirkan Rein pun mencari alasan agar bisa masuk ke kamar Rein.Kenan menyuruh Bi Ati menyiapkan makan malam untuk Rein dan nanti nya ia yang akan membawa ke kamar Rein.

Setelah makan malam Rein sudah disiapkan diatas nampan,Kenan pun mencoba masuk ke kamar Rein sambil membawa nampan itu.

"Rein,ini makan malam mu."ucap Kenan sembari mencari keberadaan Rein.

Langkah Kenan terhenti saat melihat Rein yang sudah tertidur di atas sofa dalam keadaan jendela kamar yang belum tertutup dan AC yang terus menyala.

Kenan seketika meletakkan nampan itu di atas meja dan langsung menghampiri Rein.

Betapa terkejut nya Kenan saat melihat lutut Rein kembali mengeluarkan darah hingga memenuhi kain kasa yang menutup luka nya.

Kenan lalu melihat wajah Rein dan memperhatikan kelopak mata Rein yang sedikit membengkak.Perasaan bersalah muncul dibenak Kenan.Ia lalu membelai wajah mungil Rein.Wajah cantik yang selalu berseri itu kini terlihat pucat bahkan terasa sangat dingin saat Kenan menyentuhnya.

Mata coklat Kenan mulai berkaca - kaca melihat kondisi Rein.Ada perasaan menyesal di hati Kenan karena memperlakukan Rein begitu keras.

Kenan pun lalu menggendong Rein menuju kasur nya.Secara perlahan ia meletakkan Rein diatas kasur agar Rein tidak terbangun.Lalu Kenan mulai menutup satu persatu jendela yang berada dikamar Rein.

Setelah itu Kenan mengambil air hangat dan kotak P3K untuk membersihkan luka dilutut Rein.Dengan sabar Kenan mengobati luka itu kembali dan terakhir menutup luka itu dengan kasa.

Kemudian Kenan menyelimuti tubuh Rein agar ia tidak kedinginan.

Kenan ingin membangunkan Rein karena ia belum makan apapun sejak sore tadi.Namun belum sempat Kenan membangunkan Rein,Rein yang merasa tenggorokan nya terasa kering seketika terbangun dari tidur nya.

Rein memicingkan mata nya yang sedikit sembab sembari mengerutkan dahi saat melihat Kenan berada disebelah.

"Om ngapain disini?"tanya Rein dengan suara sedikit serak.

"Kau belum makan malam Rein.Makanlah dulu!Bi Ati sudah menyiapkan nya untuk mu".suruh Kenan lembut.

"Iya aku akan makan,tapi Om keluarlah dari kamar ku."

Kenan mengalah,ia pun beranjak dari duduk nya.Sebelum keluar dari kamar Rein, ia meletakkan nampan yang berisi makan malam itu disamping Rein.

**

Ditengah malam, Kenan kembali masuk ke kamar Rein untuk melihat keadaan nya.Ternyata Rein belum juga tertidur karna nyeri di lutut nya.

"Kau belum tidur Rein?"tanya Kenan sembari menghampiri dan duduk di samping Rein.

"Om mau ngapain lagi ke kamar ku?"

"Aku ingin melihat keadaan mu Rein."

"Berhenti lah berpura - pura peduli kepada ku Om.Jika Om memang merasa terbebani karena menjaga ku,tak apa Om bilang saja.Nanti akan ku bicarakan dengan Papa agar aku bisa kembali tinggal dirumah ku sendiri."

Kenan yang mendengar ucapan Rein seketika langsung memeluk nya.

"Maafkan aku Rein.Aku tidak bermaksud bersikap seperti itu dan menyakiti mu".bisik Kenan ditelinga Rein.

Rein yang masih kesal dengan Kenan pun berusaha mendorong tubuh Kenan agar menjauhi nya.Namun Kenan semakin mengeratkan pelukan nya ditubuh Rein.

Rein tidak berdaya dan akhirnya larut dalam pelukan hangat Kenan.

Akhirnya keinginan Kenan untuk memeluk Rein pun terwujud.

**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!