Semua orang di meja itu sempat diam cengo tapi kemudian meja diisi oleh tawa.
"Ya ampun, Rara, Rara." Mereka gantian menertawakan Rara. "Tau sih kita kalo suaminya si Sakura tuh tukang selingkuh tapi yang bener aja dong kalo mau bohong. Duh, cukup Sakura aja deh yang tukang koar-koar, mending lo jangan."
Rara jelas sadar reaksinya bakal begini. Memang siapa Rara sampai dilirik oleh Abimanyu? Pasti begitu logikanya.
Namun Rara sudah terjun bebas dan sekarang sudah siap akan konsekuensi.
"Mau gue telfonin orangnya?" tantang Rara dengan wajah sangat yakin bahwa ia benar. Padahal dalam hati ketar-ketir.
Hana, seorang influencer muda seusia Rara juga, kini memutar matanya masih tak percaya. "Oke, lo telfon. But ... harus video call. Lo enggak mikir kita percaya kalo cuma suara, kan?"
Rara mengangkat bahu. "Oke."
Menahan gemetarnya yang ketakutan akan hal ini, Rara mengeluarkan ponselnya untuk panggilan video. Tentu saja ia juga memberitahu Abimanyu sekilas tentang situasi di sini.
Walau tahu sudah bekerja sama, Rara tidak menyangka panggilannya sungguhan diangkat. Buru-buru dia matikan kameranya agar di sana Abimanyu tak melihat situasi di sini, walaupun dia sendiri tahu.
"Hai ... Sayang."
Teman-teman Rara melotot horor begitu ponsel di letakkan di meja, menampilkan wajah tampan Abimanyu yang sepertinya sedang di mobil. Kebanyakan dari mereka pasti sudah bertemu Abimanyu jadi mereka kenal betul rupanya seperti apa.
"Hai, Bae," balas Abimanyu lembut seolah-olah dia sedang bicara dengan pujaan hatinya. "Kameranya kenapa mati?" tanya dia sok polos.
"Lagi enggak pede aja sekarang." Rara diam-diam meremas tangannya sendiri saat tersenyum. "Kamu lagi di mana? Sakura mana?"
"Barusan meeting sama anak-anak, ini lagi di perjalanan." Abimanyu benar-benar bertingkah seolah dia kekasihnya.
"Sakura mana?" tanya Rara lagi, karena dia belum menjawab. Sekaligus memastikan ke semua orang di sini bahwa dia sungguhan Abimanyu, suaminya Sakura.
"Entah. Nyimeng kali."
Mereka semua menutup mulut pada jawaban Abimanyu.
"Stres kayaknya dia karena beritanya tiba-tiba naik. Entah kerjaan siapa. Aku udah masa bodo. Udah capek juga sama perempuan stres kayak dia."
Jawabannya agak keterlaluan tapi Rara harus tersenyum. "Sayang, kalau Sakura tau soal kita gimana? Aku ngerasa bersalah sama dia."
"Enggak ada gunanya ngerasa bersalah. Even bukan aku suaminya, cowok yang jadi suaminya dia juga bakal selingkuh. Kelakuannya enggak bener. Kalo bukan karena dia yang mohon-mohon dikasih kesempatan, udah dari dulu aku cerai. Tapi dia bilang bakal berubah yang ujung-ujungnya omong doang. Siapa sih yang enggak tau dia tukang bohong?"
Hati nurani Rara agak tercabik mendengarnya. Entah kenapa sekarang ia merasa seperti sedang berbuat salah dan harus berhenti.
Rara mengambil ponselnya dari meja, karena merasa cukup.
"Mama manggil jadi kita omongin nanti yah."
"Oke, jangan tidur kemaleman."
"Iya, bye." Rara buru-buru mematikan panggilan itu karena ia masih harus pura-pura di depan temannya.
"Sori, guys." Rara menunduk. "Gue beneran enggak bermaksud jadi pelakor. Tapi Abimanyu ...."
"Ya wajar sih." Mereka seketika menimpali. "Lagian siapa gitu yang betah sama Sakura? Kerjaannya ngibul doang."
"Justru sekarang jadi ketahuan kalo Abimanyu tuh enggak buta. Ya ampun, orang ganteng berduit macem dia ngapain buang-buang waktu sama Sakura enggak sih?"
Mereka kembali tertawa sambil memberi pembelaan pada Rara.
Ketika Rara melihat mereka, ia juga melihat kenyataan.
Kenyataan bahwa semua orang di sini berteman untuk saling menertawakan saja dan penderitaan satu sama lain adalah lelucon tongkrongan. Kenyataan bahwa kalian bisa mendapat dukungan bukan karena kalian pantas didukung tapi karena lawan kalian cuma ingin dijatuhkan.
Namun jahatnya Rara menunggangi itu demi keuntungan sendiri. Sungguh, ia merasa hina. Sangat hina.
Abimanyu : Good job.
Anehnya perbuatan hina itu justru mengundang pujian.
Abimanyu : Saya kirim uang sekarang. Traktir temen-temen kamu di sana ke salon langganan Sakura. Jangan lupa bilang kalau itu dari saya.
"Guys." Rara menelan ludah. "Abimanyu nyuruh gue healing ke salon. Kalian mau ikut?"
Tentu saja Rara tidak memberitahukan tentang teks terakhir Abimanyu.
Kata dia : Besok Sakura pasti bakal tau jadi kamu butuh pasukan.
Pria licik.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Kamiem sag
duh... Raaaaa... mo seperti apa sih cerita hidupmu?
2024-02-06
0
Take
Kok seneng ya Sakura menderita 🤒
2023-08-18
1
wekop
mantap... ditunggu kelanjutannya
2023-08-18
1