Bab 2. Pertikahan "Bencana"

Entah atas pertimbangan apa akhirnya Yani menerima menjadi istri Kosim. Sebaliknya Kosim pun sempat menolak karena sadar diri atas kondisinya yang tak mungkin menjadi suami wanita cantik dan anak orang kaya seperti Yani atau nama lengkapnya Yani Nurmala.

Lagi-lagi Pak Soleh menasihatinya, juga ibunya Mak Tiah -kependekan dari Sutiah ibunya Kosim- menyemangatinya karena begitulah amanat yang ia terima dari almarhum bapaknya Kosim.

"Bapakmu yang mengamanti Emak agar kamu mau menikah dengan putrinya Pak Haji Soleh. Tapi itu pun kalau Pak Haji Soleh mau menunaikan janji, kalau tidak ya kamu harus tahu diri cari jodoh yang sesuai dengan kondisi kita, Sim," ujar Mak Tiah kepada anak kesayangan satu-satunya.

Ya, Kosim anak tunggal Pak Soma almarhum dan Bu Sutiah yang kini usianya sudah kurang lebih 60 tahunan. Oleh karena itu Kosimlah satu-satunya harapan Mak Tiah.

"Tapi Mak, uing (aku) malu harus bersanding sama Neng Yani yang cantik lagian dia pun pasti tak bakal mau sama aku," lirih Kosim saat itu, kira-kira setahun lalu sebelum pertikahan berlangsung.

"Emak 'kan udah bilang tadi kalau Pak Soleh masih ingat janjinya. Kalau tidak ya udah cari yang lain kalau kamu masih laku sama perempuan!" tutur Mak Tiah sedikit bercanda.

"Yah...Mak. Pasti kagak bakal maulah Yani dinikahi aku meski bapaknya Pak Haji Soleh mengizinkan atau menunaikan janjinya. Lagian banyak pemuda di sini yang mengejek aku karena aku akan ditikahkan kepada Neng Yani," ujar Kosim bersikeras tak mau menikah dengan Neng Yani.

"Jangan berpikir ke mana-mana, Sim. Kalau berpikiran ke mana-mana malah tambah pusing. Sekarang turuti saja omongan Emakmu. Jika Pak Soleh mengizinkan atau menunaikan janjinya, laksanakan meski anaknya Yani menolak."

Emaknya Kosim rada marah juga karena seolah Kosim bersikeras menolak.

"Tapi Mak, bagaimana kalau orang bilang aku mau ditikahkan gegara janji bapaknya dan bukan atas dasar cinta. Kata si Jojo juga cinta itu penting kalau rumah tangga ingin awet," ujar Kosim masih berkilah dan mengemukakan bebagai alasan.

Secara hasrat lelaki sih memang Kosim bisa dikatakan tak normal kalau tak mau ditikahkan dengan gadis cantik, anak orang kaya, seksi lagi. Tapi Kosim tahu betul jika kondisi timpang antara dirinya dengan Yani kelak bakal banyak menimbulkan masalah.

"Halaaaah....omongan si Jojo kamu denger. Si Jojo sendiri masih jomblo gak laku-laku. Itu tandanya dia tak punya cinta, wong bilang sama orang soal cinta dia sendiri tak punya cinta buktinya gak laku-laku," celoteh Mak Tiah membicarakan anaknya Mpok Ipah, tetangganya.

"Nih dengar lagi ya Sim, dengerin baik-baik. Yang penting kamu menikah dengan Yani sudah mendapat restu Bapaknya. Nah entar jika sudah menikah, lucuti segala embel-embel istrimu yang anak orang kaya. Kamu harus anggap istrimu orang miskin seperti kamu. Karenanya kamu harus berusaha menafkahi istrimu, tanpa menggantungkan pemberian mertuamu. Dengan begitu harga dirimu akan tetap terjaga," ujar Mak Tiah dengan panjang lebar.

Nasihat emaknya setahun lalu itu masih terngiang-ngiang di telinga Kosim. Itulah sebabnya ketika Pak Soleh mengutarakan janjinya untuk menikahkan Kosim dengan Yani, Kosim tak menolak apalagi membantah, dia menyatakan siap dengan catatan Neng Yani pun siap.

"Tenang Sim. Anak Bapak Yani sudah menyatakan kesediannya. Bapak telah menjelaskan mengapa kalian harus menikah dan Yani menerima," kata Pak Haji Soleh saat itu. Ya, sekitar satu tahun lalu.

Akhirnya Kosim dan Yani menikah dalam perhelatan sederhana, hanya dihadiri keluarga terdekat dan handai tolan sekitar tetangga dan kenalannya.

Itu tak lain atas inisiatif Amih Iah yang tak menghendaki pesta mewah atas pertikahan yang disebut oleh Amih Iah sebagai "bencana".

Ini berbeda dengan pertikahan anak sulung Pak Haji Soleh dan Bu Hajah Sajiah atau Amih Iah, Toni, yang sangat mewah karena Bu Hajah Iah sangat puas mendapatkan besan orang kaya seperti dirinya.

Lain halnya saat menikahkan Kosim dan Yani, Amih Iah merasa sayang kalau harus mengeluarkan uang banyak untuk pertikahan "bencana" putri satu-satunya itu.

"Tapi Bu, Toni anak kita Yani anak kita. Bagaimana perasaan hati Yani kalau dia menikah tanpa pesta mewah seperti kakaknya?" ujar Pak Haji Soleh ketika membicarakan rencana pertikahan Kosim dan Toni.

Dengan wajah memerah dan mata sedikit melotot, Amih Iah bicara lantang kepada suaminya.

"Bapak ini bagaimana tho. Kalau bicara itu harus dipikirkan terlebih dahulu, apa benar atau tidak menurut orang lain, bukan menurut hati sendiri!" koar Amih Iah membuat Pak Haji terkaget-kaget.

"Ya tentu dipikirkanlah Bu. Gini-gini juga aku pernah ke Tanah Suci kan bersama Ibu?" balas Pak Haji Soleh

"Jangan bawa-bawa Tanah Suci, malu Pak. Bawa tanah kita saja di sini." ejek Amih Iah.

"Maksud Ibu?" Pak Haji Soleh mengernyitkan dahi.

"Kalu Ibu dulu saat menikahkan si Toni dan si Riri dengan pesta mewah ya wajar karena besan kita juga orang kaya. Takkan kesulitan mengeluarkan biaya berapa pun. Lah ini anak orang miskin, ibunya janda tua, bapaknya telah tiada. Apa Bapak tega meminta duit bayak kepada si janda tua itu?" sungut Amih Iah sekalian saja meledek sang suami.

Pikir Amih Iah mau-maunya saja sumainya memenuhi janji padahal orang yang dijanjikanya sudah meninggal dunia, pasti takkan apa-apa kalau diingkari juga. Ini malah bersikeras mau menikahkan tanpa bekal cinta, tanpa saling cinta, orangtua macam apa itu? bisik batin Bu Hajah Sajiah. Dia lupa bahwa janji itu erat kaitannya dengan urusan agama, tepatnya dengan Allah SWT.

"Jangan hina orang lain Bu. Kemuliaan orang tidak diukur dengan harta kekayaannya, tapi oleh akhlak dan budi perangainya serta nilai-nilai agamanya. "

"Tapi buktinya hanya orang-orang kaya yang bisa memenuhi keinginannya. Ingin ini ingin itu, kalau punya uang dalam waktu sekejap sudah terlaksana. Coba orang miskin, ia hanya mampu melamun dan melamun," sindir Amih Iah membuat Pak Haji Soleh tak berkutik.

Namun bukan tak berkutik tanpa punya senjata untuk membalikkannya, Pak Haji Soleh yang tergolong rajin membaca, rajin menuntut ilmu di majelis taklim bahkan sesekali memberikan ceramah, sudah punya penangkal untuk menyadarkan sang istri yang pemikirannya sudah jauh melenceng.

Akan tetapi untuk sementara Pak Haji mengalah dulu. Yang penting sekarang si Kosim dan si Yani anaknya menikah untuk memenuhi nazar atau janjinya kepada almarhum bapaknya Kosim. Biarpun tidak diistimewakan seperti anak sulungnya.

Benar juga omongan istrinya kalau mau hajat pertikahan mewah tentu Kosim dan Mak Tiah bakal angkat tangan.

Pak Haji hanya bisa berdoa semoga pertikahan Kosim dan Yani berlangsung langgeng, hingga tua, dibarengi dengan limpahan rezeki halal, bisa mengubah nasib takdirnya ke arah yang lebih baik agar menjadi orang yang dihargai orang lain.

Alhamdulillah hingga kini setahun sudah Kosim dan Yani membina rumah tangganya. Namun ada ganjalan dalam hati Pak Haji yaitu hingga kini Yani belum bilang-bilang sedang mengandung.

Padahal Pak Haji sangat mengharapkan Yani segera mengandung, punya anak, sehingga Pak Haji bertambah lagi cucunya. Cucu pertama sudah lahir dari Toni dan Riri, kini tinggal menunggu cucu dari Yani.

Sementara dari Deni, entah kapan, Pak Haji tak begitu berharap, wong si Deni kerjanya cuma minta duit dan duit kuliah enggak beres-beres padahal sudah semester enam.

***

Waktu telah menunjukkan pukul 12:00 siang. Kosim segera bangkit dan menuju masjid terdekat untuk menunaikan salat zuhur.

Usai beribadah, Kosim kembali ke rumahnya, tepatnya rumah mertuanya, ingat suruhan mertuanya untuk menimba air guna mengisi bak mandi hingga penuh.

Kosim pun segera mamasuki kamar mandi yang berada di samping dapur. Dia segera memegang tali timba dan menurunkan ember timbaan yang berukuran sedang membuat penimba agak kesulitan karena airnya terlalu berat untuk diangkat.

Anehnya ember timbaan menjadi sedang itu setelah Kosim tinggal di sana. Sebelumnya ember kecil yang normal-normal saja kalau diangkat. Ember yang ini terasa sangat berat. Lagian kedalaman sumur pun lebih dari 10 meter.

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Anisa Ratiba Hanum

Anisa Ratiba Hanum

cerita yg berbeda satu kata menarik untuk dibaca,, semangat Thor

2023-09-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sedang Makan Dimarahi
2 Bab 2. Pertikahan "Bencana"
3 Bab 3. Menantu Rasa Pembantu
4 Bab 4. Mengintip dari Langit-langit Rumah
5 Bab 5. Dihina Si Tikus Besar
6 Bab 6. Tiga Tamparan Mendarat di Wajah Yani
7 Bab 7. Mengajak Pindah
8 Bab 8. Terpaksa Berbohong
9 Bab 9. Mabuk Berat
10 Bab 10. Kabur Lewat Dapur
11 Bab 11. Ditendang hingga Terjengkang
12 Bab 12. Malam Pertama yang Tertunda
13 Bab 13. Kompak Mandi Besar
14 Bab 14. Bersilat Lidah
15 Bab 15. Dicurigai
16 Bab 16. Menanti Doping Deritan Ranjang
17 Bab 17. Hasrat yang Hilang
18 Bab 18. Demi Kemanusiaan
19 Bab 19. Senjata Andalan Bi Icih
20 Bab 20. "Keluar Kau!!!!"
21 Bab 21. Dihina Habis-habisan
22 Bab 22. Kenangan Masa Kecil
23 Bab 23. Para-para Rumah pun Dinaiki
24 Bab 24. Masuk Rumah Tak Melepas Sandal
25 Bab 25. Melawan
26 Bab 26. Godaan Sang Pengojek
27 Bab 27. Tak Terpengaruh
28 Bab 28. Minta Diajari Bela Diri
29 Bab 29. Diketahui Mata-mata
30 Bab 30. Disambut Tangisan Histeris
31 Bab 31. Tiada Maaf Bagimu
32 Bab 32. Doa Dapat Momongan
33 Bab 33. Jojo Sedih Oyot Nekat
34 Bab 34. Asisten Kompor
35 Bab 35. Bisikan Jahat
36 Bab 36. Bangga Anak 'Ngegeng'
37 Bab 37. Misi Balas Dendam
38 Bab 38. Dibawa ke Dangau Sunyi
39 Bab 39. Tak Melawan
40 Bab 40. Masih Hidup
41 Bab 41. Oyot yang Selamat dan Rencana Johar Berbuat Jahat
42 Bab 42. Dihadang Sepulang Sekolah
43 Bab 43. Dihajar Dongkrak
44 Bab 44. Pemuda Idaman
45 Bab 45. Ingin Pergi Jauh
46 Bab 46. Cinta Buta
47 Bab 47. Jadi Permen Saja
48 Bab 48. Mundur dari Preman Maju Jadi Orang Beriman
49 Bab 49. Kerja Sama
50 Bab 50. Diperas
51 Bab 51. Dirayu
52 Bab 52. Diborgol
53 Bab 53. Kaget, Oyot Disel juga
54 Bab 54. Terkejut
55 Bab 55. Hamil
56 Bab 56. Menangis
57 Bab 57. Bagi-bagi Duit
58 Bab 58. "Gampang, tinggal menjerit"
59 Bab 59. Iblis Kurang Asem!
60 Bab 60. Keceplosan Bicara
61 Bab 61. Nungging
62 Bab 62. "Juhri, Cabut!"
63 Bab 63. Rumah dan Motor Baru
64 Bab 64. Minta Bantuan Dukun
65 Bab 65. Pulang
66 Bab 66. Mendadak Kangen
67 Bab 67. Tak Mau Dijemput
68 Bab 68. Dibuntuti
69 Bab 69. Tumbang
70 Bab 70. Berembuk
71 Bab 71. Didatangi Suami
72 Bab 72. "Jangan Bawa Anakku!"
73 Bab 73. Interogasi ala Pak Haji
74 Bab 74. "Ampun Pak Haji, Ampun"
75 Bab 75. Di Ujung Sujud Tahajud
76 Bab 76. Menemukan Sandal
77 Bab 77. Bermula dari Patah Hati
78 Bab 78. Godaan Sang Istri
79 Bab 79. Srikandi Pantang Menangis
80 Bab 80. Minta Perlindungan Dukun
81 Bab 81. Bisikan Gaib
82 Bab 82. "Toloooong...!"
83 Bab 83. Yani Sembuh Kosim Masih Misterius
84 Bab 84. Menangisi Baju Sang Suami
85 Bab 85. "Ya Allah Semoga Suamiku Selamat...."
86 Bab 86. Memilih Temani Sang Ayah
87 Bab 87. Terlacak
88 Bab 88. Bergerak Menuju Persembunyian
89 Bab 89. Sepuluh Tahun Kemudian
90 Bab 90. Tak Ingin Mengkhianati Cinta
91 Bab 91. Melihat Istri dengan Pria Lain
92 Bab 92. Antara Kabar Bahagia dan Kabar Duka
93 Bab 93. Ikatan Batin
94 Bab 94. "Papa Kejam!"
95 Bab 95. Jeritan Histeris
96 Bab 96. Terpaksa Dikerangkeng
97 Bab 97. "Sudah Dapat Calon Istrinya?"
98 Bab 98. "Panggil Saja Mama"
99 Bab 99. Bulan Madu Lagi
100 Bab 100 (Tamat) - Amih pun Minta Maaf
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1. Sedang Makan Dimarahi
2
Bab 2. Pertikahan "Bencana"
3
Bab 3. Menantu Rasa Pembantu
4
Bab 4. Mengintip dari Langit-langit Rumah
5
Bab 5. Dihina Si Tikus Besar
6
Bab 6. Tiga Tamparan Mendarat di Wajah Yani
7
Bab 7. Mengajak Pindah
8
Bab 8. Terpaksa Berbohong
9
Bab 9. Mabuk Berat
10
Bab 10. Kabur Lewat Dapur
11
Bab 11. Ditendang hingga Terjengkang
12
Bab 12. Malam Pertama yang Tertunda
13
Bab 13. Kompak Mandi Besar
14
Bab 14. Bersilat Lidah
15
Bab 15. Dicurigai
16
Bab 16. Menanti Doping Deritan Ranjang
17
Bab 17. Hasrat yang Hilang
18
Bab 18. Demi Kemanusiaan
19
Bab 19. Senjata Andalan Bi Icih
20
Bab 20. "Keluar Kau!!!!"
21
Bab 21. Dihina Habis-habisan
22
Bab 22. Kenangan Masa Kecil
23
Bab 23. Para-para Rumah pun Dinaiki
24
Bab 24. Masuk Rumah Tak Melepas Sandal
25
Bab 25. Melawan
26
Bab 26. Godaan Sang Pengojek
27
Bab 27. Tak Terpengaruh
28
Bab 28. Minta Diajari Bela Diri
29
Bab 29. Diketahui Mata-mata
30
Bab 30. Disambut Tangisan Histeris
31
Bab 31. Tiada Maaf Bagimu
32
Bab 32. Doa Dapat Momongan
33
Bab 33. Jojo Sedih Oyot Nekat
34
Bab 34. Asisten Kompor
35
Bab 35. Bisikan Jahat
36
Bab 36. Bangga Anak 'Ngegeng'
37
Bab 37. Misi Balas Dendam
38
Bab 38. Dibawa ke Dangau Sunyi
39
Bab 39. Tak Melawan
40
Bab 40. Masih Hidup
41
Bab 41. Oyot yang Selamat dan Rencana Johar Berbuat Jahat
42
Bab 42. Dihadang Sepulang Sekolah
43
Bab 43. Dihajar Dongkrak
44
Bab 44. Pemuda Idaman
45
Bab 45. Ingin Pergi Jauh
46
Bab 46. Cinta Buta
47
Bab 47. Jadi Permen Saja
48
Bab 48. Mundur dari Preman Maju Jadi Orang Beriman
49
Bab 49. Kerja Sama
50
Bab 50. Diperas
51
Bab 51. Dirayu
52
Bab 52. Diborgol
53
Bab 53. Kaget, Oyot Disel juga
54
Bab 54. Terkejut
55
Bab 55. Hamil
56
Bab 56. Menangis
57
Bab 57. Bagi-bagi Duit
58
Bab 58. "Gampang, tinggal menjerit"
59
Bab 59. Iblis Kurang Asem!
60
Bab 60. Keceplosan Bicara
61
Bab 61. Nungging
62
Bab 62. "Juhri, Cabut!"
63
Bab 63. Rumah dan Motor Baru
64
Bab 64. Minta Bantuan Dukun
65
Bab 65. Pulang
66
Bab 66. Mendadak Kangen
67
Bab 67. Tak Mau Dijemput
68
Bab 68. Dibuntuti
69
Bab 69. Tumbang
70
Bab 70. Berembuk
71
Bab 71. Didatangi Suami
72
Bab 72. "Jangan Bawa Anakku!"
73
Bab 73. Interogasi ala Pak Haji
74
Bab 74. "Ampun Pak Haji, Ampun"
75
Bab 75. Di Ujung Sujud Tahajud
76
Bab 76. Menemukan Sandal
77
Bab 77. Bermula dari Patah Hati
78
Bab 78. Godaan Sang Istri
79
Bab 79. Srikandi Pantang Menangis
80
Bab 80. Minta Perlindungan Dukun
81
Bab 81. Bisikan Gaib
82
Bab 82. "Toloooong...!"
83
Bab 83. Yani Sembuh Kosim Masih Misterius
84
Bab 84. Menangisi Baju Sang Suami
85
Bab 85. "Ya Allah Semoga Suamiku Selamat...."
86
Bab 86. Memilih Temani Sang Ayah
87
Bab 87. Terlacak
88
Bab 88. Bergerak Menuju Persembunyian
89
Bab 89. Sepuluh Tahun Kemudian
90
Bab 90. Tak Ingin Mengkhianati Cinta
91
Bab 91. Melihat Istri dengan Pria Lain
92
Bab 92. Antara Kabar Bahagia dan Kabar Duka
93
Bab 93. Ikatan Batin
94
Bab 94. "Papa Kejam!"
95
Bab 95. Jeritan Histeris
96
Bab 96. Terpaksa Dikerangkeng
97
Bab 97. "Sudah Dapat Calon Istrinya?"
98
Bab 98. "Panggil Saja Mama"
99
Bab 99. Bulan Madu Lagi
100
Bab 100 (Tamat) - Amih pun Minta Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!