BAB 6

Setiba di toko buku pilihan Kenan,Rein pun mulai menyusuri setiap rak untuk mencari buku yang sesuai dengan tugas nya.Sedangkan Kenan berada disamping Rein dan dengan sabar menunggu Rein memilih satu persatu buku yang ada di toko buku itu.

Saat Rein sedang fokus membaca cover dari sebuah buku yang ia pegang,Kenan yang berada disamping nya pun tak melepas pandangan nya dari wajah Rein.Mata Kenan mulai berbinar,dan senyum nya sesekali merekah melihat wajah mungil Rein yang begitu serius memilah - milah buku.

Entah sejak kapan Kenan mulai candu melihat wajah Rein.Yang pasti saat ini Kenan selalu merasa ingin di dekat Rein.

"Sudah ketemu buku nya?"tanya Kenan

Rein mengangguk sembari mata nya masih fokus membaca cover buku yang ia pegang.

Lalu Rein berjalan menuju kasir untuk membayar 3 buah buku yang sudah dipilihnya.

"Total nya 450 ribu mbak."ucap kasir wanita dihadapan Rein.

"Ini.."ucap Kenan yang tiba - tiba muncul disamping Rein sembari menyodorkan sebuah kartu tipis berwarna hitam kepada kasir itu.

"Tak usah Om,aku bisa bayar sendiri!"ucap Rein yang sudah memegang kartu tipis milik nya.

"Sudah,tak apa Rein!"balas Kenan meyakinkan.

Kasir wanita itu pun langsung mengambil kartu tipis milik Kenan dan setelah selesai melakukan transaksi,ia pun mengembalikan kartu itu kepada Kenan.

Kenan lalu mengambil kartu tipis milik nya itu lalu mengambil paper bag yang berisi buku pilihan Rein.Kenan kemudian mengajak Rein untuk keluar dari toko buku itu.

Kenan yang membawa paper bag berisi buku milik Rein pun dengan sigap membukakan pintu mobil untuk Rein.Rein masih menatap Kenan dengan wajah heran.Tak biasa nya Kenan bersikap baik seperti ini kepada nya.Kenan lalu menyetir mobil nya kembali.

"Kita mau kemana lagi Om?"tanya Rein heran melihat mobil Kenan yang melaju melewati jalan menuju rumah Kenan.

"Mau makan malam dulu.Kau lapar kan?"jawab Kenan.

"Tidak.."celetuk Rein.Namun suara perut Rein yang keroncongan tak bisa membohongi Kenan.

"Tapi perut mu tak bisa bohong Rein"ucap Kenan sembari tertawa kecil saat suara perut Rein kembali berbunyi.

Rein pun seketika memalingkan wajah nya dari Kenan karna merasa malu.

"Kenapa perut ini gak bisa diajak kompromi sih".gumam Rein dalam hati.

Tak berapa lama sampai lah mobil Kenan didepan sebuah restoran ala italian.Kenan lalu keluar dari mobil nya diikuti oleh Rein.Mereka lalu berjalan beriringan masuk kedalam restoran itu.

"Untuk berapa orang Pak?"tanya seorang waiters sopan.

"Untuk 2 orang."jawab Kenan.

"Baik.Mari saya antar"ucap waiters itu sembari mengajak Rein dan Kenan menuju meja kosong di restoran itu.

"Silahkan."kata waiters itu mempersilahkan Kenan dan Rein duduk.Waiters itu lalu memberikan daftar menu kepada Kenan dan Rein.

"Kau pesan apa Rein?"tanya Kenan

"Hmm,steak aja om"

"Mas,sirloin steak 2,grilled salmon 1,cesar salad 1,minumnya Lemonade 1,blue lagoon 1.Desert nya molten chocolate cake."

"Baik Pak.Mohon ditunggu ya...

Waiters itu pun berlalu dari hadapan Kenan dan Rein.Setelah setengah jam menunggu,waiters itu datang kembali membawa pesanan Kenan dan Rein.Lalu waiters itu meletakan semua pesanan mereka ke atas meja.

"Selamat menikmati.!ucap waiters itu lalu pergi dari hadapan Kenan dan Rein.

"Makan lah Rein."suruh Kenan.

Rein pun mulai menyantap satu persatu hidangan yang dipesan oleh Kenan.

"Bagaimana Rein,enak?"tanya Kenan sembari menatap Rein.

Rein mengangguk sambil menguyah makanan di mulut nya.Padahal Rein sering menyantap hidangan seperti itu bersama Damian.Namun Rein tak pernah merasakan rasa nikmat dari hidangan mewah sekalipun karna Damian selalu saja membawa wanita muda itu saat makan malam bersama nya.

Ditengah menikmati hidangan makan malam itu,Kenan tiba - tiba meletakkan garpu yang ia pegang ke atas piring yang berada dihadapan nya.

"Rein..."panggil Kenan sembari menatap Rein.

"Kenapa Om?"tanya Renin tanpa menoleh ke arah Kenan.

"Ada yang ingin ku katakan kepada mu....

Hmmm,sebenarnya aku bukan adik kandung dari Mama mu Rein."

Rein yang mendengar ucapan Kenan seketika tersedak oleh makanan yang dikunyah nya.Kenan pun dengan cepat mengambilkan air putih dihadapan nya dan memberikan nya kepada Rein.

Rein pun langsung meneguk air putih itu hingga tenggorokan nya terasa lega.

"Kau baik - baik saja Rein?"tanya Kenan cemas.

"Apa maksud dari ucapan Om itu?"tanya Rein tanpa menjawab Kenan.Kenan seketika menghela nafas panjang dihadapan Rein

"Hmmm,begini Rein...Sebenarnya aku bukanlah adik kandung dari Mama mu.Sewaktu aku masih berumur 5 tahun,Ayah ku yang saat itu bekerja di perusahaan milik Opa mu,ia menyuruh Ayah ku untuk mengantarkan sebuah paket ke luar kota.Namun dalam perjalanan,Ayah ku mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.

Ibu ku yang waktu itu sepeninggal Ayah ku hanya seorang ibu rumah tangga dan tak memiliki penghasilan,menawarkan diri untuk bekerja dirumah Opa mu.Opa mu,Sukarsa Mahaprana seorang konglomerat dan orang ternama menolak tawaran Ibu ku.

Ku kira ia hanya lah seorang konglomerat berhati dingin,namun ternyata alasan nya karna ia tak mungkin menerima tawaran dari seorang janda yang hidup nya menderita akibat ulahnya.Opa mu ternyata merasah bersalah Rein,karna Ayahku meninggal saat itu.

Dari situ lah hati Opa mu yang iba melihatku tanpa seorang Ayah,meminta kepada Ibu ku untuk mengizinkan nya mengangkat ku menjadi anak lelaki nya."jelas Kenan dengan pandangan senduh.

Rein hanya tertegun menatap Kenan bahkan Rein tak melanjutkan makan malam nya.

"Mama mu,yang waktu itu masih berusia 17 tahun seakan mengerti dengan apa yang menimpa ku dan Ibu ku.Ia menerima ku dengan baik dan menganggap ku sebagai adik kandung nya sendiri.Bahkan Kak Maura sangat menyayangi ku seperti ia menyayangi Kak Luciana,Tante mu.

Kak Maura,tak pernah meminta apapun dari ku Rein.Ia hanya berpesan bahwa jika nanti ia sudah tiada,ia ingin aku bisa menjaga mu dengan baik ."jelas Kenan lagi.

"Jadi itu alasan kenapa Om mau menerima ku dirumah itu?"

Kenan pun seketika mengangguk pelan.

"Maaf Rein aku baru bisa mengatakan nya saat ini.Karna ku pikir ini waktu yang tepat untuk memberitau mu."

Rein hanya menghela nafas panjang menatap Kenan.Walau ia kecewa karna selama ini tak mengetahui fakta apapun tentang Kenan,namun ada sedikit perasaan lega di dalam hati Rein saat ia mengetahui bahwa Kenan tidak memiliki hubungan darah dengan nya.

Rein dan Kenan yang sudah tak berselera untuk menyantap makan malam mereka pun memutuskan untuk pulang.

**

"Maaf aku sudah mengganggu makan malam mu Rein.".ucap Kenan sembari menoleh ke arah Rein.

"Tak masalah Om..".ucap Rein yang juga menoleh ke arah Kenan.Mata mereka kembali bertemu.Namun sudah tak terlihat kebencian didalam nya.Berbeda dengan saat pertama kali mereka bertemu.

Tak ada lagi percakapan diantara mereka setelah itu.Kenan hanya sibuk menyetir mobil nya,sedangkan Rein hanya menatap jalanan yang berada didepan nya.

"Besok aku masih boleh mengantarkan mu ke sekolah kan Rein?"

"Rein.."

"Reina..."

Kenan tak menyadari jika Rein sudah tertidur di samping nya.Karna tak juga mendapat jawaban dari Rein,Kenan pun langsung menoleh ke arah Rein.

"Pantas saja anak ini tak menjawab.Ternyata sudah tertidur."celetuk Kenan sembari menepikan mobil nya.

Kenan lalu memperbaiki posisi Rein agar ia merasa lebih nyaman.Kenan juga mengambil selimut kecil yang ada dijok belakang mobil nya dan kemudian menyelimuti tubuh mungil Rein.

Tak berapa lama mobil Kenan sudah sampai didepan rumah nya.Seketika ia menatap Rein yang masih tertidur pulas.Kenan yang tak tega membangunkan Rein pun memutuskan untuk menggendong Rein keluar dari mobil.

Perlahan Kenan berjalan masuk kerumah menuju kamar Rein yang berada dilantai 2 yang bersebelahan dengan kamar nya.

Kenan merasa debaran yang tak biasa saat kepala Rein menyender di dada nya.

Setelah masuk ke kamar Rein,secara perlahan Kenan pun meletakkan tubuh Rein diatas kasur nya.Dilepas nya kedua sepatu kets yang dikenakan Rein.

Lalu Kenan menarik selimut kecil dari tubuh Rein sehingga terlihat bentuk tubuh Rein yang hanya dibalut dress sebatas paha.Mata Kenan seketika membulat diiringi dengan gairah didalam hati nya.Ia hanya bisa menahan diri sembari menelan saliva nya.

Kenan yang tak ingin gairah nya terhadap kemolekan tubuh Rein semakin membara,segera memasangkan selimut yang berada diatas kasur ke tubuh Rein.

Lalu ia pun cepat - cepat keluar dari kamar Rein.

**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!