Mengetes Kemampuan Sendiri

Di atas tanah tubuh Hao Xuan yang tersungkur terlihat menyedihkan, tampak jelas jika pemuda yang selama ini dijuluki pemuda berbakat dari Desa Gunung Batu itu tidak sadarkan diri akibat satu tendangan dari Lei Tian.

Teman-temannya yang menyaksikan kejadian barusan hampir tidak bisa menerimanya.

"Hai.. Apakah dia masih Lei Tian yang kemarin?"

"Apakah selama ini ia hanya berpura-pura lemah?"

Lei Tian tidak menghiraukan perkataan demi perkataan yang ia dengar dari beberapa orang yang sebelumnya mengejeknya. Ia kemudian melanjutkan perjalanannya untuk mengambil air seperti biasa.

Beberapa teman Hao Xuan yang berjarak beberapa langkah dari Lei Tian segera melangkah mundur, mereka khawatir jika Lei Tian melakukan hal yang sama pada mereka.

Sebelumnya mereka baru saja menghina Lei Tian dan ikut menertawakan, mereka juga takut jika Lei Tian akan membuat perhitungan dengan mereka semua.

Namun Lei Tian ternyata tidak menghiraukan keberadaan mereka hingga punggungnya sudah menghilang dari pandangan mereka.

"Bagaimana ini?" tanya salah seorang dari mereka sambil menunjuk ke arah Hao Xuan.

"Sudahlah kita bangunkan saja dia, mungkin Hao Xuan punya cara untuk membalaskan dendamnya di kemudian hari" ujar yang lainnya.

Setelah ragu sejenak, akhirnya mereka membangunkan Hao Xuan yang kini terlihat sangat memprihatinkan.

"Hai bangun.. Ayo lekas bangun" ucap sahabatnya sambil mengguncang tubuh Hao Xuan.

Hao Xuan yang selama ini tampil mendominasi kini seperti seonggok sampah yang ditinggalkan begitu saja oleh Lei Tian begitu saja.

Setelah beberapa kali usaha, akhirnya Hao Xuan kembali sadar. Dengan pandangan yang masih kabur ia menggerakkan pupil matanya ke kiri dan ke kanan.

"Di mana anak itu?" tanya Hao Xuan dengan nada ketakutan.

"Dia sudah pergi" jawab temannya.

Sambil mengatur napas, Hao Xuan berusaha menstabilkan kekuatannya. Namun pada saat ini ia tidak bisa mengalirkan Qi nya yang selama ini ia andalkan untuk menyombongkan diri.

"Kenapa dia bisa memiliki kekuatan sebesar itu, padahal aku sudah menggunakan tenaga dalam dan dia juga terlihat santai saat menghadapi ku" gumam Hao Xuan dalam hatinya.

Kemudian Hao Xuan menatap ke beberapa orang rekaannya dengan tatapan serius.

"Kalian harus berjanji untuk menjaga rahasia apa yang baru saja terjadi hari ini. Jika tidak aku akan memberikan pelajaran kepada kalian" ucap Hao Xuan dengan nada mengancam.

Hao Xuan tentu tidak akan memiliki wajah jika ada orang lain yang tahu jika ia dikalahkan oleh anak yang selama ini dianggap lemah. Jika sampai kabar ini tersiar ia dan nama besar keluarganya tentu akan menjadi tercoreng.

Dengan tubuh tertatih Hao Xuan segera dipapah oleh teman-temannya untuk mendapatkan pengobatan di tempat tinggalnya. Meskipun ia terluka cukup parah namun tidak berani mengungkapkan jika dirinya baru saja dihajar oleh Lei Tian.

Sementara itu Lei Tian yang sudah berada di sumber mata air tidak menghiraukan sama sekali keadaan Hao Xuan, ia berharap setelah hari ini Hao Xuan dan teman-temannya tidak mengejeknya lagi.

Lei Tian seperti biasa melakukan aktivitasnya, bahkan kalo ini ia juga menyempatkan diri untuk mengetahui kondisi tubuhnya. Ia mencari tempat yang cukup sepi, lalu melakukan beberapa gerakan dasar seperti memukul dan menendang.

Setiap ia berkonsentrasi melakukan sebuah gerakan, ada desiran angin yang mengikuti. Bahkan kekuatannya juga berkali-kali lipat lebih kuat dari biasannya, sebuah batu besar dengan mudah ia geser.

"Apakah aku sudah memiliki tenaga dalam?" gumam Lei Tian dengan penuh keheranan.

"Sebaiknya aku mencoba lagi" batinnya sambil mencoba gerakan melompat dan berlari cepat.

Namun apa yang tidak disangka terjadi, ia bisa melompat lebih jauh. Bahkan saat melakukan gerakan berlari zig-zag ia tidak merasakan kesulitan, ia dengan mudah berlari dengan mengkombinasikan gerakan melompat di atas bebatuan sungai.

"Huh ... Luar biasa" ucapnya pelan.

"Hari hampir siang, sebaiknya aku berburu binatang" pikirnya sambil berlalu ke arah pinggiran hutan.

Lei Tian dengan semangat mulai berburu sendiri, sebelumnya ia berburu bersama orang-orang dewasa dan hanya ikut membantu saja membawa hasil buruan. Kini ia bergerak sendiri dan hanya mengandalkan batang kayu yang akan ia gunakan sebagai senjata.

Tidak membutuhkan waktu yang lama baginya untuk tiba di tempat yang ia maksud, jalur yang ia tuju merupakan jalur yang biasa dilalui oleh binatang buruan dalam mencari makan dan minum.

Lei Tian berhenti sejenak, ia memperhatikan ke sebuah tempat di mana sedang ada kawanan rusa sedang mencari makan.

"Kebetulan sekali, sepertinya aku sedang beruntung" gumamnya penuh semangat.

Lei Tian memperhatikan gerakan rusa-rusa tersebut dengan seksama, setelah merasa jaraknya cukup untuk menyergap kemudian ia mulai melakukan persiapan.

Ia mengendap-endap untuk menjaga agar hawa kehadirannya tidak diketahui oleh kelompok rusa tersebut. Tatapan mata Lei Tian kian berbinar setelah memperhatikan ukuran rusa dewasa tersebut. Dalam benaknya ia sudah tidak sabar membawa hewan buruannya untuk dibawa pulang.

Lei Tian mengambil sebuah batu seukuran kepalan tangannya, dengan memusatkan perhatiannya ia mengerahkan segenap tenaganya untuk melakukan sebuah lemparan keras.

Ia juga bermaksud sambil menguji sejauh mana kekuatan yang ia miliki, kekuatan dan keakuratan adalah dua hal penting dalam hal berburu. Tentunya hal ini berlaku hanya bagi dirinya, para penduduk desa biasanya berburu mengandalkan peralatan serta perlengkapan untuk menjebak mangsa.

Lei Tian mengatur napasnya lalu dengan cepat ia melempar sebuah batu dengan bertekanan tinggi, sebua batu melesat dari tangan kanannya dan tepat mendarat di salah satu kepala rusa.

"Bugh"

Seekor rusa jatuh ke tanah tak sadarkan diri, sepertinya ia langsung mati di tempat tanpa tahu apa yang terjadi.

Melihat kawannya tumbang, yang lainnya segera berhamburan berlari menyelamatkan diri. Rusa-rusa tersebut terlihat panik dan menghilang dalam sekejap dari pandangan Lei Tian.

"Yeah... Berhasil" ucap Lei Tian senang tanpa mempedulikan kawanan rusa yang lainnya.

Pada satu kesempatan sebenarnya ia masih bisa melakukan serangan lainnya, namun ia mengurungkan niatnya karena baginya satu hewan buruan saja sudah cukup untuk makan selama beberapa hari.

Dengan santai ia mendekati seekor rusa yang sudah tidak bernapas tersebut, ia kemudian mengikatnya dan menaruh di atas punggungnya.

Dengan penuh rasa suka cita ia kembali pulang, ia kembali menenteng ember yang sudah ia isi air sebelumnya. Di sepanjang jalan, ia bersenandung kegirangan. Pikirannya sangat sederhana, dengan kekuatan yang dimilikinya maka ia akan terbiasa menyenangkan ibunya.

Setelah tiba di rumahnya ia meletakkan barang bawaannya di dapur, kemudian membereskan beberapa barang yang sepertinya terlihat belum ditata dengan rapi.

"Tuan muda sudah pulang?" sapa Bibi Jian dengan sopan.

"Tuan muda, sepertinya kondisi nyonya sedang memburuk dan kini sedang beristirahat di dalam kamar" sambung Bibi Jian dengan nada sedih.

Terpopuler

Comments

Karya Sujana

Karya Sujana

yeess booom

2024-03-20

2

Nur Tini

Nur Tini

lanjutkan

2024-03-13

0

Sutarwi Ahmad

Sutarwi Ahmad

smangat ya tan'er serirg pendekar pasti banyak ujian.

2024-02-25

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Malam Berdarah
3 Kondisi Lin Mei
4 Lei Tian Kecil Yang Malang
5 Sebuah Keanehan
6 Kemunculan Tanda Aneh
7 Memberi Pelajaran
8 Mengetes Kemampuan Sendiri
9 Kepedihan Yang Mendalam
10 Musibah Di Desa Gunung Batu
11 Melawan Perampok
12 Keajaiban Liontin Naga Petir
13 Zhao Yusi Yang Terpesona
14 Belajar Berkultivasi
15 Mulai Berlatih Teknik Beladiri
16 Menyempurnakan Teknik Dasar
17 Lebih Hebat Belati Atau Pedang?
18 Perasaan Zhao Yusi
19 Berpamitan
20 Menuju Sekte Belati Merah
21 Menjadi Murid Sekte Belati Merah
22 Pergi Ke Perpustakaan
23 Memilih Teknik Beladiri
24 Masa Lalu Yun Zixin
25 Ginseng Spiritual
26 Kejutan Tidak Terduga
27 Kelompok Sepuluh Besar
28 Teknik Dasar Memegang Belati
29 Menyerap Energi Batu Roh
30 Melatih Teknik Tubuh Ilusi
31 Apakah Aku Akan Diam Saja?
32 Mengalahkan Peringkat Ke Sepuluh
33 Kebencian Tao Ming
34 Dua Orang Kakak Beradik
35 Kericuhan Di Aula Murid Luar
36 Sahabat Sejati
37 Pertaruhan Penatua Song
38 Kembali Menerobos
39 Pendaftaran Peserta Pertandingan
40 Keberangkatan Zhao Yusi Ke Ibukota
41 Menyerah Untuk Yang Kedua Kali
42 Lei Tian Bertemu Shui Qing Lagi
43 Melahap Buah Apel Hitam
44 Hari Pertandingan
45 Tantangan Konyol
46 Berakhirnya Daftar Murid Teratas
47 Melawan Murid Peringkat Pertama
48 Kekesalan Shui Niao
49 Menjadi Yang Pertama
50 Identitas Ibunya Zhao Yusi
51 Teknik Penguatan Tubuh
52 Tiba Di Paviliun Murid Dalam
53 Menjadi Murid Penatua Song
54 Murid Inti Terlemah
55 Memurnikan Tubuh Dan Membentuk Tulang
56 Membela Shan Yuze
57 Melawan Murid Dalam
58 Memenangkan Taruhan
59 Pelajaran Dari Penatua Song
60 Mulai Dilatih Penatua Song Gui
61 Situasi Klan Lei
62 Kekacauan Di Kota Sichuan
63 Kekuatan Baru Lei Tian
64 Membuat Tujuh Tubuh Ilusi
65 Nasib Kang Tao Gwe
66 Sikap Cuek
67 Token Akademi Kekaisaran Qin
68 Kemarahan Penatua Mu Chen
69 Situasi Yang Memanas
70 Lei Tian Melawan Penatua Mu Chen
71 Memasuki Ranah Pendekar Dewa
72 Melepaskan Dengan Bangga
73 Simbol Ketua Sekte Belati Merah
74 Lei Tian Turun Gunung
75 Bertemu Kembali Dengan Gong Dun
76 Kharisma Lei Tian
77 Naga Air
78 Sikap Liu Shuai
79 Kejadian Tidak Terduga
80 Paviliun Ungu
81 Menaklukkan Senjata Spiritual
82 Berasal Dari Sekte Yang Sama
83 Merasa Dikerjai
84 Anggota Sekte Serigala Hitam
85 Berita Yang Keliru
86 Liontin Air Abadi
87 Rencana Penyerangan
88 Kepanikan Patriark Liu
