Bab 2 Sorot Mata Tajam Itu

     Marisa menerima uluran tangan orang itu, sebuah tangan yang kekar dan kokoh, dengan urat-urat yang membentang. Marisa menyimpulkan itu merupakan tangan seorang kuli bangunan yang bekerja di proyek sekitar hotel. Namun, anehnya Marisa sejak tadi tidak melihat pembangunan sebuah proyek di sekitar hotel tempat ia menginap.

     Kini tubuh Marisa sudah berada di atas permukaan tanah. Sebelum mendongak dan berterimakasih, Marisa bermaksud meraih tubuh bocah kecil nan cantik tadi untuk dipangkunya. Namum, Marisa kalah cepat dengan seseorang yang tadi mengulurkan tangannya. Marisa segera menoleh dan hendak mengucapkan terimakasih sambil menanyakan anak itu anak siapa.

     "Terimakasih banyak Mas atas uluran tangannya," ucap Marisa pada lelaki bertubuh kekar atletis dan tinggi itu yang kini sudah membelakanginya dengan memangku bocah kecil tadi di tangan kirinya. Dan sebuah balon yang tadi jatuh, di tangan kanannya.

     "Sama-sama, saya juga terimakasih banyak, karena Anda telah menyelamatkan anak saya dari got," balasnya sembari perlahan menolehkan tubuhnya ke belakang, dengan mata yang masih fokus pada balon.

     Tepat saat mata Marisa melihat wajah si lelaki, Marisa terhenyak dan kakinya mundur beberapa senti. Marisa mengenal wajah tampan itu, dengan sorot mata yang teduh. Namun ketika lelaki itu juga menatap wajah Marisa dengan jelas, tiba-tiba sorot mata teduh itu berubah tajam dan tegas.

     Lelaki yang kira-kira umurnya sekitar 10 tahun lebih tua dengan Marisa itu menatap dengan sorot mata terkejut, lalu berubah tajam, entah apa sebabnya.

     "Mas Raka!" serunya kaget tapi melemah, entah apa yang Marisa rasakan saat itu. Dengan cepat Marisa menundukkan tatapan matanya ke permukaan tanah, ia tidak sanggup menatap sorot tajam mata itu lagi. Apa yang terjadi dengan Marisa, apakah dia mengenal lelaki jutex itu atau ada hal lain yang lebih menakutkan lagi?

     "Papa, Tante itu yang menolong aku. Makasih tante cantik," celotehnya jelas seraya bermaksud mendongakkan tubuhnya ke arah Marisa dan ingin meraih Marisa. Namun lelaki yang bernama Raka itu mencegah dan menarik tubuh bocah kecil itu ke dalam pangkuannya.

     "Ayo, kita kembali. Makanya kamu jangan nakal dong, Sayang. Kalau diawasi Papa itu jangan lari-lari, kan Papa jadi soak," ujarnya menasehati seraya membalikkan tubuh.

     "Mas Raka," panggil Marisa berubah sendu. Namun lelaki tampan berusia 35 tahun itu terus berjalan tanpa menoleh lagi. Pertemuan bersama lelaki tampan bertubuh kekar dan atletis itu, mengingatkan Marisa pada kejadian lima tahun yang lalu saat dirinya masih menyandang gelar seorang istri.

     Usia Marisa yang masih muda saat itu, yakni 19 tahun, membuat rumah tangga yang dijodohkan itu kandas begitu saja. Marisa menjadi janda muda diusia tepat 20 tahun, setelah satu tahun lamanya mengarungi rumah tangga yang sama sekali tidak bahagia dan jauh dari kata harmonis.

     Selain perbedaan usia yang jauh 10 tahun, sikap Marisa yang nampak belum dewasa dan masih sangat labil membuat dia lepas tanggung jawab sebagai istri. Marisa pada saat itu masih suka ngumpul bareng teman-temannya dan nonton, sehingga lupa akan kewajiban sebagai serang istri.

     Pemberontakan Marisa dimulai ketika dia dipaksa dijodohkan dengan Raka yang notebene lelaki yang jauh dari tipenya. Marisa tidak suka pada lelaki tua diatasnya kala itu, dia suka dengan lelaki yang tidak jauh beda perbedaan usianya. Itu alasannya kala itu.

     Rumah tangga itupun hanya bertahan satu tahun, setelah Raka merasa menyerah untuk memperjuangkan Marisa yang seperti ABG yang senang ngumpul dan tidak pernah menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri.

      "Papaaa, tungguin Tante itu. Aku mau kembali ajak tante itu," rengeknya membuat Marisa tersentak saat mengenang kejadian hancurnya rumah tangga dirinya bersama Raka lima tahun yang lalu. Dia Raka mantan suaminya yang dulu tidak dihiraukan dan disia-siakannya.

     Marisa melihat gadis kecil itu ingin menghampirinya, tapi Raka terlanjur memaksanya kembali ke dalam hotel. Langkah terburu-buru Raka membuat hati Marisa teriris, sebab kejadian di masa lalunya seakan terbayang dan dikuliti lagi. Dia memang bukan istri yang baik kala itu dan Marisa mengakuinya.

     "Cantik betul gadis kecil itu, sepertinya ibu atau istri Mas Raka yang sekarang sangat cantik dan baik. Anaknya juga sangat ramah dan baik," puji Marisa diam-diam tapi dengan hati yang tersayat-sayat. Tiba-tiba sebuah penyesalan menghampirinya, setelah lima tahun menjadi janda muda, Marisa belum terbersit sedikitpun ingin membina rumah tangga kembali. Tapi kini dia dipertemukan kembali dengan mantan suaminya dalam keadaan yang sudah berbeda. Mantan suaminya sudah berumah tangga dengan seorang perempuan yang sangat baik dan cantik tentunya.

     Helaan nafas berat dan sesak kini terdengar, Marisa terbayang-bayang kembali masa lalu dan sorot tajam penuh amarah yang baru saja ditujukan padanya dari Raka mantan suaminya.

     "Maafkan aku Mas Raka, jika masa lalu bersamaku tidak bahagia, semoga rumah tangganya yang sekarang bahagia dan kekal selamanya," doa Marisa tulus di dalam hatinya.

     "Kak Risa, ngapain bengong di sini? Pantesan aku cari di mana-mana tidak ada, rupanya bengong di sini. Emang ngapain, sih, Kak di sini? Nggak kesambet, kan?" heran Marqisa yang tadi pamit boker ke Marisa.

     Marisa sontak memegangi dadanya, jantungnya seakan mau copot gara-gara dikejutkan Marqisa. "Aduhhh, apa-apaan, sih, kamu Qis, ngagetin kakak saja?" protes Marisa pias saking kagetnya. Padahal tadi dia memang sedang melamun membayangkan masa lalu saat berumah tangga dengan Raka yang gagal.

     "Ayo, kita lanjut petualangan kita Kak. Kita ke pantai sebelah sana aja, sambil aku mau minum air kelapa muda di kedai sana. Haus nih," ajaknya sembari berjalan duluan. Marisa mengikuti Marqisa di belakangnya dengan langkah gontai.

     "Ya Allah, siput amat sih Kak jalannya, ayo dong, masa kalah sama ibu-ibu itu yang lari sana lari sini sama pasangannya," komplen Marqisa lagi membandingkan Marisa dengan ibu-ibu di pantai sana bersama pasangannya. Marisa memonyongkan bibirnya tanda tidak senang, sebab sejak tadi adiknya itu ngomel melulu.

     "Lihat, lihat, Kak, itu tuh di sana ada bule, siapa tahu sekarang Kak Risa suka sama yang interlokal. Wuihhh cakep lagi," celoteh Marqisa menunjuk jarinya pada dua orang bule yang sedang menikmati sunset.

     "Qisa, apa-apaan, sih, Kakak itu datang kemari bukan mau cari jodoh, akan tetapi cari hiburan melepas lelah karena bekerja. Kakak sedang tidak minat yang begituan apalagi interlokal. Memangnya telpon seluler, ada lokal dan interlokal," sergah Marisa tidak suka dengan adiknya yang hoby menjodoh-jodohkan tidak jelas.

      "Kak Risa awassss," peringat Marqisa saat sebuah bola pantai milik anak-anak mengenainya dan kena tepat di betisnya. Marisa meringis karena bola pantai itu sepertinya dilempar sangat keras oleh seseorang.

     Marisa menunduk dan meraih bola pantai itu lalu berdiri melihat siapa kira-kira yang bermain bola pantai yang mengenainya.

     "Tanteeee, itu bolaku," teriak seorang anak kecil seraya menengadahkan tangannya meminta bola pantai yang dipungut Marisa.

          "Mas Raka dan anak kecil itu lagi," bisiknya kaget, sejenak Marisa tertegun.

Terpopuler

Comments

Nur Hidayah

Nur Hidayah

klu dl gagal sekarang bs gol gak ya

2025-01-07

2

Sena judifa

Sena judifa

Salam dari Muara cinta kita thor. like dan fav mendarat

2023-09-23

1

auliasiamatir

auliasiamatir

berati raka masih jodoh mu marisa, buktinya di pertemukan selalu oleh author nya 🤣

2023-09-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Tragedi Masuk Got
2 Bab 2 Sorot Mata Tajam Itu
3 Bab 3 Sebuah Hukuman di Masa Lalu
4 Bab 4 "Aku Tidak Punya Mama, Tante! "
5 Bab 5 Ingin Satu Meja Makan
6 Bab 6 Satu Meja Mantan
7 Bab 7 Kesedihan Marisa
8 Bab 8 Ingin Menghindari
9 Bab 9 Tidak Terhindarkan
10 Bab 10 I Hate U
11 Bab 11 Kesal Dengan Raka
12 Bab 12 Sebuah Senyuman untuk Perhatian Marisa
13 Bab 13 Sebuah Foto di Dompet Marisa
14 Bab 14 Dompet Marisa Hilang
15 Bab 15 Kedatangan Raka ke Rumah Mantan Mertuanya
16 Bab 16 Mengembalikan Dompet Ibarat Menorehkan Luka Lama
17 Bab 17 Kalau Sudah Tiada Baru Terasa
18 Bab 18 Imbalan
19 Bab 19 Permintaan Cila
20 Bab 20 Permintaan Cila yang di tolak Raka
21 Bab 21 Menikah Lagi
22 Bab 22 Marisa di Bawa Pindah
23 Bab 23 Igauan Saat Marisa Sakit
24 Bab 24 Aku Cinta Kamu, Mas!
25 Bab 25 Marisa Sakit
26 Bab 26 Cila Ingin Jalan-jalan Bersama Marisa
27 Bab 27 Beda Konsep, Beda Aturan
28 Bab 28 Akhirnya Hanya di Taman Kota
29 Bab 29 Kedatangan Mardiah
30 Bab 30 Iya, Aku Cemburu
31 Bab 31 Beginikah Sakitnya Mencintai?
32 Bab 32 Kamu Tidak Ada Apa-apanya Dibanding Dia
33 Bab 33 Balas Dendam Raka
34 Bab 34 Kecewa Lagi Marisa
35 Bab 35 Sentuhan Hasrat di Alun-Alun Kota
36 Bab 36 Malam Pertama yang Panas
37 Bab 37 Mengulang Lagi dan Lagi
38 Bab 38 Sebagai Bakti Istri
39 Bab 39 Raka Menemui Kuburan Marsila
40 Bab 40 Nomer PIN ATM
41 Bab 41 PINnya Kini Benar-benar Tanggal Pernikahan
42 Bab 42 Menemani Cila Perpisahan Sekolah
43 Bab 43 Tiket Bulan Madu dan Pertengkaran
44 Bab 44 Ciuman Di Pagi Hari
45 Bab 45 Kopi Ginseng vs Ramuan Alami Resep Mama Mertua
46 Bab 46 Lagi dan Lagi
47 Bab 47 Tamu Tidak Diundang
48 Bab 48 Marisa Yang Terluka
49 Bab 49 Celotehan Ibu Mertua Ketika Anak Mantu Pulang Bulan Madu
50 Bab 50 Salah Paham Raka
51 Bab 51 Marahnya Raka. "Anggap Saja Membayar Tubuhmu!
52 Bab 52 Pelarian Marisa Yang Gagal
53 Bab 53 Minta Cerai
54 Bab 54 Mainnya Buru-buru
55 Bab 55 Kapan Punya Anak?
56 Bab 56 Tugas Luar Kota
57 Bab 57 Kerinduan Raka?
58 Bab 58 Malam yang Rindu
59 Bab 59 Jebakan Mardiah
60 Bab 60 Hampir Saja, Ulah Mardiah yang Menjijikan
61 Bab 61 Marisa Menghindari Raka
62 Bab 62 Ungkapan Cinta Pertama Kali Raka
63 Bab 63 Igauan Raka dan Vitamin Pagi
64 Bab 64 Rencana Resign Raka
65 Bab 65 Raka Mengundurkan Diri
66 Bab 66 Pertengkaran
67 bab 67 Marisa Pergi dari Rumah
68 Bab 68 Persembunyian Marisa
69 Bab 69 Mimpi Raka di Siang Bolong
70 Bab 70 Permohonan Maaf Raka
71 Bab 71 Piring Bekas Siapa?
72 Bab 72 Rencana Raka dan Cila Menginap di Rumah Kedua Orang Tuanya.
73 Bab 73 Raka Ngidam?
74 Bab 74 Risa atau Hantu?
75 Bab 75 Kalian Semua Jahat
76 Bab 76 Insiden Saat Kembali ke Rumah
77 Bab 77 Menuju Malam Romantis
78 Bab 78 Rapat Intens di Malam Romantis
79 Bab 79 Rujak Pengkolan
80 Bab 80 Garis Dua
81 Bab 81 Benar-Benar Hamil
82 Bab 81 Penantian Panjang yang Terbayar (Tamat)
83 #Prmosi Novel Baru #Terpaksa Menikahi Kakak Ipar
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 Tragedi Masuk Got
2
Bab 2 Sorot Mata Tajam Itu
3
Bab 3 Sebuah Hukuman di Masa Lalu
4
Bab 4 "Aku Tidak Punya Mama, Tante! "
5
Bab 5 Ingin Satu Meja Makan
6
Bab 6 Satu Meja Mantan
7
Bab 7 Kesedihan Marisa
8
Bab 8 Ingin Menghindari
9
Bab 9 Tidak Terhindarkan
10
Bab 10 I Hate U
11
Bab 11 Kesal Dengan Raka
12
Bab 12 Sebuah Senyuman untuk Perhatian Marisa
13
Bab 13 Sebuah Foto di Dompet Marisa
14
Bab 14 Dompet Marisa Hilang
15
Bab 15 Kedatangan Raka ke Rumah Mantan Mertuanya
16
Bab 16 Mengembalikan Dompet Ibarat Menorehkan Luka Lama
17
Bab 17 Kalau Sudah Tiada Baru Terasa
18
Bab 18 Imbalan
19
Bab 19 Permintaan Cila
20
Bab 20 Permintaan Cila yang di tolak Raka
21
Bab 21 Menikah Lagi
22
Bab 22 Marisa di Bawa Pindah
23
Bab 23 Igauan Saat Marisa Sakit
24
Bab 24 Aku Cinta Kamu, Mas!
25
Bab 25 Marisa Sakit
26
Bab 26 Cila Ingin Jalan-jalan Bersama Marisa
27
Bab 27 Beda Konsep, Beda Aturan
28
Bab 28 Akhirnya Hanya di Taman Kota
29
Bab 29 Kedatangan Mardiah
30
Bab 30 Iya, Aku Cemburu
31
Bab 31 Beginikah Sakitnya Mencintai?
32
Bab 32 Kamu Tidak Ada Apa-apanya Dibanding Dia
33
Bab 33 Balas Dendam Raka
34
Bab 34 Kecewa Lagi Marisa
35
Bab 35 Sentuhan Hasrat di Alun-Alun Kota
36
Bab 36 Malam Pertama yang Panas
37
Bab 37 Mengulang Lagi dan Lagi
38
Bab 38 Sebagai Bakti Istri
39
Bab 39 Raka Menemui Kuburan Marsila
40
Bab 40 Nomer PIN ATM
41
Bab 41 PINnya Kini Benar-benar Tanggal Pernikahan
42
Bab 42 Menemani Cila Perpisahan Sekolah
43
Bab 43 Tiket Bulan Madu dan Pertengkaran
44
Bab 44 Ciuman Di Pagi Hari
45
Bab 45 Kopi Ginseng vs Ramuan Alami Resep Mama Mertua
46
Bab 46 Lagi dan Lagi
47
Bab 47 Tamu Tidak Diundang
48
Bab 48 Marisa Yang Terluka
49
Bab 49 Celotehan Ibu Mertua Ketika Anak Mantu Pulang Bulan Madu
50
Bab 50 Salah Paham Raka
51
Bab 51 Marahnya Raka. "Anggap Saja Membayar Tubuhmu!
52
Bab 52 Pelarian Marisa Yang Gagal
53
Bab 53 Minta Cerai
54
Bab 54 Mainnya Buru-buru
55
Bab 55 Kapan Punya Anak?
56
Bab 56 Tugas Luar Kota
57
Bab 57 Kerinduan Raka?
58
Bab 58 Malam yang Rindu
59
Bab 59 Jebakan Mardiah
60
Bab 60 Hampir Saja, Ulah Mardiah yang Menjijikan
61
Bab 61 Marisa Menghindari Raka
62
Bab 62 Ungkapan Cinta Pertama Kali Raka
63
Bab 63 Igauan Raka dan Vitamin Pagi
64
Bab 64 Rencana Resign Raka
65
Bab 65 Raka Mengundurkan Diri
66
Bab 66 Pertengkaran
67
bab 67 Marisa Pergi dari Rumah
68
Bab 68 Persembunyian Marisa
69
Bab 69 Mimpi Raka di Siang Bolong
70
Bab 70 Permohonan Maaf Raka
71
Bab 71 Piring Bekas Siapa?
72
Bab 72 Rencana Raka dan Cila Menginap di Rumah Kedua Orang Tuanya.
73
Bab 73 Raka Ngidam?
74
Bab 74 Risa atau Hantu?
75
Bab 75 Kalian Semua Jahat
76
Bab 76 Insiden Saat Kembali ke Rumah
77
Bab 77 Menuju Malam Romantis
78
Bab 78 Rapat Intens di Malam Romantis
79
Bab 79 Rujak Pengkolan
80
Bab 80 Garis Dua
81
Bab 81 Benar-Benar Hamil
82
Bab 81 Penantian Panjang yang Terbayar (Tamat)
83
#Prmosi Novel Baru #Terpaksa Menikahi Kakak Ipar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!