Pembunuhan Pertama

"Kalian bertiga pergi dari sini, biar aku saja yang menahan mereka!" kata Fa Lio Bai dengan suara pelan.

"Mana mungkin paman mampu melawan mereka berempat sendirian? Sebaiknya kita bersama-sama saja menghadapinya!" kata Qian.

"Jangan bodoh, mereka bukan lawan yang mudah untuk dihadapi oleh kalian," jawab Fa Lio Bai.

"Selama kita bekerja sama, kita pasti bisa meloloskan diri dari mereka," ucap Qian.

Melihat Qian yang tidak menurut, Fa Lio Bai tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan Fa Xian juga seperti enggan untuk pergi meninggalkan dirinya yang akan melawan keempat pendekar yang menghampiri mereka.

"Tuan, kenapa Tuan menyerang kami? Apa salah kami?" tanya Fa Lio Bai.

"Kalian memang tidak memiliki kesalahan apapun, hanya saja kami tidak bisa membiarkan orang yang melihat aksi kami ini dibiarkan hidup, demi menjaga kerahasiaan tugas kami, maka saksi mata harus dihilangkan," kata sosok Pendekar paruh baya.

Fa Lio Bai memperhatikan senjata mereka berempat, dia tahu jika di setiap senjata mereka masing-masing mengandung racun, jika sampai terkena satu goresan kecil saja, maka akibatnya sangat fatal.

"Xian, kamu dan Qian serta adikmu jangan sampai terpisah, waspadalah terhadap senjata mereka, jangan sampai kalian terkena satu goresan sekecil apapun oleh senjata itu, karena senjata itu sangatlah beracun," kata Fa Lio Bai.

"Aku mengerti ayah!" jawab Fa Xian.

Keempat Pendekar itu kini mulai memutar-mutar senjata tali mereka dan akan segera memulai serangannya kepada Fa Lio Bai, sedangkan Qian dan Fa Xian maju melindungi Fa Xieyin.

"Adik, kamu ambil senjata kami di kereta!" kata Fa Xian.

Fa Xieyin segera berlari untuk mengambilkan senjata milik mereka berdua sekaligus mengambil busur panahnya, sedangkan keempat Pendekar itu tidak memperdulikan Fa Xeiyin, karena mereka berpikir jika Fa Xeiyin dan kedua pemuda di belakang Fa Lio Bai tidaklah berbahaya.

Qian terkejut saat Fa Xeiyin memberikan Pedang Naga Api nya yang masih terbungkus oleh lilitan kain merah, dia tentu tidak berharap untuk menggunakan Pedang nya saat ini, karena Pedang itu hanya akan membuatnya kehilangan tenaga nya.

"Terima kasih, tapi aku tidak akan menggunakan ini!" kata Qian.

Kedua Pendekar Jiwa Ahli melemparkan Mata Pisau nya ke arah Fa Lio Bai, keduanya memainkan tali tersebut dengan sangat lihai sehingga serangan mereka yang fleksibel bergerak dengan leluasa untuk melukai Fa Lio Bai.

Fa Lio Bai melompat menghindari setiap serangan seraya bergerak ke arah Keretanya lalu segera mengambil tongkat panjang. Dengan permainan tongkatnya, Fa Lio Bai mulai menahan setiap mata pisau yang terayun ke arahnya sembari bergerak maju untuk memberikan serangan dari jarak dekat.

Kedua Pendekar Jiwa Petarung lainnya kini mengincar Fa Xian dan Qian, mereka berdua tersenyum karena mereka tahu jika kedua pemuda itu baru menjadi seorang Pendekar Jiwa Petarung, jadi kemampuan bertarung kedua pemuda itu tidak akan mungkin sebanding dengan kedua Pendekar dari Racun Kalajengking.

Fa Xian mencabut pedangnya lalu menyerang salah satu pendekar dengan menggunakan jurus permainan pedang yang biasa diperagakan saat di pertunjukan. Dengan permainan pedang yang memiliki gerakan lincah dan sangat gesit, Fa Xian berusaha melancarkan serangannya dari jarak yang sangat dekat, dia tidak akan memberikan kesempatan bagi lawannya untuk menyerangnya.

Pendekar yang satu lagi juga memulai serangannya kepada Qian yang tidak mau menggunakan pedangnya, jadi pendekar tersebut sangat yakin jika dia akan dapat dengan mudah membunuh Qian.

Dengan ilmu meringankan tubuh yang sudah dikuasainya, Qian melompat dan menghindari setiap serangan pisau yang datang, walau sudah bergerak dengan sangat lincah, namun tetap saja Qian selalu saja hampir terkena mata pisau itu, terkadang hampir mengenai lengannya, wajahnya, hingga lehernya, untungnya Qian selalu bisa menghindarinya.

Fa Xeiyin masih fokus memperhatikan pertarungan Fa Xian dan Qian serta Ayahnya. Setelah di perhatikan dia merasa ayahnya lah yang memerlukan bantuannya sehingga dia segera menarik busurnya dan menargetkan salah satu Pendekar Jiwa Ahli yang berhadapan dengan ayahnya.

Yang mengetahui kemampuan asli Fa Xieyin tentu adalah ayah dan kakaknya, sedangkan Qian hanya melihatnya sekali saja, jadi dia belum sepenuhnya mengetahui kemampuan memanah Fa Xeiyin yang sebenarnya, dan kali ini Fa Xeiyin akan menunjukkannya.

Ibu Fa Xeiyin sebenarnya adalah seorang Pendekar yang memiliki nama julukan sebagai Pemanah Mata Angin, dia adalah salah satu murid dari perguruan besar Aliran Bebas yang bernama Perguruan Bulan Suci dimana perguruan murid-muridnya semuanya adalah wanita.

Perguruan Bulan Suci akan mengeluarkan murid-murid dari perguruan apabila murid itu menikah. Aturan di Bulan Suci memang harus murid-murid yang masih perawan Suci lah yang boleh tinggal selamanya, dan jika ada yang memilih untuk menikah, itu artinya dia sudah tidak berhak lagi menjadi bagian dari perguruan karena akan segera memberikan kesuciannya kepada suaminya.

Hingga saat ini Perguruan Bulan Suci masih ada, dan bahkan berkembang hingga menjadi salah satu perguruan besar di aliran Bebas, walau demikian Perguruan itu tidak mengekang murid-muridnya, para murid-murid yang merupakan gadis-gadis suci diberikan kebebasan untuk memilih takdir hidup mereka sendiri, kecuali satu larangan saja yang tidak boleh dilanggar, yaitu tidak boleh berzina, sebab itu akan dianggap sebagai aib yang akan mencoreng nama besar Perguruan mereka.

Jika ada salah satu murid yang berani melanggar aturan dan ketahuan sudah tidak perawan sebelum menikah, maka hukumannya tidak hanya akan dikeluarkan dari perguruan, seluruh ilmu beladiri yang diajarkan akan hilangkan lalu akan dikeluarkan dengan tidak hormat oleh guru besar perguruan.

Berbeda halnya dengan yang masih perawan dan akan menikah, mereka akan dikeluarkan namun semua ilmu beladiri yang mereka pelajari dari perguruan tidak akan dihilangkan, sebab mereka tahu jika itu sangat dibutuhkan untuk melindungi keluarga nya sehingga mereka bisa keluar secara terhormat seperti Istri Fa Lio Bai.

Fa Xeiyin berusaha memfokuskan bidikan anak panahnya ke arah salah satu Pendekar tersebut, walau pendekar itu masih bergerak dengan bertukar posisi dengan Fa Lio Bai, itu tidak membuat Fa Xeiyin kesulitan.

Fa Xeiyin menunggu waktu yang tepat untuk melepaskan anak panahnya, dan setelah menemukan momen tersebut, Fa Xeiyin segera melepaskan anak panahnya yang melesat dengan cepat seperti membelah Angin ke arah Pendekar yang sudah ditargetkan.

Pendekar itu yang terlalu fokus menyerang Fa Lio Bai sama sekali tidak mewaspadai hal lainnya, tentu dia tidak tahu jika saat ini akan ada anak panah yang melesat ke arahnya, dan begitu dia akan kembali menyerang, barulah dia merasakan jika ada anak panah yang akan segera mengenai dirinya.

Pendekar tersebut yang baru menyadari akan hal itu terlambat untuk menghindari serangan laju anak panah sehingga anak panah itu menancap tepat di sela-sela tulang rusuknya yang menembus jantung hingga tembus rusuk yang di sebelah.

Pendekar itu mengerang kesakitan seraya menatap gadis yang memanahnya dengan tatapan tidak percaya, namun tidak berselang beberapa lama, pendekar itu akhirnya jatuh dan menghembuskan nafas terakhirnya dengan kondisi mulut mengeluarkan darah.

Melihat rekannya yang mati oleh anak panah Fa Xeiyin, pendekar tersebut ingin menyerang Fa Xeiyin, namun mana mungkin Fa Lio Bai akan membiarkannya sehingga dia dengan cepat menghadangnya. "Sekarang kita berimbang satu lawan satu," kata Fa Lio Bai dengan senyuman menyeringai karena sekarang pertarungannya akan seimbang.

Qian yang berusaha menghindari serangan lawannya jelas terkejut melihat Fa Xieyin yang berhasil membunuh seorang Pendekar jiwa Ahli hanya dengan sekali panah, sekarang barulah dia mengetahui kemampuan Fa Xeiyin yang sesungguhnya.

"Apa dia sudah sering melakukan hal ini?" batin Qian.

Selama ini Qian belum pernah membunuh orang, itu sebabnya dia terkejut saat melihat Fa Xieyin yang membunuh seorang Pendekar tanpa terlihat rasa penyesalan sedikitpun di wajah cantiknya, seolah-olah dia sudah terbiasa membunuh.

Qian yang masih ragu-ragu terus menghindari serangan lawannya sebelum akhirnya dia di kejutkan dengan suara teriakan seorang Pendekar yang menjadi lawan Fa Xian, dia melihat ternyata pendekar tersebut juga terkena anak panah milik Fa Xeiyin yang menancap di dadanya sehingga pendekar tersebut mengerang kesakitan. Melihat Pendekar itu masih hidup, Fa Xian segera menebas leher Pendekar tersebut sehingga pendekar itu langsung tumbang dan mati dengan kondisi leher menganga.

Qian benar-benar syok melihat pembunuhan itu, bahkan kini kedua kakak beradik itu terlihat tidak menyesali perbuatan mereka yang telah menghilangkan nyawa orang lain.

Kini hanya tersisa dua orang Pendekar saja, satu masih saling serang dengan Fa Lio Bai, sedangkan satu lagi masih berusaha membunuh Qian yang terus bergerak.

"Qian, jangan ragu untuk membunuh, jika kamu ragu, maka kamulah yang akan terbunuh," kata Fa Xian.

Qian yang mendengar perkataan Fa Xian melihat kearah lawannya yang tidak mau melepaskan dirinya, sesaat hatinya menolak karena dia memang ingin mengalahkannya, namun tidak ingin membunuhnya.

Namun setelah dia memikirkan ucapan Fa Xian, dia merasa jika apa yang Fa Xian katakan itu mungkin memang benar, hal itu menimbulkan rasa keinginan Qian untuk membunuh, sebab dia sendiri juga memiliki tugas balas dendam yang kemungkinan besar juga akan terlibat saling membunuh.

"Baiklah kalau begitu!"

Qian menjadi lebih bersemangat lalu dia merubah pergerakannya dan segera berlari ke arah lawannya dengan kedua tangannya yang mengepal dengan erat. Pendekar tersebut terkejut saat melihat Qian yang berhenti menghindar dan justru berbalik ke arahnya.

"Kamu pikir dengan semangatmu bisa mengalahkanku anak muda? Terima ini!"

Pendekar tersebut kembali melepaskan serangan tali pisaunya dengan serangan yang lebih cepat ke arah Qian, namun Qian dengan kegesitan nya bergerak secara acak seraya mengepalkan tinjunya.

"Dasar anak ingusan! Akan aku bunuh kamu," ucap pendekar tersebut yang sangat marah namun seketika itu juga Qian sudah berada cukup dekat dengannya.

"Jujur, aku belum pernah menggunakan jurus ini sejak aku melatihnya, sekarang ayo kita coba lihat hasilnya," kata Qian yang sudah menarik kepalan tangannya di belakang dan bersiap untuk melepaskan pukulannya.

Pendekar tersebut yang tidak memahami maksud Qian berencana untuk melompat mundur seraya akan melukai Qian, namun tinju Qian lebih cepat daripada gerakan Pendekar tersebut.

"Pukulan Penghancur Gunung."

"Bam…!"

"Krakk!"

"Urgh..!"

Suara pukulan keras hingga suara tulang-tulang yang retak terdengar hingga ke telinga semuanya, tubuh Pendekar tersebut sampai melengkung saat pukulan Qian menghantam dadanya yang membuat seluruh tulang rusuknya patah dan keluhan rasa sakit yang disertai dengan muntahan darah melemparkan tubuh Pendekar itu jauh hingga menabrak dinding rumah para penduduk.

Pendekar tersebut langsung mati hanya terkena satu pukulan yang Qian lepaskan, sedangkan Qian melihat Pendekar itu telah mati langsung mematung, dia benar-benar tidak menyangka jika dirinya akan menghilangkan nyawa seseorang, dan ini adalah Pembunuhan Pertama sejak pertama kali dirinya turun gunung.

