Ayah yang terbaik

Fa Lio Bai mengajak Qian dan kedua anaknya menginap di penginapan kecil yang harganya sangat terjangkau bagi kalangan menengah kebawah, mereka memesan dua kamar, satu untuk Fa Xieyin dan satu lagi untuk ketiganya. Setelah selesai makan malam, mereka segera ke kamar mereka karena Fa Xian terlihat sangat kelelahan.

Saat ini hanya Qian sendirian yang belum tertidur, sedangkan Fa Lio Bai dan Fa Xian sudah lebih dulu tertidur. Qian duduk sembari mengeluarkan Kitab Naga Langit nya dan mencoba membuka beberapa halaman yang belum pernah dia pelajari sebelumnya.

Kitab Naga Langit berisikan Lima jenis jurus yang berbeda, satu Kaki Naga, dua Cakar Naga, Tiga Auman Naga, Empat Jurus Pedang Naga, Lima Perubahan Energi. Namun setiap satu jenis jurus memiliki beberapa macam tahapan, paling sedikit ada tiga tahap, paling banyak tujuh, dan masing-masing memiliki tingkatan, ada yang mudah, dan ada juga yang sangat sulit.

Namun untuk bisa benar-benar menguasai semua itu, maka ada beberapa syarat yang harus Qian penuhi, dan jika semua syarat bisa di penuhi, maka Qian akan benar-benar bisa menguasai seluruh rahasia tersembunyi di balik kekuatan Kitab Naga Langit.

Syarat itu ada dua jenis, yang pertama adalah perubahan tubuh, yang kedua adalah membentuk empat Pondasi di dalam tubuh. Perubahan tubuh itu sendiri adalah merubah seluruh tubuh baik dari luar maupun dari dalam, yang pertama harus merubah kulit biasa menjadi Kulit Sisik Naga, yang kedua adalah Darah yang juga harus dirubah ke Darah Naga, dan yang terakhir adalah Tulang Naga.

Merubah disini adalah merubah tingkat kualitas, namun pengertian tersebut sama sekali tidak dipahami oleh Penerus Xio Lang, itu sebabnya tidak ada yang tahu rahasia di balik semua itu, sebab tidak ada yang memberikan penjelasan, apalagi Qian yang saat ini juga kebingungan.

"Apakah aku harus mencari Naga lalu mengambil Kulitnya, Darah dan jugaTulangnya? Tapi bagaimana cara menukar semua itu dengan kulit dan darah serta tulangku, dan apakah Naga itu benar-benar ada?"

Qian memijat keningnya sendiri, baik dia maupun Kakeknya sama-sama tidak tahu akan maksud dari semua itu, apalagi dongeng tentang asal-usul Kitab Naga Langit terkesan seperti di lebih-lebihkan.

Walau Qian tidak begitu mengetahui nama serta berbagai jenis Binatang, namun jika penggambaran Naga itu sendiri dia mengetahui itu dari lukisan yang ada di Kitab Naga Langit.

Setelah merenung cukup lama, Qian sama sekali tidak menemukan pencerahan apapun sehingga dia hanya bisa menghela nafas panjang, "Sebaiknya nanti di perjalanan aku akan memulai berlatih jurus Pedang Naga dan Cakar Naga tahap pertama terlebih dahulu," batin Qian seraya menutup Kitab Naga Langit nya lalu dia membaringkan tubuhnya untuk beristirahat.

***

"Paduka! Demi para Dewa, hamba tidak pernah berkeinginan untuk membunuh Paduka! Ada orang yang memfitnah hamba Paduka," kata Permaisuri.

Raja Song terdiam mendengar pembelaan sang Permaisuri, dia juga tidak tahu harus bersikap seperti apa, sebab air yang Ratu itu berikan kepadanya jelas-jelas ada racunnya, hal itu membuat Raja Song curiga jika Permaisuri mungkin bekerjasama dengan Perguruan Racun Kalajengking untuk membunuhnya.

Melihat tumpahan air di atas meja yang mengeluarkan busa serta asap hijau, Raja Song memperhatikan wajah sang Ratu, kejadian ini memang yang pertama, namun sebelumnya ada beberapa kejadian lain yang pernah terjadi, suatu malam Raja Pernah melihat Sang Ratu memegang sebilah pisau saat Sang Ratu akan tidur di sampingnya.

Namun saat itu Sang Ratu mengelak dan berkata jika dia menemukan Pisau itu berada di bawah bantalnya sehingga saat Raja Song melihatnya, Raja Song mengira jika Sang Ratu ingin menikamnya.

"Ratu, aku sudah tidak bisa mempercayaimu lagi! Maafkan aku, tapi kamu harus di penjara, dan untuk saat ini kasus ini akan diselidiki terlebih dahulu, jika ternyata Ratu memang tidak bersalah, maka Ratu akan dibebaskan, akan tetapi jika ternyata Ratu memang terbukti ingin membunuhku, maka Ratu akan mendapatkan hukuman Mati, karena berusaha ingin membunuhku," kata Raja Song.

Permaisuri langsung terduduk lemas, dia sudah sebisa mungkin berusaha untuk memberikan penjelasan, namun apalah daya. Yie Ling Yi dan Lio Xiayi mengelus pundak Sang Ratu sebagai dukungan agar Ratu tetap tegar dan bersabar. "Baiklah Paduka, jika memang itu keputusan Paduka," kata Permaisuri.

"Prajurit! Masukkan Ratu ke dalam tahanan!" kata Raja Song.

Awalnya para prajurit sedikit ragu, namun karena ini adalah perintah langsung dari sang Raja, mau tidak mau mereka harus mematuhinya dan segera membawa Permaisuri ke ruang tahanan.

"Yang Mulia, tolong pikirkan lagi keputusan Yang Mulia! Siapa tahu Yang Mulia Ratu memang difitnah, mungkin ada orang luar yang menjebaknya," kata Yie Ling Yi.

"Yang Mulia, selama hamba berada di istana ini, hamba sudah memahami sifat Yang Mulia Ratu, jadi tidak mungkin jika Ratu melakukan hal itu," ucap Lio Xiayi.

"Aku juga berpikir demikian, tapi masalahnya belum ada bukti apapun jika dia memang tidak bersalah, dan selama belum menemukan bukti, maka Ratu akan tetap berada di dalam tahanan," kata Raja Song.

"Ayah! Kenapa ayah memenjarakan Ibu? Setidaknya ayah jangan dulu memenjarakan ibu sebelum menemukan bukti-bukti yang lain," kata seorang gadis cantik berusia 24 tahun.

"Maafkan ayah Hua'er, ini semua ayah lakukan juga demi kebaikan ibumu," jawab Raja Song.

"Tapi ayah..!"

"Hua'er, kamu tidak perlu memikirkan masalah ini, sebaiknya kamu harus bersiap-siap karena sepuluh hari lagi, Pangeran ketiga dari Kekaisaran Han akan segera tiba untuk melamar mu," ucap Raja Song.

"Ayah egois, ayah sama sekali tidak memikirkan perasaan ku! Sudah berapa kali aku bilang, aku tidak ingin menikah dengan pangeran itu," jawab Lie Hua seraya menangis lalu dia berbalik dan lari menuju ke kamarnya.

"Jiejie, ada apa, kenapa Jiejie menangis lagi?"

Saat sedang menangis di kamar, seorang gadis cantik lainnya masuk karena mendengar suara tangis tersebut, gadis itu tidak lain adalah Xi Yifei yang saat ini berusia 21 tahun.

"Ayah kejam, dia sama sekali tidak berperasaan," jawab Lie Hua lalu Xi Yifei merangkul kakaknya yang masih menangis.

"Sabarlah Jiejie, aku sendiri juga merasakan hal yang sama seperti mu!" kata Xi Yifei.

Raja Song datang di tengah-tengah percakapan kedua putrinya tersebut, dia melihat kesedihan di wajah Putri pertamanya itu, dan saat dia menghampirinya, Lie Hua justru tidak mau menatapnya.

"Hua'er, selama ini apakah ayah tidak pernah memberikan apapun yang kalian inginkan, apapun yang kalian mau ayah menurutinya, dan semua itu semata-mata karena ayah sangat menyayangi kamu serta kedua adikmu! Apakah semua yang ayah lakukan selama ini tidak cukup untuk membuktikan akan betapa besarnya rasa sayang ayah kepada kalian? Sekarang ayah hanya meminta satu hal saja kepada mu, tapi kamu langsung menganggap jika ayah tidak berperasaan, padahal ayah hanya ingin kamu bahagia," kata Raja Song.

"A..aku tahu itu ayah! Ta..tapi perhatian lewat materi bukanlah suatu keinginan yang aku harapkan. Aku hanya ingin ayah lebih mengerti akan perasaan ku ini," jawab Lie Hua dengan tersedu-sedu.

"Jadi kamu masih mengharapkan pemuda itu?" tanya Raja Song.

"Han Gou memang bukan pemuda terpelajar ayah, dia memang anak seorang petani, tapi dia memiliki perasaan yang tulus kepadaku," jawab Lie Hua.

"Hentikan Lie Hua! Ayah memang tidak akan pilih-pilih soal calon menantu, tapi ayah juga membutuhkan seorang menantu yang bisa menggantikan ku menjadi Raja disini. Jika ternyata menantuku tidak memahami cara menjadi pemimpin, akan seperti apa nasib Kerajaan kita ini di masa depan?" kata Raja Song.

"Apakah ayah lupa? Ayah pernah bilang jika adik Song Lin Qian masih hidup, dan ayah meyakini semua itu karena ikatan seorang ayah kepada anaknya? Lalu kemana keyakinan itu sekarang? Apakah ayah telah mengakui kalau adik sudah meninggal karena dibunuh oleh musuh-musuh ayah sendiri?"

"Plakkk..!!!"

Lie Hua langsung mendapatkan tamparan keras dari Raja Song yang sangat marah dengan perkataannya, hal itu membuat Lie Hua jatuh dengan darah yang keluar dari tepi bibirnya.

Untuk pertama kalinya Raja Song menampar anak nya, sehingga setelah dia selesai menampar pipi Lie Hua, dia langsung terdiam dengan melihat telapak tangannya sendiri seraya gemetar.

Xi Yifei segera membantu kakaknya yang jatuh, dia melihat pipi kakaknya yang putih itu memerah serta darah yang mengalir di tepi bibirnya. "Ayah, inikah bukti cinta dan kasih sayangmu untuk ku?" kata Lie Hua dengan suara berat sebab baru pertama kalinya ayahnya menampar dirinya.

"Hua'er! Ayah-ayah tidak…!"

"Tidak ayah, tidak. Jangan bicara apa-apa lagi! Ayah yang terbaik! Adik, ayah kita yang terbaik," kata Lie Hua seraya berjalan mundur.

"Jiejie!"

Xi Yifei merasa sedih melihat kondisi kakaknya yang sepertinya sangat syok, dia melihat kakaknya seperti kehilangan semangat serta raut wajah kekecewaan, sedangkan Raja Song yang menyesali perbuatannya berniat untuk menghampiri putrinya.

"Berhenti, jangan mendekat!" kata Lie Hua yang sudah dekat dengan pintu kamar bagian teras kamar.

"Hua'er!"

"Jangan panggil aku lagi!" teriak Lie Hua dengan menjerit sejadi-jadinya, dia menatap ayahnya sekali lagi seraya berkata, "Terima kasih ayah atas semua kasih sayang yang ayah berikan padaku, tapi putrimu ini tidak bisa berbakti padamu, aku tidak bisa menuruti keinginan ayah," kata Lie Hua yang semakin berjalan keluar mendekati pagar pembatas.

"Jiejie berhenti, apa yang ingin Jiejie lakukan?" kata Xi Yifei yang terlihat panik dan mulai menyadari jika kakaknya berniat untuk mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari pagar, sedangkan kamar Lie Hua itu berada di lantai tiga.

"Hua'er berhenti nak! Maafkan ayah," kata Raja Song yang mulai menangis melihat anaknya yang terlihat sangat putus asa.

Lie Hua tersenyum setelah berada di tepi pagar, sedangkan Xi Yifei yang Raja Song yang panik berusaha berlari untuk menghentikan Lie Hua. "Ayah, aku menyayangimu, maafkan aku, tapi aku akan pergi menyusul Adik Song Lin Qian, selamat tinggal!" kata Lie Hua lalu dia menjatuhkan dirinya.

"Jiejie…!"

"Hua'er.. tidak..!"

Mereka berdua berteriak melihat Lie Hua yang sudah menjatuhkan tubuhnya, sedangkan kaki Raja Song langsung gemetar karena tidak sanggup lagi untuk melihat putrinya sehingga dia jatuh bersimpuh dan menangis seraya memukul-mukul lantainya.

Xi Yifei sendiri akhirnya berhasil mencapai pintu pagar pembatas lantai, dia segera melihat kondisi kakaknya di bawah dengan harapan jika kakaknya akan baik-baik saja.

Terpopuler

Comments

Darwito

Darwito

t22t

2024-05-09

0

Jhonny Afrizon

Jhonny Afrizon

kyk cerita sinetron😂

2024-04-01

0

Labib Zack Lee Jr

Labib Zack Lee Jr

Kenapa rasanya, jadi kisah jaman old rasa jaman now ya🤭🤭

2024-03-31

0

lihat semua
Episodes
1 Pangeran Song Lin Qian
2 Kekacauan yang di rencanakan
3 Bala bantuan
4 Sisa Nafas Terakhir
5 Pedang Darah
6 Rencana Yie Ling Yi
7 keinginan Putri Bungsu Raja Song
8 Lingkaran Tenaga Dalam
9 Melihat Kehidupan di bawah Gunung
10 Para Perusuh
11 Xan Tiandi
12 Sejarah Kitab Naga Langit
13 Mengetahui kebenaran
14 Memulai perjalanan
15 Pekerjaan pertama
16 Hari pertama bekerja
17 Ayah yang terbaik
18 Keahlian Xeiyin
19 Perguruan Racun Kalajengking
20 Pembunuhan Pertama
21 Ginseng Hitam Langit Malam
22 Perasaan aneh
23 Perguruan Elang Perak
24 Tidak berdaya
25 menjadi kekasih bayaran
26 Kakek Pengemis
27 Cincin Langit
28 Keberuntungan yang tidak di sengaja
29 Partai Tiga Pedang
30 Menyerap khasiat Ginseng Hitam
31 Keluarga Chu
32 Empat Tubuh Kebal Bersaudara
33 Rahasia Tanda Lahir
34 Keluarga
35 Mengkhianati kepercayaan
36 Aura Kematian
37 Panglima Huan Gong
38 Chang Xu Tian
39 Tamu undangan
40 Menemukan titik terang
41 Berangkat ke Istana
42 Bertemu dengan sang Ayah
43 Han Li Guo
44 Sosok hitam
45 Keberuntungan yang tidak terduga
46 Bentrokan
47 Hanya satu kata
48 Merasakan efek Pedang
49 Membunuh dua Pendekar Jiwa Ahli
50 Harimau Panglima Perang
51 Dukungan orang kuat tambahan
52 Mempermalukan Keluarga Chu
53 Bertemu dengan Sang Permaisuri
54 Meninggalkan Istana
55 Membuat Pil pertama
56 Memulai latihan tertutup
57 Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Ahli
58 Pasien pertama
59 Pendekar bayaran
60 Para Iblis Tua
61 Pimpinan utama Tiga Pedang
62 Hutan Zudong
63 Di kejar oleh Dewa Kematian
64 Tidak memiliki perasaan
65 Seperti neraka
66 Musuh mulai bergerak
67 Pertempuran Besar 1
68 Pertempuran Besar 2
69 Pertempuran Besar 3
70 Pertempuran Besar 4
71 Pertempuran Besar 5
72 Pertempuran Besar 6
73 Roh Kaisar Naga Api
74 Meminjam tubuh
75 Rencana Huai Long
76 Kemenangan
77 Akhir dari pertempuran besar
78 Perbatasan Desa Lingwu
79 Hutan Qixing
80 Mengungkapkan identitas
81 Aliansi Pendekar
82 Situasi di Organisasi Tiga Pedang
83 Jalur Keberuntungan
84 Pertarungan perebutan Peta
85 Berhasil mendapatkan peta
86 Suku Manusia Batu
87 Bahasa Suku Manusia Batu
88 Kepala Suku Daoyu
89 Kesepakatan
90 Mempelajari Bahasa Dinasti Tang
91 Konflik Perang Saudara
92 Gagal melewati Jalur Keberuntungan
93 Suku Ular Tanah
94 Segel Bintang Hitam
95 Jurus Seni Pedang Naga bagian keempat
96 Kitab Ilmu Nafas Dewa Angin
97 Mempelajari Kitab Nafas Dewa Angin
98 Mengetahui identitas Qian
99 Menjadi Sekutu
100 Melanjutkan perjalanan
101 Kota Yiandong
102 Anggota Organisasi Bintang Benua
103 Wilayah tak berpenduduk
104 Tumbal Pertama
105 Kota Chaoli
106 Tumbal berikutnya
107 Pertarungan sengit dua lawan satu
108 Qian melawan Xuan He
109 Kepala Kaisar Agung
110 Perguruan Pulau Tua
111 Tiba di bekas Perguruan Naga Langit
112 Batu permata
113 Siluman Kalajengking Ye Shong
114 Pengawal pribadi dari bangsa Siluman
115 Perburuan di Hutan Qixing
116 Pertarungan dua Siluman Tua
117 Kisah awal mula Segel Api
118 Xa Wujin
119 Membentuk Pondasi pertama
120 Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Raja
121 Kulit Naga Muda
122 Dua buruan besar
123 Lima Raja Hutan Pelindung
124 Pertandingan antar Organisasi
125 Tubuh Naga Merah, Puncak Jiwa Kaisar.
126 Menyembunyikan kemampuan
127 Bukit Tangsang
128 Pendekar Jiwa Kaisar termuda
129 Kaisar Han
130 Lembah Setan dan Lembah Iblis
131 Bibit kejahatan berikutnya
132 Tabib Ajaib
133 Surganya Dunia
134 Pertarungan lima lawan empat
135 Hun Rong
136 Pertarungan para Pendekar Jiwa Pertapa
137 Kwe Lan
138 Pertarungan Dua Pertapa Tingkat Tinggi
139 Serangan terakhir
140 Kematian Kwe Lan
141 Lembaran Ranah Naga Bumi
142 Berhasil membentuk Pondasi Darah dengan sempurna
143 Bintang Benua dalam masalah besar
144 Tiga Pendekar Setan Tian
145 Strategi singkat
146 Menerobos pertahanan
147 Bantuan telah datang
148 Bantuan telah datang 2
149 Tiba di pertempuran
150 Membalikkan situasi
151 Pil Ajaib Perubahan Terkutuk
152 Tidak ada Kesempatan lagi
153 Kemenangan
154 Kondisi Dao Yin
155 Bulan Purnama Beku
156 Pangeran Pendekar Naga
157 Informasi baru
158 Rumah pelelangan keluarga Ziu
159 Cincin Bola Api
160 Sosok berjubah hitam
161 Xuan Hui
162 Rencana Qian dan Huai Long
163 Qian melawan Hai Kang
164 Kekuatan Cincin Bola Api
165 Melanjutkan perjalanan
166 Pertempuran sesama Aliran Hitam
167 Dewi Pemakan Darah Wen Xhiu
168 Membunuh tanpa menyentuh
169 Melihat ingatan masa lalu Xuan Hui
170 Menyerah
171 Penggabungan dua Aliran berlawanan
172 Keputusan Xuan Hui
173 Kembali ke Hutan Qixing
174 Tubuh Naga Emas
175 Naik ke Ranah Serigala Langit
176 Menjinakkan Kekuatan Naga
177 Kelebihan Pondasi Tubuh dan Tubuh Naga Emas
178 Pertemuan Tiga Aliran Berbeda
179 Sosok Kaisar Petir
180 Dunia Roh
181 Menaklukkan Sisi Gelap Jiwa
182 Pondasi Jiwa Kegelapan
183 Bertemu dengan Roh Sang Ibu
184 Kambali ke Bintang Benua
185 Chi Xin sang Pengendali Pikiran
186 Beradu segel sihir
187 Kelemahan Sihir Pengendali Pikiran
188 Sihir Terakhir
189 Pembakar Api Pemusnah
190 Membawakan hadiah besar
191 Pertemuan kembali dengan Qifei
192 Tiba di Kota Tengzho
193 Persiapan penyambutan
194 Pancaran aura agung
195 Pertemuan ayah dan anak
196 Kemampuan Qifei
197 Dewa Kematian yang sesungguhnya
198 Kemunculan anggota Pedang Darah
199 Pertarungan Qian dan Leng Tua
200 Segel Kurungan Tanah
201 Xao Zeng sang Naga Api Hitam
202 Rencana Pembalasan
203 Kunjungan ke Bulan Suci
204 Aksi Ye Shong
205 Hukuman
206 Xeiyin keluar dari pelatihan
207 Qifei mengamuk
208 Qiyue, Saudari kembar Qifei
209 Keterampilan Lava
210 Ketua Besar Wu Jin
211 Lava Angin Pemusnah
212 Busur Emas Suci
213 Memamerkan Kekuatan
214 Jurus Seribu Bayangan Pedang
215 Akhir bagi Partai Tiga Pedang
216 Memeriksa bagian dalam Markas
217 Harta paling berharga
218 Cemburu
219 Masalah Keluarga
220 Janji untuk menjemput Keluarga Qiao
221 Segera berangkat ke Kerajaan Qin.
222 Informasi tentang Keluarga Qiao
223 Tiba di rumah Keluarga Qiao
224 Zhiu Yu
225 Pembantaian seluruh Keluarga Zhiu
226 Rombongan pengungsi
227 Lepas tangan
228 Sayap Inti Elemen
229 Penyatuan Bola Energi kedua
230 Menerobos ke Ranah Awal Naga Langit
231 Kebimbangan
232 Kabar buruk
233 Kondisi Meng Lin
234 Berangkat ke wilayah Ming
235 Pencuri kecil Lang Hang
Episodes

Updated 235 Episodes

1
Pangeran Song Lin Qian
2
Kekacauan yang di rencanakan
3
Bala bantuan
4
Sisa Nafas Terakhir
5
Pedang Darah
6
Rencana Yie Ling Yi
7
keinginan Putri Bungsu Raja Song
8
Lingkaran Tenaga Dalam
9
Melihat Kehidupan di bawah Gunung
10
Para Perusuh
11
Xan Tiandi
12
Sejarah Kitab Naga Langit
13
Mengetahui kebenaran
14
Memulai perjalanan
15
Pekerjaan pertama
16
Hari pertama bekerja
17
Ayah yang terbaik
18
Keahlian Xeiyin
19
Perguruan Racun Kalajengking
20
Pembunuhan Pertama
21
Ginseng Hitam Langit Malam
22
Perasaan aneh
23
Perguruan Elang Perak
24
Tidak berdaya
25
menjadi kekasih bayaran
26
Kakek Pengemis
27
Cincin Langit
28
Keberuntungan yang tidak di sengaja
29
Partai Tiga Pedang
30
Menyerap khasiat Ginseng Hitam
31
Keluarga Chu
32
Empat Tubuh Kebal Bersaudara
33
Rahasia Tanda Lahir
34
Keluarga
35
Mengkhianati kepercayaan
36
Aura Kematian
37
Panglima Huan Gong
38
Chang Xu Tian
39
Tamu undangan
40
Menemukan titik terang
41
Berangkat ke Istana
42
Bertemu dengan sang Ayah
43
Han Li Guo
44
Sosok hitam
45
Keberuntungan yang tidak terduga
46
Bentrokan
47
Hanya satu kata
48
Merasakan efek Pedang
49
Membunuh dua Pendekar Jiwa Ahli
50
Harimau Panglima Perang
51
Dukungan orang kuat tambahan
52
Mempermalukan Keluarga Chu
53
Bertemu dengan Sang Permaisuri
54
Meninggalkan Istana
55
Membuat Pil pertama
56
Memulai latihan tertutup
57
Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Ahli
58
Pasien pertama
59
Pendekar bayaran
60
Para Iblis Tua
61
Pimpinan utama Tiga Pedang
62
Hutan Zudong
63
Di kejar oleh Dewa Kematian
64
Tidak memiliki perasaan
65
Seperti neraka
66
Musuh mulai bergerak
67
Pertempuran Besar 1
68
Pertempuran Besar 2
69
Pertempuran Besar 3
70
Pertempuran Besar 4
71
Pertempuran Besar 5
72
Pertempuran Besar 6
73
Roh Kaisar Naga Api
74
Meminjam tubuh
75
Rencana Huai Long
76
Kemenangan
77
Akhir dari pertempuran besar
78
Perbatasan Desa Lingwu
79
Hutan Qixing
80
Mengungkapkan identitas
81
Aliansi Pendekar
82
Situasi di Organisasi Tiga Pedang
83
Jalur Keberuntungan
84
Pertarungan perebutan Peta
85
Berhasil mendapatkan peta
86
Suku Manusia Batu
87
Bahasa Suku Manusia Batu
88
Kepala Suku Daoyu
89
Kesepakatan
90
Mempelajari Bahasa Dinasti Tang
91
Konflik Perang Saudara
92
Gagal melewati Jalur Keberuntungan
93
Suku Ular Tanah
94
Segel Bintang Hitam
95
Jurus Seni Pedang Naga bagian keempat
96
Kitab Ilmu Nafas Dewa Angin
97
Mempelajari Kitab Nafas Dewa Angin
98
Mengetahui identitas Qian
99
Menjadi Sekutu
100
Melanjutkan perjalanan
101
Kota Yiandong
102
Anggota Organisasi Bintang Benua
103
Wilayah tak berpenduduk
104
Tumbal Pertama
105
Kota Chaoli
106
Tumbal berikutnya
107
Pertarungan sengit dua lawan satu
108
Qian melawan Xuan He
109
Kepala Kaisar Agung
110
Perguruan Pulau Tua
111
Tiba di bekas Perguruan Naga Langit
112
Batu permata
113
Siluman Kalajengking Ye Shong
114
Pengawal pribadi dari bangsa Siluman
115
Perburuan di Hutan Qixing
116
Pertarungan dua Siluman Tua
117
Kisah awal mula Segel Api
118
Xa Wujin
119
Membentuk Pondasi pertama
120
Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Raja
121
Kulit Naga Muda
122
Dua buruan besar
123
Lima Raja Hutan Pelindung
124
Pertandingan antar Organisasi
125
Tubuh Naga Merah, Puncak Jiwa Kaisar.
126
Menyembunyikan kemampuan
127
Bukit Tangsang
128
Pendekar Jiwa Kaisar termuda
129
Kaisar Han
130
Lembah Setan dan Lembah Iblis
131
Bibit kejahatan berikutnya
132
Tabib Ajaib
133
Surganya Dunia
134
Pertarungan lima lawan empat
135
Hun Rong
136
Pertarungan para Pendekar Jiwa Pertapa
137
Kwe Lan
138
Pertarungan Dua Pertapa Tingkat Tinggi
139
Serangan terakhir
140
Kematian Kwe Lan
141
Lembaran Ranah Naga Bumi
142
Berhasil membentuk Pondasi Darah dengan sempurna
143
Bintang Benua dalam masalah besar
144
Tiga Pendekar Setan Tian
145
Strategi singkat
146
Menerobos pertahanan
147
Bantuan telah datang
148
Bantuan telah datang 2
149
Tiba di pertempuran
150
Membalikkan situasi
151
Pil Ajaib Perubahan Terkutuk
152
Tidak ada Kesempatan lagi
153
Kemenangan
154
Kondisi Dao Yin
155
Bulan Purnama Beku
156
Pangeran Pendekar Naga
157
Informasi baru
158
Rumah pelelangan keluarga Ziu
159
Cincin Bola Api
160
Sosok berjubah hitam
161
Xuan Hui
162
Rencana Qian dan Huai Long
163
Qian melawan Hai Kang
164
Kekuatan Cincin Bola Api
165
Melanjutkan perjalanan
166
Pertempuran sesama Aliran Hitam
167
Dewi Pemakan Darah Wen Xhiu
168
Membunuh tanpa menyentuh
169
Melihat ingatan masa lalu Xuan Hui
170
Menyerah
171
Penggabungan dua Aliran berlawanan
172
Keputusan Xuan Hui
173
Kembali ke Hutan Qixing
174
Tubuh Naga Emas
175
Naik ke Ranah Serigala Langit
176
Menjinakkan Kekuatan Naga
177
Kelebihan Pondasi Tubuh dan Tubuh Naga Emas
178
Pertemuan Tiga Aliran Berbeda
179
Sosok Kaisar Petir
180
Dunia Roh
181
Menaklukkan Sisi Gelap Jiwa
182
Pondasi Jiwa Kegelapan
183
Bertemu dengan Roh Sang Ibu
184
Kambali ke Bintang Benua
185
Chi Xin sang Pengendali Pikiran
186
Beradu segel sihir
187
Kelemahan Sihir Pengendali Pikiran
188
Sihir Terakhir
189
Pembakar Api Pemusnah
190
Membawakan hadiah besar
191
Pertemuan kembali dengan Qifei
192
Tiba di Kota Tengzho
193
Persiapan penyambutan
194
Pancaran aura agung
195
Pertemuan ayah dan anak
196
Kemampuan Qifei
197
Dewa Kematian yang sesungguhnya
198
Kemunculan anggota Pedang Darah
199
Pertarungan Qian dan Leng Tua
200
Segel Kurungan Tanah
201
Xao Zeng sang Naga Api Hitam
202
Rencana Pembalasan
203
Kunjungan ke Bulan Suci
204
Aksi Ye Shong
205
Hukuman
206
Xeiyin keluar dari pelatihan
207
Qifei mengamuk
208
Qiyue, Saudari kembar Qifei
209
Keterampilan Lava
210
Ketua Besar Wu Jin
211
Lava Angin Pemusnah
212
Busur Emas Suci
213
Memamerkan Kekuatan
214
Jurus Seribu Bayangan Pedang
215
Akhir bagi Partai Tiga Pedang
216
Memeriksa bagian dalam Markas
217
Harta paling berharga
218
Cemburu
219
Masalah Keluarga
220
Janji untuk menjemput Keluarga Qiao
221
Segera berangkat ke Kerajaan Qin.
222
Informasi tentang Keluarga Qiao
223
Tiba di rumah Keluarga Qiao
224
Zhiu Yu
225
Pembantaian seluruh Keluarga Zhiu
226
Rombongan pengungsi
227
Lepas tangan
228
Sayap Inti Elemen
229
Penyatuan Bola Energi kedua
230
Menerobos ke Ranah Awal Naga Langit
231
Kebimbangan
232
Kabar buruk
233
Kondisi Meng Lin
234
Berangkat ke wilayah Ming
235
Pencuri kecil Lang Hang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!