89 Kerinduan Zhao Yusi
90 Kemunculan Lei Tian
91 Pertarungan Pembuka
92 Dimulainya Sesuatu Yang Besar
93 Keputusasaan Tetua Sekte Serigala Hitam
94 Kekalahan Patriark Bho Chah
95 Bertindak Nekad
96 Musnahnya Sekte Serigala Hitam
97 Kepanikan Lei Dong
98 Keakraban Zhao Yusi Dan Lei Tian
99 Ketidakhadiran Lei Tian
100 Kemunculan Fei Hung
101 Keputusasaan Klan Lei
102 Menyelesaikan Dendam Masa Lalu
103 Menghabisi Para Pengkhianat
104 Keberadaan Pendekar Tingkat Abadi
105 Menyusun Rencana
106 Kedatangan Patriark Liu
107 Kepergian Lei Tian
108 Cerita Tentang Lei Tian Yang Sesungguhnya
109 Panglima Perang Wanita Yang Kejam
110 Tiba Di Gerbang Timur
111 Kembali Menerobos
112 Bertemu Shio Mei
113 Kekesalan Jenderal Shen Hua
114 Perubahan Situasi
115 Teknik Tubuh Ilusi Tingkat Sempurna
116 Kemenangan Yang Di Depan Mata
117 Shio Mei Yang Sebenarnya
118 Seorang Saksi Mata
119 Kabar Duka Lei Tian
120 Kondisi Tubuh Istimewa
121 Berduka Untuk Lelaki Yang Sama
122 Leluhur Akong
123 Rahasia Belati Merah
124 Ulah Konyol Patriark Sekte Belati Merah
125 Keutamaan Tulang Naga
126 Benci Jadi Cinta
127 Kepercayaan Liu Shuwan
128 Perkembangan Baru
129 Pemberontakan Shio Mei
130 Pemberontakan Shio Mei (2)
131 Pemberontakan Shio Mei (3)
132 Nasib Zhao Yusi
133 Memasuki Ranah Keabadian
134 Jiwa Pedang Spiritual
135 Menyelamatkan Putri Qin Qian
136 Rencana Jahil Kakek Akong
137 Melakukan Kultivasi Ganda
138 Malam Yang Panjang
139 Hubungan Istimewa
140 Berjalan Bersama
141 Menuju Sekte Perisai Api
142 Keinginan Patriark Sekte Perisai Api
143 Kecemburuan Zu Feng
144 Kemunculan Leluhur Sekte Perisai Api
145 Sikap Zu Kai
146 Ingin Jalan-jalan Bersama
147 Nasib Li Yifei
148 Mempelajari Kitab Pengobatan
149 Ramuan Peningkat Tenaga Dalam
150 Bertemu Di Ibukota Dalam Lima Hari
151 Keahlian Sastra Lei Tian
152 Sebuah Pengakuan
153 Ditemani Khu Ching
154 Aksi Heroik Khu Ching
155 Tiba di Paviliun Ungu
156 Lei Tian Masih Hidup?
157 Kabar Bahagia
158 Kegemparan Paviliun Murid Dalam
159 Aura Persaingan Putri Qin Qian
160 Kebahagiaan Zu Sanfeng
161 Menunggu Kekacauan
162 Kehancuran Sekte Teratai Ungu
163 Satu Orang Pendekar Keabadian Tewas
164 Tubuh Khusus Li Yifei
165 Kekuatan Karekteristik Es
166 Sikap Keras Kepala
167 Kecurigaan Yun Zixin Dan Shan Yuze
168 Keinginan Qin Qian
169 Keadaan Yang Ambigu
170 Senangnya Dalam Hati
171 Identitas Lei Tian Mulai Terbuka
172 Pernikahan Zhao Yusi
173 Berjumpa Lei Tian
174 Keterkejutan Zhao Yusi
175 Kemarahan Qin Qian
176 Kemunculan Yang Mi
177 Pertarungan Yang Mi Vs Lei Tian
178 Satu Lagi Binasa
179 Kekuatan Lain
180 Menguasai Akademi Kekaisaran
181 Bunga Alphine
182 Bakat Terpendam
183 Mulai Meningkatkan Kekuatan
184 Kejutan Untuk Kaisar Qin Lau
185 Sejarah Baru
186 Tidak Dapat Dihindari
187 Keterkejutan Para Pendekar Keabadian
188 Lei Tian Terluka
189 Memasuki Ranah Puncak Pendekar Keabadian
190 Kematian Fei Zhiwu
191 Akhir Yang Bahagia (TAMAT)
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Prolog
2
Malam Berdarah
3
Kondisi Lin Mei
4
Lei Tian Kecil Yang Malang
5
Sebuah Keanehan
6
Kemunculan Tanda Aneh
7
Memberi Pelajaran
8
Mengetes Kemampuan Sendiri
9
Kepedihan Yang Mendalam
10
Musibah Di Desa Gunung Batu
11
Melawan Perampok
12
Keajaiban Liontin Naga Petir
13
Zhao Yusi Yang Terpesona
14
Belajar Berkultivasi
15
Mulai Berlatih Teknik Beladiri
16
Menyempurnakan Teknik Dasar
17
Lebih Hebat Belati Atau Pedang?
18
Perasaan Zhao Yusi
19
Berpamitan
20
Menuju Sekte Belati Merah
21
Menjadi Murid Sekte Belati Merah
22
Pergi Ke Perpustakaan
23
Memilih Teknik Beladiri
24
Masa Lalu Yun Zixin
25
Ginseng Spiritual
26
Kejutan Tidak Terduga
27
Kelompok Sepuluh Besar
28
Teknik Dasar Memegang Belati
29
Menyerap Energi Batu Roh
30
Melatih Teknik Tubuh Ilusi
31
Apakah Aku Akan Diam Saja?
32
Mengalahkan Peringkat Ke Sepuluh
33
Kebencian Tao Ming
34
Dua Orang Kakak Beradik
35
Kericuhan Di Aula Murid Luar
36
Sahabat Sejati
37
Pertaruhan Penatua Song
38
Kembali Menerobos
39
Pendaftaran Peserta Pertandingan
40
Keberangkatan Zhao Yusi Ke Ibukota
41
Menyerah Untuk Yang Kedua Kali
42
Lei Tian Bertemu Shui Qing Lagi
43
Melahap Buah Apel Hitam
44
Hari Pertandingan
45
Tantangan Konyol
46
Berakhirnya Daftar Murid Teratas
47
Melawan Murid Peringkat Pertama
48
Kekesalan Shui Niao
49
Menjadi Yang Pertama
50
Identitas Ibunya Zhao Yusi
51
Teknik Penguatan Tubuh
52
Tiba Di Paviliun Murid Dalam
53
Menjadi Murid Penatua Song
54
Murid Inti Terlemah
55
Memurnikan Tubuh Dan Membentuk Tulang
56
Membela Shan Yuze
57
Melawan Murid Dalam
58
Memenangkan Taruhan
59
Pelajaran Dari Penatua Song
60
Mulai Dilatih Penatua Song Gui
61
Situasi Klan Lei
62
Kekacauan Di Kota Sichuan
63
Kekuatan Baru Lei Tian
64
Membuat Tujuh Tubuh Ilusi
65
Nasib Kang Tao Gwe
66
Sikap Cuek
67
Token Akademi Kekaisaran Qin
68
Kemarahan Penatua Mu Chen
69
Situasi Yang Memanas
70
Lei Tian Melawan Penatua Mu Chen
71
Memasuki Ranah Pendekar Dewa
72
Melepaskan Dengan Bangga
73
Simbol Ketua Sekte Belati Merah
74
Lei Tian Turun Gunung
75
Bertemu Kembali Dengan Gong Dun
76
Kharisma Lei Tian
77
Naga Air
78
Sikap Liu Shuai
79
Kejadian Tidak Terduga
80
Paviliun Ungu
81
Menaklukkan Senjata Spiritual
82
Berasal Dari Sekte Yang Sama
83
Merasa Dikerjai
84
Anggota Sekte Serigala Hitam
85
Berita Yang Keliru
86
Liontin Air Abadi
87
Rencana Penyerangan
88
Kepanikan Patriark Liu
89
Kerinduan Zhao Yusi
90
Kemunculan Lei Tian
91
Pertarungan Pembuka
92
Dimulainya Sesuatu Yang Besar
93
Keputusasaan Tetua Sekte Serigala Hitam
94
Kekalahan Patriark Bho Chah
95
Bertindak Nekad
96
Musnahnya Sekte Serigala Hitam
97
Kepanikan Lei Dong
98
Keakraban Zhao Yusi Dan Lei Tian
99
Ketidakhadiran Lei Tian
100
Kemunculan Fei Hung
101
Keputusasaan Klan Lei
102
Menyelesaikan Dendam Masa Lalu
103
Menghabisi Para Pengkhianat
104
Keberadaan Pendekar Tingkat Abadi
105
Menyusun Rencana
106
Kedatangan Patriark Liu
107
Kepergian Lei Tian
108
Cerita Tentang Lei Tian Yang Sesungguhnya
109
Panglima Perang Wanita Yang Kejam
110
Tiba Di Gerbang Timur
111
Kembali Menerobos
112
Bertemu Shio Mei
113
Kekesalan Jenderal Shen Hua
114
Perubahan Situasi
115
Teknik Tubuh Ilusi Tingkat Sempurna
116
Kemenangan Yang Di Depan Mata
117
Shio Mei Yang Sebenarnya
118
Seorang Saksi Mata
119
Kabar Duka Lei Tian
120
Kondisi Tubuh Istimewa
121
Berduka Untuk Lelaki Yang Sama
122
Leluhur Akong
123
Rahasia Belati Merah
124
Ulah Konyol Patriark Sekte Belati Merah
125
Keutamaan Tulang Naga
126
Benci Jadi Cinta
127
Kepercayaan Liu Shuwan
128
Perkembangan Baru
129
Pemberontakan Shio Mei
130
Pemberontakan Shio Mei (2)
131
Pemberontakan Shio Mei (3)
132
Nasib Zhao Yusi
133
Memasuki Ranah Keabadian
134
Jiwa Pedang Spiritual
135
Menyelamatkan Putri Qin Qian
136
Rencana Jahil Kakek Akong
137
Melakukan Kultivasi Ganda
138
Malam Yang Panjang
139
Hubungan Istimewa
140
Berjalan Bersama
141
Menuju Sekte Perisai Api
142
Keinginan Patriark Sekte Perisai Api
143
Kecemburuan Zu Feng
144
Kemunculan Leluhur Sekte Perisai Api
145
Sikap Zu Kai
146
Ingin Jalan-jalan Bersama
147
Nasib Li Yifei
148
Mempelajari Kitab Pengobatan
149
Ramuan Peningkat Tenaga Dalam
150
Bertemu Di Ibukota Dalam Lima Hari
151
Keahlian Sastra Lei Tian
152
Sebuah Pengakuan
153
Ditemani Khu Ching
154
Aksi Heroik Khu Ching
155
Tiba di Paviliun Ungu
156
Lei Tian Masih Hidup?
157
Kabar Bahagia
158
Kegemparan Paviliun Murid Dalam
159
Aura Persaingan Putri Qin Qian
160
Kebahagiaan Zu Sanfeng
161
Menunggu Kekacauan
162
Kehancuran Sekte Teratai Ungu
163
Satu Orang Pendekar Keabadian Tewas
164
Tubuh Khusus Li Yifei
165
Kekuatan Karekteristik Es
166
Sikap Keras Kepala
167
Kecurigaan Yun Zixin Dan Shan Yuze
168
Keinginan Qin Qian
169
Keadaan Yang Ambigu
170
Senangnya Dalam Hati
171
Identitas Lei Tian Mulai Terbuka
172
Pernikahan Zhao Yusi
173
Berjumpa Lei Tian
174
Keterkejutan Zhao Yusi
175
Kemarahan Qin Qian
176
Kemunculan Yang Mi
177
Pertarungan Yang Mi Vs Lei Tian
178
Satu Lagi Binasa
179
Kekuatan Lain
180
Menguasai Akademi Kekaisaran
181
Bunga Alphine
182
Bakat Terpendam
183
Mulai Meningkatkan Kekuatan
184
Kejutan Untuk Kaisar Qin Lau
185
Sejarah Baru
186
Tidak Dapat Dihindari
187
Keterkejutan Para Pendekar Keabadian
188
Lei Tian Terluka
189
Memasuki Ranah Puncak Pendekar Keabadian
190
Kematian Fei Zhiwu
191
Akhir Yang Bahagia (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!