Rein termenung sembari memakai seragam sekolah nya.Seingat Rein,ia tertidur di mobil Kenan saat pulang dari restoran semalam.
"Non Reina..."panggil Bi Ati dari balik pintu kamar Rein yang berhasil membuat Rein tersentak.
"I..iya Bi.."sahut Rein terbata.
"Den Kenan sudah menunggu di mobil."ucap Bi Ati.
"Iya Bi,ini saya sudah siap kok."jawab Rein yang seketika mempercepat gerakan nya memakai seragam sekolah.Lalu ia berlari kecil menuruni anak tangga sembari menenteng sepatu sekolah nya.Dengan nafas terengah Rein pun masuk kedalam mobil.
"Om ini kan masih jam setengah 7.Kenapa buru - buru sih?"tanya Rein sembari memakai sepatu sekolah nya.
"Aku ada meeting pagi ini Rein.Jadi aku harus ke kantor lebih awal."jawab Kenan yang langsung menyetir mobil nya.
"Tapi aku belum sarapan Om."
"Astaga Rein,iya aku lupa menyuruh Bi Ati untuk membawakan bekal sarapan untuk mu.Kau sarapan di cafetaria sekolah saja ya?tak apa kan?"
"Hmmm,yasudah lah.Mau bagaimana lagi !"gumam Rein kesal.
Mobil Kenan pun mendarat di depan sekolah Rein yang masih sunyi.
"Kayak nya baru aku deh Om yang datang."ucap Rein
"Tak mungkin lah Rein.Pasti didalam juga sudah ada orang."
Dengan tak bersemangat Rein membuka pintu mobil Kenan.
"Tunggu Rein."cegah Kenan.Rein pun seketika menoleh kearah Kenan.Ia tersentak saat jemari Kenan merapikan rambut nya yang berantakan.Rein baru menyadari jika ia belum sempat menyisir rambut nya.
Darah Rein berdesir ketika wajah tampan Kenan bisa ia lihat dari jarak yang begitu dekat.Jantung nya juga berdegup cepat tatkala hembusan nafas Kenan mengenai wajah nya.Rein hanya mematung menatap wajah Kenan.
"Sudah Rein.Turunlah!".suruh Kenan lembut sambil tersenyum puas melihat rambut Rein yang sudah terlihat rapi.
Rein pun mengangguk lalu ia membuka pintu mobil Kenan perlahan.Ada semangat yang tiba - tiba saja muncul di dalam diri Rein.Rein pun melangkah masuk ke gerbang sekolah nya meninggalkan Kenan yang masih terus menatap nya.
**
Benar saja,sekolah Rein masih terlihat sepi.Bahkan beberapa kelas masih ada yang kosong.Rein berjalan menyusuri koridor sekolah nya menuju kelas nya yang berada dilantai 2.
"Reina...".panggil seseorang sembari menepuk pundak Rein.
Rein yang terkejut seketika menghentikan langkah nya.Lalu ia menoleh ke arah kanan nya.
"Kak Noah?!" .seru Rein kaget.
"Kenapa kau sepagi ini sudah datang Rein?"tanya Noah sambil menatap Rein.
"Hmm,iya aku kecepatan datang Kak."jawab Rein.
"Kau sudah sarapan?"tanya Noah lagi.
"Belum."
"Yasudah ke cafetaria yuk.Aku juga tadi belum sempat sarapan."ajak Noah.
Rein pun mengangguk ragu.Ia tak enak menolak ajakan dari Noah.Apalagi di lihat nya Noah tulus bersikap baik kepada nya.
Rein dan Noah pun berjalan beriringan menuju cafetaria sekolah.Sesampai dikantin,Noah menyuruh Rein untuk duduk terlebih dahulu di kursi yang tersedia.Ia akan memesan kan sarapan untuk Rein.
"Ini Rein..".ucap Noah sembari meletakkan sepiring sandwich dan jus alpukat dihadapan Rein.
"Thanks ya Kak."
Noah pun mengangguk dan tersenyum lebar ke arah Rein.Betapa senangnya Noah bisa makan berdua dengan Rein seperti ini.
Rein dan Noah pun mulai menyantap sarapan mereka.Dalam kesempatan berdua dengan Rein,Noah pun mulai bertanya satu persatu tentang kehidupan Rein.Karna Noah ingin mengenal Rein jauh lebih dalam.Begitu pun Noah yang sesekali juga menceritakan tentang diri nya bahkan tentang keluarga nya kepada Rein.
Noah bahkan tak merasa canggung bercerita banyak hal di depan Rein.Mereka yang terlalu asyik bercerita sembari menyantap sarapan, tak menyadari jika cafetaria yang awal nya hanya ada mereka berdua,kini mulai ramai dengan kedatangan para siswa lain nya.
Para siswa yang melihat kedekatan sang ketua Osis dengan Rein hanya bisa tercengang.Ditambah lagi Noah yang terkenal dingin,kini bisa tertawa lepas didepan Rein.Pemandangan itu pun berhasil membuat iri para kaum hawa yang melihat Rein bisa sedekat itu dengan Noah.
Hingga disudut cafetaria,terlihat 3 orang siswa perempuan yang memandangi Rein dengan wajah kesal.Terutama Jasmine,satu angkatan dengan Noah dan merupakan mantan kekasih Noah saat masih duduk di tingkat 1.
Bel sekolah pun berbunyi menandakan jam pelajaran pertama akan dimulai.Rein dan Noah yang mendengar suara bel pun seketika menyadari bahwa mereka berdua baru saja menjadi pusat perhatian satu sekolah.
Rein pun seketika bangkit dari tempat duduk nya dan bergegas menuju kekelas nya.
"Ku antar ya Rein.!"ucap Noah menawarkan diri.
"Tak usah Kak.".ucap Rein.Ia tak ingin lebih banyak lagi mata yang melihat nya dengan Noah.
"Aku duluan ya Kak.."ucap Rein lagi sembari meninggalkan Noah.
Semua mata tertuju pada Rein saat ia meninggalkan Noah.Rein pun melangkah dengan tergesa menuju ke kelas nya.
**
Rein menghembus nafas lega saat sudah berada di kelas nya.Perlahan ia lalu berjalan menuju ke tempat duduk nya.
"Wahh,ada yang habis ngedate nih.."sindir Fara sambil menyenggol lengan Rein.
"Sejak kapan Rein,kau dengan Kak Noah....."
"Apaan sih Far.Aku sama Kak Noah cuma sarapan bareng kok."
"Iya sih awal nya sarapan bareng,setelah itu...."
"Jalan bareng...."sambung Aska yang tiba - tiba muncul dihadapan Rein.
Belum sempat Rein menimpali ucapan Aska,Bu Talita,guru bahasa Indonesia mereka sudah masuk keruangan kelas.Fara dan Aska pun kembali ketempat duduk nya masing - masing.
**
Sepulang sekolah,Rein bersama Fara yang baru saja keluar dari kelas nya langsung menjadi pusat perhatian karna peristiwa tadi pagi di cafetaria sekolah.
"Ayo Rein,cepat!"ajak Fara sembari menarik lengan Rein.Fara tau jika Rein tak nyaman berada disituasi nya sekarang ini.Untuk itu Fara dengan cepat mengajak Rein menuju ke gerbang sekolah.
"Itu Om mu sudah menunggu,cepatlah Rein!"suruh Fara.Rein pun bergegas menyebrangi sisi jalan dan menghampiri mobil Kenan.
"Kita ke kantor ku dulu ya."ucap Kenan.
"Ngapain Om?"
"Pekerjaan ku belum selesai.Tak apa kan kau menunggu ku dikantor?"
Rein mengangguk pelan.Rein heran melihat Kenan yang rela menjemputnya padahal ia sedang banyak kerjaan di kantor nya.
**
"Ayo Rein!"ajak Kenan.
Kenan dan Rein pun bersamaan keluar dari mobil.Rein yang sebelum nya tak pernah masuk kekantor Kenan pun kini merasa canggung.
Semua mata tertuju pada Kenan dan Rein saat Kenan mulai merangkul bahu Rein.Rein tak berkutik,ia hanya diam mengikuti langkah Kenan menuju ruang kerja Kenan yang berada di lantai 3.
Saat didalam lift baru lah Kenan melepas rangkulan nya dari bahu Rein.Setelah keluar dari dalam lift Rein semakin merasa tak nyaman saat melihat keberadaan Mario.
"Siang Pak Kenan"sapa Mario sembari melirik ke arah Rein.
Kenan tak menjawab,ia lalu menarik lengan Rein menuju ke ruang kerja nya.
"Duduk lah Rein.Santai saja,anggap saja kau sedang berada dirumah."
Rein pun menuruti Kenan.Ia lalu duduk di sofa yang berada didekat jendela.Sedangkan Kenan kembali menghadap laptop nya untuk menyelesaikan pekerjaan nya.Rein yang bosan sesekali memperhatikan Kenan yang sedang bekerja.
Rein yang tak pernah jatuh hati sebelumnya merasa ada yang tak beres pada hati nya saat melihat Kenan.Walau awal nya ia sering dibuat kesal oleh Kenan,namun entah mengapa saat ini ia sangat menyukai keberadaan Kenan di sisi nya.
"Pak Kenan.."panggil seseorang sembari mengetuk pintu kaca ruang kerja Kenan.
"Masuk!."suruh Kenan tegas.
"Ini makan siang mu Nan."ucap Mario sembari meletakkan sebuah paper bag coklat diatas meja kerja Kenan.
"Kasih sama Rein.".ucap Kenan datar tanpa menoleh ke arah Mario.
Mario pun dengan sigap menghampiri tempat dimana Rein sedang duduk.
"Hai Reina.."sapa Mario dengan senyum nakal nya yang membuat Rein merasa enggan untuk melihat nya.
"Mario!kau letakkan saja makanan itu diatas meja.Lalu cepat pergi dari ruangan ku".ucap Kenan ketus.
"Baik lah Pak Kenan yang terhormat."jawab Mario kesal.Ia pun langsung meletakkan paper bag itu dihadapan Rein.
"Jangan lupa makan siang ya cantik!"goda Mario sembari bermain mata dengan Rein.
Rein yang melihat tingkah Mario merasa geli dan ingin sekali Rein melemparkan paper bag itu ke muka Mario.
"MARIO!"panggil Kenan marah.
"Iya..iya.Cerewet sekali kau Kenan."celetuk Mario sembari keluar dari ruangan kerja Kenan.
Setelah Mario sudah pergi dari ruangannya,Kenan pun langsung menghampiri Rein.
"Makan lah Rein."suruh Kenan sembari menatap Rein.
"Om tak makan?"tanya Rein sambil membuka paper bag coklat itu.
"Kau saja duluan Rein,aku mau menyelesaikan pekerjaan ku dulu."
"Ayo lah Om."ajak Rein yang seketika memegang lengan Kenan.
Kenan pun seketika menatap wajah Rein,kini ia bisa melihat dengan jelas bibir ranum nan mungil milik Rein .Kenan menelan saliva nya ketika timbul keinginan untuk merasakan keranuman dari bibir mungil Rein.
Kenan semakin mendekatkan wajah nya dengan wajah Rein.Rein hanya bisa mematung menikmati ketampanan wajah Kenan.Nafas Kenan mulai berlomba dengan nafas Rein.Saat bibir Kenan hampir berhasil menyentuh bibir Rein,tiba - tiba pintu ruangan kerja Kenan diketuk oleh seorang pegawai nya.Kenan pun dengan cepat berdiri menjauhi Rein.Dan bersikap seolah tak terjadi apapun antara ia dan Rein.
"Masuk."suruh Kenan.
"Maaf Pak,ini berkas yang Bapak minta tadi."ucap seorang pegawai wanita sembari menyerahkan sebuah berkas kepada Kenan.Kenan pun langsung menerima berkas itu.
"Saya permisi Pak."ucap wanita itu sembari keluar dari ruangan Kenan.
Rein yang merasa canggung dengan Kenan pun segera menyantap makan siang yang dibawa Mario tadi.Walau saat makan,Rein sama sekali tak menikmati makanan itu.Rein masih terbayang Kenan yang akan menyentuh bibir nya.
Kenan pun berusaha menyibukkan diri nya untuk mengusir rasa canggung itu.Ia kembali menghadap laptopnya,dengan sesekali melirik ke arah Rein.
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Avrilia Budiman
haduuh main nyosor wae si om😁
2023-10-05
1