Eylaria merasakan air mengalir di tepian bibirnya, ia mengusap air itu dengan telapak tangannya, tanpa sadar itu adalah ilernya sendiri karena ia tertidur lelap dengan posisi terlungkup, kedua tangan mengapai bebas di atas kepalanya.
Matanya mengerjap, berusaha membalikkan tubuhnya yang terasa kaku, entah berapa lama ia sudah tertidur seperti itu, sepertinya sudah berjam-jam.
“Arghhhh...,” Teriak Eylaria puas merentangkan seluruh tubuhnya, masih dengan posisi terbaring, tapi sudah terlentang dengan benar, kepalanya sedikit berat, tapi tidak terlalu menyakitkan.
Eylaria melihat sekelilingnya, kamar itu didominasi warna abu-abu dan hitam, seketika sadar jika ia terbangun bukan di kamarnya...
Wait...
Eylaria hampir saja berteriak jika otaknya tidak dengan cepat memflashback apa yang terjadi kemarin malam...
Sabtu malam, Pukul 20.30 di CARROT Chill and Bar...
Eylaria sedang menghadiri acara lepas lajang Nicole, sahabat baiknya yang akan menikah 2 minggu lagi dengan Bram, pria yang baru ia pacari 2 tahun lalu.
Acara itu diadakan oleh kedua calon pengantin yang sengaja menyewa satu lantai atas bar itu untuk satu malam dan dihadiri oleh teman Nicole dan Bram.
“Mana Arlo?” Tanya Nicole pada Nicolas adiknya laki-lakinya.
“Otw katanya... Sabar, acara baru juga mulai.” Jawab Nicolas.
Yups, acara bertema suka-suka itu memang baru digelar setengah jam yang lalu, apalagi Nicole dan Bram sengaja merayakan lepas lajang mereka di Bar dan memilih waktu malam hari, namanya juga di Bar, baru seru jika malam hari bukan.
“Eylariaaa...,” Panggil Nicole pada Eylaria yang duduk di sebelahnya.
“Ya?” Tanya Eylaria mendekatkan telinganya pada Nicole karena suara musik yang lumayan kencang.
“Nanti Arlo dateng, gue kenalin yahhh... Kalau bisa langsung naksir dan jadian...,”
“Apaan sih loe Coleeee, gue kan udah punya Dave,”
“Iiihh, sama Arlo aja, orangnya ganteng banget!”
Eylaria tersenyum menanggapi omongan Nicole, ia tak heran lagi, ini sudah kesekian kalinya Nicole mencomblangkan dirinya dengan Arlo, sepupunya, meskipun Nicole sendiri tahu Eylaria sudah berpacaran dengan Dave selama 3 tahun.
Eylaria sendiri sudah pernah melihat foto Arlo di media sosialnya. Pria itu memang tampan dan aktif di berbagai kegiatan, tentunya juga mapan, dan Eylaria sadar diri, ia tidak sepadan dengan dunia pria itu, dan meskipun ia single tidak punya pacar sekalipun, rasanya mustahil untuk bisa menarik perhatian pria itu bahkan mendekatinya.
“Gak cukup apa gue jadi sahabat loe?” Tanya Eylaria.
Nicole menggelengkan kepalanya, “Enggak...”
Ya, alasan Nicole mau mencomblangkan mereka sangatlah simple, hanya karena ia ingin Eylaria menjadi saudara sepupunya.
“WUHUUUUUU~” Suara gemuruh seketika mengalihkan perhatian Eylaria dan Nicole ke arah tamu yang baru saja bergabung.
Tamu itu adalah seorang pria bertubuh tinggi dan kekar, dengan sedikit brewok halus di dagunya, tampak sangat mempersona, pantas saja para wanita histeris melihatnya.
Itu Arlo Gerald..., pekik Eylaria takjub melihat betapa tampan dan menggodanya pria itu, jauh lebih berkharisma daripada di foto.
Arlo berjalan melewati meja-meja yang berteriak histeris dengan kehadirannya. Gaya jalannya bak model international, wajar saja, Arlo yang merupakan keturunan Indonesia Jerman itu, memang besar dan kuliah di Jerman.
