"Iya ma. Itulah kebenarannya! Aku melakukan itu karena dia telah berani-berani melarangku untuk datang ke acara penting kita!" Ucap Robert.
"Ah.. begitu rupanya. Mama pikir kebiasaanmu kambuh lagi." Ucap Lilia.
"Tidak ma. Aku kan sudah janji untuk mengurangi kebiasaanku itu." Ucap Robert.
"Hm ya. Sekarang kau mandilah, lalu tidur. Kau besok harus pergi ke sekolah." Ucap Lilia.
"Iya ma." Ucap Robert.
Robert pun langsung pergi ke kamar
"Haah.. maafkan aku ya pa. Aku sudah membuat keributan." Ucap Lilia.
"Tidak papa kok. Aku tau kecemasanmu itu demi kebaikan Robert. Tapi tenang saja. Aku ada di sini. Tadi kan aku juga yang menemani Robert. Jadi dia tidak akan terkena masalah. Percayakan saja semuanya padaku! Robert akan baik-baik saja. Dia tidak akan pernah terlibat dalam kasus ini!" Ucap Harry sembari memegang pundak Lilia.
"Iya pa. Terima kasih karena sudah melindungi Robert." Ucap Lilia.
"Ya. Kau tidak perlu berterimakasih padaku. Robert itu cucuku. Jadi memang sudah menjadi tugasku sebagai kakeknya untuk melindunginya." Ucap Harry.
"Iya pa." Ucap Lilia sembari mengangguk.
"Hm. Ngomong-ngomong di mana James? Apa dia sudah tidur?" Tanya Harry.
"Ah.. itu.."
"Ada apa pa?" Tanya James yang tiba-tiba saja datang.
"Nah itu dia!" Ucap Lilia.
"Ya. Aku ingin bicara denganmu James. Apa bisa?" Tanya Harry.
"Tentu saja pa." Ucap James.
"Baiklah kalau begitu, kalian berdua bicara saja. Aku akan masuk ke dalam kamar. Kalau perlu sesuatu, kalian bisa panggil aku." Ucap Lilia.
"Iya, selamat tidur sayang. Kau tidur duluan saja ya. Jangan menungguku." Ucap James sembari mengecup kening Lilia.
"Iya. Selamat malam sayang." Ucap Lilia sembari mengecup bibir James.
"Hm." Ucap James sembari tersenyum.
Lalu Lilia pun pergi
"Haah.. syukurlah kalian masih romantis seperti awal pernikahan kalian." Ucap Harry.
"Ups maaf papa. Aku seharusnya tidak menunjukkan hal itu di depanmu. Kau malah jadi nyamuk sekarang. Maaf ya pa. Aku tidak bermaksud begitu." Ucap James.
"Hahaha tidak papa kok. Lagipula aku juga sudah pernah merasakannya dulu. Sekarang aku sudah tidak ingin lagi." Ucap Harry.
"Ya, karena mama sudah tidak ada sekarang. Jadi mana mungkin kau bisa melakukannya lagi pa!" Ucap James.
"Haha kau benar. Tapi sudahlah, itu hanya masa lalu. Tidak perlu diingat." Ucap Harry.
"Hm. Walaupun aku masih penasaran, di mana keberadaan mama yang sebenarnya pa?!" Tanya James.
"..." - Harry hanya diam.
"Hm.. baiklah. Aku tidak akan membahasnya lagi. Jadi sekarang, apa yang ingin kau bicarakan padaku pa?" Tanya James.
"Maaf. Aku tidak bermaksud menyembunyikan apapun darimu James." Ucap Harry.
"Tidak papa. Tidak semua hal harus diberitahu. Benar begitu kan pa? Itu yang kau ajarkan!" Ucap James.
"Ya. Tapi kuharap kau mengerti mengapa aku melakukan ini." Ucap Harry.
"Iya pa. Aku mengerti. Ini prinsip dari keluarga Jamieson." Ucap James.
"Ya benar. Sekarang masuklah ke dalam mobil dan ikut aku." Ucap Harry.
"Baiklah." Ucap James.
James pun langsung menutup pintu rumahnya dan langsung menguncinya!
"Hm.. kau selalu berada di depan ya." Ucap Harry.
"Ya tentu saja. Karena aku selalu tau kebiasaanmu pa. Jika kau datang kesini, maka kau akan langsung mengajakku pergi. Jadi aku langsung membawa kunci rumah!" Ucap James.
"Hm. Kau memang anak terbaikku! Aku sangat beruntung karena punya anak sepertimu! Kau benar-benar anak kebanggaan keluarga Jamieson!" Ucap Harry.
"Ya. Dan kebanggaan.. Blaire Jamieson!" Ucap James.
(DEG) "Hm ya tentu saja." Ucap Harry.
"Ternyata kau masih mengingatnya ya? Syukurlah.." Ucap James.
"Aku tidak akan pernah bisa melupakannya." Ucap Harry.
"Ya sepertinya begitu. Sekarang ayo kita pergi pa. Hari sudah semakin malam." Ucap James.
