Entah atas pertimbangan apa akhirnya Yani menerima menjadi istri Kosim. Sebaliknya Kosim pun sempat menolak karena sadar diri atas kondisinya yang tak mungkin menjadi suami wanita cantik dan anak orang kaya seperti Yani atau nama lengkapnya Yani Nurmala.
Lagi-lagi Pak Soleh menasihatinya, juga ibunya Mak Tiah -kependekan dari Sutiah ibunya Kosim- menyemangatinya karena begitulah amanat yang ia terima dari almarhum bapaknya Kosim.
"Bapakmu yang mengamanti Emak agar kamu mau menikah dengan putrinya Pak Haji Soleh. Tapi itu pun kalau Pak Haji Soleh mau menunaikan janji, kalau tidak ya kamu harus tahu diri cari jodoh yang sesuai dengan kondisi kita, Sim," ujar Mak Tiah kepada anak kesayangan satu-satunya.
Ya, Kosim anak tunggal Pak Soma almarhum dan Bu Sutiah yang kini usianya sudah kurang lebih 60 tahunan. Oleh karena itu Kosimlah satu-satunya harapan Mak Tiah.
"Tapi Mak, uing (aku) malu harus bersanding sama Neng Yani yang cantik lagian dia pun pasti tak bakal mau sama aku," lirih Kosim saat itu, kira-kira setahun lalu sebelum pertikahan berlangsung.
"Emak 'kan udah bilang tadi kalau Pak Soleh masih ingat janjinya. Kalau tidak ya udah cari yang lain kalau kamu masih laku sama perempuan!" tutur Mak Tiah sedikit bercanda.
"Yah...Mak. Pasti kagak bakal maulah Yani dinikahi aku meski bapaknya Pak Haji Soleh mengizinkan atau menunaikan janjinya. Lagian banyak pemuda di sini yang mengejek aku karena aku akan ditikahkan kepada Neng Yani," ujar Kosim bersikeras tak mau menikah dengan Neng Yani.
"Jangan berpikir ke mana-mana, Sim. Kalau berpikiran ke mana-mana malah tambah pusing. Sekarang turuti saja omongan Emakmu. Jika Pak Soleh mengizinkan atau menunaikan janjinya, laksanakan meski anaknya Yani menolak."
Emaknya Kosim rada marah juga karena seolah Kosim bersikeras menolak.
"Tapi Mak, bagaimana kalau orang bilang aku mau ditikahkan gegara janji bapaknya dan bukan atas dasar cinta. Kata si Jojo juga cinta itu penting kalau rumah tangga ingin awet," ujar Kosim masih berkilah dan mengemukakan bebagai alasan.
Secara hasrat lelaki sih memang Kosim bisa dikatakan tak normal kalau tak mau ditikahkan dengan gadis cantik, anak orang kaya, seksi lagi. Tapi Kosim tahu betul jika kondisi timpang antara dirinya dengan Yani kelak bakal banyak menimbulkan masalah.
"Halaaaah....omongan si Jojo kamu denger. Si Jojo sendiri masih jomblo gak laku-laku. Itu tandanya dia tak punya cinta, wong bilang sama orang soal cinta dia sendiri tak punya cinta buktinya gak laku-laku," celoteh Mak Tiah membicarakan anaknya Mpok Ipah, tetangganya.
"Nih dengar lagi ya Sim, dengerin baik-baik. Yang penting kamu menikah dengan Yani sudah mendapat restu Bapaknya. Nah entar jika sudah menikah, lucuti segala embel-embel istrimu yang anak orang kaya. Kamu harus anggap istrimu orang miskin seperti kamu. Karenanya kamu harus berusaha menafkahi istrimu, tanpa menggantungkan pemberian mertuamu. Dengan begitu harga dirimu akan tetap terjaga," ujar Mak Tiah dengan panjang lebar.
Nasihat emaknya setahun lalu itu masih terngiang-ngiang di telinga Kosim. Itulah sebabnya ketika Pak Soleh mengutarakan janjinya untuk menikahkan Kosim dengan Yani, Kosim tak menolak apalagi membantah, dia menyatakan siap dengan catatan Neng Yani pun siap.
"Tenang Sim. Anak Bapak Yani sudah menyatakan kesediannya. Bapak telah menjelaskan mengapa kalian harus menikah dan Yani menerima," kata Pak Haji Soleh saat itu. Ya, sekitar satu tahun lalu.
Akhirnya Kosim dan Yani menikah dalam perhelatan sederhana, hanya dihadiri keluarga terdekat dan handai tolan sekitar tetangga dan kenalannya.
Itu tak lain atas inisiatif Amih Iah yang tak menghendaki pesta mewah atas pertikahan yang disebut oleh Amih Iah sebagai "bencana".
Ini berbeda dengan pertikahan anak sulung Pak Haji Soleh dan Bu Hajah Sajiah atau Amih Iah, Toni, yang sangat mewah karena Bu Hajah Iah sangat puas mendapatkan besan orang kaya seperti dirinya.
Lain halnya saat menikahkan Kosim dan Yani, Amih Iah merasa sayang kalau harus mengeluarkan uang banyak untuk pertikahan "bencana" putri satu-satunya itu.
"Tapi Bu, Toni anak kita Yani anak kita. Bagaimana perasaan hati Yani kalau dia menikah tanpa pesta mewah seperti kakaknya?" ujar Pak Haji Soleh ketika membicarakan rencana pertikahan Kosim dan Toni.
Dengan wajah memerah dan mata sedikit melotot, Amih Iah bicara lantang kepada suaminya.
"Bapak ini bagaimana tho. Kalau bicara itu harus dipikirkan terlebih dahulu, apa benar atau tidak menurut orang lain, bukan menurut hati sendiri!" koar Amih Iah membuat Pak Haji terkaget-kaget.
"Ya tentu dipikirkanlah Bu. Gini-gini juga aku pernah ke Tanah Suci kan bersama Ibu?" balas Pak Haji Soleh
"Jangan bawa-bawa Tanah Suci, malu Pak. Bawa tanah kita saja di sini." ejek Amih Iah.
"Maksud Ibu?" Pak Haji Soleh mengernyitkan dahi.
"Kalu Ibu dulu saat menikahkan si Toni dan si Riri dengan pesta mewah ya wajar karena besan kita juga orang kaya. Takkan kesulitan mengeluarkan biaya berapa pun. Lah ini anak orang miskin, ibunya janda tua, bapaknya telah tiada. Apa Bapak tega meminta duit bayak kepada si janda tua itu?" sungut Amih Iah sekalian saja meledek sang suami.
Pikir Amih Iah mau-maunya saja sumainya memenuhi janji padahal orang yang dijanjikanya sudah meninggal dunia, pasti takkan apa-apa kalau diingkari juga. Ini malah bersikeras mau menikahkan tanpa bekal cinta, tanpa saling cinta, orangtua macam apa itu? bisik batin Bu Hajah Sajiah. Dia lupa bahwa janji itu erat kaitannya dengan urusan agama, tepatnya dengan Allah SWT.
"Jangan hina orang lain Bu. Kemuliaan orang tidak diukur dengan harta kekayaannya, tapi oleh akhlak dan budi perangainya serta nilai-nilai agamanya. "
"Tapi buktinya hanya orang-orang kaya yang bisa memenuhi keinginannya. Ingin ini ingin itu, kalau punya uang dalam waktu sekejap sudah terlaksana. Coba orang miskin, ia hanya mampu melamun dan melamun," sindir Amih Iah membuat Pak Haji Soleh tak berkutik.
Namun bukan tak berkutik tanpa punya senjata untuk membalikkannya, Pak Haji Soleh yang tergolong rajin membaca, rajin menuntut ilmu di majelis taklim bahkan sesekali memberikan ceramah, sudah punya penangkal untuk menyadarkan sang istri yang pemikirannya sudah jauh melenceng.
Akan tetapi untuk sementara Pak Haji mengalah dulu. Yang penting sekarang si Kosim dan si Yani anaknya menikah untuk memenuhi nazar atau janjinya kepada almarhum bapaknya Kosim. Biarpun tidak diistimewakan seperti anak sulungnya.
Benar juga omongan istrinya kalau mau hajat pertikahan mewah tentu Kosim dan Mak Tiah bakal angkat tangan.
Pak Haji hanya bisa berdoa semoga pertikahan Kosim dan Yani berlangsung langgeng, hingga tua, dibarengi dengan limpahan rezeki halal, bisa mengubah nasib takdirnya ke arah yang lebih baik agar menjadi orang yang dihargai orang lain.
Alhamdulillah hingga kini setahun sudah Kosim dan Yani membina rumah tangganya. Namun ada ganjalan dalam hati Pak Haji yaitu hingga kini Yani belum bilang-bilang sedang mengandung.
Padahal Pak Haji sangat mengharapkan Yani segera mengandung, punya anak, sehingga Pak Haji bertambah lagi cucunya. Cucu pertama sudah lahir dari Toni dan Riri, kini tinggal menunggu cucu dari Yani.
Sementara dari Deni, entah kapan, Pak Haji tak begitu berharap, wong si Deni kerjanya cuma minta duit dan duit kuliah enggak beres-beres padahal sudah semester enam.
***
Waktu telah menunjukkan pukul 12:00 siang. Kosim segera bangkit dan menuju masjid terdekat untuk menunaikan salat zuhur.
Usai beribadah, Kosim kembali ke rumahnya, tepatnya rumah mertuanya, ingat suruhan mertuanya untuk menimba air guna mengisi bak mandi hingga penuh.
Kosim pun segera mamasuki kamar mandi yang berada di samping dapur. Dia segera memegang tali timba dan menurunkan ember timbaan yang berukuran sedang membuat penimba agak kesulitan karena airnya terlalu berat untuk diangkat.
Anehnya ember timbaan menjadi sedang itu setelah Kosim tinggal di sana. Sebelumnya ember kecil yang normal-normal saja kalau diangkat. Ember yang ini terasa sangat berat. Lagian kedalaman sumur pun lebih dari 10 meter.
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Anisa Ratiba Hanum
cerita yg berbeda satu kata menarik untuk dibaca,, semangat Thor
2023-09-14
1