Sejak tiga tahun lalu ia memutuskan menetap di Indonesia untuk mengurus berbagai usaha perusahaan export import dan perkapalan milik keluarganya.
“Heyyy... Di sini tuan rumah kitaaa!! Congratulations Nicole, Bram...,” Ucap Arlo yang ternyata sangat fasih berbahasa Indonesia mengulurkan tangannya.
“Ahhh, sepupu terganteng akhirnya dateng jugaaaa...,” Sambut Nicole kegirangan, memeluk erat tubuh Arlo dengan sayang.
“Thanks Broo...,” Sambung Bram tulus.
“Duduk sini...,” Tarik Nicole menarik tangan Arlo dan mengarahkannya untuk duduk di samping Eylaria, wanita itu mendesis dan melototi Nicole yang menatapnya tanpa rasa bersalah.
Arlo menyadari wanita yang duduk dekatnya menatap tak suka pada Nicole, sepertinya sepupunya itu sengaja ingin mendekatkan mereka berdua.
“Arlo, kenalkan… Ini Eylaria, sahabat terbaikku…,” Ucap Nicole bersemangat menunjuk wanita yang sedang duduk terapit oleh dirinya dan Arlo. Eylaria memutarkan kepalanya dan tersenyum dengan canggung, terlihat memaksakan diri.
“Hai, Arlo…,” Ucap Arlo dengan santai dan disambut Eylaria dengan kikuk.
“Eylaria…,” Jawab Eylaria memperkenalkan namanya dan segera berpaling, tidak tertarik untuk berbincang lebih lanjut dengan Arlo.
Bagaimana mungkin ia bisa berbincang dengan pria itu, sedangkan jantungnya saja sudah berdegup cepat dan salah tingkah karena duduk bersampingan dengan pria tampan, apalagi semua mata sedang melihat ke arah mereka, tentu saja memuja-muja penampilan Arlo yang tampan dan tubuh atletisnya.
Arlo dengan santai meneguk minumannya, dunia malam, rokok, alkohol dan wanita adalah hal yang biasa baginya, terlebih ia besar di Benua Eropa dan sering berpergian keluar negri.
Arlo mengeluarkan kotak rokoknya, menyulut dan mulai menghisap sebatang, menghirup dalam lalu menghembuskannya asal. Eylaria yang tepat di sampingnya, menarik nafas dalam-dalam.
Asap yang dihembuskan Arlo semakin sering dan banyak, Eylaria tak tahan terus menahan nafasnya, spontan tangannya mengibas-kibasi asap rokok di hadapannya. Arlo yang melihat hal itu tentu saja menyadari, sedikit kaget, ternyata wanita itu tidak suka.
“Sorry…,” Ucap Arlo mematikan puntung rokoknya.
“It’s Ok, tapi asapnya jangan ke sini…,” Teriak Eylaria dengan jujur, membuat Arlo merasa lucu melihatnya, Arlo menghargai kejujuran Eylaria yang sesekali menggoyangkan tubuhnya mengikuti musik yang berdentum kencang dan mengasyikan.
“Ey…, hari ini mabuklah…,” Teriak Nicole pada Eylaria.
“Tidak…, gue bisa mati mabuk tanpa Dave…,” Jawab Eylaria menolak.
“Loe pulang sama gue hari ini, gue jamin aman…Cmonnnnn…,” Seru Nicole sambil menyodorkan segelas Cocktail. Eylaria dengan ragu menerimanya, ia yakin jika ia meminumnya, wajahnya akan memerah dan memanas seketika.
Eylaria sedang mempertimbangkan untuk meminum cocktail itu atau tidak, dan ketika suara seorang pria di sampingnya berbicara kepadanya mengagetkannya, “Segelas Cocktail tidak akan membuat mu mabuk Ey…” itu Arlo. Eylaria terkesiap dan menjadi kaku, tidak menyangka Arlo memperhatikannya.
“Hmm… yaaa..,” Hanya itu jawaban yang bisa ia lontarkan. Eylaria menyesap Cocktail itu dengan cepat, terasa manis dan pahit di saat yang sama, enak juga, ia pun menyesap hingga habis.
Nicole kembali menyodorkan segelas minuman kepadanya dan Arlo, calon pengantin itu terlihat sangat semangat dan lepas malam itu.
Eylaria merasakan panas menjalar di telinga dan pipinya, ia pasti akan mabuk. Dengan segera ia mengambil handphonenya, mengetik pesan kepada Dave bahwa ia akan menginap di tempat Nicole malam itu.
Nicole tahu Eylaria sudah mulai tipsy, dan itu sengaja ia lakukan. Ia terus menyodorkan minuman yang ia sebut Cocktail itu untuk membuat teman baiknya itu mabuk.
“Hukk…, stop Nicole…,” Protes Eylaria karena Nicole menyodorkan langsung gelas itu ke mulutnya sehingga membuatnya tersedak.
“I’m sorry babeee…,” Seru Nicole tersenyum, tanpa sedikitpun rasa bersalah melihat baju yang Eylaria kenakan basah terkena tumpahan Cocktail.
Eylaria berdiri, berniat ke toilet untuk membersihkan pakaiannya.
“Opsss… Sorry…,” Ucap Eylaria yang tak sengaja menyenggol tubuh Arlo saat akan melewatinya.
“Are you okay?” Tanya Arlo.
“Yesss…,” Jawab Eylaria memberikan kode Ok dengan jarinya.
Melihat tempat duduk di samping Arlo kosong, membuat seorang wanita cantik nan seksi menghampiri, sengaja ingin mendekati Arlo yang sudah membuka dua kancing kemeja putihnya karena panas alkohol.
“Haiii Arlo…,” Panggil wanita itu dengan menggoda.
“Yaaa…,” Jawab Arlo singkat sambil lalu. Ia terlihat sedikit tak tenang dan beranjak dari tempat duduknya.
“Maaf…Sorry…, I’m so sorry…, Permisi… Awww…,” Itulah yang sedari tadi keluar dari mulut Eylaria, ia sedang berjuang ke toilet di tengah keramaian pengunjung bar yang berjoget tanpa lelah.
“Huff… akhirnya…,” Seru Eylaria lega saat dirinya tiba di toilet.
Hoeekssss… Hoeekss… Eylaria menutup telinga dan hidungnya, ada yang sedang muntah di salah satu bilik toilet wanita itu. Eylaria dengan cepat menuntaskan buang air kecilnya, kemudian segera menuju wastafel untuk mengosok bagian baju yang terkena cocktail dengan tissue dan air.
“Ahh udah, gak bisa ilang lagi…,” Keluh Eylaria melihat bajunya sedikit meninggalkan bekas noda sembari melangkah keluar toilet.
Seeetttt… Arghh… Eylaria berteriak saat menyadari tangannya ditarik seorang pria, karena cahaya penerangan yang remang-remang, Eylaria tidak bisa melihat dengan jelas, tapi ia tahu pria itu mabuk berat.
“Guee dapet cewek brooo…,” Teriak pria itu kepada teman-temannya yang berseru tak jauh di sampingnya.
“Yooooooo…, gue juga mau broo…,” Teriak temannya lalu mengambil posisi di dekat pintu toilet wanita itu, menunggu wanita lain yang akan keluar dari dalam dan menariknya secara acak. Eylaria sedang menyimak apa yang sebenarnya terjadi, tapi dikagetkan dengan sentuhan tangan pada dagunya.
“Manis juga loee…,” Pria mabuk di depannya mendekatkan wajahnya.
Eylaria berusaha mendorong pria itu, tapi entah karena tenaga pria itu lebih kuat atau karena ia tipsy, terasa tidak
bergerak sama sekali.
Grappss…
Tangan Eylaria kembali ditarik seseorang dari samping, tarikan kali ini lebih kuat, membuatnya hampir hilang keseimbangan. Eylaria menatap siapa yang menariknya, Arlo, genggaman pria itu terasa kencang di pergelangan tangannya.
“Apaan loe broo??” Tanya pria mabuk itu tak suka.
“Dia bukan punya loe…, Ayo kita pergi…,” Arlo menarik tangan Eylaria dan menuntunnya pergi dari sana.
“Oiiii, itu cewek gueee… oiii…!!” Teriak pria mabuk itu, tapi Arlo tidak menggubrisnya.
