Di Antar Pulang

Tuttt... Tuttt... Tuttt.. Nomor yang anda tuju tigak dapat menerima panggilan ini.

Benny mematikan panggilan teleponnya.

“Ga diangkat-angkat dari tadi” ucap Benny. “Lo inget ga nomor nyokap lo?” tanyanya.

Eva yang menunduk menggeleng kecil “mm.. engga Ben...” jawab Eva pelan.

“Hufftt.. yauda lo pulang aja dulu, besok lapor ke pihak sekolah aja. Ini udah makin gelap kayanya bentar lagi hujan. Lo bawa motor ga?” tanya Benny lagi.

Eva menatap Benny dengan tatapan sayu sambil tersenyum kecil lalu kembali menunduk. Benny yang paham dengan respon Eva pun tanpa basa basi menarik tangan Eva berjalan ke luar kelas.

“Kita mau kemana Ben?” tanya Eva yang tangannya sedang di tarik Benny.

“Mau pulang lah, emang lo mau nginep di sini sampe besok” jawab Benny sembari terus berjalan sambil tetap menarik tangan Eva.

“Tapi gue ga bawa motor Ben... hp gue juga ga ada, gue ga bisa hubungin siapa-siapa” balas Eva sambil memperlambat langkahnya.

Benny berhenti melangkahkan kakinya, dia melepaskan genggamannya dan berbalik menatap Eva lalu memegang pundak gadis itu “Hufftt...Eva... gue ga mungkin ninggalin cewe sendirian di sini, apa lagi sekarang lo ketakutan. Jadi lo nurut ya, gue yang anterin lo sampe rumah. Okee...” ucapnya dengan nada lembut dan di akhiri dengan senyuman manis.

Eva membeku sesaat, matanya melebar, wajahnya memerah, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Dia tak percaya melihat seorang Benny Kalana yang dingin bisa tersenyum manis seperti itu, apa lagi bicara dengan nada yang amat lembut. Suara nya menenangkan hati Eva, membuat rasa takutnya hilang perlahan-lahan.

Eva mengerjapkan matanya sejenak dan mengalihkan pandangannya “Ta...tapi rumah kita kan beda arah, lagian kalo lo nganterin gue, ntar cewe lo marah lagi” balasnya dengan sedikit gelagapan.

Benny menarik senyumnya dan raut wajahnya menjadi datar seperti sebelumnya “Banyak mikir lo, udah nurut aja kenapa sih” cibirnya.

Eva menunduk dan mengertakkan giginya pelan “Hufftt.. Gue mikir apa sih, Benny ya Benny. Cuek dan ga mungkin peduli sama orang lain, apalagi gue. Mungkin tadi dia senyum cuma buat nenangin perasaan gue aja kali ya, bisa-bisanya gue mikir dia tertarik sama gue, hahaha... Eva Eva aneh lo!” gumam Eva dalam hati.

Benny mengulurkan tangannya pada Eva “ Yuk..” ajaknya.

Eva tersenyum kecil, lalu dia meraih tangan Benny. Mereka pun berjalan cepat menuju parkiran. Sesampainya disana, langit sudah benar-benar gelap, sesekali terlihat kilatan petir. Benny dengan cepat memakai helm full face nya, kemudian Eva naik di boncengan dan mereka pun beranjak meninggalkan parkiran sekolah.

Cittt...

Benny mengeremkan motornya tepat di depan pos satpam yang membuat Eva reflek merangkulnya karena terkejut. Benny langsung menoleh kebelakang melihat Eva.

“Va, turun bentar gue mau minjem helm ke pak satpam” ucap Benny yang masih mengenakan helm full face nya.

“Hah? Apaan? Gue ga denger..” balas Eva yang tidak bisa mendengar suara Benny.

Benny mendekatkan kepalanya ke Eva “TURUUN!!” teriak Benny.

“Hahh?” balas Eva lagi.

Benny meluruskan kepalanya kemudian melepaskan tangan Eva yang melingkar di pinggangnya. Benny menoleh ke belakang lagi lalu menggelengkan kepalanya sekali, mengisyaratkan Eva untuk turun.

Eva turun dari motor dan membalikkan badannya agar wajahnya yang memerah tidak terlihat oleh Benny, dia baru sadar tangannya merangkul pria itu. Di satu sisi dia malu akan hal itu, dan di sisi lain dia takut kalau-kalau Benny marah dan tidak jadi mengantarnya pulang.

“Astaga kok tangan gue bisa di situ ... Dan dengan bodohnya gue ga sadar kalo Benny nyuruh gue buat ngelepasin tangan gue.. Kyaaa gimana kalo dia marah terus ninggalin gue... Eva Eva goblok banget sih jadi cewe...” racau Eva dalam hati. “Hufftt... Tenang Eva ga boleh overthinking terus” ucap Eva pelan.

Duuaaarrr...

Suara geledek mengejutkan Eva, dia memejamkan matanya dan menutup telinganya.

Tap...

Eva terlonjak kaget saat pundaknya di tepuk dari belakang. Eva membalik badannya, terlihat sosok Benny yang memegang sebuah helm dan mantel . Benny meletakkan mantel itu di motornya, lalu tanpa aba-aba dia memasangkan helm itu pada Eva.

“Kita harus cepet nih, keburu ujan” ucap Benny sembari memasangkan helm pada Eva.

Tubuh Eva membeku, wajahnya merona. Dia diam seribu bahasa sambil terus menatap Benny yang menurutnya begitu menenangkan, sama seperti sebelumnya rasa takut Eva perlahan hilang saat mendapat perhatian dari Benny. Benny yang sudah selesai memasangkan helm pada Eva mengambil mantel yang ada di atas motornya.

“Nih pake” ucap Benny.

Eva hanya terdiam, dia membeku seperti patung.

“Eva... Halo..” panggil Benny sambil melambaikan tangannya di depan wajah Eva.

“Gue kenapa sih, badan gue kaku tapi kaki gue rasanya kaya lemes, muka gue panas banget, jantung gue juga rasanya mau copot keluar. Jangan-jangan, gue suka sama Benny lagi. Arrggghh ga, ga boleh. Gue ga boleh suka sama cowo kaya dia, yang ada nanti gue makan hati terus” batin Eva.“Tapi Benny kok baik banget ya sama gue, apa mungkin dia yang suka sama gue. Tapi ga mungkin sih, tapi effort dia ke gue itu udah nunjukin dia perhatian sama gue. Arggghh ga... ga... ga mungkin, pasti perasaan gue aja. Atau jangan-jangan dia dendam sama gue gara-gara kejadian tadi, terus nanti dia bakal...”

Teekk..

Suara petikan jari Benny membuat Eva tersadar dari lamunannya.

“Are you okay, Va?” tanya Benny.

Eva mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar “Hufftt... Yes i'm okay, don't worry about it” jawabnya dengan tersenyum manis.

Benny menggelengkan kepalanya sejenak “Yaudah nih lo pake mantel nya” ucap Benny memberikan mantel yang ada di tangannya.

“Eh engga Ben, kan lo yang nyetir jadi lo aja yang pake, biar seragam lo ga basah” tolak Eva.

“Udah lo aja yang pake, ntar...”

“Pokoknya gue ga mau pake, kalo lo mau pake ya pake kalo ga mau yaudah balikin aja ke pak satpam” potong Eva.

“Huft... ” Benny menghela nafas kasar, lalu tanpa aba-aba dia membuka helm Eva dan berjalan cepat mengembalikan helm itu ke pak satpam yang berada dalam posnya. Eva kebingungan melihat tingkah Benny hingga tak lama kemudian Benny kembali.

“Kok malah helmnya yang lo balikin?” tanya Eva.

Benny tak menjawab pertanyaan Eva, dia langsung menaiki motornya dan meminta Eva untuk naik di boncengan.

“Buru gih, udah mulai gerimis ni kayanya, ntar keburu deres” ucap Benny

Eva mendongak ke atas, dan benar saja tetesan air tepat mengenai wajahnya. Dia bergegas menaiki motor. Namun dia heran karena Benny juga tak memakai mantel yang di pinjam dari satpam itu, dan justru hanya di pegang olehnya.

“Ben kok mantelnya ga lo pake sih?” tanya Eva.

Benny lagi-lagi tak menjawab pertanyaan Eva, dia menoleh bergantian ke kanan dan ke kiri kemudian meraih kedua tangan Eva dan melingkarkan tangan itu.

“Ih apaan sih Ben, modus lo ya” berontak Eva melepaskan tangannya.

“Udah lo nurut aja dari pada kita berdua basah” balas Benny.

“Basah gimana coba, emang kalo gue meluk lo ga bakal kena hujan gitu?” tanya Eva.

“Iya...” jawab Benny sambil kembali meraih tangan Eva dan melingkarkan kedua tangan itu di pinggangnya.

Kali ini Eva tidak memberontak, dia menuruti perkataan Benny.

“Rumah lo di jalan Cempaka no 12 kan?” tanya Benny. “lo agak kepanasan gapapa ya” lanjut Benny tanpa mendengar jawaban Eva.

Eva hanya mengangguk kecil, dia tidak begitu mendengar suara Benny ketika duduk di boncengan motor. Eva benar-benar kelelahan, dia menguap lalu mengedipkan matanya menahan kantuk.

“Lo boleh tidur kalo ngantuk” ucap Benny.

Seketika Eva menyenderkan kepalanya pada punggung Benny. Dia sebenarnya tidak mendengar ucapan pria itu, namun rasa kantuknya benar-benar tak tertahankan. Dan benar saja dia memejamkan mata dan langsung tertidur sambil memeluk Benny.

Benny melihat kaca spionnya, terlihat sang gadis sudah terlelap. Benny menggeleng kecil, lalu melepaskan dasinya dan mengikat tangan Eva yang melingkar di pinggangnya agar tidak jatuh saat berkendara nanti. Kemudian dia memakai mantel yang di pinjam dari pak satpam dengan hati-hati agar tidak membangunkan Eva. Karena posisi duduk mereka yang begitu dekat, badan Eva yang mungil membuat mantel itu berhasil menutupi mereka berdua. Benny pun langsung melajukan motornya menerjang hujan yang kian semakin deras.

