bab 4

Zaifa pulang ke rumah dalam keadaan basah kuyup karena terguyur hujan deras saat masih menangis sendirian di taman. Ia berjalan dengan lunglai menuju rumah mewah yang selalu memberikan kebahagiaan setiap hari nya.

Sementara di ruang tamu rumah itu sudah ada keluarga inti dari imam, yaitu sang mama dan juga ada seorang perempuan yang usianya tidak beda jauh dengan mama imam. Juga ada seorang lelaki yang duduk dengan santai menikmati kopi hitam yang masih mengepul uap nya.

Zaifa menatap heran ke arah mereka semua. Ada apa gerangan sehingga rumah nya di datangi oleh paman dan bibi nya. dan melihat wajah datar mereka Zaifa jadi memiliki firasat yang kurang baik.

"kau sudah pulang?" tanya perempuan yang duduk di samping mam mertuanya, dan tak lain adalah bibi nya.

"ya" jawab Zaifa lemah.

Sesungguhnya niat Zaifa setelah sampai di rumah adalah lekas mandi dan beristirahat. Jujur Zaifa belum sanggup berhadapan dengan seorang lelaki yang selama ini menjadi suaminya.

"ganti lah baju. Kami menunggu mu disini" kali ini imam, suaminya yang berbicara.

Karena males berdebat, Zaifa lekas menuju kamar nya dan berganti baju. Setelah itu ia kembali lagi ke ruang tamu dan duduk di sofa tunggal yang ada di ruang itu. Tidak ada raut tegang, atau pun bahagia di wajah nya. Hanya raut sendu dan sedih yang tampak di matanya. Imam yang memperhatikan sang istri sedikit berdetak dan bertanya-tanya.

"sayang... Kenapa......"

"katakan ada apa?" tanya Zaifa datar ketika mendengar sang suami ingin berbicara.

Zaifa memandang satu per satu orang yang kini menatap nya dengan ekspresi masing-masing. Seperti mama mertua dan bibi nya yang menampilkan ekspresi sinis.

"jadi kapan rencana kalian akan hamil?" tanya Marta, bibi imam.

"ini sudah delapan tahun Zaifa. kenapa belum ada tanda-tanda jika kau akan hamil?" lanjut nya.

Zaifa tersenyum tipis, kemudian memandang lekat ke arah imam. Sudah dia duga bahwa hal ini yang akan di bahas oleh mereka. Dan hasil akhir nya nanti pasti adalah mereka memberondong Zaifa dengan ucapan-ucapan yang menyakitkan dan membuat Zaifa sedih bahkan hampir putus asa.

"katakan!!! Apakah kau man*dul sehingga sampai saat ini belum bisa memberikan anak? Imam sudah sukses, jangan kan satu anak bahkan lima anak pun imam sudah pasti sanggup menafkahi nya. Ini sudah delapan tahun! Bahkan orang lain yang menikah tahun lalu sudah hamil sekarang. Lalu kau????"

Zaifa menoleh dan menatap tajam ke arah bibi nya yang baru selesai mengucapkan kata pedas itu. Ya pedas, dalam pernikahan memiliki anak adalah keinginan setiap wanita. segera hamil adalah sesuatu yang membahagiakan bagi setiap wanita yang sudah menikah. Begitu pun Zaifa, sangat berharap bisa langsung memiliki putra atau pun putri sehingga rumah nya rame dengan tangisan atau pun bahkan suara-suara kecil yang menggemaskan. Tapi bagaimana bisa hamil jika partner ranjang nya selalu memberikan pil KB setiap kali hendak berhubungan badan.

"mas?" bukan nya menjawab semua perkataan dan pertanyaan dari sang bibi Zaifa justru menatap sang suami dengan mata berkaca-kaca.

"kenapa memanggil putra ku? Apakah kau ingin meminta pertolongan. Dengan Zaifa, jika kau masih belum mampu memberikan cucu kepada ku dalam setahun ini. Maka aku akan menikah kan putra ku dengan wanita lain" ucap mam mertua nya dengan tajam.

"mama!" seru imam mendengar ucapan sang mama. Menyakiti hati Zaifa tidak pernah terlintas dalam benak nya.

"kenapa imam?! Zaifa tidak bisa memberikan mu keturunan! Dia man*dul imam. Man*dul!!!"

"CUKUP!!!" Seru Zaifa lantang. Ia menatap tajam ke arah sang mertua.

"Zaifa,,, jangan marah...."

Imam hendak berdiri dan mendekati Zaifa. Namun, tangan Zaifa terangkat pertanda bahwa ia tidak ingin di dekati.

"kenapa harus aku yang selalu di tuduh man*dul oleh kalian semua? hah!" tanya Zaifa.

"mengapa harus wanita yang selalu di sakiti jika perkara anak. Bukan kah bisa jadi mas imam yang mand*ul? Bukan kah sampai sekarang bibi dan paman tidak memiliki anak. mengapa tidak berkaca?" sarkas Zaifa melipat tangan nya ke dada. Menatap tajam ke arah bibi nya.

"diam kau Zaifa! Aku dan suami ku sehat. Hanya saja tuhan belum memberikan anak kepada kami!" bentak Marta.

"begitu pun aku bi. Jika bibi berfikir setelah lama pernikahan kalian belum di karuniai anak adalah karena tuhan belum memberikan amanah. bagaimana dengan ku?" tanya Zaifa lemah.

"lagipula bagaimana aku bisa hamil jika teman ranjang ku selalu memberikan pil KB kepada ku di setiap malam" ucap Zaifa datar memandang lurus ke arah suami nya.

Imam langsung terpaku mendengar pernyataan Zaifa. Ia memandang semua orang yang saat ini tengah memandang nya juga.

"apa mama pikir aku tidak ingin memiliki anak? Aku sangat ingin ma. Namun apa yang bisa ku lakukan jika selama ini mas imam diam-diam selalu memberikan aku minuman yang sudah di laruti pil KB? Katakan ma?"

Zaifa mengusap kasar air matanya. Ia sudah lelah menangis dan sekarang ingin beristirahat. Ia beranjak. Namun sebelum berlalu ia menatap tajam ke arah mama mertua nya yang masih tampak syok.

"oh ya, mama bilang ingin menikah kan putra mama kembali. Silahkan. Aku pun akan segera menceraikan mas imam" ucap Zaifa kemudian berjalan cepat dan menutup dengan keras pintu kamar nya.

Imam langsung berdiri dan menyusul Zaifa. Ia membuka pintu kamar yang ternyata tidak terkunci. Saat masuk ia melihat Zaifa yang sedang berdiri bersandar di meja hias milik nya. Terlihat seperti sudah menunggu kedatangan imam.

"apa maksud mu Zaifa?" tanya imam marah.

"kau sudah bisa marah mas?" tanya Zaifa.

"apakah kau tidak ingin memiliki anak?"

tidak ada jawaban dari imam. Zaifa pun tersenyum miring.

"jika kau tidak ingin memiliki anak maka sampaikanlah pada keluarga mu bahwa kau yang tidak mau memiliki anak sehingga bukan aku yang di salah kan! Kenapa kau diam saja seakan kau juga menyalah kan aku? Hah!" teriak Zaifa.

Tak lama Zaifa pun menangis sesenggukan. Sebagai seorang wanita hatinya hancur mengetahui fakta bahwa suami nya sendiri yang tidak menginginkan dirinya hamil. Tangan nya menepis kasar tangan imam yang hendak memeluk nya.

"keluar!!!!"

"jangan pernah menyentuh ku! Keluaaaarrr" teriak Zaifa. Ia melemparkan sebuah lipstik ke arah imam.

Imam kemudian berlalu dan meninggalkan Zaifa. Setelah imam pergi tubuh Zaifa luruh ke lantai. Ia memeluk lututnya sendiri sembari menangis sesenggukan.

mengapa Imam tidak tinggal. Mengapa tidak membujuknya.

Ketahuilah pria, ketika seorang wanita marah dan menolak di peluk. Maka paksa diri kalian untuk terus berusaha memeluk nya. karena perlahan wanita itu akan luluh. Meskipun awalnya memberontak namun ketika sebuah pelukan lembut dan hangat di berikan.. Makan wanita itu akan luluh.

wanita tidak suka di tinggal ketika hatinya sedang rapuh. Apalagi pria itu yang selalu mengatakan 'aku mencintai mu' setiap hari.

Episodes
1 bab 1
2 bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 Bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 bab 86
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95
96 bab 96
97 bab 97
98 bab 98
99 bab 99
100 bab 100
101 bab 101
102 bab 102
103 bab 103
104 bab 104
105 bab 105
106 bab 106
107 bab 107
108 bab 108
109 bab 109
110 bab 110
111 bab 111
112 bab 112
113 bab 113
114 bab 114
115 bab 115
116 bab 116
117 bab 117
118 bab 118
119 bab 119
120 bab 120
121 bab 121
122 bab 122
123 bab 123
124 bab 124
125 bab 125
126 bab 126
Episodes

Updated 126 Episodes

1
bab 1
2
bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
Bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
bab 86
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95
96
bab 96
97
bab 97
98
bab 98
99
bab 99
100
bab 100
101
bab 101
102
bab 102
103
bab 103
104
bab 104
105
bab 105
106
bab 106
107
bab 107
108
bab 108
109
bab 109
110
bab 110
111
bab 111
112
bab 112
113
bab 113
114
bab 114
115
bab 115
116
bab 116
117
bab 117
118
bab 118
119
bab 119
120
bab 120
121
bab 121
122
bab 122
123
bab 123
124
bab 124
125
bab 125
126
bab 126

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!