...🍂Happy Reading🍂...
Setelah mendengar biaya operasi yang sangat fantastis, mereka semua terlihat terkejut.
"Pa. Ini terlalu mahal. Keluarga kita akan segera bangkrut jika mengeluarkan uang sebanyak ini hanya untuk operasi" Protes Farhan cepat yang merasa kurang setuju jika operasi ini tetap dilanjutkan.
"Benar kak. Dua ratus milyar itu bukanlah jumlah yang sedikit. Kamu harus mempertimbangkan ini. Operasi semacam ini hanya berlaku untuk kalangan elit saja." Sambung tante Sintya yang juga merasakan hal yang sama.
Mereka merasa, biaya operasi ini terlalu mahal dan hanya kalangan elit lah yang mampu membayarnya sebanyak ini.
"Jika tahu harganya semalam ini, aku tidak akan ikut kesini." Lanjut tante Sintya ketus.
"Benar tante. Aku juga sama. Jika tahu harganya semahal ini, aku tidak akan pergi. Aku pikir operasi ini hanya memerlukan uang dua puluh atau tiga puluh juta saja, tapi ini malah sangat mahal, dan harganya menjadi enam puluh kali lipat lebih tinggi" Keluh Farhan.
Celina yang mendengar perkataan semua orang terlihat menarik nafas panjang, "Apa yang kalian katakan. Shakila juga bagian dalam keluarga kita, apa kalian ingin melihatnya tiada?" Ujar Celina protes atas pendapat semua orang yang tidak ingin membayar biaya operasi anaknya tersebut.
"Heh, Celina. Kamu pikir uang dua ratus milyar itu sedikit? Siapa yang akan membayar uang sebanyak itu, hah? Maaf ya, aku tidak mau." Jawab tante sintya ketus.
"Benar Celina. siapa yang akan membayarnya? Pihak rumah sakit tidak memberikan keringanan. Kepala rumah sakit hanya memberi informasi untuk segera mengurus biaya administrasinya. Darimana kita akan mendapatkan uang sebanyak itu?" Jawab Bayu menerangkan.
Setelah Penanggung jawab rumah sakit itu pergi, Farhan dan yang lainnya segera meminta kepada Abraham untuk mempertimbangkan kembali keputusan operasi ini. Mereka tidak akan setuju untuk membayar biaya
sebanyak itu hanya untuk menyembuhkan putrinya Celina.
"Papa harus pertimbangkan semua ini pa. Bisnis kita masih dalam pemulihan. Jika kita mengambil uang perusahaan sebanyak itu, maka perusahaan kita akan rugi besar" Farhan mencoba meyakinkan ayahnya.
"Tidak, pa. Jangan hentikan operasi ini. Sebelum ini, Direktur rumah sakit pernah berkata kalau mereka akan memberikan perawatan secara gratis untuk Shakila. Sebaiknya kita tanyakan saja kepadanya mengenai hal ini" Ujar Celina cepat, menghentikan ayahnya untuk mengambil keputusan terlalu cepat. Tapi, Kakaknya Farhan dan yang lainnya malah menertawakan ucapan Celina, membuat Celina menatap mereka dengan bingung.
"Celina, Celina. Kamu seyakin itu atas ucapan kepala rumah sakit ini? Bagaimana mungkin pihak rumah sakit akan menggratiskan biaya perawatan begitu saja? Kamu dengar sendiri, biayanya saja sangat besar, pihak rumah sakit tidak akan ambil resiko" Jawab Farhan meremehkan.
"Kalau begitu, aku yang akan membayarnya sendiri" Jawab Celina tegas.
Farhan menatap Celina, lalu kemudian dia tertawa puas, "Hahaha. Dari mana kamu akan mendapatkan uang. Aku saja tidak yakin saat ini kamu memiliki uang sebanyak itu" Jawab Farhan yang kembali meremehkan Celina.
Celina tak mengatakan apapun. Dia hanya diam seraya menatap nyalang ke arah kakaknya.
Sementara itu, Farhan terlihat mencebikkan bibirnya dengan gayanya yang angkuh ia tersenyum sinis.
"Sudah ku duga. Kamu tidak akan punya uangnya" Sindir Farhan sinis.
"Menurutku. Ini terlalu menekan kita. Biaya itu terlalu banyak untuk orang yang hanya membutuhkan operasi, ini tidak sebanding dengan kualitas mereka. Rumah sakit ini juga sangat buruk dalam memberikan pelayanan dan biaya. Aku rasa batalkan saja keputusan ini" Saran Farhan.
"Aku setuju." Jawab Tante Sintya.
"Aku juga setuju kak. Ini terlalu berat" Sambung Hendrawan.
"Aku juga sependapat dengan yang lainnya" Sambung semua orang.
Tidak ada satupun yang menyetujui keputusan untuk operasi, membuat Celina menjadi sedih dan tanpa sadar dia meneteskan air mata.
Abraham pun ragu. Dari banyaknya tekanan dari pihak keluarga nya yang tidak menyetujui rencana operasi ini, dan juga melihat anaknya Celina yang sedih, akhirnya Abraham pun memutuskan untuk menemui Dokter.
"Papa akan menemui kepala rumah sakit dan bertanya mengenai hal ini. Sebelum itu, tolong jangan berdebat disini. Kita datang kesini untuk Shakila, kalian juga harus mengerti itu" Jawab Pak Abraham kemudian, setelah sejenak berpikir, akhirnya pak Abraham pun memutuskan.
Setelah mendengar perkataan Abraham, semua orang pun diam dan menunggu kedatangan Kepala rumah sakit dan juga Profesor Yasa. Walaupun sebenarnya didalam hati, mereka sudah tidak setuju.
Tak lama, kedua orang yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Mereka langsung berdiri kala kedua orang itu memasuki ruangan.
"Maaf karena kalian lama menunggu" Ujar Pak Beni, kepala rumah sakit.
"Tidak apa pak... " pak Abraham menjawab, namun segera di potong oleh anaknya, Farhan.
"Jangan terlalu berbasa-basi lagi. Kami disini hanya ingin mempertanyakan, kenapa biaya rumah sakit sebesar itu dari biaya sebelumnya. Kalian bilang, kalau perawatan satu bulan hanya enam puluh juta, dan seharusnya biaya operasi ini sudah termasuk biaya perawatan." Tanya Farhan sekaligus memprotes kebijakan rumah sakit yang suka berubah-ubah.
"Oh, jadi Dokter Soni sudah menjelaskan semua kepada kalian?" Tanya Pak Beni.
"Tentu saja. Biaya ini diluar dugaan kami. Dan ini sangat mahal sekali" Protes Farhan lagi.
"Farhan, bicaralah yang sopan" Tegur Abraham cepat.
"Maaf tuan Yasa. Bukan kami bermaksud tidak setuju, tapi maksud anak saya biaya dua ratus milyar itu sangat besar. Jadi kami harus mempertimbangkan ini sebelum memutuskan" Lanjut Abraham lagi menjelaskan dengan sangat sopan.
Mendengar itu, Profesor Yasa pun tersenyum tipis, "Kalian tidak perlu membayar biaya tersebut, karena seseorang telah membayarnya" Jawab Profesor Yasa.
Semua orang langsung terkejut dan saling melempar tatapan bingung.
"Siapakah orang baik itu yang mau membayar semua biaya ini, tuan?" Tanya Abraham antusias.
"Orang tersebut ingin identitasnya dirahasiakan, pihak yang dibantu tidak berhak untuk mengetahuinya. Dia adalah orang yang baik, jadi kalian tidak perlu khawatir mengenai semua biaya ini, karena beliau sudah membayar secara lunas" Jawab Profesor Yasa sambil tersenyum ramah.
"Oh ya, dimana tuan Deon. Kenapa dia tidak ada disini? Seharusnya dia di sini untuk mendengarkan beberapa agenda operasi yang akan berlanjut." Profesor Yasa melihat di sekelilingnya, tapi tidak melihat Deon di sana, dia pun langsung bertanya kepada semua orang.
Farhan malah tertawa lirih, "Tidak perlu dipikirkan, Untuk apa dia datang. Lagipula bukan dia yang membayar semua biaya itu" Ucap Farhan.
Profesor dengan wajah serius berkata, "Dia ayah dari anak yang akan kami operasi, mengapa dia tidak berhak tahu? Selain itu, tanpa sumsum tulang belakangnya, operasi ini tak mungkin dapat dilaksanakan." Ujarnya sedikit dengan nada tak suka.
Semua orang memutar bola matanya malas. Sedangkan Celina sedikit terkejut, dia belum mengetahui hal ini sebelumnya. Celina pun segera menelpon Deon untuk menyuruhnya segera datang.
Sementara itu, di tempat lain. Lebih tepatnya diluar ruangan rumah sakit, Deon yang tengah menerobos masuk tiba-tiba mendapatkan sebuah telepon.
Ketika dia melihat nama istrinya, dia segera mengangkatnya.
"Kamu dimana. Semua orang sedang menungggu mu" Ucap Celina segera dari balik telepon.
"Aku terjebak di luar. Semua petugas keamanan rumah sakit melarangku masuk" Jawan Deon. Namun telepon nya langsung mati karena di lempar oleh petugas keamanan.
Sementara itu, kedua mata Celina membola, "Dia tidak bisa masuk, karena ada yang menjaga pintunya." Ucap Celina kepada semua orang di ruangan tersebut.
Mendengar itu, seketika raut wajah Direktur rumah sakit dan profesor Yasa langsung berubah tegang. Mereka pun bergegas keluar untuk mencari Deon.
"Tuan. Kalian tidak perlu pergi, biarkan bawahan saya yang akan kesana memanggil Deon" Ucap Abraham mengusulkan. Tapi, Direktur rumah sakit dan profesor Yasa tidak menghiraukan ucapannya dan langsung pergi keluar begitu saja. Semua orang pun terpaksa mengikuti mereka keluar dari rumah sakit termasuk Farhan yang terlihat menghela nafas kasar.
.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Harman LokeST
kasihan juga Deon selalu di hina
2023-09-27
1