Terpopuler

Comments

Darwito

Darwito

5ht2

2024-05-09

0

Antho Seven

Antho Seven

ternyata masih polos

2024-04-28

0

anjelll124

anjelll124

hahh buat apa ilmu nyaa kalau cuma dpajang saja

2024-03-01

2

lihat semua
Episodes
1 Pangeran Song Lin Qian
2 Kekacauan yang di rencanakan
3 Bala bantuan
4 Sisa Nafas Terakhir
5 Pedang Darah
6 Rencana Yie Ling Yi
7 keinginan Putri Bungsu Raja Song
8 Lingkaran Tenaga Dalam
9 Melihat Kehidupan di bawah Gunung
10 Para Perusuh
11 Xan Tiandi
12 Sejarah Kitab Naga Langit
13 Mengetahui kebenaran
14 Memulai perjalanan
15 Pekerjaan pertama
16 Hari pertama bekerja
17 Ayah yang terbaik
18 Keahlian Xeiyin
19 Perguruan Racun Kalajengking
20 Pembunuhan Pertama
21 Ginseng Hitam Langit Malam
22 Perasaan aneh
23 Perguruan Elang Perak
24 Tidak berdaya
25 menjadi kekasih bayaran
26 Kakek Pengemis
27 Cincin Langit
28 Keberuntungan yang tidak di sengaja
29 Partai Tiga Pedang
30 Menyerap khasiat Ginseng Hitam
31 Keluarga Chu
32 Empat Tubuh Kebal Bersaudara
33 Rahasia Tanda Lahir
34 Keluarga
35 Mengkhianati kepercayaan
36 Aura Kematian
37 Panglima Huan Gong
38 Chang Xu Tian
39 Tamu undangan
40 Menemukan titik terang
41 Berangkat ke Istana
42 Bertemu dengan sang Ayah
43 Han Li Guo
44 Sosok hitam
45 Keberuntungan yang tidak terduga
46 Bentrokan
47 Hanya satu kata
48 Merasakan efek Pedang
49 Membunuh dua Pendekar Jiwa Ahli
50 Harimau Panglima Perang
51 Dukungan orang kuat tambahan
52 Mempermalukan Keluarga Chu
53 Bertemu dengan Sang Permaisuri
54 Meninggalkan Istana
55 Membuat Pil pertama
56 Memulai latihan tertutup
57 Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Ahli
58 Pasien pertama
59 Pendekar bayaran
60 Para Iblis Tua
61 Pimpinan utama Tiga Pedang
62 Hutan Zudong
63 Di kejar oleh Dewa Kematian
64 Tidak memiliki perasaan
65 Seperti neraka
66 Musuh mulai bergerak
67 Pertempuran Besar 1
68 Pertempuran Besar 2
69 Pertempuran Besar 3
70 Pertempuran Besar 4
71 Pertempuran Besar 5
72 Pertempuran Besar 6
73 Roh Kaisar Naga Api
74 Meminjam tubuh
75 Rencana Huai Long
76 Kemenangan
77 Akhir dari pertempuran besar
78 Perbatasan Desa Lingwu
79 Hutan Qixing
80 Mengungkapkan identitas
81 Aliansi Pendekar
82 Situasi di Organisasi Tiga Pedang
83 Jalur Keberuntungan
84 Pertarungan perebutan Peta
85 Berhasil mendapatkan peta
86 Suku Manusia Batu
87 Bahasa Suku Manusia Batu
88 Kepala Suku Daoyu
89 Kesepakatan
90 Mempelajari Bahasa Dinasti Tang
91 Konflik Perang Saudara
92 Gagal melewati Jalur Keberuntungan
93 Suku Ular Tanah
94 Segel Bintang Hitam
95 Jurus Seni Pedang Naga bagian keempat
96 Kitab Ilmu Nafas Dewa Angin
97 Mempelajari Kitab Nafas Dewa Angin
98 Mengetahui identitas Qian
99 Menjadi Sekutu
100 Melanjutkan perjalanan
101 Kota Yiandong
102 Anggota Organisasi Bintang Benua
103 Wilayah tak berpenduduk
104 Tumbal Pertama
105 Kota Chaoli
106 Tumbal berikutnya
107 Pertarungan sengit dua lawan satu
108 Qian melawan Xuan He
109 Kepala Kaisar Agung
110 Perguruan Pulau Tua
111 Tiba di bekas Perguruan Naga Langit
112 Batu permata
113 Siluman Kalajengking Ye Shong
114 Pengawal pribadi dari bangsa Siluman
115 Perburuan di Hutan Qixing
116 Pertarungan dua Siluman Tua
117 Kisah awal mula Segel Api
118 Xa Wujin
119 Membentuk Pondasi pertama
120 Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Raja
121 Kulit Naga Muda
122 Dua buruan besar
123 Lima Raja Hutan Pelindung
124 Pertandingan antar Organisasi
125 Tubuh Naga Merah, Puncak Jiwa Kaisar.
126 Menyembunyikan kemampuan
127 Bukit Tangsang
128 Pendekar Jiwa Kaisar termuda
129 Kaisar Han
130 Lembah Setan dan Lembah Iblis
131 Bibit kejahatan berikutnya
132 Tabib Ajaib
133 Surganya Dunia
134 Pertarungan lima lawan empat
135 Hun Rong
136 Pertarungan para Pendekar Jiwa Pertapa
137 Kwe Lan
138 Pertarungan Dua Pertapa Tingkat Tinggi
139 Serangan terakhir
140 Kematian Kwe Lan
141 Lembaran Ranah Naga Bumi
142 Berhasil membentuk Pondasi Darah dengan sempurna
143 Bintang Benua dalam masalah besar
144 Tiga Pendekar Setan Tian
145 Strategi singkat
146 Menerobos pertahanan
147 Bantuan telah datang
148 Bantuan telah datang 2
149 Tiba di pertempuran
150 Membalikkan situasi
151 Pil Ajaib Perubahan Terkutuk
152 Tidak ada Kesempatan lagi
153 Kemenangan
154 Kondisi Dao Yin
155 Bulan Purnama Beku
156 Pangeran Pendekar Naga
157 Informasi baru
158 Rumah pelelangan keluarga Ziu
159 Cincin Bola Api
160 Sosok berjubah hitam
161 Xuan Hui
162 Rencana Qian dan Huai Long
163 Qian melawan Hai Kang
164 Kekuatan Cincin Bola Api
165 Melanjutkan perjalanan
166 Pertempuran sesama Aliran Hitam
167 Dewi Pemakan Darah Wen Xhiu
168 Membunuh tanpa menyentuh
169 Melihat ingatan masa lalu Xuan Hui
170 Menyerah
171 Penggabungan dua Aliran berlawanan
172 Keputusan Xuan Hui
173 Kembali ke Hutan Qixing
174 Tubuh Naga Emas
175 Naik ke Ranah Serigala Langit
176 Menjinakkan Kekuatan Naga
177 Kelebihan Pondasi Tubuh dan Tubuh Naga Emas
178 Pertemuan Tiga Aliran Berbeda
179 Sosok Kaisar Petir
180 Dunia Roh
181 Menaklukkan Sisi Gelap Jiwa
182 Pondasi Jiwa Kegelapan
183 Bertemu dengan Roh Sang Ibu
184 Kambali ke Bintang Benua
185 Chi Xin sang Pengendali Pikiran
186 Beradu segel sihir
187 Kelemahan Sihir Pengendali Pikiran
188 Sihir Terakhir
189 Pembakar Api Pemusnah
190 Membawakan hadiah besar
191 Pertemuan kembali dengan Qifei
192 Tiba di Kota Tengzho
193 Persiapan penyambutan
194 Pancaran aura agung
195 Pertemuan ayah dan anak
196 Kemampuan Qifei
197 Dewa Kematian yang sesungguhnya
198 Kemunculan anggota Pedang Darah
199 Pertarungan Qian dan Leng Tua
200 Segel Kurungan Tanah
201 Xao Zeng sang Naga Api Hitam
202 Rencana Pembalasan
203 Kunjungan ke Bulan Suci
204 Aksi Ye Shong
205 Hukuman
206 Xeiyin keluar dari pelatihan
207 Qifei mengamuk
208 Qiyue, Saudari kembar Qifei
209 Keterampilan Lava
210 Ketua Besar Wu Jin
211 Lava Angin Pemusnah
212 Busur Emas Suci
213 Memamerkan Kekuatan
214 Jurus Seribu Bayangan Pedang
215 Akhir bagi Partai Tiga Pedang
216 Memeriksa bagian dalam Markas
217 Harta paling berharga
218 Cemburu
219 Masalah Keluarga
220 Janji untuk menjemput Keluarga Qiao
221 Segera berangkat ke Kerajaan Qin.
222 Informasi tentang Keluarga Qiao
223 Tiba di rumah Keluarga Qiao
224 Zhiu Yu
225 Pembantaian seluruh Keluarga Zhiu
226 Rombongan pengungsi
227 Lepas tangan
228 Sayap Inti Elemen
229 Penyatuan Bola Energi kedua
230 Menerobos ke Ranah Awal Naga Langit
231 Kebimbangan
232 Kabar buruk
233 Kondisi Meng Lin
234 Berangkat ke wilayah Ming
235 Pencuri kecil Lang Hang
Episodes

Updated 235 Episodes

1
Pangeran Song Lin Qian
2
Kekacauan yang di rencanakan
3
Bala bantuan
4
Sisa Nafas Terakhir
5
Pedang Darah
6
Rencana Yie Ling Yi
7
keinginan Putri Bungsu Raja Song
8
Lingkaran Tenaga Dalam
9
Melihat Kehidupan di bawah Gunung
10
Para Perusuh
11
Xan Tiandi
12
Sejarah Kitab Naga Langit
13
Mengetahui kebenaran
14
Memulai perjalanan
15
Pekerjaan pertama
16
Hari pertama bekerja
17
Ayah yang terbaik
18
Keahlian Xeiyin
19
Perguruan Racun Kalajengking
20
Pembunuhan Pertama
21
Ginseng Hitam Langit Malam
22
Perasaan aneh
23
Perguruan Elang Perak
24
Tidak berdaya
25
menjadi kekasih bayaran
26
Kakek Pengemis
27
Cincin Langit
28
Keberuntungan yang tidak di sengaja
29
Partai Tiga Pedang
30
Menyerap khasiat Ginseng Hitam
31
Keluarga Chu
32
Empat Tubuh Kebal Bersaudara
33
Rahasia Tanda Lahir
34
Keluarga
35
Mengkhianati kepercayaan
36
Aura Kematian
37
Panglima Huan Gong
38
Chang Xu Tian
39
Tamu undangan
40
Menemukan titik terang
41
Berangkat ke Istana
42
Bertemu dengan sang Ayah
43
Han Li Guo
44
Sosok hitam
45
Keberuntungan yang tidak terduga
46
Bentrokan
47
Hanya satu kata
48
Merasakan efek Pedang
49
Membunuh dua Pendekar Jiwa Ahli
50
Harimau Panglima Perang
51
Dukungan orang kuat tambahan
52
Mempermalukan Keluarga Chu
53
Bertemu dengan Sang Permaisuri
54
Meninggalkan Istana
55
Membuat Pil pertama
56
Memulai latihan tertutup
57
Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Ahli
58
Pasien pertama
59
Pendekar bayaran
60
Para Iblis Tua
61
Pimpinan utama Tiga Pedang
62
Hutan Zudong
63
Di kejar oleh Dewa Kematian
64
Tidak memiliki perasaan
65
Seperti neraka
66
Musuh mulai bergerak
67
Pertempuran Besar 1
68
Pertempuran Besar 2
69
Pertempuran Besar 3
70
Pertempuran Besar 4
71
Pertempuran Besar 5
72
Pertempuran Besar 6
73
Roh Kaisar Naga Api
74
Meminjam tubuh
75
Rencana Huai Long
76
Kemenangan
77
Akhir dari pertempuran besar
78
Perbatasan Desa Lingwu
79
Hutan Qixing
80
Mengungkapkan identitas
81
Aliansi Pendekar
82
Situasi di Organisasi Tiga Pedang
83
Jalur Keberuntungan
84
Pertarungan perebutan Peta
85
Berhasil mendapatkan peta
86
Suku Manusia Batu
87
Bahasa Suku Manusia Batu
88
Kepala Suku Daoyu
89
Kesepakatan
90
Mempelajari Bahasa Dinasti Tang
91
Konflik Perang Saudara
92
Gagal melewati Jalur Keberuntungan
93
Suku Ular Tanah
94
Segel Bintang Hitam
95
Jurus Seni Pedang Naga bagian keempat
96
Kitab Ilmu Nafas Dewa Angin
97
Mempelajari Kitab Nafas Dewa Angin
98
Mengetahui identitas Qian
99
Menjadi Sekutu
100
Melanjutkan perjalanan
101
Kota Yiandong
102
Anggota Organisasi Bintang Benua
103
Wilayah tak berpenduduk
104
Tumbal Pertama
105
Kota Chaoli
106
Tumbal berikutnya
107
Pertarungan sengit dua lawan satu
108
Qian melawan Xuan He
109
Kepala Kaisar Agung
110
Perguruan Pulau Tua
111
Tiba di bekas Perguruan Naga Langit
112
Batu permata
113
Siluman Kalajengking Ye Shong
114
Pengawal pribadi dari bangsa Siluman
115
Perburuan di Hutan Qixing
116
Pertarungan dua Siluman Tua
117
Kisah awal mula Segel Api
118
Xa Wujin
119
Membentuk Pondasi pertama
120
Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Raja
121
Kulit Naga Muda
122
Dua buruan besar
123
Lima Raja Hutan Pelindung
124
Pertandingan antar Organisasi
125
Tubuh Naga Merah, Puncak Jiwa Kaisar.
126
Menyembunyikan kemampuan
127
Bukit Tangsang
128
Pendekar Jiwa Kaisar termuda
129
Kaisar Han
130
Lembah Setan dan Lembah Iblis
131
Bibit kejahatan berikutnya
132
Tabib Ajaib
133
Surganya Dunia
134
Pertarungan lima lawan empat
135
Hun Rong
136
Pertarungan para Pendekar Jiwa Pertapa
137
Kwe Lan
138
Pertarungan Dua Pertapa Tingkat Tinggi
139
Serangan terakhir
140
Kematian Kwe Lan
141
Lembaran Ranah Naga Bumi
142
Berhasil membentuk Pondasi Darah dengan sempurna
143
Bintang Benua dalam masalah besar
144
Tiga Pendekar Setan Tian
145
Strategi singkat
146
Menerobos pertahanan
147
Bantuan telah datang
148
Bantuan telah datang 2
149
Tiba di pertempuran
150
Membalikkan situasi
151
Pil Ajaib Perubahan Terkutuk
152
Tidak ada Kesempatan lagi
153
Kemenangan
154
Kondisi Dao Yin
155
Bulan Purnama Beku
156
Pangeran Pendekar Naga
157
Informasi baru
158
Rumah pelelangan keluarga Ziu
159
Cincin Bola Api
160
Sosok berjubah hitam
161
Xuan Hui
162
Rencana Qian dan Huai Long
163
Qian melawan Hai Kang
164
Kekuatan Cincin Bola Api
165
Melanjutkan perjalanan
166
Pertempuran sesama Aliran Hitam
167
Dewi Pemakan Darah Wen Xhiu
168
Membunuh tanpa menyentuh
169
Melihat ingatan masa lalu Xuan Hui
170
Menyerah
171
Penggabungan dua Aliran berlawanan
172
Keputusan Xuan Hui
173
Kembali ke Hutan Qixing
174
Tubuh Naga Emas
175
Naik ke Ranah Serigala Langit
176
Menjinakkan Kekuatan Naga
177
Kelebihan Pondasi Tubuh dan Tubuh Naga Emas
178
Pertemuan Tiga Aliran Berbeda
179
Sosok Kaisar Petir
180
Dunia Roh
181
Menaklukkan Sisi Gelap Jiwa
182
Pondasi Jiwa Kegelapan
183
Bertemu dengan Roh Sang Ibu
184
Kambali ke Bintang Benua
185
Chi Xin sang Pengendali Pikiran
186
Beradu segel sihir
187
Kelemahan Sihir Pengendali Pikiran
188
Sihir Terakhir
189
Pembakar Api Pemusnah
190
Membawakan hadiah besar
191
Pertemuan kembali dengan Qifei
192
Tiba di Kota Tengzho
193
Persiapan penyambutan
194
Pancaran aura agung
195
Pertemuan ayah dan anak
196
Kemampuan Qifei
197
Dewa Kematian yang sesungguhnya
198
Kemunculan anggota Pedang Darah
199
Pertarungan Qian dan Leng Tua
200
Segel Kurungan Tanah
201
Xao Zeng sang Naga Api Hitam
202
Rencana Pembalasan
203
Kunjungan ke Bulan Suci
204
Aksi Ye Shong
205
Hukuman
206
Xeiyin keluar dari pelatihan
207
Qifei mengamuk
208
Qiyue, Saudari kembar Qifei
209
Keterampilan Lava
210
Ketua Besar Wu Jin
211
Lava Angin Pemusnah
212
Busur Emas Suci
213
Memamerkan Kekuatan
214
Jurus Seribu Bayangan Pedang
215
Akhir bagi Partai Tiga Pedang
216
Memeriksa bagian dalam Markas
217
Harta paling berharga
218
Cemburu
219
Masalah Keluarga
220
Janji untuk menjemput Keluarga Qiao
221
Segera berangkat ke Kerajaan Qin.
222
Informasi tentang Keluarga Qiao
223
Tiba di rumah Keluarga Qiao
224
Zhiu Yu
225
Pembantaian seluruh Keluarga Zhiu
226
Rombongan pengungsi
227
Lepas tangan
228
Sayap Inti Elemen
229
Penyatuan Bola Energi kedua
230
Menerobos ke Ranah Awal Naga Langit
231
Kebimbangan
232
Kabar buruk
233
Kondisi Meng Lin
234
Berangkat ke wilayah Ming
235
Pencuri kecil Lang Hang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!