Suara decitan burung dan kokokan ayam saling beradu menandakan bahwa hari sudah pagi. Manusia yang tertidur mulai terbangun untuk mengerjakan aktivitas mereka seperti biasanya.
tak terkecuali Dani. Dirinya mengerjapkan mata setelah tertidur pulas kemarin malam. Dia pun perlahan bangun dari tempat tidurnya. Hari ini hari yang sangat penting baginya dikarenakan ia akan menjalani meeting promosi dengan kliennya agar mendapatkan keuntungan untuk perusahaannya.
Dengan cepat, ia pun beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah 20 menit berlalu, Dani sudah rapi dengan mengenakan setelan pakaian formal yang membuatnya semakin tampan dan berkharisma.
"sudah jam setengah 7 nih"
Dani pun keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga menuju ke tempat makan untuk sarapan pagi. Di sana sudah ada papa dan mamanya yang sedang asik menyiapkan sarapan.
"pagi Ma.. Pa"
"pagi.. sudah siap kamu Dan?"
"siap dong hehe.. Hari ini sangat penting bagi Dani"
"materinya sudah kamu pelajari semua?"
"sudah Pa.. Papa tenang aja pokoknya semuanya beres"
"sudah-sudah, ayo sarapan dulu.. Dani makan yang banyak ya"
"oke Ma"
mereka pun berhenti berbicara dikarenakan sedang makan sarapan masing-masing. Sarapan kali ini hanya dibuatkan roti bakar selai saja karena Dani tidak suka makan yang berat-berat kalau pagi hari.
"oh iya Dan.. Nanti kamu setelah selesai meeting ke cafe XXX ya.. Nanti papa sama mama ada di sana" ujar papa.
"mau ngomongin soal kemarin itu bukan ma?"
"iya sayang.. Jangan lupa datang ya"
Dani hanya menjawab dengan anggukan dengan mulut yang tidak berhenti mengunyah makanannya.
"sudah selesai.. Ma, pa, aku pergi ke kantor dulu"
"iya hati-hati"
Dani pun beranjak dari tempat duduknya itu dan mengambil tas kerjanya. Melihat Dani yang sudah keluar untuk berangkat bekerja membuat kedua orang tua di sana sedikit gundah terutama sang ayah.
"Ma.. Apa mama yakin akan menjodohkan Dani dengan anak Pak Trisna dan Bu Henny? Kalau Dani menolak gimana?"
"ah papa.. Mama yang lebih tahu Dani. Di umurnya yang sekarang, dia sudah cocok untuk membina rumah tangga pa.. Lagi pula anaknya Bu Henny itu cantik, sarjana, seorang perawat lagi.. Gimana mama tidak menolak dia jadi mantu mama? Idaman mama banget"
pak Herman hanya menghela nafas mendengarkan perkataan istrinya itu. Rida ini memang agak keras kepala, jika ia sudah berkata A maka harus terkabul.
"ya sudah gimana baiknya mama saja. Tapi, kalau Dani menolak jangan memaksa dia ma"
"pasti Dani gak bakal menolak pa.. Percaya sama mama"
***
Di ruang meeting kantor, Dani sedang serius menerangkan apa yang akan dilakukan untuk keberhasilan proyek mereka bersama agar bisa menyelesaikan masalah publik dan juga memberikan banyak keuntungan untuk mereka semua. Penjelasan Dani sangat jelas dan rinci membuat klien yang mendengarkannya pun sangat senang dengan apa yang Dani ucapkan.
"nah begitu bapak-bapak sekalian.. Saya sudah menjelaskan semuanya, bagaimana pendapat anda semua?"
"bagus pak.. Saya rasa ini cocok untuk diterapkan tahun ini"
"seperti biasa.. Pak Dani memang hebat"
"hehe.. ini juga berkat kerja sama tim dan kalian.. Baiklah, untuk selanjutnya kita akan bicarakan lain waktu ya pak. Untuk saat ini, cukup sampai di sini dulu"
Mereka semua yang ada di sana mulai berkemas karena meeting tersebut sudah selesai.
"kami semua permisi pak Dani"
"iya, silakan.."
Setelah semuanya pergi, Dani menoleh ada sekretaris pribadinya bernama Angga.
"jadwal hari ini masih padat, Ga?"
"lumayan bos.. Bentar lagi anda harus melakukan meeting lagi dengan beberapa orang"
"huffftt.. Ya sudah, ayo"
***
Sementara di cafe XXX sudah ada satu keluarga yang sedang menunggu calon besan mereka datang. Siapa lagi kalau bukan Bu Henny, pak Trisna serta anak perempuannya.
Mereka adalah teman dekat Bu Rida saat masih sekolah dulu. Memang Rida dan Henny punya sedikit impian. Jika anak mereka terlahir berlawanan jenis, maka mereka akan menjodohkan anak-anak mereka setelah dewasa nanti. Dan sekarang akan kejadian hari ini.
"maa.. Masih lama tidak sih? Aku bosan nunggu terus" keluh anak gadisnya itu. Dia sudah tidak tahan lama menunggu. Mulutnya sudah tidak terkondisikan dengan memajukan bibirnya tanda bahwa dirinya sedang tidak mood.
"Sabar Milly.. Sebentar lagi mereka sampai"
"huffttt.. Cape deh.."
Gadis yang akan mereka jodohkan adalah putri kesayangan mereka bernama Ramilly Auliani Putri. Dia baru saja menyandang status perawat dan baru bekerja di salah satu rumah sakit swasta terkenal di kota itu. Dandanannya pun cukup nyentrik dari umurnya yang masih 24 tahun.
Milly terkenal dengan sifat yang egois, angkuh serta sombong dan manja. Karena anak tunggal jadi dia sangat dimanja oleh kedua orang tuanya. Tak heran jika banyak orang yang tidak menyukai Milly karena sifat sombongnya itu.
tak berselang lama, datanglah pasangan suami istri yang sudah berumur untuk menemui calon besan mereka.
"dimana mereka ya pa?"
Ya, mereka Herman dan juga Rida yang sudah datang ke cafe untuk menemui keluarga sahabatnya itu. Ia mengedarkan pandangannya ke semua sudut cafe dan melihat di salah satu meja ada beberapa orang yang sangat ia kenal.
"Henny!!!" panggil Rida dari pintu masuk.
Yang mereka terpanggil pun menoleh ke belakang.
"eh Ridaaa!!!"
Rida dan Henny pun saling berpelukan satu sama lain. Sementara untuk Trisna dan Herman hanya berjabat tangan saja.
"ya ampun sudah lama gak ketemu"
"hehe.. Maaf ya lama tadi macet soalnya"
"tidak apa-apa.. Eh iya kenalin, ini Milly anakku satu-satunya"
"halo Om.. Tante.." sapa Milly.
Rida terkejut saat melihat sosok Milly untuk pertama kalinya. Menurutnya Milly sangatlah cantik dan modis layaknya anak kota jaman kini. Rida langsung memeluk Milly yang akan menjadi calon menantunya kelak.
"ya ampun Milly.. kamu sudah besar ya.. Tambah cantik hehe, udah kerja?"
"sudah Tante di rumah sakit swasta di jalan Zx"
Rida syok saat mengetahui tempat bekerja Milly saat ini "rumah sakit yang besar itu?"
"iya Tante.." ujarnya sembari tersenyum manis.
"tuhkan pa.. Mama tidak salah pilih menantu"
"kalian, duduklah.. Tidak baik berdiri terus" ujar Trisna menawarkan mereka duduk di kursi yang kosong.
"eh iya.. Terima kasih"
Mereka pun yang tadinya berdiri mulai duduk mengisi kursi masing-masing.
"eh ngomong-ngomong anakmu mana? Tidak berangkat bareng kalian? Siapa sih namanya? Dani.. Ya.. Dani"
"iya.. Dani ada urusan di kantor jadi agak terlambat untuk datang ke sini"
"wahhh.. Jadi pemimpin perusahaan memang berat ya hehe.. Sudah lama tidak bertemu Dani, pasti dia sangat tampan kan?"
"sudah tentu dong.. Pokoknya serasi deh kalo bersanding dengan Milly" ujar Rida sembari tertawa pelan.
"Milly nanti kalau sudah ketemu Dani pasti langsung jatuh cinta"
"hahahaha..."
Sebelum kedatangan Dani, mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama mengenang masa lalu mereka yang pernah dialami.
***
"sudah selesai semua?"
"sudah bos.."
"Ga, kamu beresin semuanya ya.. Saya harus buru-buru pulang ada urusan di rumah"
"oh iya bos siap.."
Dani yang sibuk bekerja, teringat akan pesan kedua orang tuanya yang akan berkumpul di cafe jam 2 siang. Ini sudah jam 3 tadi dirinya baru selesai meeting.
"gue harus cepat"
Dengan posisi terburu-buru, ia melakukan mobilnya untuk mengarah ke alamat yang sudah di janjikan. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit, akhirnya ia sampai juga di cafe xx yang sudah mamanya beritahu. segera ia memarkirkan mobilnya diparkiran khusus.
Dani pun keluar dengan setelan baju kerja yang masih melekat ditubuhnya namun tanpa jas. Ia hanya mengenakan kemejanya saja tanpa dasi dan lengan panjangnya di gulung sampai siku.
Setelah itu, ia melihat mama dan papanya sedang mengobrol dengan satu keluarga yang Dani tidak kenal. Ia pun menghampiri kedua orang tuanya tersebut.
"maaf ma, pa.. Dani telat.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments