Ezra saat ini sedang bersantai di kantor milik queen atau bossnya tepatnya ia berada di ruangan nathan asisten sang queen. Nathan adalah tangan kanan sang queen yg telah ezra anggap seperti kakak kandung dan hal itulah yg membuat mereka kerap kali berantem atau beradu mulut akan suatu hal.
Setelah sebelumnya dia merancang beberapa program kerja baru untuk proyek yang akan di luncurkan bulan depan.
Haaa
helaan nafas ezra mengalihkan tatapan nathan yg begitu fokus di laptop sekarang ke arahnya
"Kenapa kamu menghela nafas sepanjang itu za? Macam ibu rumah tangga tidak di kasih uang belanjaan saja."
Setelahnya ia tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresi ezra yg masam akan ucapannya barusan, ia tahu betul bahwa adik angkatnya tersebut sangat jengkel jika ia menganggu disaat anak itu sedang punya tugas tambahan dari sang atasan
Hahaha.. Hahahaha
nathan terus tertawa sambil memegang perutnya bahkan ia sampai mengeluarkan air mata. Kebiasaannya menjahili ezra tidak pernah berubah bahkan dari awal mereka bertemu dulu
Ezra yang kesal dengan ketawa nathan yang tidak berhenti pun menghampiri sosok yg menjengkelkan itu.
Dia memukul sambil mengelitiki nathan
"Rasakan ini rasakan"
"Hahahahhaha hentikan itu hahahah"
"Jika kau tidak berhenti ketawa aku akan mengeltikimu terus. Dasar ikan paus"
"Hahahha baiklah lepaskan dulu aku ikan buntal"
"Hahahahhaha. Ikan buntal, ikan buntal"
"Huaaaaa. "
Tiba-tiba ezra menangis karena nathan yg tidak berhenti menertawakan serta meledek dirinya. Ia sebenarnya tidak ingin menangis tapi jika di hadapan nathan ia tidak tahu kenapa sifat cengennya keluar begitu saja
"Ehhh,"
nathan gelagapan melihat ezra menangis dengan kencangnya pun menenangkannya dengan segala macam bujuk rayunya
"Chupp.chupp"
"adik abang yg manis jangan nangis dong nanti ingusnya keluar semua." ucap nathan menenangkan ezra sambil meledeknya.
"Bangg.."
rengek ezra manja terhadap laki-laki yg sudah di anggapnya abang itu.
"Baiklah gadis kecil abang ini, tidak mau pergi jenguk korban pukulan mu? Nanti sampai di tempat tugas apapun permintaan adinda akan kanda penuhi" rayu nathan kepada sang adik
"Hissss abang ma gitu nggak bisa lihat aku seneng dikit udah dehh ngambek aku"
"Ngambek kok malah bilang"ucap nathan sambil terkekeh pelan
"jadi nggak nih perginya atau perjanjian akan dibatalkan" ujar nathan sambil menaikan satu alisnya ketas sambil menaik turunkannya
" yah jangan dong, awas ingkar janji aku aduin momy"
"ia..ia.. Yg punya momy, Sudah sana queen sudah mengurus semua yg kau butuhkan tinggal kamu kesana saja menjenguk kakak tidak waras mu itu, dan satu lagi apapun yg terjadi disana abang harap kamu mampu melewatinya."
Muka sendu nathan yg menatap ezra hanya di angguki dan di balas senyum tipis penuh luka dari ezra
"Baiklah bang, aku pergi dulu" nathan mengecup kening sang adik
"ya sudah abang tidak bisa antar, hati-hati di jalan yh. Invat dengan misinya"
"iaa. Bye"
Ezra pun pergi dari ruang kerja nathan itu dan menuju rumah sakit kakaknya di rawat.
Sesampainya di rumah sakit ezra di sambut dengan tatapn sinis keluarganya, namun semua itu sudah biasa untuknya.
Saat sampai di pintu ruang tunggu yg mana keluargnya duduk disitu bersama para sahabat kakaknya itu
Plak... plakk.
Bugh..
Tuan abraham mencengkram kerah baju ezra dengan begitu kuatnya setelahnya menampar dengan begitu kerasnya sampai meninggalkan bekas tamparan yang begitu jelas tergampar di pipi mulusnya. ia pun kembali memukul ezra, bahkan membenturkan kepala ezra berkali-kali di dindung tembok ruangan anaknya di rawat
Bugh.. bugh.. bugh.. bugh
Darah yg keluar dari kepala ezra tidak di hiraukannya, ia mencengkram tangan papanya tersebut dan menghempaskannya
Semua yang ada disitu tidak ada yg bergerak menghentikan hal tersebut sampai saat ••••
"Sudah om,lebih baik kita fokus cari pendonor untuk kenzo" ucap aksa yg lebih dewasa saat di situasi pelik seperti ini apalagi dia sangat tidak suka atas tindakan yg dilakukan om abraham kepada putri kandungnya tersebut terlebih disini semua berawal dari sahabatnya yg salah
"Tidak perlu mencari pendonor, anak sialan ini saja yg akan mendonorkan hatinya untuk kenzo." Ucap abraham berteriak kencang dengan emosi yg sama sekali belum reda bahkan ia sampai mengacungkan jari telunjuknya kepada putri yang tak ia anggap tersebut
Deg. Pelototan mata alex,apri dan gio yang begitu kaget, ternyata ada begitu di dunia ini orang tua yg tidak memikirkan perasaan anaknya. Dalam hati mereka merutuki tindakan abraham yg semena-mena bahkan belum mendengarkan sedikitpun penjelasan dari sang putri namun sudah di pukul begitu saja
"Kasihan sekali dia rasanya mau ku ajak main bersama anjing" bisik apri kepada gio
"Heh bocil itu bukan anjing itu kucing" sahut gio menimpali kegilaan sahabatnya yg tidao pernah tahu situasi itu
"Itu anjing bukan kucing" sewot apri kepada sahabatnya yang suka menjahili dirinya tersebut
Dan dibalas dengusan penuh sebal dari gio pada dirinya
"Diam," arti pelotoan/tatapan mata dari alex yg membungkam kedua manusia yg tidak tahu situasi tersebut bahkan dibarengi dengan raut datar dari wajahnya yg semakin dingin saja
"Kenapa papa nggak pernah membela ku sedikit pun, begitu tidak berharganya kah diriku yah"
Heeheh. Hehehe
Ezra terkekeh sendiri terhadap pertanyaan yg sudah ia tahu jawabannya itu.
"kenapa pah? Kenapa aku dibedakan? Kenapa aku tidak pernah dianggap?" pertanyaan dengan air mata sambil terkekeh itu begitu terlihat seram karena banyaknya darah menutupi wajah ezra saat ini.
"Yahhh, rasanya saya begitu muak terhadap dirimu itu. Donorkan hatimu terhadap kenzo setelah itu terserah kau.
Dan satu hal yg perlu kau tahu mulai hari ini kau bukan lagi anakku."
Muka datar dan amarah abrahman yg tanpa sadar begitu melukai hati kecil buah hati yang dulu dia begitu tunggu kehadirannya
Sesak, itulah yg di rasakan ezra. benar selama ini walaupun orang tuanya tidak peduli dan pilih kasih namun tidak bisa di pungkiri saat perkataan itu keluar dari mulut papa yg dulu sangat dia banggakan begitu sakit, ezra tak tahan lagi ia pun berteriak begitu kencangnya sambil berkata
"OK KALAU ITU YANG PAPA MAU, jika suatu saat nanti kebenarannya terungkap aku harap tidak ada penyesalan dari kalian semua. " Suara teriakan ezra begitu kencang bahkan ia mengacungkan jari telunjuknya kepada sang papa dan ditutup dengan suara berat dan penuh penekanan di akhir kalimatnya membungkam semua orang yg ada disana
Setelah nya ezra terduduk dan menjambak rambutnya, ia begitu kesal, benci, marah, rasanya saat ini ia ingin membunuh semua orang yg berada di hadapannya ini.
Lantas ia berdiri dan memukul tembok yg tak bersalah di sebelahnya.
"Aaaaaa." Teriakan dengan tangisan itu begitu pilu. Bahkan sahabat kakaknya terdiam tidak ada yg berani mengeluarkan suara apalagi melihat seberapa frustasinya ezra membuat mereka enggan untuk bicara bahkan bergerak sesenti pun tidak
Degg. Alex merasa iba dengan apa yg di alami ezra
Ia pun menghampiri ezra, lalu memeluknya dengan begitu eratnya. Ia menguatkan ezra melalui pelukan dan usapan lembut di bahu ezra.
"Om apakah tidak ada pendonor lain? Karena setahu saya jika operasi ini gagal ada kemungkinan salah satau atau bahkan keduanya bisa mati, karena keberhasilaan operasi ini memang cukup bagus tapi ini di ambil dari orang yg hidup yang bahkan berada dibawah tekanan" aksa mencoba menjelaskan risiko yg di hadapi nantinya kepada om abraham mungkin dengan begitu pikirannya akan terbuka, namun orang yang gengsi dan egonya lebih tinggi takan bisa kita ubah pola pikirnya itu. Hingga ucapan yang tidak pernah di duga akan keluar dari mulut seorang ayah kepada anaknya
"Kematianya adalah keinginanku, kehadirannya adalah sebuah aib serta kotoran yg menodai wajahku." Ucap abraham sambil menatap ezra dalam
Setelahnya ia berlalu darisana. Benar entah kenapa setelah mengatakan hal demikian ia seakan- akan merasakan hatinya tersusuk duri yg begitu dalam bayangan saat putrinya masih kecil terlintas begitu saja di ingatan hingga tanpa sadar ia pun menangis.
"Maafkan papa sayang, papa gagal jadi papa yg kamu mau,,hikss.hiksss"
"Papa gagal ezra, papa pengen rasanya peluk kamu tapi ego papa tidak bisa nak."
"Hiksss. Hiksss .. Tolong maafkan papa ezra"
"Tolong berjuanglah papa menyayangimu"
Kakinya begitu lemas bahkan ia sampak terjatuh karena saking lemasnya, tangan yang memukul dadanya sampai dengan meremas rambutnya sendiri. Tangisan kegagal seorang ayah yang begitu nyata namun semuanya sudah terlambat sebab luka yg dia timbulkan takan oernah bisa terobati kembali
Kita tinggalkan saja abraham yg sangat plin plan itu. Hahahahahh
Ehhh thor aku pun tidak mau plin plan, kau yg membuat ku begitu
Ya sudah terima saja nasib mu lagian jadi manusia kok main ego dan gengsian
Heh yg membuat ku jadi begini itu kau jangan salahkan aku. Dasar author gila
Ehhhh..
Sudah- sudah kita tinggalkan percakapan tidak waras diatas
Setelah kejadian tadi siang ezra tidak menampakan batang hidungnya lagi sampai saat dokter mengatakan pasien akan segera di operasi
Saat ini mereka semua berada di ruang tunggu operasi
Lampu hijau yg menandakan operasi berjalan lancar di dalam bahkan sampai dengan lambu biru yg menyala setelahnya sebagai penanda khusus hal tersebut justru membangkitkan ke khawatiran di benak mereka semua
"Haaa. " Helaan nafas sang mama elena membuat sang suami yg duduk di sampingnya merengkuh tubuh sang istri, ia pun takut akan terjadi sesuatu dengan kedua anaknya tapi mengingat ia adalah satu-satunya sandaran keluarganya saat ini ia tidak bisa menangis seperti istrinya saat ini ia hanya mampu menahan tamgisannya
"Pahh gimana kalau terjadi sesuatu sama kenzo, perasaan mama tidak enak seperti akan kehilangan hal yg paling berharga mama miliki" gusar elena kepada suaminya
"Sudah mama tenang saja semuanya akan baik-baik saja" jawab pak abraham sambil mengelus punggung istrinya sembari mengeratkan pelukannya terhadap istrinya.
'Yaa Tuhan jangan biarkan putraku kenapa-kenapa aku rela menukar nyawaku untuknya'. Batin mama elena saat ini. Ia begitu ketakutan karena entah kenapa perasannya mengatakan hal buruk, namun ia lupa bahwa ada satu anaknya juga didalam yg sama-sama berjuang mempertahankan nyawa mereka
'Bro gue yakin lu akan baik-baik saja, gue yakin lo orang kuat. Jangan biarkan pengorbanan adik lu sia-sia.' Batin aksa
'Kenapa aku merasa setelah ini akan ada kejadian besar.' Batin alex merasa gundah
'Kenzo monyet aku tahu kamu kuat karena kamukan kingkong jadi cepat sembuh yah.'Batin apri berbeda dari yg lain
'Kenapa gue merasa nih bocil punya doa yg aneh yah'. Batin gio sambil mengelengkan kepalanya ke kiri dan kanan.
Sampai saat lampu ruang operasi mati setelah 8jam mereka menunggu keberlangsungan operasi hingga.
Ceklek.
"Dokk gimana keadaan anak saya, apakah operasinya berhasil, apakah dia akan langsung sadar, apakah sekarang saya boleh menemuinya." Rentetan pertanyaan demi pertanyaan elena ajukan sebab ia begitu khawatir terhadap putranya
"Tenang dulu bu, begini sebelumnya saya minta maaf telah terjadi komplikasi yg menyebabkan."
Bughhh. Bughhh
Belum selesai ucapan dokter tersebut ia telah di tonjok oleh abraham
"Katakan apa yg terjadi!!!" bentaknya begitu kuat bahkan sampai lorong ruangan operasi itu menggema akan suara ya, urat leher bahkan mukanya yg merah menandakan begitu marahnya dia saat ini
"Maaf salah satu pasien meninggal dunia"
Deggg
Deggg
Deggg.
Siapakah yg meninggal dunia?
Yuk kita tunggu chapter berikutnya yg lebih seru
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments