Ceo Tampan Mengejar Cinta Gadis Badung

Ceo Tampan Mengejar Cinta Gadis Badung

1.

Rindu... itulah yang dirasakan Aldric saat ini, rindu pada sosok yang saat ini terpasang pada wallpaper laptop didepannya.

Laptop yang terpasang di ruang rahasianya, di salah satu sudut kantornya, diluar ruang Direktur yang ditempatinya selama ini.

Ruangan lain yang berada di dalam gudang, ruang rahasia tempatnya berkumpul dengan anggota club menembak miliknya.

Siapa yang akan menyangka, Aldric seorang bos perusahaan besar, seorang CEO, juga seorang militer, yang karirnya melesat cepat dan tidak lama lagi mungkin akan menyandang gelar Jendral termuda.

Kini duduk termangu bahkan nyaris meneteskan air mata setiap kali memandang wajah seorang gadis yang kini terpampang didepannya, menjadi wallpaper laptopnya.

Rindu yang dirasakannya semakin menyesakkan dada, rindu pada senyuman manis itu, rindu yang tak bisa dijabarkannya.

"Mengapa?... mengapa?.. apa yang sudah kau lakukan padaku? apakah kau memakai pelet padaku? mengapa tak bisa melupakan mu? mengapa wajahmu selalu muncul di mataku? mengapa wajah menyedihkan itu selalu mampu memporak porandakan hatiku? mengapa setiap gerakan tetap terekam dalam jiwaku? ada apa dengan mu"? Gumam Aldric sembari mengacak acak rambutnya.

Lelaki yang semakin menunjukkan ketampanan dan keperkasaan itu nampak tak berdaya, jiwanya selalu resah ketika melihat wajah itu.

Terkadang, ia memutuskan tidak mengunjungi ruang rahasianya ini, agar bisa berkonsentrasi pada tugas tugasnya yang bertumpuk.

Tetapi tetap saja isi dikepalanya ini hanya wajah gadis itu...

"ah gadis... dia bukan lagi gadis... dia sudah menjadi wanita dewasa kini". Gumamnya lagi.

Bahkan terlihat lebih cantik diusianya yang 30 tahun. Aldric telah memperbaharui foto profilnya, wajah gadisnya telah dia sandingkan dengan wajah versi lama dan versi baru, saat usianya masih 15 tahun dan kini telah 30 tahun.

Aldric berdiri menatap keluar jendela. dari ruangannya ia dapat melihat setiap orang yang bergerak di lapangan sana. setiap satuan regu yang sedang latihan.

Suara derap langkah kaki dengan sepatu laras yang bergerak selaras dengan mulut mereka...

"Hu.. ha.. hu.. ha..." Begitu dinamis dan menunjukkan keperkasaan satuan regu tembak, namun sangat kontras dengan wajah salah satu petinggi satuannya ini. Wajah yang tegas dan berwibawa ditambah dengan ketampanan nya yang memang diatas rata rata.

Wajah itu nyaris sempurna dengan sorot mata elang dibawah lekukan alis yang tebal. sorot itu bisa begitu menghipnotis ketika tatapannya berubah teduh namun siapa sangka wajah itu disaat sendiriannya bisa menunjukkan wajah yang begitu menahan kerinduan dan ketidakberdayaan seperti saat ini.

Aldric meraih HP diatas meja dengan pelan, ia memencet satu kontak

"Siapkan pesawat jet, malam ini aku akan ke Korea". perintahnya seolah tak terbantahkan.

" Siap bos". Jawab suara diseberang tanpa ragu.

Bagaimanapun ini perintah dari bos nya yang tidak bisa ditolaknya, meski ia tahu tujuan dari bos gantengnya ini akan menyakiti keluarga nya sendiri.

Kepergian ini pasti akan melukai Jeng Hanum, Mas Rio, mbak Arin, istri dan kedua anak dari bosnya ini, andai mereka tahu siapa disana dan untuk apa perjalanan ke Korea ini.

"Hmmm.... " Bastian sang Asisten hanya menghela nafas, setelah meletakkan HP nya.

"Bos... bos... sampai kapan sampean terpuruk dan terjebak cinta pandangan pertama itu".?

Ia sungguh tak habis fikir, ada cinta sekuat itu, cinta dalam hati, cinta yang dipendam dan tidak pernah diutarakan.

Cinta yang disimpan sekian lama dibiarkan subur seperti tanaman yang dipupuk dan disiram setiap hari, tidak pernah di petik, tidak pernah disentuh, tidak pernah dihirup aromanya apalagi dicium dari dekat.

" Hehehehe... " si Bas terkekeh sendiri mengingat kelakuan konyol bos besarnya.

Hanya melihat fotonya, hanya meminta dikirimi kabarnya, hanya meminta dicari tau keadaan dan keberadaannya atau paling tinggi hanya melihatnya dari kejauhan... atau paling ekstrim... berpura pura menjadi orang salah sambung, salah nomor, salah kirim untuk bisa mendengar suaranya atau bercakap-cakap dengannya.

"Ck.. ck... ck.. ck... " Katanya itu cukup sebagai pengobat rindunya, sungguh luar biasa kekuatan cinta itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!