Berkat Arlo, Eylaria tiba di mejanya dengan cepat dan aman, pria itu sama sekali tidak melepaskan genggaman tangannya hingga Eylaria duduk di tempatnya.
“Thanks…,” Ucap Eylaria berterima kasih.
Eylaria melihat Nicole yang tersenyum ke arah mereka, memberikan senyuman genit dan kedipan mata padanya.
Tak berhenti di situ, Nicole kembali menyodorkan segelas minuman, sedikit berbeda dari yang tadi, Eylaria yakin itu bukan Cocktail.
“No…,” Tolak Eylaria pada Nicole, memberikan tanda silang dengan kedua tangannya, ia baru saja merasa kesadarannya kembali, dan kini temannya kembali menyodorkannya minuman, jelas ia akan menolak.
Wajah Nicole terlihat kecewa, lalu tersenyum usil, ia pun tiba-tiba berdiri, masih dengan memegang gelas itu.
“Guysssss…,” Teriak Nicole ditengah keberisikan itu meminta perhatian temannya.
“Gelas ini, gue persembahin untuk temen baik gueeeee, Eylaria!!” Teriak Nicole lagi.
Shittt!! Eylaria membatin. Nicole tidak kehabisan akal untuk melancarkan niatnya.
“Minum minum…,” Seru teman yang lain meramaikan.
Eylaria menggelengkan kepala dan memberi kode tidak dengan tangannya, “Noooo…,” Teriaknya berusaha membela dirinya sendiri.
“Cmonnnn…, specially for you, my best friend, my soulmate…,” Bujuk Nicole berakting sedih.
Eylaria menghela nafas kasar, ia merasa tidak enak jika menolak Nicole, terlebih di hadapan teman-teman mereka. Eylaria menerima gelas itu dan meminumnya sedikit, terasa sangat pahit dan panas di tenggorokannya.
“Habisin… Habisin… Habisin…,” Seru Nicole dan teman-temannya.
“Ok, I’m DONE!” Seru Eylaria saat ia berhasil menghabiskan segelas alkohol itu diikuti seruan dan tepuk tangan teman-temannya.
Eylaria merasa tubuhnya kembali memanas, kepalanya terasa mulai pusing, pandangannya mulai berkunang. Ia menyandarkan badannya di sofa dan memejamkan matanya.
Eylaria tidak peduli lagi apa yang dilakukan teman-temannya di sana, dentuman musik masih terdengar memekakkan telinga dan gemuruh masih terngiang di kepalanya. Eylaria tak sadar berapa lama ia tertidur, tapi ia dapat merasakan tubuhnya terangkat dan melayang di udara menjauhi suara musik yang semakin malam semakin kencang.
Kaki Eylaria terasa kembali menyentuh tanah, padahal ia sangat menikmati bantal empuk yang ia peluk tadi.
“Ey…, gue balik dulu.” Teriak Nicole di telinganya.
“Gue ikut loeee…,” Ucap Eylaria setengah sadar.
“Enggak…, loe dianterin sama Arlo…,” Jawab Nicole lalu mendorong Eylaria ke tubuh Arlo, merasa nyaman dan kembali mendapatkan bantal empuk yang tadi Eylaria rasakan, ia pun merangkulkan tangannya ke leher pria tinggi itu.
“Nicole, what are you…,” Arlo baru akan protes, tapi Nicole mencondongkan tubuhnya dan berbisik ke telinganya.
“Tiduri dia broo, buat dia hamil…,” Ucap Nicole lalu tertawa cekikikan seperti nenek lampir dan segera ditarik oleh Bram untuk membawanya ke mobil mereka.
“What theeee…, Nicole!” Gertak Arlo kesal.
“Oh My God…,” Keluh Arlo saat tubuhnya semakin dipeluk erat oleh Eylaria dan Nicole pergi meninggalkan mereka berdua di parkiran.
Arlo menghela nafas kasar dan menuntun Eylaria ke mobilnya, mendudukkan sahabat baik sepupunya itu dengan hati-hati. Dan..., disinilah Eylaria akhirnya terbangun dan sadar.
.
.
.
.
.
To Be Continue~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments