BAB 2

"Tumben sekali kau sudah siap jam segini."ucap Kenan dengan nada mengejek sembari duduk di hadapan Rein.

Rein tak menggubris ejekan Kenan.Ia hanya sibuk melahap sepotong roti dengan selai coklat ditengah nya.

"Mulai hari ini aku yang akan mengantar jemput mu sekolah!".ucap Kenan tegas.

Reina pun seketika berhenti mengunyah roti yang ada didalam mulut nya sembari menatap Kenan tajam.

"Kenapa kau tak terima?Ingat ya Rein,kau harus mengikuti aturan ku selagi berada dirumah ini".

Mendengar ucapan Kenan,Rein pun langsung menelan roti yang ada dimulut nya hingga ia tersedak.Buru - buru Rein mengambil segelas susu yang berada dihadapan nya dan langsung menenggak nya.

"Gak bisa gitu dong om..."ucap Rein kesal.

"Apalagi alasan mu Rein?mau kerja kelompok lagi?mana ada kerja kelompok sampai jam 9 Rein".celetuk Kenan sembari menyeringai.

Rein tak menyangka jika Kenan lebih keras dan lebih otoriter dari Damian.Dengan kesal Rein pun langsung mengambil tas sekolah yang berada di samping nya lalu beranjak pergi meninggalkan meja makan.

Kenan yang melihat Rein pergi pun tak sempat menghabiskan sarapan nya.Ia lalu berlari kecil mengejar Rein.

"Tunggu..!"panggil Kenan sembari menarik lengan Rein.

Rein pun menoleh dengan wajah sinis.

"Kau lupa bahwa mulai hari ini aku yang akan mengantarkan mu kesekolah?"

Rein pun menghela nafas panjang sembari menarik lengan nya dari cengkraman Kenan.Lalu Rein pun berjalan masuk kemobil Kenan dan membanting pintu mobil Kenan dengan keras.

Sesampai didepan sekolah Rein langsung turun dari mobil Kenan tanpa menoleh kearah nya.Kenan pun hanya bisa melihat punggung Rein yang mulai menjauh.

**

"Kekantin yuk Rein"ajak Fara yang langsung menarik tangan Rein.

"Gak ah Far,aku mau keperpus.Kau sama Aska saja ya!"ucap Rein sembari melepas lengan nya dari tangan Fara.

"Ayok lah Rein".Fara merengek di hadapan Rein.Fara pun terus mengandeng lengan Rein selama berjalan dikoridor sekolah hingga melewati lapangan olahraga.

Buugghhh...

Sebuah bola voli menghantam keras dahi Rein.Ia pun seketika memegang dahi nya.

"Rein,kau baik - baik saja?"tanya Fara cemas dan langsung mengelus dahi Rein yang terkena bola voli.

Rein hanya meringis kesakitan dan masih memegang dahi nya yang mulai memerah.

"Kau tak apa?"tanya seseorang lelaki mengenakan seragam olahraga yang tiba tiba menghampiri Rein.

Lelaki itu bernama Noah Alvaro dan merupakan ketua osis yang menjadi idaman kaum hawa disekolah Rein.Tak hanya berwajah manis dan bertubuh tinggi tegap,Noah juga seorang siswa yang berprestasi dan seorang kapten voli disekolah itu.

Fara yang sedari awal masuk ke sekolah itu sudah mengagumi Noah pun kini hanya bisa tercengang tak percaya bisa melihat wajah Noah sedekat itu.

"Ku antar ke uks ya?"tanya Noah lagi.

Rein hanya menggelengkan kepala sembari melepas tangan nya yang menutupi dahi nya sejak tadi.

"Tapi dahi mu memerah seperti itu".ucap Noah cemas.

"Aku tak apa."ucap Rein sembari berlalu dari hadapan Noah.Fara pun seketika mengikuti Rein dengan sesekali menoleh ke arah Noah.

**

"Dahi mu kenapa Rein?"tanya Aska yang tiba tiba datang menghampiri Rein dan Fara.Aska yang penasaran pun berusaha memegang dahi Rein,namum dengan cepat Rein menghindar.

"Kau dari mana saja?"tanya Fara kepada Aska dengan nada marah.

"Aku baru dari ekskul mading karna ada rapat untuk penerbitan mading besok."jelas Aska.

"oh!".ucap Fara datar.

"Ohh doang reaksi mu?"tanya Aska sembari membulatkan kedua bola mata nya dihadapan Fara.

Rein hanya tertawa kecil melihat kedua sahabat nya itu.Dari cara Aska memandang Fara,Rein yakin jika Aska juga menyukai Fara.

**

Sepulang sekolah Rein bersama Fara dan Aska berjalan beriringan hingga ke depan sekolah.Diselah - selah langkah mereka,Fara berkali - kali tertawa mendengar lelucon yang dilontarkan Aska,sedangkan Rein hanya tersenyum mendengar nya.

"Reina...".suara itu menghentikan langkah mereka bertiga.Rein pun menoleh kebelakang,sumber suara itu berasal.

Fara dan Aska yang ikut menoleh pun seketika tercengang dan mematung saat melihat Noah berada dibelakang mereka.

Noah pun lalu berjalan menghampiri Rein dan juga kedua sahabat nya itu.

"Reina,...hmmm..maaf ya soal tadi.Aku benar - benar tak sengaja melempar bola hingga mengenai dahi mu."ucap Noah dengan suara nya yang sopan dan lembut.

"Iyaa..tak apa."balas Rein.

"Dahi mu masih terasa sakit?"tanya Noah sembari memperhatikan dahi Rein yang memerah dan sedikit membengkak.

"Sudah tak terlalu sakit kok."jawab Rein datar.

"Hmmm,kalo besok masih sakit beritau aku ya!.Oiya aku duluan ya soalnya ada rapat osis"ucap Noah sembari melemparkan senyum terbaik nya kepada Rein.

Rein hanya mengangguk,lalu Noah pun meninggalkan Rein dan kedua sahabat nya yang sedari tadi senyam - senyum melihat Noah begitu akrab dengan Rein.

"Pucuk dicinta ulam pun tiba"ucap Aska sembari tesenyum lebar dihadapan Rein.

"ehemm..."Fara berpura - pura berdehem.

"Kalian berdua kenapa sih?"tanya Rein sembari mengerutkan dahi melihat tingkah aneh kedua sahabat nya itu.

"Tapi dia kok bisa tau nama ku ya?!Aku bahkan tak kenal dengan nya."sambung Rein bingung.

"Akhirnya mawar bersemi dipadang yang tandus."ejek Aska sembari merentangkan kedua tangan nya didepan Rein.

"Apaan si Aska?"tanya Rein yang mulai kesal lalu meninggalkan kedua sahabat nya yang saling bersekongkol itu.

Fara dan Aska begitu senang melihat sahabat mereka yang sedari SMP itu tak pernah dekat dengan lelaki mana pun.Bahkan hingga duduk dibangku SMA pun,Rein belum pernah merasakan yang nama nya jatuh hati apalagi hingga menjalin hubungan dengan seorang lelaki.

Hati Rein telah membeku dan sulit untuk mencairkan nya kembali.

Langkah Rein seketika terhenti ketika melihat mobil mewah milik Kenan sudah berada disebrang jalan.

"Kenapa Rein kok berhenti?"tanya Fara heran.

"Tuan rumah ku sudah menjemput"ucap Rein.

"Mana Rein?"tanya Aska penasaran.

"Tu!"ucap Rein sembari menunjuk mobil Kenan.

Fara dan Aska yang seketika melihat ke arah mobil mewah Kenan pun hanya terperangah.

"Aku duluan ya".ucap Rein sembari meninggalkan kedua sahabat nya itu

Rein pun berjalan perlahan menyebrangi jalan menuju mobil Kenan berada.Sesampai disana ia lalu membuka pintu depan mobil Kenan dan langsung ke dalam mobil mewah itu.

"Lama banget sih!capek tau nunggu nya."celetuk Kenan kesal dan ia pun langsung menyetir mobil nya.

"Lah..lagian siapa juga yang nyuruh om untuk menjemput ku.Itu kan kemauan anda sendiri!.ucap Rein ketus.

"Pake acara pacaran dulu lagi!."ucap Kenan menyindir.

"Pacaran?siapa juga yang pacaran".

"Jadi lelaki yang berbicara denganmu saat didepan gerbang tadi siapa?"tanya Kenan penasaran.

Rein pun seketika teringat dengan lelaki yang meminta maaf kepada nya karna melemparkan bola voli ke dahi nya.

"Dia itu bukan pacar ku,lagi pula aku...."

"Lagi pula apa?"potong Kenan sembari menoleh ke arah Rein.

Seketika Kenan menghentikan mobil nya saat ia melihat dahi Rein yang memerah dan bengkak.

"Dahi mu kenapa bisa seperti itu?"tanya Kenan panik dan langsung memegang wajah mungil Rein agar ia bisa melihat lebih dekat dahi Rein yang membengkak itu.

Tubuh Kenan yang kini begitu dekat dengan Rein dan aroma parfum maskulin nya yang begitu menusuk indra penciuman Rein,membuat jantungnya seketika berdegup lebih cepat dari biasa nya.

Rein pun langsung mendorong tubuh Kenan agar menjauh dari nya.Kenan tak marah.Ia masih terus memperhatikan dahi Rein.Melihat Rein yang masih bersikeras tak mau memberitahu Kenan tentang apa yang terjadi,membuat Kenan kesal dan langsung menyetir mobil nya kembali.

**

Sesampai dirumah Kenan,Rein langsung menuju ke kamar nya.Efek terkena bola voli saat disekolah tadi membuat Rein merasa sedikit pusing.Setelah meletakkan tas nya diatas kasur,Rein pun langsung merebahkan tubuhnya juga diatas kasur itu.

Rein memejamkan mata sembari menahan rasa pusing dan nyeri pada dahi nya.Hingga tak sadar akhirnya Rein tertidur dengan masih menggunakan seragam sekolah dan sepatu yang masih menempel dikaki nya.

Kenan yang mulai cemas melihat dahi Rein membengkak pun memutuskan untuk menemui Rein di kamar nya.Kenan awal nya ragu untuk mengetuk pintu kamar Rein,namun ia akhirnya memantapkan hati untuk melihat keadaan Rein.

Sudah 3 kali Kenan memanggil nama Rein sembari mengetuk pintu kamar nya,namun tak ada jawaban.Kenan pun memutuskan membuka pintu kamar Rein.Perlahan ia buka pintu kamar itu yang ternyata tak dikunci oleh Rein.

Kenan pun berhasil masuk kekamar Rein.Seketika ia mematung melihat Rein yang tertidur dalam keadaan masih mengenakan sepatu dan seragam sekolah.Kenan lalu menghampiri Rein yang sudah tertidur pulas.Dengan pelan dan perlahan Kenan melepaskan sepatu yang masih dikenakan Rein.Lalu ia membaguskan posisi tidur Rein yang awal nya tak karuan.

Ditatap nya wajah mungil Rein yang sedang tertidur.Kenan pun memberanikan diri nya untuk mengompres dahi Rein yang membengkak.Setelah itu Kenan pun keluar dari kamar Rein.

**

Sore hari Rein baru terbangun dengan dahi yang masih terasa berdenyut.Ia seketika memegang dahi nya.Rein heran karna ada handuk kecil yang menempel di dahi nya.Juga ia akhirnya menyadari jika sepatu nya sudah terlepas.

"Mungkin Bi Ati yang melakukan nya"gumam Rein dalam hati.

Rein pun bergegas mandi dan mengganti pakaian nya.Lalu ia keluar dari kamar nya untuk mengucap kan terimakasih kepada Bi Ati.

Dengan pelan Rein menuruni anak tangga menuju ke lantai 1 rumah Kenan.

"Bi.."panggil Rein yang melihat Bi Ati melintas dihadapan nya.

"Non Reina!.Aduh Non,ngapain keluar kamar.Kalau lapar kan saya bisa mengantarkan nya ke kamar Non."ucap Bi Ati panik melihat Rein yang menuruni anak tangga dengan sempoyongan.

"Tak apa Bi.Aku ingin makan dibawah"ucap Rein sembari menunjuk kearah meja makan.

"Yasudah.Sebentar ya Non biar saya siapkan makanan nya."Bi Ati langsung berjalan menuju dapur.

"Bi..."cegah Rein.

"Kenapa Non?"

"Hmmm,makasih ya Bi sudah mengompres dan melepaskan sepatu ku"ucap Rein.

"Tapi saya tidak ada kekamar Non sejak Non pulang sekolah tadi."jelas Bi Ati dengan wajah bingung.

"Terus siapa dong yang ke kamar ku tadi Bi?"tanya Rein cemas.

"Mungkin Den Kenan Non."

"Kenan..hmm..om Kenan?"tanya Rein sembari kedua mata nya menyapu ke setiap sudut ruangan rumah mencari keberadaan Kenan.

"Iya Non.Tapi sekarang Den Kenan sudah kembali ke kantor nya."

"Yasudah Non,saya ke dapur dulu ya untuk menyiapkan makanan Non."sambung Bi Ati.

Rein hanya mengangguk dengan wajah heran karna masih tak percaya dengan perkataan Bi Ati.

**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!