Nanas menjalankan motornya dengan pelan menuju rumah sakit, jalanan yang sepi karena sudah tengah malam dengan hening dan dinginnya malam menemani mereka malam itu.
"Sudahlah, kayaknya saya bakal mati sekarang," ujar Anthony dengan napas tersengal.
"Mati! Mati! Mati! Itu terus yang Bapak bilang, masalah hidup apa yang bapak miliki, kaya iya, banyak relasi iya, hidup terjamin iya, kenapa enteng banget mau mati!" Nanas mulai jengkel dengan Anthony. "Apa kabar dengan saya yang mau hidup besok aja, gak bisa tidur nyenyak tiap malamnya!"
Anthony terdiam, Nanas menatap spion tampaknya Anthony tidak memberi reaksi apapun. "Maaf, Pak."
Anthony tidak menjawab, Nanas mengerakkan kepalanya ke arah Anthony yang tengah menyandarkan kepalanya di bahu kanan miliknya memastikan Anthony masih sadar, dan ternyata Anthony masih sadar.
Hanya saja matanya tampak kosong dan lemah tanpa ekspresi. "Kenapa?"
"Bapak jangan sampai tidur yah, tunggu kita sampai di rumah sakit."
"Kenapa, kamu peduli?"
Tidak ada jawaban dari Nanas kali ini karena motor Nanas sudah memasuki halaman rumah sakit, setelah memarkirkan motornya, Nanas langsung melepas Helm yang di pakai Anthony kemudian memapahnya masuk ke rumah sakit.
"Tolong! Dokter! Suster!"
Nanas yang memanggil tersebut membuat tenaga medis yang bertugas di jam itu langsung menghampiri Nanas.
"Ada apa Mbak?"
"Tolongin, Boss saya, dia overdosis Dok!"
"Overdosis?"
"Dia overdosis obat-obatan, tolong Dok, nanti saya jelaskan," jawab Nanas yang membuat Dokter dan suster itu membawa Anthony ke ruangan rawat.
Nanas sendiri hanya bisa menghela napas lega, tidak terbayang dalam hidupnya bahwa dia akan acak-acakan hari ini, Nanas hanya duduk di kursi tunggu dan berharap Anthony tidak apa-apa, tidak lama kemudian, Dokter yang menangani Anthony keluar dan menemui Nanas.
"Kondisi Pak Anthony sudah membaik, dia hanya mengalami overdosis obat-obatan dalam bentuk pil, dan juga menyuntikkan beberapa cairan yang seharusnya tidak masuk ke dalam tubuhnya, selanjutnya saya meminta keterangan dari Mbak yah," jelas Dokter tersebut berjalan ke ruangannya di ikuti oleh Nanas.
Setelah memberikan keterangan dan nomor asisten milik Anthony, akhirnya Nanas sudah bisa pulang saat asisten Anthony datang ke rumah sakit, kini Nanas sedang berada di kamarnya, sudah jam satu malam sekarang, Kakak dan Ayahnya sudah tidur, ini adalah hari ulang tahun paling padat menurutnya.
BRUK!
Namas mengangkat kepalanya saat mendengar sebuah suara jatuh dari arah jendela kamarnya, Nanas segera bangkit dari duduknya, dia berjalan mengecek ke jendela dan dia menemukan sebuah kotak berisi hadiah untuknya.
Nanas tahu, ini adalah hadiah dari Ibunya, tepat di ulang tahunnya, sang Ibu selalu memberikan hadiah untuk Haura, tapi
Nanas tidak pernah melihat wajah sang Ibu.
Nanas menatap jalanan yang berpapasan langsung dengan jendela kamarnya, dia melihat siluet seorang wanita berjalan disana, Nanas yakin kalau itu adalah Ibunya.
"Mama!" teriak Nanas memanggil wanita tersebut namun wanita tersebut semakin mempercepat langkahnya.
Nanas keluar dari kamarnya sembari berteriak, hal itu berhasil membangunkan penghuni kakak dan ayahnya
Nanas tidak memperdulikan itu, Nanas kembali fokus mengejar sosok wanita yang meninggalkan kotak hadiah untuknya, tapi sayangnya dia kehilangan jejak saat wanita itu masuk ke dalam mobil itu dan mobil itu menjauh darinya.
"Mama! Jangan tinggalin, Nanas!" teriak Nanas terduduk di tanah karena tidak bisa mengejar sang Ibu.
Air mata Nanas jatuh seketika, ini untuk kesekian kalinya, Nanas gagal menemui Ibunya sendiri, Nanas berdiri dari duduknya kemudian berjalan kembali ke rumahnya dimana Kakak dan Ayahnya sudah menunggu.
"Nas, kamu gapapa kan, kamu kenapa?" tanya Ayahnya yang membuat Nanas langsung memeluk sang ayah angkat.
"Aku gapapa kok, Yah, Tadi Mama aku dateng kesini, tapi aku gabisa ngeliat wajahnya," jawab Nanas menangis.
"Udahlah Mas! nyokap Lo itu udah ngebuang Lo, ngapain lagi Lo nangisin dia ganggu aja!" ujar Adeiia, Kakak Angkat Nanas. "Lo tuh anak buangan disini dan Lo selalu bikin keributan."
"Adel! Sudah, jangan ngomong gitu!" tegur Ayah mereka.
"Gapapa, Yah."
Nanas masuk ke kamarnya disusul oleh Adelia dan Ayahnya yang juga masuk ke kamarnya, sesampainya di kamar.
Nanas diam disana, dia melirik kotak hadiah dari Ibunya tadi kemudian menangis sedih, dari kecil Nanas memang sudah kehilangan figur seorang Ibu, Ayahnya yang merawat dirinya walau Lo un dia anak angkat, tapi setiap tahun ada sosok wanita yang Nanas anggap ibunya selalu datang memberi Hadiah di hari ulang tahunnya.
"Kenapasih Mama gamau ketemu sama aku? Apa karena aku beneran anak buangan?"
Nanas tidak tahu persis apa alasan Ibunya meninggalkannya tapi masih memperhatikannya, tapi Ayahnya, selalu mengatakan bahwa dia tidak ditinggalkan, suatu saat Nanas akan dijemput oleh Ibunya.
•
•
•
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Afternoon Honey
bingung sama tokoh Nanas😕❓ada yg seperti saya 🙋
2023-10-10
0
Mey-mey89
,,,
2023-09-13
1
¢αнαуα мєηтαяι
ultahnya samaan ternyata
2023-08-18
1