Terpopuler

Comments

Hạ Khiếtttt

Hạ Khiếtttt

Makin penasaran dengan plotnya, bikin kangen!

2023-08-23

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 3 Sahabat
3 Takut Ular
4 Hantu dan Penguntit
5 Di Antar Pulang
6 Mantu Idaman Mama
7 Kak Reno
8 Tarian The Death Rose
9 Perintah Ayah
10 Pertemuan Tak Terduga
11 Talk With Sendi
12 Curhat
13 Badmood Di Pagi Hari
14 Sekelompok
15 Di Cegat Senior
16 Makcomblang
17 Kerja Kelompok Bareng
18 Rencana Liburan
19 Identitas Terbongkar
20 Teman Serumah
21 Renungan Malam
22 Teman Kelas Baru
23 Masuk Circle
24 Praduga Yang Membagongkan
25 Noa Dan Siren Si Pemilik Tongkrongan
26 Mahen Sang Penyelamat
27 Keinginan Yang Langsung Terjadi
28 Hampir Lupa
29 Pesta Penyambutan
30 Games "Say I Love You"
31 Saling Mengungkapkan
32 Hukuman Challenge
33 Berangkat Ke Puncak
34 Undi Kamar
35 Insiden Kecil
36 Awal Cerita
37 Teguran Dari Wali Kelas
38 Wawancara Pemilik Toko Pakaian
39 Trauma Sendi
40 Di Restuin Temen-temen
41 Sosok Benny Bagi Mahen
42 Pengumuman
43 Mahen Kecil : Awal Pertemuan
44 Mahen Kecil : Berteman
45 Mahen Kecil : Main Ke Rumah Benny
46 Mahen Kecil : Benny Si Teman Solid
47 Mahen Kecil : Keusilan Benny
48 Mahen Kecil : Papa Mau Pulang
49 Mahen Kecil : Tragedi Yang Tak Terlupakan
50 Mahen Kecil : Tragedi Tak Terlupakan II
51 Mahen Kecil : Di Asuh Keluarga Benny
52 Mahen Kecil : Mama Papa Pulang Duluan
53 Mahen Kecil : Berhasil Menerima Kenyataan
54 Mahen Kecil : Bullying
55 Mahen Kecil : Ke Mall
56 Mahen Kecil : Memulai Kehidupan Baru
57 Mahen Kecil : Tante Laras Tumbang
58 Mahen Kecil : Kehilangan Sosok Ibu Pengganti
59 Mahen Kecil : Pesan Terkahir Tante Laras
60 Mahen Kecil : Kebenaran Tentang Keluarga Benny
61 Hiatus
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Prolog
2
3 Sahabat
3
Takut Ular
4
Hantu dan Penguntit
5
Di Antar Pulang
6
Mantu Idaman Mama
7
Kak Reno
8
Tarian The Death Rose
9
Perintah Ayah
10
Pertemuan Tak Terduga
11
Talk With Sendi
12
Curhat
13
Badmood Di Pagi Hari
14
Sekelompok
15
Di Cegat Senior
16
Makcomblang
17
Kerja Kelompok Bareng
18
Rencana Liburan
19
Identitas Terbongkar
20
Teman Serumah
21
Renungan Malam
22
Teman Kelas Baru
23
Masuk Circle
24
Praduga Yang Membagongkan
25
Noa Dan Siren Si Pemilik Tongkrongan
26
Mahen Sang Penyelamat
27
Keinginan Yang Langsung Terjadi
28
Hampir Lupa
29
Pesta Penyambutan
30
Games "Say I Love You"
31
Saling Mengungkapkan
32
Hukuman Challenge
33
Berangkat Ke Puncak
34
Undi Kamar
35
Insiden Kecil
36
Awal Cerita
37
Teguran Dari Wali Kelas
38
Wawancara Pemilik Toko Pakaian
39
Trauma Sendi
40
Di Restuin Temen-temen
41
Sosok Benny Bagi Mahen
42
Pengumuman
43
Mahen Kecil : Awal Pertemuan
44
Mahen Kecil : Berteman
45
Mahen Kecil : Main Ke Rumah Benny
46
Mahen Kecil : Benny Si Teman Solid
47
Mahen Kecil : Keusilan Benny
48
Mahen Kecil : Papa Mau Pulang
49
Mahen Kecil : Tragedi Yang Tak Terlupakan
50
Mahen Kecil : Tragedi Tak Terlupakan II
51
Mahen Kecil : Di Asuh Keluarga Benny
52
Mahen Kecil : Mama Papa Pulang Duluan
53
Mahen Kecil : Berhasil Menerima Kenyataan
54
Mahen Kecil : Bullying
55
Mahen Kecil : Ke Mall
56
Mahen Kecil : Memulai Kehidupan Baru
57
Mahen Kecil : Tante Laras Tumbang
58
Mahen Kecil : Kehilangan Sosok Ibu Pengganti
59
Mahen Kecil : Pesan Terkahir Tante Laras
60
Mahen Kecil : Kebenaran Tentang Keluarga Benny
61
Hiatus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!