"Ya kau benar. Ayo kita pergi!" Ucap Harry sembari tersenyum palsu.
Lalu Harry dan James pun langsung masuk ke dalam mobil ~
"Habis membunuh hewan ya?" Tanya James.
"Ya. Kau sudah tau ya sebelum aku mengatakannya?" Tanya Harry.
"Tentu saja. Aku bisa mencium baunya dan baunya berbeda dari bau tubuh manusia." Jawab James.
"Ya kau benar. Sekarang biar aku jelaskan semuanya di perjalanan." Ucap Harry.
"Ya pa. Silahkan." Ucap James.
"Hm." Ucap Harry.
Lalu Harry pun langsung menancapkan gasnya dan langsung membawa James pergi ke suatu tempat!
TOK TOK - TIBA-TIBA ADA SUARA KETUKAN DI PINTU KAMAR ROBERT!
"Ya? Siapa itu?" Tanya Robert dari dalam kamar.
"Ini mama, Robert. Apa kau sudah selesai mandi?" Tanya Lilia.
"Ya ma." Jawab Robert.
'Aduh ngapain ya mama tiba-tiba dateng kesini?' - dalam hati Robert.
"Oh baguslah kalau begitu. Tapi mama ingin melihatmu. Jadi ayo buka pintunya." Ucap Lilia.
"A.. apa? Mama mau masuk?!" Tanya Robert kaget.
"Iya. Biarkan mama masuk." Ucap Lilia.
'Oh tidak! Gawat! A.. aku belum membersihkan kamarku! Kamarku penuh dengan mayat hewan! Bagaimana ini?!!' - dalam hati Robert.
Robert pun mulai panik
"Ayo Robert. Cepat buka pintunya." Ucap Lilia.
"Tu.. tunggu dulu ma!" Ucap Robert panik.
"Hei, kenapa harus tunggu dulu? Kau sedang apa sih? Ayo cepat buka pintunya! Kau belum mandi ya?!" Tanya Lilia.
"Su.. sudah! Ta.. tapi aku belum pakai baju!" Jawab Robert beralasan.
"Apa? Belum pakai baju?!" Tanya Lilia.
"Iya ma. Jadi tunggu sebentar!" Jawab Robert.
"Hm baiklah. Cepat ya." Ucap Lilia.
"I.. iya ma." Ucap Robert.
Robert pun langsung bergegas memasukkan semua mayat hewan itu ke dalam kantong plastik besar dan langsung menyembunyikannya di bawah kolong kasur!
"Ukh aduh. Sekarang bagaimana aku bisa menyembunyikan baunya?" Ucap Robert.
"Ah iya! Aku akan menyemprotkan pewangi ruangan!" Ucap Robert.
Robert pun langsung mengambil pewangi ruangan dan mulai menyemprotkannya ke seluruh tempat!
'Nah dengan begini, mama tidak akan tau soal bau busuknya!' - dalam hati Robert.
(Skip) Robert pun selesai menyemprotkan pewangi ruangannya ~
"Nah sudah. Seharusnya sih ini tidak akan ketahuan!" Ucap Robert.
Robert pun langsung bergegas menyembunyikan pewangi ruangannya dan langsung membukakan pintu kamarnya ~
CKLEK
"Nah akhirnya kamu buka juga. Kamu habis ngapain aja sih tadi?" Tanya Lilia.
"Ah itu ma, aku kan udah bilang tadi. Aku lagi pakai baju!" Jawab Robert.
"Tapi kok lama banget sih?" Tanya Lilia.
"Itu ma, aku gak bisa nemuin bajunya tadi. Mama kan tau sendiri kalau aku sering lupa naruh barang. Jadinya ya gitu. Aku harus cari-cari dulu kemana-mana dan untunglah ketemu." Jawab Robert.
"Oh gitu. Yaudah lain kali, taruh yang bener ya. Taruhnya di lemari. Jangan di sembarang tempat! Kamu itu cowok. Jadi harus rapi!" Ucap Lilia.
"Iya ma." Ucap Robert sembari tersenyum.
"Yaudah mama mau masuk sekarang." Ucap Lilia.
"Oh silahkan ma, silahkan." Ucap Robert.
Robert pun langsung mempersilahkan mamanya untuk masuk ke dalam ~
(DEG) "Bau apa ini Robert?! Bau pewangi ruangan?! Kenapa baunya menyengat sekali?!!" Tanya Lilia.
(DEG) "..." - Robert terkejut.
(GLEK) 'Aduh aku harus jawab apa nih?!' - dalam hati Robert.
"Robert, jangan bilang.."
"AH ITU KARENA ADA BANGKAI TIKUS MA!" Ucap Robert yang langsung menyela perkataan Lilia.
"Hah bangkai tikus?!" Ucap Lilia kaget.
"Iya ma! Bangkai tikus!" Ucap Robert.
"Apa hubungannya bangkai tikus dengan pewangi ruangan Robert?! Kamu jangan coba-coba membohongi mama ya! Jangan bilang kebiasaanmu itu kambuh!" Ucap Lilia kesal.
(DEG) ... - ROBERT.
To Be Continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments