"Hahaha sekarang ayo kita masuk ke dalam! Kita makan dulu, baru setelah itu kalian bisa minta apa saja pada kakek!" Ucap Harry.
"YEAYY OKE KEK!!" UCAP ROBERT DAN LAYLA SENANG.
James tersenyum
Lalu Harry, Robert dan Layla pun masuk ke dalam gudang penyimpanan dengan membiarkan mayatnya tergeletak di luar ~
... - Lilia masih menatap mayat itu.
(Melihat Lilia) "Hei sayang, kenapa kau daritadi menatap jasad itu? Apa ada yang salah?" Tanya James.
"Tidak ada kok. Aku hanya berfikir, kenapa kau masih tidak memperbolehkanku untuk membunuh ‘wanita’itu?" Ucap Lilia kesal.
"Hm sayang. Kau nanti akan tau jawabannya kok. Tenang saja. Cepat atau lambat, kau akan mengetahuinya! Kau percaya padaku kan?" Tanya James sembari memegang pundak istrinya.
"Ya aku percaya padamu. Tapi jawab pertanyaanku ini dengan jujur! Aku harap, tidak ada yang kau sembunyikan dariku!" Ucap Lilia dengan tatapan tajam.
"Ya sayang, tanyakan saja. Aku tidak pernah menyembunyikan apapun darimu!" Ucap James.
"Baiklah. Mari kita buktikan!" Ucap Lilia.
"Ya silahkan." Ucap James.
"Apa kau.. menaruh perasaan padanya?" Tanya Lilia dengan tatapan tajam.
"Hah?! Apa yang kau katakan? Hahaha tentu saja tidak!" Jawab James.
"Apa kau.. serius?" Tanya Lilia tak percaya.
"Hahaha ayolah sayang, apa aku pernah membohongimu? Aku selama ini, selalu jujur padamu!" Jawab James sembari tertawa.
... - Lilia hanya diam dan menatap James dengan serius.
"Kau tidak percaya padaku Lilia? Memangnya aku pernah membohongimu selama ini? Apa kau sudah meragukan kejujuranku sekarang?" Tanya James dengan tatapan tajam.
... - Lilia.
"Oh, kau benar-benar tidak ingin menjawabnya ya?" Tanya James sembari mencengkeram pipi Lilia.
(Langsung melepas cengkraman James dari pipinya) "Baiklah, aku minta maaf. Aku seharusnya tidak meragukan kejujuranmu. Maaf, aku telah curiga padamu." Ucap Lilia.
"Aku harap, kau tidak mengulangi kesalahan yang sama Lilia. Terakhir kali, ibuku juga pernah melakukan kesalahan yang sama dan ayahku tidak bisa memaafkannya. Dan sekarang entah dia ada dimana!" Ucap James.
"Iya. Maafkan aku.." Ucap Lilia sembari menundukkan kepalanya.
(Langsung memegang wajah Lilia) "Hei, aku mencintaimu. Dan aku tidak bermaksud untuk mengancammu. Aku hanya memperingatkanmu." Ucap James.
"Iya." Ucap Lilia.
"Sekarang lupakan masalah ini dan ayo kita masuk ke dalam." Ucap James.
"Oke." Ucap Lilia.
James pun langsung merangkul pundak Lilia dan langsung membawanya masuk ke dalam gudang penyimpanan --
'Cepat atau lambat, kau akan tau segalanya Lilia!' - dalam hati James.
'Hm.. aku tau James itu berbeda dari ayahnya. Aku yakin, dia tidak akan menyakitiku. Tapi rasanya.. aku masih mencurigainya! Entah kenapa, hatiku sakit saat melihat wanita itu! Ini semua benar-benar memuakkan!' - dalam hati Lilia.
(Skip) Di dalam gudang penyimpanan, semuanya sudah menunggu kedatangan mereka!
"Haah.. mama dan papa pasti habis mesra-mesraan seperti biasanya. Kami lelah menunggu tau!" Ucap Layla.
"Iya nih benar! Urusan orang dewasa memang sangat lama ya!" Ucap Robert.
"Haha ya begitulah anak-anak. Biasalah kalau orang sedang di mabuk cinta! Hahaha." Ucap Harry sembari tertawa.
"Eh?! M.. maaf ya!" Ucap Lilia malu.
"Hahaha maaf ya anak-anak. Sekarang mari makan. Kalian pasti sudah sangat lapar!" Ucap James.
"Ya memang pa. Tapi aku harap, kakek membawakan junkfood seperti biasanya!" Ucap Layla.
"Ya tentu saja cucuku! Aku memesan banyak junkfood malam ini! Seperti biasanya! Kesukaan kalian!" Ucap Harry sembari tersenyum.
"Yeayyy kakek memang yang terbaik!" Ucap Layla dan Robert bersamaan.
"Apa mereka akan baik-baik saja? Makan terlalu banyak junkfood kan tidak baik.." Ucap Lilia pelan.
"Tidak masalah kok. Lagian makannya juga hanya setiap hari Senin. Jadi tidak akan ada masalah! Kau tidak perlu khawatir!" Ucap James sembari tersenyum.
"Baiklah. Aku percaya padamu ('karena ini juga soal anak-anakmu. Jadi kau pasti tau yang terbaik untuk mereka. Dan juga.. kau tidak mungkin menyakiti mereka berdua. Keturunanmu sendiri..')." Ucap Lilia.
"Baiklah, ayo sekarang duduk! Kau juga pasti lapar!" Ucap James sembari tersenyum.
"Iya." Ucap Lilia sembari tersenyum.
"Ah lihat itu! Lagi-lagi, mama dan papa bermesra-mesraan! Mereka sampai bisik-bisik segala lagi!" Ucap Layla.
"Ya begitulah mama dan papa. Aku sudah tidak heran lagi. Mereka selalu bermesra-mesraan dimanapun dan kapanpun mereka berada! Mereka tidak ingat waktu dan tempat!" Ucap Robert kesal.
"Eh?!" Ucap Lilia kaget.
Lilia pun menjadi sangat malu
"Hahaha jangan kesal begitu. Kalian membuat ibu kalian malu!" Ucap Harry.
"Ya habisnya sih, mesra-mesraan mulu!" Ucap Layla sebal.
"Hahaha maaf ya anak-anak. Masalahnya, papa sangat mencintai mama kalian sih!!!" Ucap James sembari tersenyum.
"Ish cukup!" Ucap Lilia malu.
"Ya ya kami tau papa! Sekarang ayo duduk dong!" Ucap Layla.
"Iya duduklah di sini. Mesra-mesraannya lanjut di rumah! Sekarang makan dulu, sambil nunggu pesanan junkfoodnya tiba!" Ucap Robert.
"Oke anak-anak!" Ucap James sembari tersenyum.
Lilia pun hanya tersenyum
Lalu James dan Lilia pun ikut duduk di meja makan --
"Baiklah, ini perjamuan yang kakek siapkan khusus untuk kalian!" Ucap Harry sembari tersenyum.
"Ya kami tau kek! Kakek selalu menyiapkan yang terbaik untuk kami!" Ucap Layla sembari tersenyum.
"Ya benar!" Ucap Harry.
"Kali ini siapa nih kek yang kakek masak?!" Tanya Robert.
"Daging manis seorang pria turis!" Jawab Harry sembari tersenyum.
"Ah pria turis yang dikabarkan menghilang di gedung tua itu ya?!" Tanya Layla.
"Yup benar sekali!" Jawab Harry.
"Oh jadi kakek ya pelakunya? Apa kakek benar-benar membawanya ke gedung tua yang kosong itu?" Tanya Robert.
"Ya benar!" Jawab Harry.
"Yah kakek. Kenapa kakek tidak membawa kami kesana sih? Layla kan ingin melihatnya dieksekusi!" Ucap Layla yang langsung cemberut!
"Haha maafkan kakek ya Layla. Masalahnya kan itu belum hari Senin dan kalian juga pada sekolah. Jadi kakek tidak mau mengganggu kalian dan merusak tradisi keluarga kita!" Ucap Harry.
"Ah iya sih. Tapi Layla jadi kepo deh kek. Kira-kira apa yang kakek lakukan pada pria turis itu?" Tanya Layla.
"Kakek melemparnya ke kobaran api, agar dia mati perlahan!" Jawab Harry.
"Wah kakek keren!!!" Ucap Layla.
"Tapi kek, kalau begitu.. ini daging siapa? Daging dari pria turis yang lain?" Tanya Robert.
"Ini tetap daging pria turis yang kakek bilang tadi. Karena sebelum melemparnya ke kobaran api, kakek sempat mengambil bagian tubuhnya! Pertama-tama, kakek memisahkan kaki dan tangannya dulu, baru kakek bakar!" Jawab Harry.
"Wah kirain langsung kakek bakar. Tapi itu jauh lebih keren sih kek! Kakek emang hebat! Seperti pria muda! Hahaha." Ucap Layla sembari mengacungkan jempol!
"Hahaha tentu saja! Kakek ini memang masih berjiwa muda! Jadi jangan remehkan kakek ya!" Ucap Harry.
"Kakek memang narsis!" Ucap Robert.
"Hahaha tentu saja Robert! Kita ini keluarga Jamieson! Jadi harus narsis dong! Karena kita keluarga dengan kasta paling tinggi di dunia!" Ucap Harry bangga.
"Ya kek, kau benar!" Ucap Layla.
"Hahaha tentu saja! Tos dulu dong!" Ucap Harry.
"TOS!" UCAP LAYLA.
"Haah.. kakek dan Layla sama saja." Ucap Robert sembari tersenyum.
"Ya karena kami kakek dan cucu!" Ucap Layla.
"Hahaha benar!" Ucap Harry.
"Ya ampun papa seperti anak kecil saja! Dan Layla juga sampai ikut-ikutan tuh!" Ucap James sembari tersenyum.
"Ya tentu saja! Like grandpa, like granddaughter!" Ucap Layla bangga.
"Hm ya. Aku bisa melihatnya." Ucap James sembari tersenyum.
"Hm benar-benar ya." Ucap Robert sembari tersenyum.
"Ya! Sedangkan papa dan kak Robert kan.."
To Be Continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments